Anda di halaman 1dari 23

Motivasi Membangun Spirit Enterpreneurship

MAKALAH
Diajukan untuk Memenuhi Tugas pada Mata Kuliah: Entrepreneurship: Business
Plan
Dosen: Awang Dedy Kardeli, M.M.Pd.

Disusun oleh :

Salshabilla Rahma Tunisa 1182040117


Syi’ta Anni Marhamah 1182040138
Zahra Salamatul

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2021

1
KATA PENGANTAR

 Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
kemudahan bagi kami sebagai penyusun untuk dapat menyelesaikan tugas ini tepat
pada waktunya. Makalah ini merupakan tugas dari mata kuliah Pengelolaan
Pendidikan, yang mana dengan tugas ini kami sebagai mahasiswa dapat mengetahui
lebih jauh dari materi yang diberikan dosen pengampu.
Makalah yang berjudul tentang “Motivasi Membangun Spirit
Enterpreneurship”. Mengenai penjelasan lebih lanjut kami memaparkannya dalam
bagian pembahasan makalah ini. Dengan harapan makalah ini dapat bermanfaat,
maka kami sebagai penyusun mengucapakan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu menyelesaikan makalah ini.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu saya dalam penyelesaian makalah ini. Saran dan kritik yang membangun
dengan terbuka kami terima untuk meningkatkan kualitas makalah ini.

Bandung, 21 September 2021

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................2

DAFTAR ISI......................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 2

1.3 Manfaat Penulisan .................................................................................... 2

BAB II TINJAUAN TEORITIS ........................................................................................ 3

2.1 Pengertian ......................................................................................... 1

BAB III PEMBAHASAN ........................................................................................ 3

3.1 Pengertian Spirit Kewirausahaan .................................................................. 3

3.2 Mentalitas sprit Entreprenuership... .................................................................. 3

3.3 Karakteristik Entrepreneurship .................................................................. 3

BAB IV PENUTUP .............................................................................................. 14

4.1 Kesimpulan .................................................................................................. 14

4.2 Saran ............................................................................................................ 15

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 16

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kewirausahaan (Entrepreneurship) adalah proses mengidentifikasi,


mengembangkan, dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa
ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasil akhir
dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi risiko
atau ketidakpastian.
Wirausaha secara historis sudah dikenal sejak diperkenalkan oleh Richard
Castillon pada tahun 1755.Beberapa istilah wirausaha seperti di Belanda
dikenadengan ondernemer, di Jerman dikenal denganunternehmer. Pendidikan
kewirausahaan mulai dirintis sejak 1950-an di beberapa negara seperti Eropa,
Amerika, dan Kanada. Bahkan sejak 1970-an banyak universitas yang mengajarkan
kewirausahaan atau manajemen usaha kecil. Pada tahun 1980-an, hampir 500 sekolah
di Amerika Serikat memberikan pendidikan kewirausahaan.
DI Indonesia, kewirausahaan dipelajari baru terbatas pada beberapa sekolah
atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan tantangan
seperti adanya krisis ekonomi, pemahaman kewirausahaan baik melalui pendidikan
formal maupun pelatihan-pelatihan di segala lapisan masyarakat kewirausahaan
menjadi berkembang.
Wirasusaha adalah keberanian, keutamaan serta keperkasaan dalam
memenuhi kebutuhan serta memecahkan permasalahan hidup dengan kekuatan yang
ada pada diri sendiri. Manusia wiraswasta mempunyai kekuatan mental yang tinggi
sehingga memungkinkan ia melompat dan meluncur maju kedepan di luar
kemampuan rata-rata, adakalanya wiraswatawan tidak berpendidikan tinggi.
Orang yang melakukan kegiatan kewirausahaan disebut wirausahawan.
Muncul pertanyaan mengapa seorang wirausahawan (entrepreneur) mempunyai cara
berpikir yang berbeda dari manusia pada umumnya. Mereka mempunyai motivasi,
panggilan jiwa, persepsi dan emosi yang sangat terkait dengan nilai nilai, sikap dan
perilaku sebagai manusia unggul.
Banyak hal yang mendorong seseorang untuk menjadi seorang
wirausahawan, diantaranya dorongan teman, dorongan ini cukup berpengaruh

4
terhadap semangat membuka suatu usaha, karena kita dapat berdiskusi lebih bebas,
dibandingkan dengan orang lain, teman bisa memberikan dorongan, pengertian,
bahkan bantuan, tidak perlu takut terhadap kritikan.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang yang telah dibahas di atas maka masalah yang muncul
adalah bagaimana hakekat dari kewirausahaan dan apa yang menjadi spirit dari
kewirausahaan itu sendiri.

1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui hakekat dari
kewirausahaan dan menjadi orang yang memiliki spirit kewirausahaan.

5
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

2.1 Pengertian

Istilah wirausaha berasal dari kata entrepreneur (bahasa prancis) yang


diterjemahkan kedalam bahasa inggris dengan arti between taker atau go-
between.Dan pada abad pertengahan berarti aktor atau orang yang bertanggung jawab
dalam proyek produksi berskala besar.

Geoffrey G. Meredith et al (2000) menjelaskan seorang wirausaha adalah


orang-orang yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai kesempatan-
kesempatan bisnis, dan mengumpulkan sumber-sumber daya yang dibutuhkan guna
mengambil keuntungan dari padanya dan mengambil tindakan yang tepat guna
memastikan sukses.

Dalam Konteks management seseorang yang memiliki kemampuan dalam


menggunakan sumber daya seperti financial (money), bahan mentah (matrials), dan
tenaga kerja (labors), untuk menghasilkan suatu produk baru, bisnis baru, proses
produksi atau pengembangan organisasi usaha.

Secara garis besar wirausaha adalah mereka yang melakukan upaya-upaya


kreatif dan inovatif dengan jalan mengembangkan ide dan meramu sumber daya
untuk menemukan peluang dan perbaikan hidup.

Arti kata spirit dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia merupakan semangat
yang tinggi merupakan salah satu factor kemenangan.Spirit merupakan satu bagian
yang sangat prinsip atau yang dirasakan dalam kehidupan manusia dan merupakan
bagian dari suasana hati atau posisi emosi yang merupakan karakteristik gelora,
semangat, gairah, kegembiraan dalam melakukan suatu hal.

Semangat dan gairah merupakan hal yang menarik untuk dijelaskan lebih
detail. Tampaknya sama namun memiliki inti yang berbeda.

Semangat merupakan energy untuk mengerjakan suatu pekerjaan karena ada


keinginan dan hasrat untuk mencapainya, yaitu ada unsur manfaat dan
tujuan.sedangkan gairah merupakan energy yang diperlukan dalam mengerjakan

6
suatu pekerjaan karena ada unsur kecintaan, kesukaan, dan hobi di dalamnya
(love).Jadi, bukan semata-mata karena manfaat dan tujuannya.

Kewirausahaan pada hakekatnya adalah sifat, ciri dan watak seseorang yang
memiliki kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif kedalam dunia nyata secara
kreatif. Sedangkan yang dimaksud dengan seorang wirausahawan adalah orang–
orang yang memiliki kemampuan melihat dan menilai kesempatan-kesempatan
bisnis; mengumpulkan sumber daya-sumber daya yang dibutuhkan untuk mengambil
tindakan yang tepat, mengambil keuntungan serta memiliki sifat, watak dan kemauan
untuk mewujudkan gagasan inovatif kedalam dunia nyata secara kreatif dalam rangka
meraih sukses atau meningkatkan pendapatan.

Ada 6 hakekat penting kewirausahaan sebagai berikut ( Suryana,2003 : 13),


yaitu :

1. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang


dijadikan dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat,
proses, dan hasil bisnis (Acmad Sanusi, 1994).
2. Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu
yang baru dan berbeda (ability to create the new and different) (Drucker,
1959).
3. Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi
dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk
memperbaiki kehidupan (Zimmerer. 1996).
4. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai suatu
usaha (start-up phase) dan perkembangan usaha (venture growth)
(Soeharto Prawiro, 1997).
5. Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang
baru (creative), dan sesuatu yang berbeda (inovative) yang bermanfaat
memberi nilai lebih.
6. Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan
mengkombinasikan sumber-sumber melalui cara-cara baru dan berbeda
untuk memenangkan persaingan.

7
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Spirit Wirausaha

Negara maju umumnya memiliki wirausaha yang lebih banyak ketimbang


negara berkembang, apalagi miskin. Amerika Serikat, misalnya, memiliki wirausaha
11,5 persen dari total penduduknya. Sekitar 7,2 persen warga Singapura adalah
pengusaha sehingga negara kecil itu maju.

Indonesia dengan segala sumber daya alam yang dimilikinya ternyata hanya
memiliki wirausaha tak lebih 0,18 persen dari total penduduknya. Secara historis dan
konsensus, sebuah negara minimal harus memiliki wirausaha 2 persen dari total
penduduk agar bisa maju. Untuk itu, bagi kita bangsa Indonesia sumber energy yang
dibutuhkan dalam kegiatan kewirausahaan atau kegiatan apapun adalah mempunyai
semangat dan gairah untuk mengerjakannya.Kedua-duanya adalah satu dan menjadi
sumber energy (motivasi) dalam berwirausaha. Kita juga buku dynamo stater atau
pematik agar sumber energy itu bisa ‘menyala’ (bergairah dan bersemangat) terus
menerus, yaitu komitmen dalam memilih jalan karir sebagai wirausaha yang sukses
dan cerdas. Kunci penting dalam menciptakan semangat kewirausahaan itu bisa
disebabkan oleh beberapa factor, yaitu:

1. Figure bagi seseorang guna membangkitkan semangat; karena melihat ong


itu sukses dan kaya, maka ia ingin menjadi seperti orang itu.
2. Suka mencari tantangan baru untuk menciptakan gairah, yaitu cinta akan
kewirausahaan.
3. Kepepet atau keterpaksaan karena harus tetap bertahan dan hidup semangat
bisa muncul karena keinginan untuk tetap bertahan hidup.
4. Keinginan untuk memperbaiki taraf hidup yang lebih baik lagi; tidak ingin
miskin selamaya.
5. Mengalami kegagalan dalam meniti karir pekerjaan dan mengambil jalan
pintas untuk semangat menjadi wirausahawan.
6. Memang cita-cita sejak kecil untuk menjadi wirausahawan.

Kewirausahaan bisa diterapkan dalam semua bidang seperti kampus, di


tempat kerja, saat melakukan kegiatan sehari-hari, atau ketika memutuskan dan

8
menjalankan sebuah unit usaha.Keterampilan wirausaha itu ada pada setiap orang
termasuk mahasiswa, tetapi yang sering terjadi adalah kemampuan kewirausahaan
tidak dimunculkan, dioptimalkan dan digunakan sebagaimana mestinya.Hal itu terjadi
karena kita terjebak oleh pola pikir logika yang selalu mengutamakan kenyamanan,
bebas dari risiko, memilih solusi yang pasti sehingga kemampuan berpikir kita jarang
gunakan. Namun disisi lain ada juga orang yang memanfaatkan kemampuan
berwirausaha mereka dengan maksimal seiring dengan perkembangan dan kemajuan
teknologi dan bidang lainnya.
Perkembangan ilmu pengetahuan, social, ekonomi, politik, budaya,
teknologi, kesejahteraan telah menciptakan gap dia antara factor-faktor yang
mempengaruhi perkembangan.Gap yang muncul akan menyebabkan perubahaan
status social, perilaku, gaya hidup, kebutuhan, keinginan selera, dan sebagainya
sehingga bisa membangkitkan sebuah inspirasi bisnis sehingga pada akhirnya
memunculkan peluang bisnis.
Munculnya peluang bisnis yang baru akan menstimulus munculnya
entrepreneur-entrepreneur muda. Hal inilah yang mendorong muculnya spirit of
entrepreneurship seiring dengan perubahan dan perkembangan ekonomi. Ada
beberapa factor yang menstimulus spirit of entrepreneurship, yaitu:
1. Evolusi produk
Peubahan produk akan menimbulkan perubahan kebutuhan yang
memunculkan sebuah peluang baru.
2. Evolusi ilmu pengetahuan
Perubahan ilmu pengetahuan akan menimbulkan inspirasi produk baru dan
begitu seterusnya.
3. Prubahan gaya hidup, selera, dan hobi
Peubahan gaya hidup akan menimbulkan keinginan akan produk yang
berbeda.
4. Perubahan teknologi
Berkembangnya teknologi dan semakin canggihnya teknologi akan
menciptakan produk, suasana, dan gaya hidup yang berbeda.
5. Perubahan budaya
Perkembangan gaya hidup, pendapatan, selera, teknologi, dan sebagainya
akan mengubah budaya seseorang, sehingga hal ini mempengaruhi kebutuhan
akan produk yang berbeda di setiap tempat.

9
Joseph A. Schumpeter, ekonom asal Austria yang kemudian menetap di
Amerika (1883 – 1950) mengatakan bahwa perilaku dan sifat entrepreneur yang khas
adalah kemampuannya, kecerdasannya dan keberaniannya yang ditopang oleh
ketetapan hatinya dan keteguhan jiwanya untuk melancarkanusaha yang serba baru
dengan melihat pada kemungkinan-kemungkinan potensial di masa depan dan
berhasil menjelmakan menjadi kenyataan efektif.
Satu hal dari pandangan Schumpeter yang menggugah adalah penilainnya
tentang entrepreneur yang sama sekali berbeda dengan pengusaha (businessman).
Entrepreneur memiliki “sikap jeli” terhadap kemungkinan potensial yang terbayang
dalam perkembangan masa depan, kemudian mampu merintis dan mengatur inovasi,
menempuh pola baru dalampenggunaan sumber dana dan daya produksi dalam suatu
kombinasi optimal yang baru pula (neue Kombination).
Entrepreneur cenderung menggunakan enerjinya untuk melakukan dan membangun
suatu kegiatan, ketimbang hanya melakukan pengamatan dan analisis. Dengan
visinya, entrepreneur itu dengan sadar memperhitungkan risiko, baik secara personal
maupun finansial dan kemudian melakukan apa saja agar bisa mengurangi risiko dan
kemungkinan gagal. Kewirausahaan adalah kemampuan untuk mengindera (sensing)
suatu peluang, ketika yang lain masih melihatnya sebagai suatu yang kontradiksi, dan
membingungkan. Entrepreneur itu memiliki know-how bagaimana menemukan
sesuatu, merangkai, dan mengendalikan sumber-sumber (yangkadang-kadang
dimiliki oleh orang lain) untuk mewujudkan tujuannya.
Modal paling mendasar menjadi wirausahawan adalah tekad dankeberanian
mengambil dan menghitung resiko. Tanpa ini, diberi modal sebesar apapun, tidak
akan pernah menjadi wirausahawan. Kalau sudah ada keberanian, kita beri
kesempatan bagaimana mengelola bisnis dengan baik.
Kewirausahaan adalah lebih kepada spirit, bukan sekedar yang terlihat secara kasat
mata.Bisa saja orang yang sehari-harinya berbisnis tapi di dalam dirinya tidak
terdapat spririt kewirausahaan.

3.2 Mentalitas sprit Entreprenuership

Sikap mental dan kepribadian merupakan unsur penting sebagai dasar dan titk
tolak mencapai keberhasilan bisnis. Orang tidak dapat memperbaiki dan
mempertinggi kepribadiannya, bila mereka tidak percaya diri atas kemampuan yang

10
dimiliki. Amanah, jujur, disiplin, tekun, selalu berpandangan positif adalah bagian
dari sikap mental seorang wirausaha. Dengan demikian orang akan terbatas dari rasa
khawatir mengenai diri dan akan menghadapi kehidupan beserta masalahnya secara
realistis karena itu diusahakan:

1. Mengembangkan persahabatan dengan siapapun.


2. Pergaulan yang bermanfaat.
3. Perlu selalu dibina kepribadian yang menarik dan menyenangkan.

Sifat yang menjadi landasan bagi suatu kepribadian unggul menawan perlu selalu
diperbaiki, hilangkan faktor-faktor yang negatif dan selalu dikembangkan faktor-
faktor yang positif sebagai dasarnya.

Kelemahan sikap mental adalah sikap mental negatif dan tingkah laku yang
ersumber pada sikap berpikir negatif. Oleh Koentjaraningrat dalam kebudayaan,
mentalitet dan pembangunan menyatakan kelemahan mental bangsa Indonesia yaitu:

• Sifat mentalitet yang meremehkan waktu.


• Sifat mentalitet yang suka menerobos.
• Sifat tidak percaya pada diri sendiri.
• Sifat tidak berdisiplin murni.
• Sifat mentalitet yang suka megorbankan tanggung jawab yang kokoh.

Melihat keterbatasan dan kelemahan yang ada, maka bantuan pemerintah untuk
mendorong tumbuh dan kegairahan usaha swasta kecil maupun sedang sangat
diperlukan. Namun perlu disadari bahwa kunci keberhasilan terletak pada dirinya
sendiri, yaitu pada sikap mental dan kepribadiannya. Sikap mental dan kepribadian
wiraswasta adalah modal dasar wirausaha. Sikap mental dan kepribadian merupakan
unsur penting sebagai dasar dan titik tolak mencapai hasil dalam perjuangan hidup.
Pembinaan mental dan kepribadian ini dapat dikatakan lebih menitikberatkan
kepada, kejujuran, ketekunan, keuletan, kemauan, tangggung jawab, percaya diri,
rajin berdaya upaya, tidak cepat putus asa, pemikiran diri sendiri, tidak mengharap
belas kasihan, lebih banyak berpikir dan berbuat kreatif, dan sebagainya. Kepribadian
adalah keseluruhan dari sifat-sifat jasmani, pikiran, jiwa dan watak seseorang
sehinggga membedakan seseorang dari orang lain, baik dalam individualitas maupun
budi pekertinya. Kepribadian yang baik merupakan kekuatan menciptakan sesuatu

11
yang menakjubkan, dan memiliki nilai paling tinggi untuk mencapai suatu
keberhasilan. Kemauan keras dapat diartikan adanya komitmen yang tinggi dalam
diri seorang, sehingga tidak akan pernah menyerah sebelum berhasil memperoleh
cita-citanya. Beberapa yang dapat dilakukan untuk menumbuhkan keyakinan yang
kuat dalam jiwa kita adalah sebagai berikut:

1. Kita harus mengenal diri kita sendiri sebagai makhluk yng memiliki kelemahan,
tetapi memperoleh anugerah kekuatan dari Tuhan untuk mengatasi kelemahan
kita.
2. Kita harus percaya kepada diri sendiri bahwa kita memiliki potensi yang tidak
kurang kuatnya dengan yang dimiliki orang lain.
3. Kita harus mengetahui dengan jelas terhadap tujuan-tujuan serta kebutuhan kita
dimana kita bisa mendapatkannya, bagaimana cara mendapatkannya serta kapan
dan beberapa lama target waktu untuk mencapainya.

Secara ringkas dapat disimpulkan bahwa manusia yang bersikap mental


wirausaha setidak-tidaknya memiliki enam kekuatan mental yang membangun
kepribadian yang kuat. Kekuatan mental yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1. Berkemauan keras.
2. Berkeyakinan kuat atas kekuatan pribadi sehingga diperlukan:
a. Pengenalan diri.
b. Kepercayaan pada diri sendiri.
c. Pemahaman tujuan dan kebutuhan.
3. Kejujuran dan tanggung jawab yang tinggi sehingga diperlukan adanya:
a. Moral yang tinggi.
b. Disiplin diri sendiri.
4. Ketahanan fisik.
a. Kesehatan jasmani dan rohani.
b. Kesabaran
c. Ketabahan.
5. Ketekunan dan keuletan untuk bekerja keras.
6. Pemikiran yang konstruktif dan kreatif.

12
Sikap mental wirausaha juga dapat ditingkatkan dengan menumbuhkan
kepekaan jiwa wirausaha terhadap arti lingkungan. Dengan memiliki kepekaan
terhadap arti lingkungan maka wirausaha akan lebih berhasil dalam menyusun
strategi serta bentuk usaha atau bentuk pelayanan bagi orang-orang yang
mengharapkan bantuannya. Hal-hal yang harus diperhatikan agar para
wirausahawan memilki rasa peka terhadap arti lingkungan bagi kehidupannya,
antara lain:
1. Pengenalan terhadap arti lingkungan.
2. Kepedulian terhadap kondisi lingkungan yang berada disekitarnya.
3. Rasa syukur tehadap atas segala yang diperoleh atau dimiliki.
4. Keinginan yang besar untuk menggali dan mendayagunakan sumber-sumber
ekonomi lingkungan setempat.
5. Kepandaian untuk mengahargai dan memanfaatkan waktu secara efektif

3.3 Karakteristik Entrepreneurship

Seorang wirausaha sekurang-kurangnya memiliki 12 (dua belas) karakteristik


yaitu (1) motif berprestasi, (2) selalu perspektif, (3) berdaya cipta tinggi, (4) memiliki
perilaku inovatif tinggi, (5) memiliki komitmen dalam pekerjaan, (6) memiliki etos kerja
dan tanggung jawab, (7) mandiri atau tidak tergantung pada orang lain, (8) berani
menghadapi resiko, (9) selalu mencari peluang, (10) memiliki jiwa kepemimpinan, (11)
memiliki kemampuan manajerial dan (12) memiliki kemampuan personal.

a) Motivasi untuk Berprestasi

Motivasi berasal dari bahasa latin yang berarti “movere” yang berarti to move
atau menggerakkan (Steers dan Porter, 1991). Sedangkan Suriasimantri berpendapat
bahwa motivasi merupakan dorongan, hasrat, atau kebutuhan seseorang untuk berperilaku
tertentu guna mencapai tujuan tertentu. Motif akan menghasilkan mobilisasi energi
(semangat) dan menguatkan perilaku seseorang, serta kendaraan untuk membawa dan
mengarahkan perilaku seseorang (Beck, 1990). Seseorang memiliki minat berwirausaha
karena adanya motif tertentu, yaitu motif berprestasi (achievement motive). Motif
berprestasi merupakan nilai sosial yang menekankan pada hasrat untuk mencapai yang
terbaik guna mencapai kepuasan secara pribadi (Gede A.S dalam Suryana, 2003). Faktor
dasar yang melandasi motivasi adalah kebutuhan yang harus dipenuhi. Maslow (1934)
menjelaskan teori motivasi dengan menjelaskan tingkatan kebutuhan sebagai landasan

13
yang melatar belakangi lahirnya motivasi bagi seseorang, yaitu (1) kebutuhan fisik
(physiological needs), kebutuhan akan keamanan (security needs), kebutuhan harga diri
(esteem needs) dan kebutuhan akan aktualisasi diri (self-actualization needs). Faktor yang
mempengaruhi timbulnya motivasi terdiri atas faktor pendorong dan faktor pemelihara
(Herzberg). Faktor pendorong timbulnya motivasi terdiri atas kebersihan, pengakuan,
kreativitas dan tanggung jawab, sedangkan faktor pemelihara motivasi meliputi
lingkungan kerja, insentif kerja, hubungan kerja dan keselamatan kerja. Kebutuhan
berprestasi wirausaha terlihat dalam bentuk tindakan untuk melakukan sesuatu yang lebih
baik dan lebih efisien dibandingkan sebelumnya. Ciri-ciri seorang wirausaha yang
memiliki motif berprestasi menurut Suryana (2003) adalah (1) ingin mengatasi sendiri
kesulitan dan persoalan-persoalan yang timbul pada dirinya,(2) selalu memerlukan umpan
balik yang segera untuk melihat keberhasilan atau kegagalannya (3) memiliki tanggung
jawab personal yang tinggi, (4) berani menghadapi resiko dengan penuh perhitungan, (5)
menyukai tantangan dan melihat tantangan secara seimbang. Berdasarkan teori atribusi
Weiner (Gedler, 1991) ada 2 (dua) hal penyebab seseorang berhasil atau berprestasi
dalam usaha, yaitu penyebab instrinsik dan ekstrinsik. Penyebab instrinsik terdiri atas (1)
kemampuan, (2) usaha, (3) suasana hati atau mood, seperti kelelahan dan kesehatan.
Sedangkan lokus penyebab ekstrinsik meliputi (1) sukar tidaknya tugas, (2) nasib baik
atau keberuntungan dan (3) pertolongan orang lain.

b) Selalu Perspektif

Selalu prespektif mencerminkan bahwa seorang wirausahawan harus berfikir,


berusaha dan memanfaatkan peluang dengan penuh perhitungan untuk meraih masa
depannya secara optimis. Untuk mencapai masa dengan yang optimis, maka seorang
wirausaha harus mempunyai kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru serta
berbeda dengan yang sudah ada (ability to create the new and different). Orang yang
selalu memandang masa depan secara optimis, akan mempunyai dorongan untuk berkarsa
dan berkarya dalam menyongsong masa depannya. Itulah sebabnya Drucker (1959)
menekankan pada ability to create the new and different sebagai kunci utamanya. Masa
depan adalah suatu kejadian (event) yang mengandung ketidak pastian (uncertainty).
Maka dalam menyongsong masa depan tersebut seorang wirausaha harus mampu
memperhitungkan resiko yang timbul dan dengan cerdas dan tabah menghadapi tantangan
akibat pilihan yang diambilnya. Pada akhirnya, dapat dinyatakan bahwa seorang
wirausaha yang berjiwa kewirausahaan selalu tidak akan puas dengan hasil yang

14
dicapainya dan akan terus mencari peluang baru untuk memperbaiki dan mengembangkan
kehidupan usahanya agar lebih baik dibandingkan yang sudah dicapainya.

c) Memiliki Kreativitas (Daya Cipta) Tinggi

Memiliki kreativitas tinggi berarti mempunyai kemampuan untuk berfikir yang


baru dan berbeda (thinking new thing and different). Namun demikian untuk berfikir
yang baru dapat bersumber dari sesuatu yang lama, tetapi dilakukan dengan cara-cara
yang baru dan tidak harus seluruhnya baru. Zimmerer dalam Suryana (2003)
menyebutkan bahwa ide-ide kreativitas sering muncul ketika seorang wirausaha melihat
sesuatu yang lama dan berfikir sesuatu yang baru dan berbeda. Kreativitas adalah berfikir
untuk menciptakan sesuatu dari yang asalnya tidak ada (generating something from
nothing). Sedangkan inovasi adalah kemampuan untuk menerapkan kreativitas dalam
rangka memecahkan persoalan-persoalan dan peluang untuk meningkatkan dan
memperkaya kehidupan (Suryana, 2003). Dengan demikian kreativitas (daya cipta)
mengandung beberapa aspek penting, antara lain (1) menciptakan sesuatu yang
sebelumnya tidak ada (generating something from nothing, (2) muncul ketika melihat
sesuatu yang lama dan berfikir sesuatu yang baru dan berbeda (arise when look at
something old and think something new and different), dan (3) menggantikan sesuatu
dengan sesuatu yang lebih sederhana dan lebih baik (change something with something
more simple and better). Dengan demikian rahasia kewirausahaan adalah menciptakan
nilai tambah barang dan jasa dengan menerapkan kreativitas dan inovasi untuk
memecahkan masalah dan meraih peluang yang dihadapi setiap hari tanpa menunggu
perintah (berinisiatif sendiri). Zimmerer (1996) menyebutkan adanya 7 (tujuh) tahap
dalam proses berfikir kreatif dalam kewirausahaan, yaitu :

Tahap 1 : Persiapan (Preparation)

Tahap 2 : Penyelidikan (Investigation)

Tahap 3 : Transformasi (Transformation)

Tahap 4 : Penetasan (Incubation)

Tahap 5 : Penerangan (Illumination)

Tahap 6 : Pengujian (Verification)

15
Tahap 7 : Implementasi (Implementation) Inisiatif (ide-ide) (Tahap-1) Kreativitas (daya
cipta) (Tahap-2) Inovasi (penerapan kreativitas) (Tahap-3) Bagan 2. Tahap – Tahap
Inovasi Jurnal Ilmu dan Budaya, Vol. 40, No.56,Mei 2017 6560

d) Memiliki Perilaku Inovatif Tinggi

Memiliki perilaku inovatif tinggi merupakan salah satu kunci dari semangat
berwirausaha. Sebenarnya setiap orang dibekali talenta atau jiwa wirausaha walaupun
dalam derajat kapabilitas yang berbeda-beda. Jika jiwa wirausaha atau talenta tersebut
diberikan wadah yang baik, maka perkembangan dan kemajuannya akan memberikan
hasil sebagaimana mana yang diharapkan. Jiwa wirausaha yang terdapat pada setiap
orang itu tumbuh karena beberapa hal (1) setiap orang pasti memiliki cita-cita, impian dan
harapan untuk meningkatkan kualitas hidup, (2) setiap orang mempunyai intuisi untuk
bekerja dan berusaha, (3) setiap orang mempunyai daya imajinasi yang dapat digunakan
untuk berfikir kreatif, (4) setiap orang mempunyai kemampuan untuk belajar sesuatu
yang sebelumnya tidak dikuasainya. Oleh sebab itu Suryana (2003) menunjukkan adanya
kiat-kiat berwirausaha yang sukses dan dapat diterapkan pada berbagai tingkatan IQ
adalah sebagai berikut : 1) Digerakkan oleh ide dan impian (visi). 2) Lebih mengandalkan
kreativitas. 3) Menunjukkan keberanian. 4) Percaya pada hoki, tetapi lebih percaya pada
dunia nyata. 5) Melihat masalah sebagai peluang. 6) Memilih usaha sesuai hobi dan
minat. 6) Mulai dengan modal seadanya. 7) Senang mencoba hal baru. 8) Selalu bangkit
dari kegagalan, dan 9) Tidak mengandalkan gelar akademis semata-mata.

e) Memiliki Komitmen dalam Pekerjaan

Memiliki komitmen dalam pekerjaan memberikan makna bahwa setiap wirausaha


hendaknya komit dalam mengelola usahanya yang dilakukan dengan cara bersungguh-
sungguh dan memberikan curahan perhatian sepenuhnya. Oleh sebab itu seorang
wirausaha yang komit atas pekerjaannya tidak akan membiarkan usahanya berjalan di
tempat, tetapi selalu berfikir dan berusaha agar usahanya itu dapat berkembang dan
mempunyai keunggulan kompetisi dengan yang lainnya. Untuk maksud tersebut, maka
seorang wirausahawan harus sepenuh hati dalam menjalankan usahanya dan berani
mengambil resiko usaha yang sudah diperhitungkan sebelumnya. Wirausahawan yang
komit terhadap pekerjaannya harus berani bangkit dari kegagalannya dan menjadikan
masalah yang dihadapi sebagai peluang. Tidak setengah-setengah dalam mengelola usaha
dapat diartikan bahwa seorang wirausahawan harus memiliki semangat kewirausahaan.

16
Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 1995 memberikan petunjuk tentang semangat
kewirausahaan yang meliputi : 1) Mempunyai kemauan kuat untuk berusaha dengan
semangat mandiri; 2) Mampu membuat keputusan yang tepat dan berani mengambil
resiko; 3) Kreatif dan innovatif;; 4) Tekun, teliti dan produktif; 5) Berkarya dengan
semangat kebersamaan dan etika bisnis yang sehat.

f) Memiliki Etos Kerja dan Tanggung Jawab

Etos kerja akan membentuk suatu produktivitas sedangkan tanggung jawab akan
menumbuhkan wirausaha yang adil dan bertanggung jawab terhadap semua pemangku
kepentingan (stakeholder) yang berhubungan dengan usaha dan hasil usahanya. Dalam
pengertian bisnis modern, tanggung jawab tersebut ditunjukkan dengan adanya tanggung
jawab sosial (social responsibility) antara lain dengan melindungi stakeholder dan
lingkungannya dari adanya kerugian moril maupun material atas keberadaan perusahaan
dan hasil produksinya. Mengenai etos kerja Max Weber menyatakan bahwa etos kerja
orang Jerman adalah rasional, disiplin tinggi, kerja keras, berorientasi pada kesuksesan
material, hemat dan bersahaja, tidak mengumbar kesenangan dan investasi. Sinamo H.J
(1999) mengembangkan 8 (delapan) etos kerja unggulan yang meliputi unsur-unsur : 1)
Kerja itu suci, kerja adalah panggilanku dan aku sanggup bekerja benar. 2) Kerja itu
sehat, kerja adalah akutualisasiku dan aku sanggup bekerja keras. 3) Kerja itu rahmat,
kerja adalah terimakasihku dan aku sanggup bekerja tulus. 4) Kerja itu amanah dan kerja
adalah tanggung jawabku dan aku sanggup bekerja tuntas. 5) Kerja itu seni, kerja adalah
kesukaanku dan aku snggup bekerja kreatif. 6) Kerja itu ibadah, kerja adalah
pengabdianku dan aku sanggup bekerja bersungguh-sungguh. 7) Kerja itu mulia, kerja
adalah pelayananku dan aku sanggup bekerja sempurna. 8) Kerja itu kehormatan, kerja
adalah kewajibanku dan aku sanggup bekerja unggul

g) Mandiri atau Tidak Tergantung Orang Lain

Mandiri atau tidak tergantung kepada orang lain akan menumbuhkan


kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (create new and
different). Melalui kemandirian dalam berfikir kreatif dan bertindak inovatif, seorang
wirausaha dapat menciptakan peluang dalam menghadapi tantangan hidup. Oleh sebab
itu, seorang wirausaha harus mempunyai kemampuan kreatif dalam mengembangkan ide
dan pikirannya terutama dalam menciptakan peluang usaha bagi dirinya dan bagi orang
lain. Dengan demikian seorang wirausaha dituntut untuk selalu menciptakan hal yang

17
baru dengan jalan mengkombinasikan sumber daya Sikap dan Perilku Wirausahawan
yang ada disekitarnya melalui pengembangan teknologi baru, menemukan pengetahuan
baru, menemukan cara baru untuk menghasilkan barang dan jasa yang berbeda dari
kompetitornya secara lebih efisien, memperbaiki produk yang sudah ada dan menemukan
cara baru untuk memberikan kepuasan kepada para konsumennya.

h) Berani Menghadapi Resiko

Berani mengambil resiko tidak sama dengan spekulasi. Artinya resiko yang
ditanggung oleh seorang wirausahawan adalah resiko yang sudah diperhitungkan secara
matang. Richard Cantillon adalah orang yang pertama menggunakan istilah entrepreneur
dan mengatakan bahwa entrepreneur adalah seseorang yang berani menanggung resiko.
Keberanian menanggung resiko yang disertai perhitungan yang mapan merupakan
karakteristik wirausaha yang unggul. Keberanian untuk menangung resiko juga
merupakan peubah pertama yang mendorong timbulnya inisiatif dan mendorong sifat
untuk menyukai usaha-usaha yang lebih menantang. Namun, resiko yang menjadi nilai
dalam kewirausahaan adalah resiko yang sudah diperhitungkan dan penuh realistis.
Pilihan terhadap alternatif resiko yang diambil tergantung pada beberapa faktor, yaitu : 1)
Daya tarik setiap alternatif. 2) Kesediaan untuk menanggung kerugian. 3) Perhitungan
terhadap peluang sukses atau gagal. Selain itu, kemampuan untuk melalukan pilihan
terhadap alternatif resiko yang diambil tergantung dari beberapa faktor, yaitu : 1)
Keyakinan pada diri sendiri. 2) Kesediaan untuk menggunakan kemampuan dalam
mencari peluang dan kemungkinan mendapatkan keuntungan. 3) Kemampuan untuk
menilai situasi resiko secara realistis. Keberanian dalam mengambil resiko terkait
langsung dengan kepercayaan pada diri sendiri. Dengan demikian, semakin besar
keyakinan seseorang pada kemampuan sendiri, maka semakin besar pula keberaniannya
dalam mengambil resiko yang diperhitungkannya sebagai tindakan yang kreatif inovatif.
Oleh sebab itu, orang yang berani mengambil resiko diketemukan pada pada orang-orang
yang kreatif dan inovatif dan merupakan bagian terpenting dari perilaku kewirausahaan
(Suryana, 2003).

i) Selalu Mencari Peluang

Selalu mencari peluang dimaknakan bahwa seorang wirausaha yang mempunyai jiwa
kewirausahaan harus memberikan tanggapan positif terhadap peluang yang ada dalam
kaitannya dengan mendapatkan keuntungan untuk usahanya (organisasi bisnis) atau

18
memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat (organisasi nirlaba). Pakerti
(1997), mengartikan kewirausahaan sebagai tanggapan terhadap peluang usaha yang
terungkap dalam seperangkat tindakan serta membuahkan hasil berupa organisasi usaha
yang melembaga, produktif dan inovatif. Stevenson memahami kewirausahaan sebagai
suatu pola tingkah laku manajerial yang terpadu dalam upaya pemanfaatan peluang-
peluang yang tersedia tanpa mengabaikan keterbatasan sumber daya yang dimiliki dan
Drucker menekankan bahwa seorang wirausaha harus mampu mengalihkan alokasi
sumber dayanya dari bidang-bidang yang memberikan hasil rendah ke bidang lain yang
memberikan hasil tinggi. Pada akhirnya Mossi menyatakan bahwa wirausaha adalah
seseorang yang merasakan adanya peluang, mengejar peluang-peluang yang sesuai
dengan situasi dirinya dan percaya bahwa kesuksesan merupakan suatu hal yang dapat
dicapai.

j) Memiliki Jiwa Kepemimpinan

Jiwa kepemimpinan, keteladanan dan kepeloporan selalu dimiliki oleh seorang


wirausaha yang sukses. Seorang yang memiliki jiwa kepemimpinan pada umumnya
ingin tampil berbeda, lebih dahulu (lebih cepat) dan lebih menonjol. Hal inilah yang
melandasi mengapa seorang wirausaha yang memiliki jiwa kepemimpinan akan
menggunakan kemampuan kreativitas dan inovasinya untuk menghasilkan barang dan
jasa dengan lebih cepat dipasarkan dan berbeda dari pesaingnya. Wirausaha seperti
inilah yang menganggap perbedaan sebagai suatu peluang untuk menambah nilai
barang dan jasa yang dihasilkan, sehingga ia akan menjadi leader, baik dalam bidang
produksi maupun pemasaran. Seorang wirausaha yang memiliki jiwa kepemimpinan
selalu ingin mencari peluang, terbuka menerima kritik dan menjadikan saran sebagai
pertimbangan dalam melakukan perbaikan. Seorang wirausaha yang memiliki
leadership ability akan mampu menggunakan pengaruh tanpa kekuatan (power) dan
mengutamakan strategi mediator dan negosiator dibandingkan cara-cara diktator.
Berdasarkan semangat, kemampuannya dalam kepemimpinan (leadership ability)
maka Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1995 mengelompokkan
kemampuan wirausaha dalam 3 (tiga) tingkatan, yaitu wirausaha andal, wirausaha
tangguh dan wirausaha unggul. Namun, Suryana (2003) membedakan wirausaha
dalam 2 (dua ) kelompok, yaitu administrative entrepreneur dan innovative
entrepreneur. Dalam hal ini administrative entrepreneur adalah wirausaha yang
perilaku dan kemampuannya lebih menonjol dalam memobilisasi sumber daya dan

19
dana, serta mentransformasikannya menjadi output dan memasarkannya secara
efisien, sedangkan innovative entrepreneur adalah wirausaha yang perilaku dan
kemampuannya lebih menonjol dalam bidang kreativitas, inovasi serta menonjol
dalam mengantisipasi dan menghadapi resiko.

k) Memiliki Kemampuan Manajerial

Memiliki kemampuan manajerial merupakan salah satu aspek yang harus ada
pada setiap wirausaha. Kemampuan manajerial merupakan kemampuan untuk
mengambil keputusan usaha dan melaksanakan seluruh fungsi manajemen, yaitu
membuat rencana usaha, mengorganisasikan usaha, mengelola usaha (termasuk
mengelola sumber daya manusia), melakukan publikasi/promosi hasil usaha dan
mengontrol pelaksanaan usaha. Seluruh kemampuan manajerial harus dilakukan
secara konsisten dan terintegrasi sehingga seluruh aspek manajerial tersebut tidak
saling kontra produktif terhadap pencapaian tujuan organisasi. Kemampuan
manajerial seorang wirausahawan harus mampu membuat organisasi menjadi “fit”
dengan lingkungannya. Suatu organisasi (khususnya organisasi bisnis) harus dinamis
dan fleksibel, dikelola oleh manajer yang bervisi ke depan dan mempunyai
lingkungan kerja yang kondusif. Selain itu, pengembangan organisasi atau
perusahaan harus didasarkan atas visi, misi dan tujuan yang jelas sehingga dapat
berkembang (sukses) dan hidup untuk selama-lamanya (going concern.

l) Memiliki Ketrampilan Personal

Memiliki ketrampilan personal diartikan sebagai wirausaha andal. Instruksi


Presiden Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1995 Tentang Gerakan Nasional
Memasyarakatkan dan Membudayakan Kewirausahaan menyebutkan adanya 8
(delapan) ciri wirausaha andal, yaitu :

(a) Percaya diri dan sikap mandiri yang tinggi untuk berusaha mencari
penghasilan dan keuntungan melalui perusahaan.

(b) Mau dan mampu mencari dan menangkap peluang usaha yang
menguntungkan serta melakukan apa saja yang perlu untuk memanfaatkannya.

20
(c) Mau dan mampu bekerja keras dan tekun dalam menghasilkan barang dan
jasa, serta mencoba cara kerja yang lebih tepat dan efisien

(d) Mau dan mampu berkomunikasi, tawar menawar dan musyawarah dengan
berbagai pihak yang besar pengaruhnya pada kemajuan usaha terutama para
pembeli/pelanggan (memiliki kemampuan salesmanship).

(e) Menghadapi hidup dan menangani usaha dengan terencana, jujur, hemat dan
disiplin.

(f) Mencintai kegiatan usahanya dan perusahaannya serta lugas dan tangguh
tetapi cukup luwes dalam melindunginya

(g) Mau dan mampu meningkatkan kapasitas diri sendiri dan kapasitas
perusahaan dengan memanfaatlkan dan memotivasi orang lain
(Leadership/Managerialship) serta melakukan perluasan dan pengembangan usaha
dengan resiko yang moderat.

(h) Berusaha mengenal dan mengendalikan lingkungan serta menggalang


kerjasama yang slaing menguntungkan dengan berbagai pihak yang berkepentingan
terhadap perusahaan.

21
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Kewirausahaan pada hakekatnya adalah sifat, ciri dan watak seseorang yang
memiliki kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif kedalam dunia nyata secara
kreatif. Entrepreneur memiliki “sikap jeli” terhadap kemungkinan potensial yang
terbayang dalam perkembangan masa depan, kemudian mampu merintis dan
mengatur inovasi, menempuh pola baru dalampenggunaan sumber dana dan daya
produksi dalam suatu kombinasi optimal yang baru pula.

4.2 Saran
Demikian yang dapat kami sampaikan dan tulisan dalam makalah ini , jika
ada kekurangan maka kami selaku penulis memohon maaf yang sebesar besarnya
serta besar harapan kami untuk mendapatkan saran-saran yang bermanfaat.

22
DAFTAR PUSTAKA

Hendro, 2011 Dasar-dasar Kewirausahaan, Erlangga : Jakarta

http://puputalfianti.blogspot.com/2014/05/v-behaviorurldefaultvmlo.html

http://smart-pustaka.blogspot.com/2011/05/spirit-kewirausahaan.html

http://karindingawi.blogspot.com/2013/02/mengembangkan-sikap-pribadi-
wirausaha.html

23

Anda mungkin juga menyukai