Anda di halaman 1dari 33

MAKALAH

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KEUANGAN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah: Sistem Informasi Manajemen Keuangan
Dosen Pengampu: Jamila, MM.

Disusun oleh Kelompok 3:


RAHMAN
NIM: 17.1.21.055

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


JURUSAN SYARIAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) SANGATTA
KUTAI TIMUR
2021
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr. wb.
Alhamdulillahirabbil alamin, segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT
yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat dan salam penulis kepada Nabi
besar Muhammmad SAW, yang telah membawa umatnya dari alam kebodohan
kealam yang berilmu pengetahuan seperti kitarasakan sekarang ini. Adapun judul
makalah ini yaitu “Sistem Informasi Manajemen Keuangan” yang nantinya akan
dibahas semaksimal mungkin.
Terimakasih kami sampaikan khususnya kepada Ibu Jamila, MM. yang
telah membimbing dan memberi pengarahan kepada kami dalam menyusun
makalah ini. Kami yakin makalah ini masih banyak kesalahan dan kekurangan,
oleh karena itu kami mohon kritik dan saran dari pembaca. Dan semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Sangatta, Maret 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................3
A. Definisi Sistem Informasi Manajemen Keuangan.............................................3
B. Perkembangan Sistem Informasi Manajemen Keuangan.................................6
C. Karakteristik Informasi Manajemen Keuangan .............................................13
D. Pengambilan Keputusan Dengan Sistem Informasi........................................18
E. Penerapan Sistem Informasi Manajemen........................................................20
F. Manfaat Sistem Informasi Manajemen............................................................22
G. Faktor-faktor Keberhasilan Dan Kegagalan Dalam Penerapan Sistem
Informasi Manajemen...............................................................................................23
BAB III PENUTUP........................................................................................................28
A. Kesimpulan.........................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................29
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Teknologi informasi banyak membawa perubahan dalam organisasi dan
proses bisnis. Teknologi informasi merupakan suatu kebutuhan bagi
organisasi yang dapat membantu kinerja organisasi dan individu. Sistem
informasi akan membantu perusahaan untuk menyajikan laporan keuangan ke
dalam bentuk informasi yang akurat dan terpercaya, sehingga banyak pihak
yang memanfaatkan sistem informasi akuntansi untuk mencapai keunggulan
bagi perusahaan. Sistem informasi adalah komponen dan elemen dari suatu
organisasi yang menyediakan informasi bagi pengguna dengan pengolahan
peristiwa keuangan (Zare, 2012).
Tujuan dari sistem informasi adalah menghasilkan informasi. Informasi
adalah data yang diolah menjadi bentuk yang berguna bagi para pemakainya.
Untuk dapat berguna maka informasi harus didukung oleh tiga pilar sebagai
berikut: tepat kepada orangnya atau relevan, tepat waktu dan tepat nilainya
atau akurat. Keluaran yang tidak didukung oleh tiga pilar ini tidak dapat
dikatakan sebagai informasi yang berguna. Untuk menjadi sistem informasi,
maka hasil dari sistem itu harus berupa informasi yang berguna, yaitu harus
memenuhi ketiga kriteria: relevan, tepat waktu dan akurat (Usman, 2000).
Semua organisasi membutuhkan aliran informasi yang membantu
manajer untuk mengambil bermacam keputusan yang dibutuhkan. Aliran
informasi ini diatur dan diarahkan dalam suatu sistem informasi. Sistem
informasi berperan dalam proses pengambilan keputusan operasional harian
sampai perencanaan jangka panjang. Sebelum komputer ada, sistem informasi
sudah menjadi kebutuhan organisasi. Ini berarti sistem informasi tidak
selamanya berbasis komputer.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apakah definisi dari system informasi manajemen keuangan?
2. Bagaimana perkembangan system informasi manajemen keuangan?
3. Jelaskan karakteristik informasi manajemen keuangan!
4. Bagaimana pengambilan keputusan dengan system informasi?
5. Apa manfaat system informasi manajemen?

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Sistem Informasi Manajemen Keuangan
Sistem informasi manajemen keuangan atau sistem informasi keuangan
adalah sebuah sistem yang mengumpulkan dan mengolah semua data
keuangan menjadi sebuah informasi yang dibutuhkan oleh pihak yang
berkepentingan sebagai dasar pengambilan keputusan keuangan.
Menurut Martono dan Agus (2010:4) adalah “Segala aktivitas perusahaan
yang berhubungan dengan bagaimana memperoleh dana, mengelola aset
sesuai tujuan perusahaan secara menyeluruh”.
Adapun menurut Husnan (2008:4) manajemen keuangan adalah
“Manajemen Keuangan menyangkut kegiatan perusahaan, analisis dan
pengendalian kegiatan keuangan dalam suatu organisasi”.
Berdasarkan pendapat para ahli dapat ditarik kesimpulan bahwa
manajemen keuangan adalah suatu aktivitas dalam mengelola aset,
memperoleh dana untuk tercapainya tujuan perusahaan.1
Sistem informasi keuangan merupakan bagian dari sistem informasi
manajemen (SIM) yang merupakan gabungan atau kumpulan dari beberapa
subsistem-subsistem keuangan yang saling terkait dan terhubung dalam
jaringan yang sama untuk menghasilkan informasi keuangan perusahaan.
Sistem informasi keuangan sering dibutuhkan dalam menghadapi dan
memecahkan masalah yang muncul dalam perusahaan, terutama masalah
keuangan.
Sistem Informasi Keuangan adalah sistem informasi yang
dirancanguntuk menyediakan informasi mengenai arus uang bagi para
pemakai di seluruh perusahaan.Sistem informasi keuangan merupakan bagian
dari SIM yang digunakanuntuk memecahkan masalah-masalah keuangan
perusahaan. Secara umum sisteminformasi keuangan memiliki sistem
pemasukan yang terdiri dari subsistem data processing didukung oleh internal
1
Fajrina, Windiati. 2015. PENGARUH KINERJA KEUANGAN DAN KONDISI PASAR
TERHADAP FENOMENA UNDERPRICING PADA SEKTOR KEUANGAN DI BEI PERIODE
2010-2013. Skripsi. Manajemen pada Fakultas Bisnis dan Manajemen, Uninversitas Widyatama.

3
audit subsystem yang menyediakan data daninformasi internal. Untuk
perusahaan besar biasanya memiliki staf internalauditors yang
bertanggungjawab terhadap perawatan integritas sistem keuangan perusahaan.
Orang yang ahli dalam bidang ini disebut EDP auditors.
Sebagaimanasubsistem lainnya, sistem ini juga dilengkapi financial
intelligence subsystem,yang mengumpulkan informasi dari
lingkungan.Sistem Informasi Manajemen Keuangan yang selanjutnya
disebutSIMKeuadalah serangkaian manual maupun aplikasinya
yangmengintegrasikansemua proses pengelolaan keuangan satker mulai dari
perencanaan anggaran(RKA-KL), Penyusunan Anggaran (DIPA), Penerbitan
SPM, dan Penyusunan Laporan Keuangan (SAI)Sistem informasi keuangan
mempunyai 3 tugas pokok :
(1) mengidentifikasikebutuhan uang yang akan datang,
(2) membantu perolehan danatersebut, dan
(3) mengontrol penggunaannya.

Tujuan Manajemen Keuangan sebagai aktivitas memperoleh dana,


menggunakan dana dan mengelola aset secara efisien membutuhkan tujuan atau
sasaran. Dimana menurut Martono dan Agus (2010:13) tujuan manajemen
keuangan adalah “Memaksimumkan nilai perusahaan (memaksimumkan
kemakmuran pemegang saham) yang diukur dari harga saham perusahaan”. SIM
Keuangan dikembangkan dengan tujuan:
1. Meningkatkan kualitas pelaporan keuangan agar akurat, tepat waktu
dandapat dipertanggungjawabkan yang mampu menghubungkan kantor
satker ke jenjang di atasnya
2. Mendukung efisiensi, efektifitas dan kelancaran penyusunan
laporankeuangan Sebagai upaya mencapai peningkatan opini laporan
keuangan
Dalam manajemen keuangan, bagaimana seorang manajer dapat
memutuskan investasi, memperoleh dana serta mengelola aset_ menjadi

4
efisien. Menurut Irawati (2005) fungsi manajemen keuangan terdiri dari 3
keputusan utama yang harus dilakukan oleh suatu perusahaan, yaitu :
1. Keputusan Investasi
Keputusan Investasi adalah keputusan yang diambil okleh manajer
keuangan allocation of fund atau pengalokasian dana kedalam bentuk
investasi yang dapat menghasilkan laba di masa yang akan datang.
Keputusan investasi ini/akan tergambar dari aktiva perusahaan, dan
mempengaruhi struktur kekayaan perusahaan yaitu perbandingan antara
current assets dengan fiked asset.
2. Keputusan Pendana
Keputusan Pendanaan adalah Keputusan manajemen keuangan
dalam melakukan pertimbangan dan analisi perpaduan antara sumber-
sumber dana yang paling ekonomis bagi perusahaan untuk mendanai
kebutuhan-kebutuhan investasi serta kegiatan Operasional perusahaannya,
3. Keputusan Dividen
Dividen merupakan bagian/dari keuntungan sutu perusahaan yang
dibayarkan kepada para pemegang saham. Keputusan dividen adalah
keputusan manajemen keuangan dalam menentukan besarnya proporsi

Adapun fungsi sistem informasi keuangan adalah :


1. Untuk menentukan hasil dari pelaksanaan operasi perusahaan, meliputi :
 Adanya pemisah keterangan jumlah barang dan uang dari catatan-
catatan perusahaan.
 Membuat laporan untuk pimpinan.
2. Untuk dapat mengikuti arus harta dan hutang perusahaan. Di dalam fungsi
ini meliputi pemeliharaan terhadap bermacam buku dan rekening seperti
kas, rekening- rekening milik dan lain-lain.
3. Untuk mempermudah perencanaan kegiatan perusahaan, tindak lanjut dari
pada pelaksanaan dan perbaikan dari rencana-rencana.

5
Adapun sifat-sifat dari informasi yang terkandung didalam sistem
informasi keuangan haruslah mengandung komponen-komponen yang antara
lain yakni sebagai berikut :
1. Relevan dan materialitas.
2. Formal dan substansi.
3. Tingkat kepercayaan.
4. Bebas dari bias.
5. Dapat diperbandingkan.
6. Dapat dipahami.

B. Perkembangan Sistem Informasi Manajemen Keuangan


Konsep sistem informasi telah ada sebelum munculnya komputer.
Sebelum pertengahan abad ke-20, pada masa itu masih digunakan kartu
punch, pemakaian komputer terbatas pada aplikasi akuntansi yang kemudian
dikenal sebagai sistem informasi akuntansi. Pada tahun 1964, komputer
generasi baru memperkenalkan prosesor baru yang menggunakan silicon chip
circuitry dengan kemampuan pemrosesan yang lebih baik. Untuk
mempromosikan generasi komputer tersebut, para produsen memperkenalkan
konsep sistem informasi manajemen dengan tujuan utama yaitu aplikasi
komputer adalah untuk menghasilkan informasi bagi manajemen. Konsep
SIM ini dengan sangat cepat diterima oleh beberapa perusahaan dan institusi
pemerintah dengan skala besar.
Perkembangan konsep ini masih belum mulus dan banyak organisasi
mengalami kegagalan dalam aplikasinya karena adanya beberapa hambatan,
misalnya:
a. Kekurang pahaman para pemakai tentang komputer
b. Kekurang pahaman para spesialis bidang informasi tentang bisnis
c. peran manajemen
d. relatif mahalnya harga perangkat komputer

6
e. terlalu berambisinya para pengguna yang terlalu yakin dapat membangun
sistem informasi secara lengkap sehingga dapat mendukung semua
lapisan manajer
Sementara konsep SIM terus berkembang, Morton, Gorry, dan
Keendari Massachussets Institute of Technology (MIT) mengenalkan konsep
baru yang diberi nama Sistem Pendukung Keputusan (Decision
SupportSystems – DSS). DSS adalah sistem yang menghasilkan informasi
yang ditujukan pada masalah tertentu yang harus dipecahkan atau keputusan
yang harus dibuat oleh manajer.Perkembangan yang lain adalah munculnya
aplikasi lain, yaitu otomatisasi Kantor (office automation – OA), yang
memberikan fasilitas untuk meningkatkan komunikasi dan produktivitas
paramanajer.Belakangan timbul konsep baru yang dikenal dengan
namaArtificial Intelligence (AI), sebuah konsep dengan ide bahwa komputer
bisadiprogram untuk melakukan proses lojik menyerupai otak manusia. Suatu
jenis dari AI yang banyak mendapat perhatian adalah ExpertSystems (ES),
yaitu suatu aplikasi yang mempunyai fungsi sebagaispesialis dalam area
tertentu. Semua konsep di atas, baik PDE, SM, OA, DSS, EIS, maupun AI
merupakan aplikasi pemrosesan informasi dengan menggunakan komputer
dan bertujuan menyediakan informasi untuk pemecahan masalah dan
pengambilan keputusan (Sutono, 2007).
Sistem informasi manajemen di era kelima, Awal abad 21 hingga
sekarang ini bisa dikatakan mengalami perkembangan yang super cepat. Era
Internet. Era Smartphone. Era Cloud Computing.
Informasi bisa diakses dimana saja, kapan saja, format apa saja,
dengan kecepatan yang berkali kali lipat dari sebelumnya. Bahkan pengguna
bisa membaca informasi yang dihasilkan dalam genggaman tangannya.
Kecepatan pengumpulan data, pengolahan data dan pelaporan
informasi sudah dalam hitungan detik. Mungkin masih ingat, ketika pemilu
presiden dilangsungkan. Pagi hari masyarakat masih melakukan pemilihan,
perhitungan. Dan siang hari, hasil pemilu sudah bisa diketahui hasilnya
dengan metode quick qount. Sangat cepat.

7
Menurut Pressman (2010), Waterfall Model merupakan salah
satu model dalam pengembangan perangkat lunak dimana semua
proses kegiatan harus direncanakan dan dijadawalkan sebelum
dikerjakan. Proses dari metode Waterfall model (Sommerville, 2011)
antara lain:
1. Requirements Definition
Langkah ini merupakan tahapan untuk analisis kebutuhan sistem
dengan cara pengumpulan data dari stackholder yang berguna untuk
kebutuhan sistem maupun data tambahan dari jurnal, artikel dan lain-
lain.
Ada dua aspek yang menjadi fokus tahap ini, yaitu aspek bisnis
atau manajemen dan aspek teknologi. Analisis aspek bisnis mempelajari
karakteristik organisasi yang bersangkutan. Tujuan dilakukannya langkah
ini adalah untuk mengetahui posisi atau peranan teknologi informasi
yang paling sesuai dan relevan di organisasi dan mempelajari fungsi-
fungsi manajemen dan aspek-aspek bisnis terkait yang akan berpengaruh
atau memiliki dampak tertentu terhadap proses desain, konstruksi, dan
implementasi.
Selama tahap analisis, sistem analis terus bekerjasama dengan
manajer, dan komite pengarah SIM terlibat dalam titik-titik yang penting
mencakup kegiatan sebagai berikut:
Menetapkan rencana penelitian system
 Mengorganisasikan tim proyek
 Mendefinisikan kebutuhan informasi
 Mendefinisikan kriteria kinerja system
 Menyiapkan usulan rancangan system
 Menyetujui atau menolak rancangan proyek pengembangan system
Keluaran dari proses analisis di kedua aspek ini adalah
masalahmasalah penting yang harus segera ditangani, analisis penyebab
dan dampak permasalahan bagi organisasi, beberapa kemungkinan

8
skenario pemecahan masalah dengan kemungkinan dan dampak risiko
serta potensinya, dan pilihan alternatif solusi yang direkomendasikan.2

2. System and Software Design


Langkah ini merupakan tahapan yang akan menghasilkan
dokumen perancangan dari sistem. Perancangan sistem ini berasal dari
data yang telah diperoleh dari identifikasi kebutuhan sistem.
Pada tahap ini, tim teknologi informasi bekerja sama dengan tim
bisnis atau manajemen melakukan perancangan komponen-komponen
sistem terkait. Tim teknologi informasi akan melakukan perancangan
teknis dari teknologi informasi yang akan dibangun, seperti system basis
data, jaringan komputer, teknik koversi data, metode migrasi sistem, dan
sebagainya.
Sementara itu, secara paralel dan bersama-sama tim bisnis atau
manajemen, dan tim teknologi informasi akan melakukan perancangan
terhadap komponen-komponen organisasi yang terkait, seperti: yang
akan berpengaruh atau memiliki dampak tertentu terhadap proses desain,
konstruksi, dan implementasi. Selama tahap analisis, sistem analis terus
bekerjasama dengan manajer, dan komite pengarah SIM terlibat dalam
titik-titik yang penting mencakup kegiatan sebagai berikut:
Menetapkan rencana penelitian system
 Mengorganisasikan tim proyek
 Mendefinisikan kebutuhan informasi
 Mendefinisikan kriteria kinerja system
 Menyiapkan usulan rancangan system
 Menyetujui atau menolak rancangan proyek pengembangan system
Keluaran dari proses analisis di kedua aspek ini adalah masalah-
masalah penting yang harus segera ditangani, analisis penyebab dan
dampak permasalahan bagi organisasi, beberapa kemungkinan skenario

2
Hariyati, Fitri. 2019. Pengembangan Sistem Informasi. Makalah. Universitas Mercu Buana.
Jakarta. Hal. 5-6

9
pemecahan masalah dengan kemungkinan dan dampak risiko serta
potensinya, dan pilihan alternatif solusi yang direkomendasikan.

3. Implementation and Unit Testing


Langkah ini merupakan tahap mengubah hasil
perancangan menjadi kode program sesuai dengan apa yang telah
dirancang. Semua algoritma diterapkan pada bagian ini untuk
menyesuaikan dengan kebutuhan pengguna.
Tahap implementasi merupakan tahap yang paling kritis karena
untuk pertarna kalinya sistem informasi akan dipergunakan di dalam
organisasi. Ada berbagai pendekatan untuk implementasi sistem yang
baru didesain. Pekerjaan utama dalam implementasi sistem biasanya
mencakup hal-hal sebagai berikut:
 Merencanakan waktu yang tepat untuk implementasi
 Mengumumkan rencana implementasi
 Mendapatkan sumberdaya perangkat keras dan lunak
 Menyiapkan database
 Menyiapkan fasilitas fisik
 Memberikan pelatihan dan workshop
 Menyiapkan saat yang tepat untuk cutover (peralihan sistem)
 Penggunaan sistem baru
Pemberian pelatihan (training) harus diberikan kepada semua pihak
yang terlibat sebelum tahap implementasi dimulai. Selain untuk
mengurangi risiko kegagalan, pemberian pelatihan juga berguna untuk
menanamkan rasa memiliki terhadap sistem baru yang akan diterapkan.
Dengan cara ini, seluruh jajaran pengguna akan dengan mudah menerima
sistem tersebut dan memeliharanya dengan baik di masa-masa
mendatang.

10
4. Integration and System Testing
Langkah ini merupakan tahap pengujian pada semua
fungsi pada sistem untuk memeriksa apakah semua berjalan sesuai
dengan kebutuhan pengguna dan perancangan sistem.

5. Operation and Maintenance


Langkah ini bisa dikatakan tahapan final dalam pembuatan
sebuah sistem, setelah tahap 1 sampai 4 kemudian sistem akan
digunakan oleh pengguna. Serta perbaikan dan pengembangan sistem
juga dilakukan untuk memantau kinerja dari sistem tersebut.3
Pengembangan sistem informasi biasanya diakhiri setelah tahap
implementasi dilakukan. Namun, ada satu tahapan lagi yang harus dijaga
dan diperhatikan oleh manajemen, yaitu tahap pasca implementasi.
Kegiatan yang dilakukan di tahap pasca implementasi adalah bagaimana
pemeliharaan sistem akan dikelola. Seperti halnya sumber daya yang
lain, sistem informasi akan mengalami perkembangan di kemudian hari.
Hal-hal seperti modifikasi sistem, berpedoman ke sistem lain, perubahan
hak akses sistem, penanganan terhadap fasilitas pada sistem yang rusak,
merupakan contoh dari kasus-kasus yang biasanya timbul dalam
pemeliharaan sistem. Disinilah diperlukan dokumentasi yang memadai
dan pemindahan pengetahuan dari pihak penyusun sistem ke pengguna
untuk menjamin terkelolanya dengan baik proses-proses pemeliharaan
sistem. Dari perspektif manajemen, tahap pasca-implementasi adalah
berupa suatu aktivitas di mana harus ada personil atau divisi yang dapat

3
Rizki Indra Fanani, Ismiarta Aknuranda, dan Yusi Tyroni Mursityo. 2019. Pengembangan Sistem
Informasi Manajemen Keuangan Peternakan Kambing(Studi Kasus: Yoga’s Farm Kabupaten
Tulungagung). Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer. Vol. 3, No. 4,
April 2019, hlm. 4033-4039

11
melakukan perubahan atau modifikasi terhadap sistem informasi sejalan
dengan perubahan kebutuhan bisnis yang dinamis.4

Pendekatan pengembangan sstem informasi dilakukan dengan


menggunakan metodologi (suatu proses standar yang diikuti oleh organisasi
untuk melaksanakan seluruh langkah yang diperlukan untuk menganalisa,
merancang, mengimplementasikan, dan memelihara sistem informasi).
Metodologi klasik yang digunakan dikenal dengan istilah SDLC (System
Development Life Cycle).
1) Pendekatan Konvensional
Pemahaman masalah didasarka pada pelaksanaan prosedur kerja.
Pelaksanaan pengembangan kerja diawali dengan melihat alur dokumen
dari satu bagian organisasi ke bagian organisasi lainnya, selanjutnya
ditentukan proses-proses pengolahan datanya. Secara historis, digunakan
untuk mengembangkan sistem pengolahan transaksi yang ada di sistem
fisik.
2) Pendekatan Fungsional
Dekomposisi permasalahan dilakukan berdasarkan fungsi atau
proses secara hirarki, mulai dari konteks sampai proses-proses paling
kecil (top down).
Pengembangan dilaksanakan denga melihat fungsi atau proses yang
harus dilaksanakan oleh sistem, data yang menjadi masukan atau
keluaran, sumber dan tujuan data, serta tempat penyimpanan data
3) Pendekatan Struktur Data
Sudut pandang pengembangan adalah struktur data dari dokumen
masukan/keluaran yang digunakan dalam system Struktur tersebut
kemudian dinyatakan secara hirarki dengan menggunakan konstruksi
sequence, selection, dan repetition sampai terlihat proses
pembentukannya

4
Hariyati, Fitri. 2019. Pengembangan Sistem Informasi. Makalah. Universitas Mercu Buana.
Jakarta. Hal. 8

12
4) Information Engineering
Sistem dibangun berdasarkan kebutuhan informasi enterprise
Pelaksanaan pengembangan perlu diawali dengan proses perencanaan
strategis informasi dan wilayah bisnis Cakupan pengembangan adalah
seluruh enterprise (enterprise-wide basis) Mengaplikasikan teknik
terstruktur dan automated tools

5) Pendekatan Objek
Sudut pandang pengembangan sistem dilakukan berdasarkan objek-
objek yang ada dalam system Sistem dipandang sebagai kumpulan objek
yang mempunyai atribut (data) dan operasi (layanan) yang saling
berinteraksi satu dengan yang lainnya
Setiap objek dalam sistem dapat menerima pewarisan (inheritance)
dari objek lainnya Setiap objek dapat mempunyai kemampuan
poliforisme.

C. Karakteristik Informasi Manajemen Keuangan 5


Kriteria umum mengenai karakteristik informasi yang baik menurut
Wilkinson adalah quantifiability, accuracy, aggregation, timeliness
(Wilkinson 1999). Memang tidak terdapat indikator pasti mengenai
karakteristik informasi yang baik, namun berdasarkan hasil penelitian
sebelumnya, menunjukkan bahwa karakteristik informasi yang baik menurut
persepsi manajemen adalah (Gul dan Chia 1994; Chia 1995; Nazaruddin
1998) :
- Broadscope
Dalam melaksanakan tugasnya manajer membutuhkan informasi
dari berbagai sumber yang sifatnya luas (Robbins 1994). Karena itu
manajer membutuhkan informasi yang memiliki karakteristik broadscope
yaitu informasi yang memiliki cakupan yang luas dan lengkap
(completeness) yang biasanya meliputi aspek ekonomi (pangsa pasar,

5
Ibid

13
produk domestik bruto (PDB), total penjualan) dan aspek non-ekonomi
misalnya kemajuan teknologi, perubahan sosiologis, demografi (Chia
1995:814).
- Timeliness
Menyatakan ketepatan waktu dalam memperoleh informasi
mengenai suatu kejadian (Echols 1996). Informasi dikatakan tepat waktu
apabila informasi tersebut mencerminkan kondisi terkini dan sesuai
dengan kebutuhan manajer (Bordnar 1995). Informasi yang tepat waktu
akan membantu manajer dalam pengambilan keputusan (Chusing 1994).
- Agregasi
Informasi disampaikan dalam bentuk yang lebih ringkas, tetapi
tetap mencakup halhal penting sehingga tidak mengurangi nilai informasi
itu sendiri (Bordnar 1995; Alwi 2001). Informasi yang teragregasi akan
berfungsi sebagai masukan yang berguna dalam proses pengambilan
keputusan, karena lebih sedikit waktu yang diperlukan untuk
mengevaluasinya, sehingga meningkatkan efisiensi kerja manajemen
(Chia 1995).
- Integrasi
Informasi yang mencerminkan kompleksitas dan saling keterkaitan
antara bagian satu dan bagian lain (Nazaruddin 1998). Informasi yang
terintegrasi berperan sebagai koordinator dalam mengendalikan
pengambilan keputusan yang beraneka ragam (Chia 1995). Manfaat
informasi yang terintegrasi dirasakan penting saat manajer dihadapkan
pada situasi dimana harus mengambil keputusan yang akan berdampak
pada bagian atau unit yang lain.
Chia (1955) dalam salah satu penelitiannya mengungkapkan bahwa
karaktersitik informasi yang berupa broadscope,timeliness,
aggregation,danintegration mampu meningkatkan kinerja manajer. Manajer
yang memiliki informasi dengan karakteristik tersebut umumnya mampu
untuk membuat perencanaan yang lebih baik dan mencapai target yang telah

14
ditetapkan. Hal ini khususnya lebih nampak pada organisasi-organisasi yang
terdesentralisasi (Chia 1995).
Sebelumnya, Gul dan Chia (1994) dalam penelitiannya menyimpulkan
bahwa ketersediaan karakteristik broadscope dan agregasi atas informasi
berkaitan erat dengan Kinerja Manajerial. Dengan kata lain, bahwa
keberadaan kedua karakteristik ini mampu meningkatkan Kinerja Manajerial.
Mia dan Chenhall (1994), meskipun hanya meneliti karakteristik broadscope
dari informasi, namun mereka berhasil membuktikan bahwa karakteristik ini
berpengaruh terhadap Kinerja Manajerial.
Bukti-bukti bahwa karakteristik informasi berhubungan dengan Kinerja
Manajerial juga diungkapkan oleh AICPA. Hasil survey yang pernah
dilakukan oleh AICPA & Lawrence S. Maisel mengenai pengukuran kinerja
menyatakan, sebanyak 77% responden menyetujui bahwa karakteristik
informasi yang berkualitas penting dalam meningkatkan kinerja manajerial
(Maisel and AICPA 2001:28)
Selanjutnya, Nazaruddin (1998) yang menguji mengenai pengaruh
antara desentralisasi dan karakteristik informasi terhadap kinerja manajerial
menunjukkan bahwa tingkat keandalan karakteristik informasi (broadscope,
timeliness, agregasi dan integrasi) mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap kinerja manajerial. Namun besar kecilnya pengaruh tersebut
tergantung pada derajat desentralisasi. Pada organisasi-organisasi yang
memiliki derajat desentralisasi yang tinggi maka kebutuhan akan karakteristik
informasi sangat berpengaruh terhadap kinerja manajerial.6
Menurut Goyal (2003: hal16-18) Sistem Informasi Manajemen pada
dasarnya mempunyai beberapa karakteristik sebagai berikut.
2. Menggunakan Pendekatan Sistem (System Approach)
Pendekatan sistem merupakan suatu cara pandang yang bersifat
menyeluruh (komprehensif) dalam mempelajari bagian-bagian atau sub-
sub sistem yang beroperasi dalam suatu organisasi. Dengan
6
Prasasti, Laura. PENGARUH KARAKTERISTIK SISTEM INFORMASI AKUNTANSI
TERHADAP KINERJA MANAJERIAL (STUDI KASUS PADA PT BANK PEMBANGUNAN
DAERAH JAMBI). Dosen Akademi Akuntansi dan Komputer STEPHEN Jambi

15
menggunakan pendekatan sistem maka Sistem Informasi Manajemen
harus dipandang sebagai suatu bagian yang tidak terpisahkan dari bagian-
bagian yang lain yang terdapat dan beroperasi dalam suatu organisasi.
Sistem Informasi Manajemen juga harus dilihat sebagai suatu sistem
yang terdiri atas beberapa bagian atau sub-sistem yang saling terkait satu
dengan yang lainnya sebagai satu kesatuan dalam mencapai apa yang
menjadi tujuan dari Sistem Informasi Manajemen.
3. Berorientasi pada Manajemen (Management Oriented)
Berorientasi pada kepentingan manajemen merupakan karakteristik
yang penting bagi Sistem Informasi Manajemen. Agar dapat merancang
Sistem Informasi Manajemen yang efektif pada dasarnya harus
mengikuti pendekatan dari atas ke nawah (Top-Down Approach).
Pendekatan dari atas ke bawah menyarankan agar pengembangan Sistem
Informasi Manajemen harus berawal dan dimulai dari penentuan
kebutuhan di level manajemen serta sasaran bisnis secara keseluruhan.
Rencana pengembangan Sistem Informasi Manajemen harus berangkat
dari rencana bisnis secara keseluruhan. Karakteristik ini juga
menekankan bahwa manajemen harus secara aktif terlibat dalam
mengarahkan berbagai upaya pengembangan Sistem Informasi
Manajemen. Untuk memastikan dan menjamin bahwa Sistem Informasi
Manajemen dapat berjalan sesuai dengan spesifikasi sistem maka
diperlukan partisipasi dan review yang berkelanjutan dari para manajer
dalam organisasi.
4. Berdasarkan Kebutuhan (Need Based)
Perancangan dan pengembangan dari Sistem Informasi Manajemen
harus didasarkan pada kebutuhan informasi dari para manajer pada setiap
level manajemen, baik level perencanaan strategis, pengendalian
manajemen, maupun pengendalian operasional. Dengan kata lain, Sistem
Informasi Manajemen harus mampu mengakomodir kebutuhan spesifik
dari para manajer dalam setiap hirarki organisasi.
5. Berbasis Pengecualian (Exception Based)

16
Sistem Informasi Manajemen dalam sebuah organisasi harus
dikembangkan pada prinsip pelaporan berbasis pengecualian. Maksud
dari pelaporan berbasis pengecualian berarti bahwa Sistem Informasi
Manajemen harus mampu menangani hal-hal di luar situasi yang normal
atau biasa, sebagai contoh nilai-nilai maksimum, minimum, atau yang
diharapkan di luar batas toleransi.
6. Berorientasi pada Masa Depan (Future Oriented)
Selain atas dasar pelaporan berbasis pengecualian maka Sistem
Informasi Manajemen juga harus dibangun dengan berorientasi pada
masa depan. Dengan kata lain, Sistem Informasi Manajemen tidak hanya
menyajikan informasi yang terkait dengan masa lampau atau historis
melainkan juga harus menyajikan informasi berbasis proyeksi yang
didasarkan pada tindakan-tindakan yang akan diambil di masa yang akan
datang.
7. Terpadu (Integrated)
Integrasi merupakan karakteristik yang diperlukan bagi Sistem
Informasi Manajemen. Integrasi penting karena dengan integrasi, Sistem
Informasi Manajemen akan mampu menghasilkan informasi yang lebih
bermanfaat. Sebagai contoh, agar organisasi dapat mengembangkan
sistem penjadwalan produksi yang efektif maka perlu menyesuaikan
dengan beberapa faktor seperti
a. penentuan biaya;
b. tenaga kerja;
c. tarif lembur (overtimerates);
d. kapasitas produksi;
e. tingkat persediaan barang;
f. kebutuhan modal (capitalrequirements);
g. pelayanan pelanggan (customerservice) dan lain-lain.
Sebuah sistem informasi yang mengabaikan salah satu dari
elemenelemen di atas, misalnya tingkat persediaan barang maka sistem
informasi tersebut tidak dapat menyajikan manajemen suatu gambaran

17
informasi yang optimal. Dengan demikian, sebuah sistem yang
terintegrasi yang menggabungkan informasi dari berbagai area
operasional merupakan karakteristik yang diperlukan bagi Sistem
Informasi Manajemen.

8. Memiliki Database terpusat (Central Database)


Sebuah database yang terpusat merupakan suatu wadah yang
menangani berbagai sistem fungsional secara bersama. Setiap sistem
membutuhkan akses atau jangkauan ke berbagai file induk (master file)
dari data yang mencakup data persediaan barang, kepegawaian, vendor,
pelanggan, dan sebagainya. Apabila data disimpan secara sistematis dan
efisien maka satu file induk dapat menyajikan kebutuhan data untuk
berbagai sistem fungsional.7

D. Pengambilan Keputusan Dengan Sistem Informasi


Pengambilan keputusan adalah salah satu peran dari manajer yang sangat
penting dalam organisasi, sebagai pemimpina dalam organisasi manajer
diberikan hak untuk mengambil keputusan dalam organisasinya, pengambilan
keputusan merupakan sebuah akhir dari berbagai pertimbangan yang telah
dilakukan sebelumnya. Pengambilan keputusan menjadi sesuatu yang penting
karena akan berpengaruh dalam proses ynag terjadi dalam organisasi,
kesalahan menejer dalam pengambilan keputusan dapat membawa organisasi
ke gerbang kehancuran.
Pada hakekatnya pengambilan keputusan terjad akibat adanya suatu
masalah dalam pencapaian tujuan, pengambilan keputusan dapat berupa
pemecahan suatu masalah atau mengurangi dampak suatu masalah yang
terjadi sehingga pencapaian tujuan dapat tercapai secara dengan efektif dan
efisien.

7
Andayani, Eva. 2016. Sistem Informasi Manajemen edisi 3. Tangerang Selatan: Penerbit
Universitas Terbuka.

18
Pengambilan keputusan menurut Terry (2001) dalam Rusdiana dan
Irfan (2014:175) adalah upaya untuk menyelesaikan masalah dengan memilih
alternatif solusi yang ada dengan menggunakan teknik-tekik ilmiah. Terdapat
tiga tipe dalam pengambilan keputusan, yaitu
a. Keputusan terprogram/keputusan terstruktur, yaitu keputusan yang
berulang dan rutin sehingga dapat diprogram. Biasanya keputusan ini
dilakukan pada manajemen tingkat bawah
b. Keputusan setengah terprogram/ setengah terstruktur, yaitu keputusan
yang sebagian dapat diprogram, sebagian berulang-ulang dan rutin,
namun ada sebagian yang tidak terstruktur, yang bersifat rumit dan
membutuhkan perhitungan serta analisis terperinci. Kepuusan ini
dilakukan pada manajemen tingkat menengah.
c. Keputusan tidak terprogramtidak terstruktur, yaitu keputusan yang tidak
berulang dan tidak selalu terjadi. Keputusan ini dilakukan pada
manajemen tingkat atas.8
Model atau prosedur pengambilan keputusan yang baik, dalam sistem
Informasi manajemen berbasis komputer dapat didukung oleh perangkat-
perangkat lunak. Perangkat lunak untuk mendukung pengambilan keputusan
tersebut dibangun atas dasar tiga tahapan proses pengambilan keputusan yang
ditawarkan oleh simon (dalam Bambang hartanto) yaitu Inteligensi
(intelegence), perancangan (design), dan pemilihan (choise).
2. Perangkat Lunak Pendukung Intelegensi
Tahap intelegensi dari proses pengambilan keputusan sering juga
disebut “pengenalan permasalahan”. pengenalan permasalahan dapat
berupa mengidentifikasi peluang-peluang yang akan terjadi dalam
organsisasi, baik itu peluang akan timbulnya masalah ataupun pekuang
akan didapatkannya keuntungan atau laba. Dengan diketahuinya
pengenalan masalah maka akan memudahan dalam pengambilan

8
Fibriany , Firstianty Wahyuhening. 2016. Penerapan Sistem Informasi Manajemen Pada
PEngambilan Keputusan Di Departemen SDM. Manajemen Informatika AMIK BSI Jakarta.

19
keputusan, agar tidak tetjadinya dampak atau resiko yang membahayakan
bagi organisasi.
3. Perangkat Lunak Pendukung Perancangan
Dalam tahap ini sebagai lanjutan digunakan untuk mengenali
permasalahan yang dihadapi dan merumuskan berbagai alternatif
penyelesaian masalah dan mneguji kelayakan alternatif tersebut untuk
menyelesaikan permasalahan yang sedang dihaddapi. Dalam tahapan ini
dengan menggunakan perangkat lunak untuk menganalisis faktor-faktor
penyebab permasalahan, dalam prosedur ini diperlukan perangkat lunak
penelusuran an penemuan kembali data dari pangkalan data. Data yang
diperlukan untuk analisis digunakan perangkat lunak penelusuran,
kemudian dimasukkan kedalam model analisis statistik yang dipilih, dari
prosedir tersebut maka akan keluar sejumlah alternatif yang dapat
digunakan untuk memecahkan suatu masalah. Sedangkan untuk
pengujuan terhapat alternatif yang muncul adalah dengan menganalisis
dampaknya terhadap lingkungan, organisai, pesaing, dan masyarakat.
4. Perangkat Lunak Pendukung Pemilihan
Setelah sejumlah alternatif penyelesaian masalah deberikan oelh
perangkat lunak namun dalm pmilihan alternatif untuk dijadikan
keputusan terletak pada manusia atau manajernya. Oleh karena itu,
umumnya perangkat lunak hanya mampu memberikan skala prioritas
dalam pengambilan keputusan. Pada akhirnya pengambilan keputusan
tetap berada pada tangan pemimpin organisasi itu sendiri.9

E. Penerapan Sistem Informasi Manajemen


Beberapa dari Anda mungkin ada yang masih kurang paham mengenai
bentuk dari management information system (MIS) ini. Untuk memperjelas,
berikut ini beberapa contoh yang dapat diterapkan ke bisnis Anda.
 Enterprise Resource Planning (ERP)

9
Kawuri, Ratna. 2015. Sistem Informasi Manajemen Terhadap Pengambilan Keputusan di
Lembaga Pendidikan Islam. Fakultas Komputer.

20
Sistem ERP ini banyak digunakan oleh perusahaan besar. Namun,
perusahaan dalam skala kecil juga masih dapat menerapkan sistem ERP.
ERP biasanya digunakan untuk mengelola manajemen dan melakukan
pengawasan yang terintegrasi antar unit di dalam perusahaan.
 Supply Chain Management (SCM)
Sistem SCM ini sangat bermanfaat bagi pihak manajemen karena
mengintegrasikan data-data seperti manajemen suplai bahan baku, mulai
dari pemasok, produsen, pengecer sampai konsumen akhir.
 Transaction Processing System (TPS)
TPS adalah sistem informasi manajemen yang berguna untuk
memproses data dalam jumlah yang besar atau transaksi yang banyak dan
rutin. Program ini  biasa diaplikasikan dalam manajemen gaji dan
inventaris.
 Office Automation System (OAS)
Aplikasi ini berguna untuk memperlancar komunikasi antar
departemen dalam suatu perusahaan dengan cara mengintegrasikan server-
server komputer pada setiap user di perusahaan.
Contohnya seperti penggunaan email untuk kegiatan di
perkantoran setiap harinya.
 Knowledge Work System (KWS)
Sistem informasi KWS mengintegrasikan satu pengetahuan baru ke
dalam organisasi/entitas.
 Informatic Management System (IMS)
IMS berfungsi mendukung spektrum tugas-tugas dalam organisasi.
Selain itu, IMS juga dapat digunakan untuk membantu
menganalisis pembuatan keputusan.
Sistem ini juga dapat menyatukan beberapa fungsi informasi
dengan program komputerisasi seperti e-procurement.
 Decision Support System (DSS)
Sistem ini membantu manajer dalam mengambil keputusan dengan
cara mengamati lingkungan di dalam perusahaan.

21
Contoh sistem informasi manajemen yang satu ini adalah
seperti link elektronik.
 Expert System (ES) dan Artificial Intellegent (AI)
Kedua sistem ini pada dasarnya menggunakan kecerdasan buatan
yang berguna untuk menganalisis pemecahan masalah dengan
menggunakan pengetahuan tenaga ahli yang telah diprogram kedalamnya.
Contohnya sistem jadwal mekanik.
 Group Decision Support System (GDSS) dan Computer-Support
Collaborative Work System (CSCWS)
GDSS hampir sama dengan DSS, bedanya GDSS mencari solusi
permasalahan melalui pengumpulan pengetahuan dalam suatu kelompok,
bukan per individu.
Biasanya berbentuk kuesioner, konsultasi dan skenario. Contohnya
seperti e-government.
 Executive Support System (ESS)
Sistem ini membantu manajer berinteraksi dengan lingkungan
perusahaan menggunakan bantuan grafik dan pendukung komunikasi
lainnya.

F. Manfaat Sistem Informasi Manajemen


Supaya informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi dapat berguna
bagi manajamen, maka analis sistem harus mengetahui kebutuhan-kebutuhan
informasi yang dibutuhkannya, yaitu dengan mengetahui kegiatan - kegiatan
untuk masing-masing tingkat (level) manajemen dan tipe keputusan yang
diambilnya. Berdasarkan pada uraian di atas, maka terlihat bahwa tujuan
dibentuknya Sistem Informasi Manajemen atau SIM adalah supaya organisasi
memiliki informasi yang bermanfaat dalam pembuatan keputusan
manajemen, baik yang meyangkut keputusan - keputusan rutin maupun
keputusan - keputusan yang strategis.

22
Sehingga SIM adalah suatu sistem yang menyediakan kepada pengelola
organisasi data maupun informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas-
tugas organisasi.
Beberapa manfaat atau fungsi sistem informasi antara lain adalah sebagai
berikut:
1. Meningkatkan aksesibilitas data yang tersaji secara tepat waktu dan akurat
bagi para pemakai, tanpa mengharuskan adanya prantara sistem informasi.
2. Menjamin tersedianya kualitas dan keterampilan dalam memanfaatkan
sistem informasi secara kritis.
3. Mengembangkan proses perencanaan yang efektif.
4. Mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan akan keterampilan pendukung
sistem informasi.
5. Menetapkan investasi yang akan diarahkan pada sistem informasi.
6. Mengantisipasi dan memahami konsekuensi-konsekuensi ekonomis dari
sistem informasi dan teknologi baru.
7. Memperbaiki produktivitas dalam aplikasi pengembangan dan
pemeliharaan sistem.
8. Organisasi menggunakan sistem informasi untuk mengolah transaksi-
transaksi, mengurangi biaya dan menghasilkan pendapatan sebagai salah
satu produk atau pelayanan mereka.
9. Bank menggunakan sistem informasi untuk mengolah cek - cek nasabah
dan membuat berbagai laporan rekening koran dan transaksi yang terjadi.10

G. Faktor-faktor Keberhasilan Dan Kegagalan Dalam Penerapan Sistem


Informasi Manajemen
Faktor-faktor yang dijadikan ukuran keberhasilan penerapan suatu sistem
menurut Laudon yaitu:
1. Sistem tersebut tingkat penggunaannya relatif tinggi yang diukur melalui
polling terhadap pengguna, pemanfaatan kuesioner, atau monitor
parameter seperti volume transaksi on-line.

10
Purnama, Chamdan. 2016. Sistem Informasi Manajemen. Insan Globa: Mojokerto.

23
2. Kepuasan pengguna terhadap sistem yang diukur melalui kuesioner atau
interview.
3. Sikap yang menguntungkan para pengguna terhadap sistem informasi
dan staff dari sistem informasi.
4. Tujuan yang dicapai.
5. Timbal balik keuangan untuk organisasi baik melalui pengurangan biaya
atau peningkatan penjualan dan profit.
Kegagalan dari sistem informasi bukan hanya pada bagian-bagiannya
saja, tetapi pada keseluruhan sistem yang tidak dapat digunakan sebagaimana
mestinya. Pengguna harus memahami sistem informasi dan mengembangkan
prosedur manual paralel untuk membuat sistem bekerja secara sempurna.
Terdapat faktor penyebab munculnya masalah pada sistem informasi, faktor
tersebut dapat bersifat teknis dan nonteknis. Faktor-faktor tersebut yaitu:
1. Desain
2. Data
3. Biaya
4. Operasi

Sementara alasan kegagalan penerapan sistem informasi antara lain:


1. Kurangnya dukungan dari pihak eksekutif atau manajemen
Persetujuan dari semua level manajemen terhadap suatu proyek
sistem informasi membuat proyek tersebut akan dipersepsikan positif
oleh pengguna dan staf pelayanan teknis informasi. Dukungan tersebut
dapat diwujudkan dalam bentuk penghargaan terhadap waktu dan tenaga
yang telah dicurahkan pada proyek tersebut.
Keterlibatan dalam desain dan operasi sistem informasi mempunyai
beberapa hasil yang positif. Pertama, jika pengguna terlibat secara
mendalam dalam desain sistem, ia akan memiliki kesempatan untuk
mengadopsi sistem menurut prioritas dan kebutuhan bisnis, dan lebih
banyak kesempatan untuk mengontrol hasil. Kedua, pengguna

24
berkecenderungan untuk lebih bereaksi positif terhadap sistem karena
mereka merupakan partisipan aktif dalam proses perubahan itu sendiri.
Kesenjangan komunikasi antara pengguna dan perancang sistem
informasi terjadi karena pengguna dan spesialis sistem informasi
cenderung memiliki perbedaan dalam latar belakang, kepentingan dan
prioritas. Inilah yang sering dikatakan sebagai kesenjangan komunikasi
antara pengguna dan desainer(user-designer communication gap).

2. Tidak Memiliki Perencanaan Memadai


Sistem informasi sebaiknya harus ditentukan maksud dan
tujuannya. Setelah itu, menambahkan komponen-komponen yang sesuai
dengan tujuan utama dari sistem informasi tersebut. Perencanaan sistem
informasi sebaiknya sejalan dengan tujuan dan komponen-komponen
yang telah ditentukan sehingga tidak keluar dari jalur utama yang telah
ditetapkan. Sistem informasi yang tidak sesuai dengan kebutuhan akan
menghambat tujuan dari perusahaan tersebut.
Pengembangan dan penerapan sistem informasi yang tidak
didukung dengan perencanaan yang matang tidak akan mampu
menjembatani keinginan dan kepentingan berbagai pihak di perusahaan.
Hal ini dikarenakan sistem yang dijalankan tidak sesuai dengan arah dan
tujuan perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan yang tidak memiliki
kompetensi inti dalam bidang teknologi informasi sebaiknya menjadi
tidak memaksakan untuk menjadi leader dalam investasi teknologi
informasi.
Sebagian besar penyedia jasa teknologi informasi kurang sensitif
terhadap manajemen perusahaan, tetapi hanya fokus pada tools yang
akan dikembangkan. Kelemahan inilah yang mengharuskan perusahaan
untuk mengidentifikasi secara jelas kebutuhan dan spesifikasi sistem
informasi yang akan diterapkan berikut manfaatnya terhadap perusahaan.
Kemauan perusahaan dalam merancang penerapan sistem informasi

25
berdasarkan sumberdaya yang dimiliki diyakini dapat meningkatkan
keunggulan kompetitif perusahaan.

3. Inkompetensi secara Teknologi


Kesuksesan pengembangan sistem informasi tidak hanya
bergantung pada penggunaan alat atau teknologinya saja, tetapi juga
manusia sebagai perancang dan penggunanya. Sistem informasi yang
tidak disosialisasikan akan menyebabkan karyawan tidak dapat
menggunakan sistem informasi tersebut. Hal ini akan berdampak pada
menurunnya kinerja perusahaan dan kegagalan sistem informasi sehingga
sistem informasi yang telah dirancang akan sia-sia serta menyebabkan
kerugian materi yang cukup besar. Selain itu, waktu sosialisasi yang
singkat dapat menjadi kendala dalam hal penerapan sistem informasi.
Karyawan kurang mempelajari mengenai sistem informasi yang mereka
gunakan sehingga kemampuan mereka terbatas. Menurut Pambudi
(2003) harus ada penyesuaian tertentu dalam menerapkan sistem
informasi. Penyesuaian terhadap strategi penerapan sistem yang baru
harus disosialisasikan dengan jelas kepada karyawan.
Sistem informasi harus dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan
dan keinginan pengguna. Kompleksitas sistem bukanlah merupakan
jaminan perbaikan kinerja, bahkan menjadi kontraproduktif jika tidak
didukung oleh kesiapan sumberdaya manusia dalam tahapan
implementasinya. Hal ini sering terjadi terutama pada perusahaan yang
pengetahuan teknologi informasinya rendah. Jika pengembangan sistem
informasi diserahkan pada sumberdaya yang kurang memiliki
kompetensi dibidangnya akan berakibat fatal bagi perusahaan ketika
sistem tersebut telah diterapkan. Pengembangan sistem informasi sebagai
salah satu sarana pencapaian tujuan perusahaan, sehingga keduanya harus
relevan, serta perlu disiapkan dengan baik dan matang. Selain itu,
perusahaan harus memiliki harapan yang nyata, yaitu yang ingin dicapai

26
dan berusaha dalam meraihnya, sehingga efektivitas dari pengembangan
atau penerapan sistem informasi dapat terjadi

4. Komunikasi Antara Pengguna dengan Perancang Sistem Informasi


Hubungan antara konsultan dengan klien secara tradisional
merupakan bidang masalah dalam upaya sistem informasi. Pengguna dan
specialist sistem informasi cenderung mempunyai perbedaan dalam latar
belakang, kepentingan dan prioritas. Inilah yang sering dikatakan sebagai
kesenjangan komunikasi antara pengguna dan desainer. Perbedaan ini
akan menyebabkan adanya perbedaan loyalitas organisasi, pendekatan
dalam pemecahan masalah, dan referensi.

5. Tingkat Kompleksitas dan Resiko


Terdapat kecenderungan gagal pada Beberapa proyek
pengembangan sistem karena sistem-sistem tersebut mengandung tingkat
resiko yang tinggi dibandingkan yang lain. Para peneliti telah
mengidentifikasikan tiga faktor kunci yang memengaruuhi tingkat resiko
proyek.
Sistem pengembangan proyek tanpa manajemen yang tepat besar
kemungkinan akan membawa konsekuensi kerugian sebagai berikut:
a) Biaya yang berlebih sehingga melampaui anggaran.
b) Melampaui waktu yang telah diperkirakan.
c) Kelemahan teknis yang berakibat pada kinerja yang berada
dibawah tingkat dari yang diperkirakan.

27
d) Gagal dalam memperoleh manfaat yang diperkirakan.11

11
Hariyati, Fitri. 2019. Pengembangan Sistem Informasi. Makalah. Universitas Mercu Buana.
Jakarta. Hal. 11-13

28
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem informasi manajemen keuangan atau sistem informasi keuangan
adalah sebuah sistem yang mengumpulkan dan mengolah semua data
keuangan menjadi sebuah informasi yang dibutuhkan oleh pihak yang
berkepentingan sebagai dasar pengambilan keputusan keuangan.
Kecepatan pengumpulan data, pengolahan data dan pelaporan
informasi sudah dalam hitungan detik. Mungkin masih ingat, ketika pemilu
presiden dilangsungkan. Pagi hari masyarakat masih melakukan pemilihan,
perhitungan. Dan siang hari, hasil pemilu sudah bisa diketahui hasilnya
dengan metode quick qount. Sangat cepat.
Beberapa manfaat atau fungsi sistem informasi antara lain adalah sebagai
berikut:
1) Meningkatkan aksesibilitas data yang tersaji secara tepat waktu dan
akurat bagi para pemakai, tanpa mengharuskan adanya prantara sistem
informasi.
2) Menjamin tersedianya kualitas dan keterampilan dalam memanfaatkan
sistem informasi secara kritis.
3) Mengembangkan proses perencanaan yang efektif.
4) Mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan akan keterampilan pendukung
sistem informasi.
5) Menetapkan investasi yang akan diarahkan pada sistem informasi.
6) Mengantisipasi dan memahami konsekuensi-konsekuensi ekonomis dari
sistem informasi dan teknologi baru.
7) Memperbaiki produktivitas dalam aplikasi pengembangan dan
pemeliharaan sistem.
8) Organisasi menggunakan sistem informasi untuk mengolah transaksi-
transaksi, mengurangi biaya dan menghasilkan pendapatan sebagai salah
satu produk atau pelayanan mereka.

29
9) Bank menggunakan sistem informasi untuk mengolah cek - cek nasabah
dan membuat berbagai laporan rekening koran dan transaksi yang terjadi.
DAFTAR PUSTAKA
Purnama, Chamdan. 2016. Sistem Informasi Manajemen. Insan Globa: Mojokerto.

Fajrina, Windiati. 2015. PENGARUH KINERJA KEUANGAN DAN KONDISI


PASAR TERHADAP FENOMENA UNDERPRICING PADA SEKTOR
KEUANGAN DI BEI PERIODE 2010-2013. Skripsi. Manajemen pada
Fakultas Bisnis dan Manajemen, Uninversitas Widyatama.

Prasasti, Laura. PENGARUH KARAKTERISTIK SISTEM INFORMASI AKUNTANSI


TERHADAP KINERJA MANAJERIAL (STUDI KASUS PADA PT BANK
PEMBANGUNAN DAERAH JAMBI). Dosen Akademi Akuntansi dan Komputer
STEPHEN Jambi

Kawuri, Ratna. 2015. Sistem Informasi Manajemen Terhadap Pengambilan


Keputusan di Lembaga Pendidikan Islam. Fakultas Komputer.

Fibriany , Firstianty Wahyuhening. 2016. Penerapan Sistem Informasi


Manajemen Pada Pengambilan Keputusan Di Departemen SDM. Manajemen
Informatika AMIK BSI Jakarta

Andayani, Eva. 2016. Sistem Informasi Manajemen edisi 3. Tangerang Selatan:


Penerbit Universitas Terbuka.

Rizki Indra Fanani, Ismiarta Aknuranda, dan Yusi Tyroni Mursityo. 2019.
Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Keuangan Peternakan
Kambing(Studi Kasus: Yoga’s Farm Kabupaten Tulungagung). Jurnal
Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer. Vol. 3, No. 4, April
2019, hlm. 4033-4039

Hariyati, Fitri. 2019. Pengembangan Sistem Informasi. Makalah. Universitas


Mercu Buana. Jakarta.

30

Anda mungkin juga menyukai