Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................3
A. Definisi Sistem Informasi Manajemen Keuangan.............................................3
B. Perkembangan Sistem Informasi Manajemen Keuangan.................................6
C. Karakteristik Informasi Manajemen Keuangan .............................................13
D. Pengambilan Keputusan Dengan Sistem Informasi........................................18
E. Penerapan Sistem Informasi Manajemen........................................................20
F. Manfaat Sistem Informasi Manajemen............................................................22
G. Faktor-faktor Keberhasilan Dan Kegagalan Dalam Penerapan Sistem
Informasi Manajemen...............................................................................................23
BAB III PENUTUP........................................................................................................28
A. Kesimpulan.........................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................29
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Teknologi informasi banyak membawa perubahan dalam organisasi dan
proses bisnis. Teknologi informasi merupakan suatu kebutuhan bagi
organisasi yang dapat membantu kinerja organisasi dan individu. Sistem
informasi akan membantu perusahaan untuk menyajikan laporan keuangan ke
dalam bentuk informasi yang akurat dan terpercaya, sehingga banyak pihak
yang memanfaatkan sistem informasi akuntansi untuk mencapai keunggulan
bagi perusahaan. Sistem informasi adalah komponen dan elemen dari suatu
organisasi yang menyediakan informasi bagi pengguna dengan pengolahan
peristiwa keuangan (Zare, 2012).
Tujuan dari sistem informasi adalah menghasilkan informasi. Informasi
adalah data yang diolah menjadi bentuk yang berguna bagi para pemakainya.
Untuk dapat berguna maka informasi harus didukung oleh tiga pilar sebagai
berikut: tepat kepada orangnya atau relevan, tepat waktu dan tepat nilainya
atau akurat. Keluaran yang tidak didukung oleh tiga pilar ini tidak dapat
dikatakan sebagai informasi yang berguna. Untuk menjadi sistem informasi,
maka hasil dari sistem itu harus berupa informasi yang berguna, yaitu harus
memenuhi ketiga kriteria: relevan, tepat waktu dan akurat (Usman, 2000).
Semua organisasi membutuhkan aliran informasi yang membantu
manajer untuk mengambil bermacam keputusan yang dibutuhkan. Aliran
informasi ini diatur dan diarahkan dalam suatu sistem informasi. Sistem
informasi berperan dalam proses pengambilan keputusan operasional harian
sampai perencanaan jangka panjang. Sebelum komputer ada, sistem informasi
sudah menjadi kebutuhan organisasi. Ini berarti sistem informasi tidak
selamanya berbasis komputer.
1
B. Rumusan Masalah
1. Apakah definisi dari system informasi manajemen keuangan?
2. Bagaimana perkembangan system informasi manajemen keuangan?
3. Jelaskan karakteristik informasi manajemen keuangan!
4. Bagaimana pengambilan keputusan dengan system informasi?
5. Apa manfaat system informasi manajemen?
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Sistem Informasi Manajemen Keuangan
Sistem informasi manajemen keuangan atau sistem informasi keuangan
adalah sebuah sistem yang mengumpulkan dan mengolah semua data
keuangan menjadi sebuah informasi yang dibutuhkan oleh pihak yang
berkepentingan sebagai dasar pengambilan keputusan keuangan.
Menurut Martono dan Agus (2010:4) adalah “Segala aktivitas perusahaan
yang berhubungan dengan bagaimana memperoleh dana, mengelola aset
sesuai tujuan perusahaan secara menyeluruh”.
Adapun menurut Husnan (2008:4) manajemen keuangan adalah
“Manajemen Keuangan menyangkut kegiatan perusahaan, analisis dan
pengendalian kegiatan keuangan dalam suatu organisasi”.
Berdasarkan pendapat para ahli dapat ditarik kesimpulan bahwa
manajemen keuangan adalah suatu aktivitas dalam mengelola aset,
memperoleh dana untuk tercapainya tujuan perusahaan.1
Sistem informasi keuangan merupakan bagian dari sistem informasi
manajemen (SIM) yang merupakan gabungan atau kumpulan dari beberapa
subsistem-subsistem keuangan yang saling terkait dan terhubung dalam
jaringan yang sama untuk menghasilkan informasi keuangan perusahaan.
Sistem informasi keuangan sering dibutuhkan dalam menghadapi dan
memecahkan masalah yang muncul dalam perusahaan, terutama masalah
keuangan.
Sistem Informasi Keuangan adalah sistem informasi yang
dirancanguntuk menyediakan informasi mengenai arus uang bagi para
pemakai di seluruh perusahaan.Sistem informasi keuangan merupakan bagian
dari SIM yang digunakanuntuk memecahkan masalah-masalah keuangan
perusahaan. Secara umum sisteminformasi keuangan memiliki sistem
pemasukan yang terdiri dari subsistem data processing didukung oleh internal
1
Fajrina, Windiati. 2015. PENGARUH KINERJA KEUANGAN DAN KONDISI PASAR
TERHADAP FENOMENA UNDERPRICING PADA SEKTOR KEUANGAN DI BEI PERIODE
2010-2013. Skripsi. Manajemen pada Fakultas Bisnis dan Manajemen, Uninversitas Widyatama.
3
audit subsystem yang menyediakan data daninformasi internal. Untuk
perusahaan besar biasanya memiliki staf internalauditors yang
bertanggungjawab terhadap perawatan integritas sistem keuangan perusahaan.
Orang yang ahli dalam bidang ini disebut EDP auditors.
Sebagaimanasubsistem lainnya, sistem ini juga dilengkapi financial
intelligence subsystem,yang mengumpulkan informasi dari
lingkungan.Sistem Informasi Manajemen Keuangan yang selanjutnya
disebutSIMKeuadalah serangkaian manual maupun aplikasinya
yangmengintegrasikansemua proses pengelolaan keuangan satker mulai dari
perencanaan anggaran(RKA-KL), Penyusunan Anggaran (DIPA), Penerbitan
SPM, dan Penyusunan Laporan Keuangan (SAI)Sistem informasi keuangan
mempunyai 3 tugas pokok :
(1) mengidentifikasikebutuhan uang yang akan datang,
(2) membantu perolehan danatersebut, dan
(3) mengontrol penggunaannya.
4
efisien. Menurut Irawati (2005) fungsi manajemen keuangan terdiri dari 3
keputusan utama yang harus dilakukan oleh suatu perusahaan, yaitu :
1. Keputusan Investasi
Keputusan Investasi adalah keputusan yang diambil okleh manajer
keuangan allocation of fund atau pengalokasian dana kedalam bentuk
investasi yang dapat menghasilkan laba di masa yang akan datang.
Keputusan investasi ini/akan tergambar dari aktiva perusahaan, dan
mempengaruhi struktur kekayaan perusahaan yaitu perbandingan antara
current assets dengan fiked asset.
2. Keputusan Pendana
Keputusan Pendanaan adalah Keputusan manajemen keuangan
dalam melakukan pertimbangan dan analisi perpaduan antara sumber-
sumber dana yang paling ekonomis bagi perusahaan untuk mendanai
kebutuhan-kebutuhan investasi serta kegiatan Operasional perusahaannya,
3. Keputusan Dividen
Dividen merupakan bagian/dari keuntungan sutu perusahaan yang
dibayarkan kepada para pemegang saham. Keputusan dividen adalah
keputusan manajemen keuangan dalam menentukan besarnya proporsi
5
Adapun sifat-sifat dari informasi yang terkandung didalam sistem
informasi keuangan haruslah mengandung komponen-komponen yang antara
lain yakni sebagai berikut :
1. Relevan dan materialitas.
2. Formal dan substansi.
3. Tingkat kepercayaan.
4. Bebas dari bias.
5. Dapat diperbandingkan.
6. Dapat dipahami.
6
e. terlalu berambisinya para pengguna yang terlalu yakin dapat membangun
sistem informasi secara lengkap sehingga dapat mendukung semua
lapisan manajer
Sementara konsep SIM terus berkembang, Morton, Gorry, dan
Keendari Massachussets Institute of Technology (MIT) mengenalkan konsep
baru yang diberi nama Sistem Pendukung Keputusan (Decision
SupportSystems – DSS). DSS adalah sistem yang menghasilkan informasi
yang ditujukan pada masalah tertentu yang harus dipecahkan atau keputusan
yang harus dibuat oleh manajer.Perkembangan yang lain adalah munculnya
aplikasi lain, yaitu otomatisasi Kantor (office automation – OA), yang
memberikan fasilitas untuk meningkatkan komunikasi dan produktivitas
paramanajer.Belakangan timbul konsep baru yang dikenal dengan
namaArtificial Intelligence (AI), sebuah konsep dengan ide bahwa komputer
bisadiprogram untuk melakukan proses lojik menyerupai otak manusia. Suatu
jenis dari AI yang banyak mendapat perhatian adalah ExpertSystems (ES),
yaitu suatu aplikasi yang mempunyai fungsi sebagaispesialis dalam area
tertentu. Semua konsep di atas, baik PDE, SM, OA, DSS, EIS, maupun AI
merupakan aplikasi pemrosesan informasi dengan menggunakan komputer
dan bertujuan menyediakan informasi untuk pemecahan masalah dan
pengambilan keputusan (Sutono, 2007).
Sistem informasi manajemen di era kelima, Awal abad 21 hingga
sekarang ini bisa dikatakan mengalami perkembangan yang super cepat. Era
Internet. Era Smartphone. Era Cloud Computing.
Informasi bisa diakses dimana saja, kapan saja, format apa saja,
dengan kecepatan yang berkali kali lipat dari sebelumnya. Bahkan pengguna
bisa membaca informasi yang dihasilkan dalam genggaman tangannya.
Kecepatan pengumpulan data, pengolahan data dan pelaporan
informasi sudah dalam hitungan detik. Mungkin masih ingat, ketika pemilu
presiden dilangsungkan. Pagi hari masyarakat masih melakukan pemilihan,
perhitungan. Dan siang hari, hasil pemilu sudah bisa diketahui hasilnya
dengan metode quick qount. Sangat cepat.
7
Menurut Pressman (2010), Waterfall Model merupakan salah
satu model dalam pengembangan perangkat lunak dimana semua
proses kegiatan harus direncanakan dan dijadawalkan sebelum
dikerjakan. Proses dari metode Waterfall model (Sommerville, 2011)
antara lain:
1. Requirements Definition
Langkah ini merupakan tahapan untuk analisis kebutuhan sistem
dengan cara pengumpulan data dari stackholder yang berguna untuk
kebutuhan sistem maupun data tambahan dari jurnal, artikel dan lain-
lain.
Ada dua aspek yang menjadi fokus tahap ini, yaitu aspek bisnis
atau manajemen dan aspek teknologi. Analisis aspek bisnis mempelajari
karakteristik organisasi yang bersangkutan. Tujuan dilakukannya langkah
ini adalah untuk mengetahui posisi atau peranan teknologi informasi
yang paling sesuai dan relevan di organisasi dan mempelajari fungsi-
fungsi manajemen dan aspek-aspek bisnis terkait yang akan berpengaruh
atau memiliki dampak tertentu terhadap proses desain, konstruksi, dan
implementasi.
Selama tahap analisis, sistem analis terus bekerjasama dengan
manajer, dan komite pengarah SIM terlibat dalam titik-titik yang penting
mencakup kegiatan sebagai berikut:
Menetapkan rencana penelitian system
Mengorganisasikan tim proyek
Mendefinisikan kebutuhan informasi
Mendefinisikan kriteria kinerja system
Menyiapkan usulan rancangan system
Menyetujui atau menolak rancangan proyek pengembangan system
Keluaran dari proses analisis di kedua aspek ini adalah
masalahmasalah penting yang harus segera ditangani, analisis penyebab
dan dampak permasalahan bagi organisasi, beberapa kemungkinan
8
skenario pemecahan masalah dengan kemungkinan dan dampak risiko
serta potensinya, dan pilihan alternatif solusi yang direkomendasikan.2
2
Hariyati, Fitri. 2019. Pengembangan Sistem Informasi. Makalah. Universitas Mercu Buana.
Jakarta. Hal. 5-6
9
pemecahan masalah dengan kemungkinan dan dampak risiko serta
potensinya, dan pilihan alternatif solusi yang direkomendasikan.
10
4. Integration and System Testing
Langkah ini merupakan tahap pengujian pada semua
fungsi pada sistem untuk memeriksa apakah semua berjalan sesuai
dengan kebutuhan pengguna dan perancangan sistem.
3
Rizki Indra Fanani, Ismiarta Aknuranda, dan Yusi Tyroni Mursityo. 2019. Pengembangan Sistem
Informasi Manajemen Keuangan Peternakan Kambing(Studi Kasus: Yoga’s Farm Kabupaten
Tulungagung). Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer. Vol. 3, No. 4,
April 2019, hlm. 4033-4039
11
melakukan perubahan atau modifikasi terhadap sistem informasi sejalan
dengan perubahan kebutuhan bisnis yang dinamis.4
4
Hariyati, Fitri. 2019. Pengembangan Sistem Informasi. Makalah. Universitas Mercu Buana.
Jakarta. Hal. 8
12
4) Information Engineering
Sistem dibangun berdasarkan kebutuhan informasi enterprise
Pelaksanaan pengembangan perlu diawali dengan proses perencanaan
strategis informasi dan wilayah bisnis Cakupan pengembangan adalah
seluruh enterprise (enterprise-wide basis) Mengaplikasikan teknik
terstruktur dan automated tools
5) Pendekatan Objek
Sudut pandang pengembangan sistem dilakukan berdasarkan objek-
objek yang ada dalam system Sistem dipandang sebagai kumpulan objek
yang mempunyai atribut (data) dan operasi (layanan) yang saling
berinteraksi satu dengan yang lainnya
Setiap objek dalam sistem dapat menerima pewarisan (inheritance)
dari objek lainnya Setiap objek dapat mempunyai kemampuan
poliforisme.
5
Ibid
13
produk domestik bruto (PDB), total penjualan) dan aspek non-ekonomi
misalnya kemajuan teknologi, perubahan sosiologis, demografi (Chia
1995:814).
- Timeliness
Menyatakan ketepatan waktu dalam memperoleh informasi
mengenai suatu kejadian (Echols 1996). Informasi dikatakan tepat waktu
apabila informasi tersebut mencerminkan kondisi terkini dan sesuai
dengan kebutuhan manajer (Bordnar 1995). Informasi yang tepat waktu
akan membantu manajer dalam pengambilan keputusan (Chusing 1994).
- Agregasi
Informasi disampaikan dalam bentuk yang lebih ringkas, tetapi
tetap mencakup halhal penting sehingga tidak mengurangi nilai informasi
itu sendiri (Bordnar 1995; Alwi 2001). Informasi yang teragregasi akan
berfungsi sebagai masukan yang berguna dalam proses pengambilan
keputusan, karena lebih sedikit waktu yang diperlukan untuk
mengevaluasinya, sehingga meningkatkan efisiensi kerja manajemen
(Chia 1995).
- Integrasi
Informasi yang mencerminkan kompleksitas dan saling keterkaitan
antara bagian satu dan bagian lain (Nazaruddin 1998). Informasi yang
terintegrasi berperan sebagai koordinator dalam mengendalikan
pengambilan keputusan yang beraneka ragam (Chia 1995). Manfaat
informasi yang terintegrasi dirasakan penting saat manajer dihadapkan
pada situasi dimana harus mengambil keputusan yang akan berdampak
pada bagian atau unit yang lain.
Chia (1955) dalam salah satu penelitiannya mengungkapkan bahwa
karaktersitik informasi yang berupa broadscope,timeliness,
aggregation,danintegration mampu meningkatkan kinerja manajer. Manajer
yang memiliki informasi dengan karakteristik tersebut umumnya mampu
untuk membuat perencanaan yang lebih baik dan mencapai target yang telah
14
ditetapkan. Hal ini khususnya lebih nampak pada organisasi-organisasi yang
terdesentralisasi (Chia 1995).
Sebelumnya, Gul dan Chia (1994) dalam penelitiannya menyimpulkan
bahwa ketersediaan karakteristik broadscope dan agregasi atas informasi
berkaitan erat dengan Kinerja Manajerial. Dengan kata lain, bahwa
keberadaan kedua karakteristik ini mampu meningkatkan Kinerja Manajerial.
Mia dan Chenhall (1994), meskipun hanya meneliti karakteristik broadscope
dari informasi, namun mereka berhasil membuktikan bahwa karakteristik ini
berpengaruh terhadap Kinerja Manajerial.
Bukti-bukti bahwa karakteristik informasi berhubungan dengan Kinerja
Manajerial juga diungkapkan oleh AICPA. Hasil survey yang pernah
dilakukan oleh AICPA & Lawrence S. Maisel mengenai pengukuran kinerja
menyatakan, sebanyak 77% responden menyetujui bahwa karakteristik
informasi yang berkualitas penting dalam meningkatkan kinerja manajerial
(Maisel and AICPA 2001:28)
Selanjutnya, Nazaruddin (1998) yang menguji mengenai pengaruh
antara desentralisasi dan karakteristik informasi terhadap kinerja manajerial
menunjukkan bahwa tingkat keandalan karakteristik informasi (broadscope,
timeliness, agregasi dan integrasi) mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap kinerja manajerial. Namun besar kecilnya pengaruh tersebut
tergantung pada derajat desentralisasi. Pada organisasi-organisasi yang
memiliki derajat desentralisasi yang tinggi maka kebutuhan akan karakteristik
informasi sangat berpengaruh terhadap kinerja manajerial.6
Menurut Goyal (2003: hal16-18) Sistem Informasi Manajemen pada
dasarnya mempunyai beberapa karakteristik sebagai berikut.
2. Menggunakan Pendekatan Sistem (System Approach)
Pendekatan sistem merupakan suatu cara pandang yang bersifat
menyeluruh (komprehensif) dalam mempelajari bagian-bagian atau sub-
sub sistem yang beroperasi dalam suatu organisasi. Dengan
6
Prasasti, Laura. PENGARUH KARAKTERISTIK SISTEM INFORMASI AKUNTANSI
TERHADAP KINERJA MANAJERIAL (STUDI KASUS PADA PT BANK PEMBANGUNAN
DAERAH JAMBI). Dosen Akademi Akuntansi dan Komputer STEPHEN Jambi
15
menggunakan pendekatan sistem maka Sistem Informasi Manajemen
harus dipandang sebagai suatu bagian yang tidak terpisahkan dari bagian-
bagian yang lain yang terdapat dan beroperasi dalam suatu organisasi.
Sistem Informasi Manajemen juga harus dilihat sebagai suatu sistem
yang terdiri atas beberapa bagian atau sub-sistem yang saling terkait satu
dengan yang lainnya sebagai satu kesatuan dalam mencapai apa yang
menjadi tujuan dari Sistem Informasi Manajemen.
3. Berorientasi pada Manajemen (Management Oriented)
Berorientasi pada kepentingan manajemen merupakan karakteristik
yang penting bagi Sistem Informasi Manajemen. Agar dapat merancang
Sistem Informasi Manajemen yang efektif pada dasarnya harus
mengikuti pendekatan dari atas ke nawah (Top-Down Approach).
Pendekatan dari atas ke bawah menyarankan agar pengembangan Sistem
Informasi Manajemen harus berawal dan dimulai dari penentuan
kebutuhan di level manajemen serta sasaran bisnis secara keseluruhan.
Rencana pengembangan Sistem Informasi Manajemen harus berangkat
dari rencana bisnis secara keseluruhan. Karakteristik ini juga
menekankan bahwa manajemen harus secara aktif terlibat dalam
mengarahkan berbagai upaya pengembangan Sistem Informasi
Manajemen. Untuk memastikan dan menjamin bahwa Sistem Informasi
Manajemen dapat berjalan sesuai dengan spesifikasi sistem maka
diperlukan partisipasi dan review yang berkelanjutan dari para manajer
dalam organisasi.
4. Berdasarkan Kebutuhan (Need Based)
Perancangan dan pengembangan dari Sistem Informasi Manajemen
harus didasarkan pada kebutuhan informasi dari para manajer pada setiap
level manajemen, baik level perencanaan strategis, pengendalian
manajemen, maupun pengendalian operasional. Dengan kata lain, Sistem
Informasi Manajemen harus mampu mengakomodir kebutuhan spesifik
dari para manajer dalam setiap hirarki organisasi.
5. Berbasis Pengecualian (Exception Based)
16
Sistem Informasi Manajemen dalam sebuah organisasi harus
dikembangkan pada prinsip pelaporan berbasis pengecualian. Maksud
dari pelaporan berbasis pengecualian berarti bahwa Sistem Informasi
Manajemen harus mampu menangani hal-hal di luar situasi yang normal
atau biasa, sebagai contoh nilai-nilai maksimum, minimum, atau yang
diharapkan di luar batas toleransi.
6. Berorientasi pada Masa Depan (Future Oriented)
Selain atas dasar pelaporan berbasis pengecualian maka Sistem
Informasi Manajemen juga harus dibangun dengan berorientasi pada
masa depan. Dengan kata lain, Sistem Informasi Manajemen tidak hanya
menyajikan informasi yang terkait dengan masa lampau atau historis
melainkan juga harus menyajikan informasi berbasis proyeksi yang
didasarkan pada tindakan-tindakan yang akan diambil di masa yang akan
datang.
7. Terpadu (Integrated)
Integrasi merupakan karakteristik yang diperlukan bagi Sistem
Informasi Manajemen. Integrasi penting karena dengan integrasi, Sistem
Informasi Manajemen akan mampu menghasilkan informasi yang lebih
bermanfaat. Sebagai contoh, agar organisasi dapat mengembangkan
sistem penjadwalan produksi yang efektif maka perlu menyesuaikan
dengan beberapa faktor seperti
a. penentuan biaya;
b. tenaga kerja;
c. tarif lembur (overtimerates);
d. kapasitas produksi;
e. tingkat persediaan barang;
f. kebutuhan modal (capitalrequirements);
g. pelayanan pelanggan (customerservice) dan lain-lain.
Sebuah sistem informasi yang mengabaikan salah satu dari
elemenelemen di atas, misalnya tingkat persediaan barang maka sistem
informasi tersebut tidak dapat menyajikan manajemen suatu gambaran
17
informasi yang optimal. Dengan demikian, sebuah sistem yang
terintegrasi yang menggabungkan informasi dari berbagai area
operasional merupakan karakteristik yang diperlukan bagi Sistem
Informasi Manajemen.
7
Andayani, Eva. 2016. Sistem Informasi Manajemen edisi 3. Tangerang Selatan: Penerbit
Universitas Terbuka.
18
Pengambilan keputusan menurut Terry (2001) dalam Rusdiana dan
Irfan (2014:175) adalah upaya untuk menyelesaikan masalah dengan memilih
alternatif solusi yang ada dengan menggunakan teknik-tekik ilmiah. Terdapat
tiga tipe dalam pengambilan keputusan, yaitu
a. Keputusan terprogram/keputusan terstruktur, yaitu keputusan yang
berulang dan rutin sehingga dapat diprogram. Biasanya keputusan ini
dilakukan pada manajemen tingkat bawah
b. Keputusan setengah terprogram/ setengah terstruktur, yaitu keputusan
yang sebagian dapat diprogram, sebagian berulang-ulang dan rutin,
namun ada sebagian yang tidak terstruktur, yang bersifat rumit dan
membutuhkan perhitungan serta analisis terperinci. Kepuusan ini
dilakukan pada manajemen tingkat menengah.
c. Keputusan tidak terprogramtidak terstruktur, yaitu keputusan yang tidak
berulang dan tidak selalu terjadi. Keputusan ini dilakukan pada
manajemen tingkat atas.8
Model atau prosedur pengambilan keputusan yang baik, dalam sistem
Informasi manajemen berbasis komputer dapat didukung oleh perangkat-
perangkat lunak. Perangkat lunak untuk mendukung pengambilan keputusan
tersebut dibangun atas dasar tiga tahapan proses pengambilan keputusan yang
ditawarkan oleh simon (dalam Bambang hartanto) yaitu Inteligensi
(intelegence), perancangan (design), dan pemilihan (choise).
2. Perangkat Lunak Pendukung Intelegensi
Tahap intelegensi dari proses pengambilan keputusan sering juga
disebut “pengenalan permasalahan”. pengenalan permasalahan dapat
berupa mengidentifikasi peluang-peluang yang akan terjadi dalam
organsisasi, baik itu peluang akan timbulnya masalah ataupun pekuang
akan didapatkannya keuntungan atau laba. Dengan diketahuinya
pengenalan masalah maka akan memudahan dalam pengambilan
8
Fibriany , Firstianty Wahyuhening. 2016. Penerapan Sistem Informasi Manajemen Pada
PEngambilan Keputusan Di Departemen SDM. Manajemen Informatika AMIK BSI Jakarta.
19
keputusan, agar tidak tetjadinya dampak atau resiko yang membahayakan
bagi organisasi.
3. Perangkat Lunak Pendukung Perancangan
Dalam tahap ini sebagai lanjutan digunakan untuk mengenali
permasalahan yang dihadapi dan merumuskan berbagai alternatif
penyelesaian masalah dan mneguji kelayakan alternatif tersebut untuk
menyelesaikan permasalahan yang sedang dihaddapi. Dalam tahapan ini
dengan menggunakan perangkat lunak untuk menganalisis faktor-faktor
penyebab permasalahan, dalam prosedur ini diperlukan perangkat lunak
penelusuran an penemuan kembali data dari pangkalan data. Data yang
diperlukan untuk analisis digunakan perangkat lunak penelusuran,
kemudian dimasukkan kedalam model analisis statistik yang dipilih, dari
prosedir tersebut maka akan keluar sejumlah alternatif yang dapat
digunakan untuk memecahkan suatu masalah. Sedangkan untuk
pengujuan terhapat alternatif yang muncul adalah dengan menganalisis
dampaknya terhadap lingkungan, organisai, pesaing, dan masyarakat.
4. Perangkat Lunak Pendukung Pemilihan
Setelah sejumlah alternatif penyelesaian masalah deberikan oelh
perangkat lunak namun dalm pmilihan alternatif untuk dijadikan
keputusan terletak pada manusia atau manajernya. Oleh karena itu,
umumnya perangkat lunak hanya mampu memberikan skala prioritas
dalam pengambilan keputusan. Pada akhirnya pengambilan keputusan
tetap berada pada tangan pemimpin organisasi itu sendiri.9
9
Kawuri, Ratna. 2015. Sistem Informasi Manajemen Terhadap Pengambilan Keputusan di
Lembaga Pendidikan Islam. Fakultas Komputer.
20
Sistem ERP ini banyak digunakan oleh perusahaan besar. Namun,
perusahaan dalam skala kecil juga masih dapat menerapkan sistem ERP.
ERP biasanya digunakan untuk mengelola manajemen dan melakukan
pengawasan yang terintegrasi antar unit di dalam perusahaan.
Supply Chain Management (SCM)
Sistem SCM ini sangat bermanfaat bagi pihak manajemen karena
mengintegrasikan data-data seperti manajemen suplai bahan baku, mulai
dari pemasok, produsen, pengecer sampai konsumen akhir.
Transaction Processing System (TPS)
TPS adalah sistem informasi manajemen yang berguna untuk
memproses data dalam jumlah yang besar atau transaksi yang banyak dan
rutin. Program ini biasa diaplikasikan dalam manajemen gaji dan
inventaris.
Office Automation System (OAS)
Aplikasi ini berguna untuk memperlancar komunikasi antar
departemen dalam suatu perusahaan dengan cara mengintegrasikan server-
server komputer pada setiap user di perusahaan.
Contohnya seperti penggunaan email untuk kegiatan di
perkantoran setiap harinya.
Knowledge Work System (KWS)
Sistem informasi KWS mengintegrasikan satu pengetahuan baru ke
dalam organisasi/entitas.
Informatic Management System (IMS)
IMS berfungsi mendukung spektrum tugas-tugas dalam organisasi.
Selain itu, IMS juga dapat digunakan untuk membantu
menganalisis pembuatan keputusan.
Sistem ini juga dapat menyatukan beberapa fungsi informasi
dengan program komputerisasi seperti e-procurement.
Decision Support System (DSS)
Sistem ini membantu manajer dalam mengambil keputusan dengan
cara mengamati lingkungan di dalam perusahaan.
21
Contoh sistem informasi manajemen yang satu ini adalah
seperti link elektronik.
Expert System (ES) dan Artificial Intellegent (AI)
Kedua sistem ini pada dasarnya menggunakan kecerdasan buatan
yang berguna untuk menganalisis pemecahan masalah dengan
menggunakan pengetahuan tenaga ahli yang telah diprogram kedalamnya.
Contohnya sistem jadwal mekanik.
Group Decision Support System (GDSS) dan Computer-Support
Collaborative Work System (CSCWS)
GDSS hampir sama dengan DSS, bedanya GDSS mencari solusi
permasalahan melalui pengumpulan pengetahuan dalam suatu kelompok,
bukan per individu.
Biasanya berbentuk kuesioner, konsultasi dan skenario. Contohnya
seperti e-government.
Executive Support System (ESS)
Sistem ini membantu manajer berinteraksi dengan lingkungan
perusahaan menggunakan bantuan grafik dan pendukung komunikasi
lainnya.
22
Sehingga SIM adalah suatu sistem yang menyediakan kepada pengelola
organisasi data maupun informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas-
tugas organisasi.
Beberapa manfaat atau fungsi sistem informasi antara lain adalah sebagai
berikut:
1. Meningkatkan aksesibilitas data yang tersaji secara tepat waktu dan akurat
bagi para pemakai, tanpa mengharuskan adanya prantara sistem informasi.
2. Menjamin tersedianya kualitas dan keterampilan dalam memanfaatkan
sistem informasi secara kritis.
3. Mengembangkan proses perencanaan yang efektif.
4. Mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan akan keterampilan pendukung
sistem informasi.
5. Menetapkan investasi yang akan diarahkan pada sistem informasi.
6. Mengantisipasi dan memahami konsekuensi-konsekuensi ekonomis dari
sistem informasi dan teknologi baru.
7. Memperbaiki produktivitas dalam aplikasi pengembangan dan
pemeliharaan sistem.
8. Organisasi menggunakan sistem informasi untuk mengolah transaksi-
transaksi, mengurangi biaya dan menghasilkan pendapatan sebagai salah
satu produk atau pelayanan mereka.
9. Bank menggunakan sistem informasi untuk mengolah cek - cek nasabah
dan membuat berbagai laporan rekening koran dan transaksi yang terjadi.10
10
Purnama, Chamdan. 2016. Sistem Informasi Manajemen. Insan Globa: Mojokerto.
23
2. Kepuasan pengguna terhadap sistem yang diukur melalui kuesioner atau
interview.
3. Sikap yang menguntungkan para pengguna terhadap sistem informasi
dan staff dari sistem informasi.
4. Tujuan yang dicapai.
5. Timbal balik keuangan untuk organisasi baik melalui pengurangan biaya
atau peningkatan penjualan dan profit.
Kegagalan dari sistem informasi bukan hanya pada bagian-bagiannya
saja, tetapi pada keseluruhan sistem yang tidak dapat digunakan sebagaimana
mestinya. Pengguna harus memahami sistem informasi dan mengembangkan
prosedur manual paralel untuk membuat sistem bekerja secara sempurna.
Terdapat faktor penyebab munculnya masalah pada sistem informasi, faktor
tersebut dapat bersifat teknis dan nonteknis. Faktor-faktor tersebut yaitu:
1. Desain
2. Data
3. Biaya
4. Operasi
24
berkecenderungan untuk lebih bereaksi positif terhadap sistem karena
mereka merupakan partisipan aktif dalam proses perubahan itu sendiri.
Kesenjangan komunikasi antara pengguna dan perancang sistem
informasi terjadi karena pengguna dan spesialis sistem informasi
cenderung memiliki perbedaan dalam latar belakang, kepentingan dan
prioritas. Inilah yang sering dikatakan sebagai kesenjangan komunikasi
antara pengguna dan desainer(user-designer communication gap).
25
berdasarkan sumberdaya yang dimiliki diyakini dapat meningkatkan
keunggulan kompetitif perusahaan.
26
dan berusaha dalam meraihnya, sehingga efektivitas dari pengembangan
atau penerapan sistem informasi dapat terjadi
27
d) Gagal dalam memperoleh manfaat yang diperkirakan.11
11
Hariyati, Fitri. 2019. Pengembangan Sistem Informasi. Makalah. Universitas Mercu Buana.
Jakarta. Hal. 11-13
28
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem informasi manajemen keuangan atau sistem informasi keuangan
adalah sebuah sistem yang mengumpulkan dan mengolah semua data
keuangan menjadi sebuah informasi yang dibutuhkan oleh pihak yang
berkepentingan sebagai dasar pengambilan keputusan keuangan.
Kecepatan pengumpulan data, pengolahan data dan pelaporan
informasi sudah dalam hitungan detik. Mungkin masih ingat, ketika pemilu
presiden dilangsungkan. Pagi hari masyarakat masih melakukan pemilihan,
perhitungan. Dan siang hari, hasil pemilu sudah bisa diketahui hasilnya
dengan metode quick qount. Sangat cepat.
Beberapa manfaat atau fungsi sistem informasi antara lain adalah sebagai
berikut:
1) Meningkatkan aksesibilitas data yang tersaji secara tepat waktu dan
akurat bagi para pemakai, tanpa mengharuskan adanya prantara sistem
informasi.
2) Menjamin tersedianya kualitas dan keterampilan dalam memanfaatkan
sistem informasi secara kritis.
3) Mengembangkan proses perencanaan yang efektif.
4) Mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan akan keterampilan pendukung
sistem informasi.
5) Menetapkan investasi yang akan diarahkan pada sistem informasi.
6) Mengantisipasi dan memahami konsekuensi-konsekuensi ekonomis dari
sistem informasi dan teknologi baru.
7) Memperbaiki produktivitas dalam aplikasi pengembangan dan
pemeliharaan sistem.
8) Organisasi menggunakan sistem informasi untuk mengolah transaksi-
transaksi, mengurangi biaya dan menghasilkan pendapatan sebagai salah
satu produk atau pelayanan mereka.
29
9) Bank menggunakan sistem informasi untuk mengolah cek - cek nasabah
dan membuat berbagai laporan rekening koran dan transaksi yang terjadi.
DAFTAR PUSTAKA
Purnama, Chamdan. 2016. Sistem Informasi Manajemen. Insan Globa: Mojokerto.
Rizki Indra Fanani, Ismiarta Aknuranda, dan Yusi Tyroni Mursityo. 2019.
Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Keuangan Peternakan
Kambing(Studi Kasus: Yoga’s Farm Kabupaten Tulungagung). Jurnal
Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer. Vol. 3, No. 4, April
2019, hlm. 4033-4039
30