Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Manajemen Kesiswaan
Dosen Pengampu:
JANUARI 2021
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT. atas segala nikmat dan
rahmat-Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan judul
“PERENCANAAN PESERTA DIDIK”.
Kami menyadari segala kekurangan dalam penyusunan makalah ini, baik dari
segi materi maupun segi bahasa. Namun demikian, kami sebagai penulis berharap
semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi para pembaca. Kemudian kami ucapkan
terima kasih kepada Ibu Nur Rahmi Sonia, M.Pd. sebagai dosen pengampu mata
kuliah Manajemen Kesiswaan, yang telah berkenan untuk membimbing serta
membantu mengarahkan agar penulisan makalah ini dapat terselesaikan dengan
baik.
Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Kesiswaan
sebagai syarat terlaksananya presentasi kelompok. Terakhir, kami mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang terkait dalam penyusunan makalah ini.
Kami mengharapkan kritik dan saran untuk kesempurnaan makalah ini. Semoga
Allah senantiasa memberikan hidayah-Nya kepada kita semua.
Demikian makalah ini kami buat dengan harapan dapat menjadi acuan untuk
proses belajar mengajar.
Kelompok 1/ MPI A
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan 2
BAB II PEMBAHASAN
D. Sensus Sekolah..........................................................................
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keberhasilan suatu lembaga pendidikan (sekolah) akan sangat bergantung
pada komponen-komponen pendidikan. Komponen tersebut seperti kurikulum, sarana
dan prasarana, pembiayaan, tenaga pendidik dan peserta didik. Dalam komponen
peserta didik, keberadaanya sangatlah dibutuhkan karena keberhasilan sebuah
lembaga pendidikan juga dapat diukur dengan kualitas peserta didiknya.
Manajemen peserta didik memang sangat dibutuhkan di lembaga pendidikan
karena siswa merupakan subjek sekaligus objek dalam proses transformasi ilmu dan
ketrampilan. Keberhasilan dalam penyelenggaraan pendidikan akan sangat
bergantung dengan perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial,
emosional dan kejiwaan peserta didik.Manajemen peserta didik merupakan penataan
dan pengaturan terhadap kegiatan yang berkaitan dengan peserta didik, mulai dari
siswa itu masuk sampai dengan keluar dari suatu sekolah
Manajemen peserta didik bertujuan mengatur berbagai kegiatan dalam bidang
kesiswaan agar kegiatan pembelajaran di sekolah lancar, tertib dan teratur.Tujuan
manajemen peserta didik adalah untuk menciptakan kondisi lingkungan sekolah yang
baik serta agar siswa dapat belajar dengan tertib sehingga tercapai tujuan pengajaran
yang efektif dan efisien. Agar tercapainya Tujuan pengajaran yang efektif dan efisien
maka diperlukan perencanaan peserta Didik yang baik dan matang. Perencanaan
peserta didik berupaya mengisi kekurangan dalam pelayanan terhadap peserta didik,
dari mulai peserta didik itu masuk ke lembaga sekolah, sampai peserta didik itu dapat
menyelesaikan studi di sekolah tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian perencanaan peserta didik?
2. Bagaimana langkah-langkah dan kegiatan dalam perencanaan peserta didik?
3. Bagaimana kebijakan penyusunan program pada perencanaan peserta didik?
4. Apa pengertian sensus sekolah?
5. Bagaimana penentuan jumlah peserta didik yang diterima?
6. Bagaimana pendekatan perencanaan penerimaan peserta didik?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian perencanaan peserta didik
2. Mengetahui langkah-langkah dan kegiatan dalam perencanaan peserta didik
3. Mengetahui kebijakan penyusunan program pada perencanaan peserta didik
4. Mengetahui pengertian sensus sekolah
5. Mengetahui penentuan jumlah peserta diidk yang diterima
6. Mengetahui pendekatan perencanaan penerimaan peserta didik
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Perencanaan Peserta Didik
Soetjipto dan Kosasi penerimaan peserta Didik adala prosesor pencatatan dan
layanan kepada siswa yang baru masuk sekolah. setelah mereka memenuhi
persyaratan-persyaratan yang telah di tentukan oleh sekolah itu. Penerimaan siswa
baru dimaksudkan agar sekolah dapat menerima siswa sesuai dengan daya tampung,
ketersediaan fasilitas, staf dan tenaga pengajar dan kesiapan siswa untuk belajar pada
sekolah yang dituju3.
1. Ada beberapa langkah yang harus ditempuh dalam perencanaan peserta didik.
Langkah-langkah tersebut meliputi perkiraan (forcasting), perumusan tujuan
(objective), kebijakan (policy), pemrograman (programming), menyusun langkah-
langkah (procedure), penjadwalan (schedule), dan pembiayaan (bugetting). Secara
lebih rinci, langkah-langkah perencanaan peserta didik dikedepankan sebagai
berikut: Perkiraan (forcasting) adalah menyusun suatu perkiraan dengan
mengantisipasi ke depan. Ada tiga dimensi waktu yang disertakan dalam hal ini,
yakni dimensi kelampauan, dimensi terkini, dan dimensi keakanan.
a) Dimensi Kelampauan
b) Dimensi Kekinian
c) Dimensi Keakanan
2. Perumusan Tujuan
Tujuan adalah sesuatu yang hanya sekedar dapat dituju dan oleh karena itu ia
tidak dapat dicapai. Supaya dapat dicapai, umumnya tujuan tersebut dijabarkan ke
dalam bentuk target-target. Oleh karena itu, tujuan lazimnya bersifat umum dan
abstrak, tidak jelas apakah kriteria tercapai atau tidak, sedangkan target
dirumuskan secara jelas, dapat diukur pencapaiannya. Lazimnya perumusan target
ini diawali dengan huruf ter. Misalnya saja, terlaksananya, terbacanya, tertulisnya,
terealisasinya, dan sebagainya.
3. Kebijakan
5. Langkah-Langkah
6. Penjadwalan
d) Orientasi
7
Muhammad Khoirul Umam," Peningkatan Mutu pendidikan Melalui Manajemen peserta didik", Jurnal Al-
Hikmah Vol.6.No.2 (Oktober 2018) :62-76
yang sudah diidentifikasi dalam suatu kebijakan. Ada beberapa pertimbangan dalam
seleksi dalam kegiatan ini. Pertimbangan-pertimbangan tersebut perlu dilakukan agar apa
yang direncanakan akan tercapai sesuai target yang telah ditentukan sebelumnya.
Kegiatan yang telah diprogramkan tersebut harus realistik dan benar-benar dilaksanakan.
Untuk mencapai sebuah tujuan, perlu diperinci sebuah program (kegiatan) dengan
cara menetapkan sebuah kebijakan. Yang nantinya akan menjadi sebuah pedoman dan
bersifat mengikat. Kegiatan-kegiatan tersebut harus diidentifikasi secermat mungkin agar
bisa mencapai sebuah tujuan yang telah ditetapkan. Pada saat menetapkan dan menyeleksi
sebuah kegiatan tadi, harus memperhatikan kegiatan yang memiliki kontribusi besar
(kegiatan prioritas) dengan mempertimbangkan waktu dan dana serta dampaknya
terhadap pencapaian tujuan.
Selain itu, juga harus memperhatikan adanya faktor penghambat dan faktor
pendukung, dan juga kegiatan yang berdampak positif bagi peserta didik. misalnya
menyusun program kegiatan kesiswaan seperti visi dan misi sekolah, minat dan bakat
siswa, sarana dan prasarana yang ada, anggaran yang tersedia dan tenaga kependidikan
yang tersedia.8
Menurut Roe dan Norton, kualitas pendidikan juga dipengaruhi oleh adanya
pengelolaan program sekolah. pengelolaan program sekolah adalah pengkoordinasian dan
penyerasian secara holistik dan integratif yang meliputi perencanaan, pengembangan, dan
evaluasi program. Perencanaan program meliputi (1) kepala sekolah bersama stakeholder
sekolah membuat visi sekolah dan mengembangkannya, (2) kepala sekolah bersama
stakeholder sekolah membuat misi sekolah dan mengembangkannya, (3) kepala sekolah
bersam stakeholder sekolah membuat tujuan sekolah dan mengembangkannya, (4) kepala
sekolah bersama stakeholder sekolah membuat rencana kerja sekolah.9 Hal ini didukung
oleh PP RI No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan yang tertuang dalam
standar proses: “setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan proses pembelajaran,
pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses
pembelajaran yang efektif dan efisien.10
8
Ali Imron, Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah (Jakarta: Bumi Aksara) Hlm. 22-24
9
Husaini Usman, Manajemen Teori Praktik & Riset Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2008) Hlm. 588-590
10
PP. RI. No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan (Jakarta: Redaksi Sinar Grafika, 2005) Hlm.
14
Dalam evaluasi program, sekolah diberi wewenang untuk melakukan evaluasi,
khusunya evaluasi yang dilakukan secara internal. Evaluasi internal dilakukan oleh warga
sekolah untuk mengevaluasi hasil dari program-program yang telah dilaksanakan.
Evaluasi semacam ini sering disebut sebagai evaluasi diri.11
D. Sensus Sekolah
Sensus sekolah merujuk kepada kegiatan pendataan tentang jumlah dan kualifikasi
tenaga pendidik dan tenaga administrasi yang dimiliki suatu sekolah, jumlah siswa yang
lulus atau tamat sekolah, jumlah siswa yang masih tinggal dan mengulang di kelas, serta
jumlah dan keberfungsian sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah pada saat ini.
Penetapan jumlah siswa baru yang akan diterima nantinya, sangat bergantung
kepada hasil dari sensus sekolah terutama yang berkaitan dengan ketenagaan dan
ketersediaan serta keberfungsian sarana dan prasarana sekolah, walaupun tetap terbuka
kemungkinan bagi pengadaan tenaga kerja dan sarana prasarana yang baru.12
11
Rohiat, Manajemen Sekolah Teori dan Praktik (Bandung: Refika Aditama, 2008) Hlm. 65
12
Rusdiana Navlia Khulasie, Marketing of Islamic Education 4.0 Buku Wajib bagi Para Marketer Pendidikan
(Madura: Duta Media Publishing, 2019) Hlm. 31-32
13
Ali Imron, Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah (Jakarta: Bumi Aksara) Hlm. 22
pembagian anggaran belanja dan sarana untuk mendapatkan dana bantuan
pendidikan.
Menurut Calvin Greader (1981), fungsi khusus sensus sekolah adalah sebagai
berikut :
Menurut Yeager (1945), sensus sekolah mempunyai fungsi khusus sebagai berikut :
14
Ibid, Hlm 25-27
Dalam proses penerimaan peserta didik baru merupakan kegiatan utama yang
dilakukan dalam manajemen kesiswaan. Dalam proses penerimaan peserta didik ini
terdapat beberapa kegiatan pendaftaran, seleksi dan kelulusan dari calon siswa-siswi.
Penerimaan peserta didik baru dibentuknya panitia yang akan bertugas melakukan
pendaftaran siswa baru dan melakukan sosialisasi di sekolah-sekolah dengan kriteria
yang memiliki kemampuan dan pengalaman15.
Terdapat tiga macam penentuan peserta didik yang pertama, kriteria acuan
patokan (standard criterion referenced) merupakan pencarian peserta didik yang
berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya dalam sekolah seperti
kemampuan minimal yang terdapat di sekolah tersebut. Kedua, kriteria acuan norma
(norma criterian referenced) merupakan penjaringan peserta didik berdasarkan
prestasi keseluruhan siswa yang mengikuti proses seleksi. Ketiga, kriteria berdasarkan
daya tamping dari pihak sekolah. Sekolah dapat menentukan jumlah daya tampung
sekolah yang sesuai dengan kapasitas sekolah. Selanjutnya, meranking prestasi siswa
mulai dari yang tertinggi sampai terendah16.
15
Arifin Suking, Sistem Penerimaan Siswa Baru di Sekolah Efektif, (Surabaya: Prosiding 2015). Hal 155
16
Analisis Teoritik Manajemen Peserta Didik, (UIN Sunan Gunung Djati: Bandung) hal 23-24.
17
Nurdian Ramadhani ansar, Ratmawati T, Andi Wahed. Implementasi manajemen Penerimaan Peserta Didik
Baru Berbasis Online di SMK Negeri 6 Makassar, ( Jurnal dinamika manajemen Pendidikan vol 4 no 1 2019)
hal 4
ideal berdasarkan Permendiknas No. 41 Tahun 2007 jumlah maksimal peserta
didik per kelas:
SD/MI: 28 siswa
SMP/MTS: 32 siswa
SMA/MA: 32 siswa
SMK/MAK: 32 siswa18
BAB III
20
Iwan Aprianto, dkk. Manajemen Peserta didik, (Klaten: Anggota IKAPI 2020) hal 37-38.
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Perencanaan peserta didik adalah suatu aktivitas memikirkan tentang hal- hal yang
harus dilakukan berkenaan dengan peserta didik di sekolah, sejak peserta didik akan
memasuki sekolah sampai akan lulus dari sekolah.
2. Beberapa langkah yang harus ditempuh dalam perencanaan peserta didik meliputi
perkiraan (forcasting), perumusan tujuan (objective), kebijakan (policy), pemrograman
(programming), menyusun langkah-langkah (procedure), penjadwalan (schedule), dan
pembiayaan (budgetting).
3. Penyusunan program berarti seleksi terhadap kegiatan-kegiatan yang sudah
diidentifikasi dalam suatu kebijakan. Untuk mencapai sebuah tujuan, perlu diperinci
sebuah program (kegiatan) dengan cara menetapkan sebuah kebijakan. Yang nantinya
akan menjadi sebuah pedoman dan bersifat mengikat.
4. Sensus sekolah adalah sebuah aktifitas yang dilakukan dengan maksud untuk
mengumpulkan sebuah informasi mengenai anak usia sekolah disuatu daerah tertentu
yang mana data dari hasil sensus tersebut dapat dipergunakan untuk merencanakan
layanan kepada peserta didik. Adapun data-data yang dijaring melalui sensus sekolah
yaitu (1) Data mengenai identitas diri anak, (2) Data mengenai identitas orang tua, (3)
Keterangan-keterangan mengenai lingkungan anak.
5. Terdapat tiga macam penentuan peserta didik. Pertama, kriteria acuan patokan
(standard criterion referenced) merupakan pencarian peserta didik yang berdasarkan
kriteria yang telah ditentukan sebelumnya dalam sekolah seperti kemampuan minimal
yang terdapat di sekolah tersebut. Kedua, kriteria acuan norma (norma criterian
referenced) merupakan penjaringan peserta didik berdasarkan prestasi keseluruhan siswa
yang mengikuti proses seleksi. Ketiga, kriteria berdasarkan daya tamping dari pihak
sekolah. Sekolah dapat menentukan jumlah daya tamping sekolah yang sesuai dengan
kapasitas sekolah.
6. Beberapa pendekatan yang perlu diperhatikan dalam perencanaan penerimaan peserta
didik yaitu : (1) Pendekatan Formal yaitu melalui menyebarkan brosur, memasang
spanduk dan baliho, serta siaran melalui televisi, radio dan media massa. (2) Pendekatan
Sosial yang ditempuh dengan kepedulian sosial seperti pemberian santunan pada anak
yatim piatu pada saat peringatan hari penting. (3) Pendekatan Kultural yang ditempuh
berdasarkan kultur masyarakat sekitar. (4) Pendekatan rasional-profesional yang
ditempuh dengan menunjukan kelebihan Lembaga Pendidikan yang akan dikelola. (5)
Pendekatan Ideologis yang ditempuh dengan menggunakan Bahasa agama untuk
menentukan Lembaga Pendidikan yang akan dipilih .
B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah diatas masih banyak terjadi kesalahan dan jauh
dari kata sempurna. Penulis menghimbau kepada pembaca agar memahami secara
mendalam materi tentang perencanaan peserta didik. Serta mencari referensi dari buku,
jurnal, maupun artikel sehingga mendapatkan pemahaman yang lebih lengkap guna
menambah wawasan tentang materi ini.
DAFTAR PUSTAKA
Affifudin, Dadi H. 2005. Berbagai Proses Belajar dan Mengajar Bandung: Insan Mandiri
Aprianto, Iwan dkk. 2020. Manajemen Peserta didik. Klaten: Anggota IKAPI
Budi Herawati, Endang Sri dan Adiman. 2020. Tata Kelola Administrasi Persekolahan.
Pasuruan: Qiara Media
Imron, Ali. 2011. Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara
Khoirul Umam, Muhammad "Peningkatan Mutu pendidikan Melalui ManajemenPpeserta
Didik", Jurnal Al-Hikmah Vol.6.No.2 (Oktober 2018)
Khulasie, Rusdiana Navlia. 2019. Marketing of Islamic Education 4.0 Buku Wajib bagi Para
Marketer Pendidikan Madura: Duta Media Publishing
PP. RI. No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan. 2005. Jakarta: Redaksi
Sinar Grafika
Ramadhani Ansar, Nurdian dkk. Implementasi manajemen Penerimaan Peserta Didik Baru
Berbasis Online di SMK Negeri 6 Makassar, (Jurnal dinamika manajemen Pendidikan vol 4
no 1 (2019)
Rohiat. 2008. Manajemen Sekolah Teori dan Praktik Bandung: Refika Aditama
Saihudin. 2018. Manajemen Institusi Pendidikan Uwais Inspirasi Indonesia: Ponorogo
Sarbini dan Neneng Linda. 2011. Perencanaan Pendidikan Bandung : Pustaka Setia
Soetjipto dan Kosasi. 2009. Profesi Keguruan Jakarta : Rineka Cipta
Suking, Arifin. 2015. Sistem Penerimaan Siswa Baru di Sekolah Efektif Surabaya: Prosiding
Suryosubroto. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah Jakarta: Rineka Cipta
Usman, Husaini. 2010. Manajemen Teori Praktik dan Riset Pendidikan Edisi 3 Jakarta : PT
Bumi Aksara