Pelatihan merupakan suatu fungsi manajemen yang perlu dilaksanakan secara terus-
menerus dalam rangka pembinaan sumber daya manusia dalam suatu organisasi. Proses
pelatihan merupakan serangkaian tindakan atau upaya yang dilaksanakan secara
berkesinambungan, bertahap, dan terpadu. Setiap proses pelatihan harus terarah untuk
mencapai tujuan tertentu terkait dengan upaya pencapaian tujuan organisasi.
Adapun tujuan evaluasi adalah untuk memperoleh informasi yang akurat dan objektif
tentang suatu program. Informasi tersebut dapat berupa proses pelaksanaan program, haisl
yang dicapai, efisiensi serta pemanfaatan hasil evaluasi yang difokuskan untuk program itu
sendiri, yaitu untuk mengambil keputusan apakah dilanjutkan, diperbaiki atau justru
dihentikan. Dengan adanya evaluasi ini maka bisa digunakan sebagai bahan pertimbangan
dalam menentukan kebijakan yang akan diambil untuk memperbaiki pelatihan pada masa
yang akan datang.
Terdapat beberapa unsur yang dievaluasi dalam evaluasi unsur-unsur pelatihan ini.
Sasaran evaluasi pelatihan adalah partisipan pelatihan, instruktur, penyelenggara pelatihan,
bahan pelatihan dan alat bantu belajar, dan program pelatihan. Keberhasilan pelatihan dapat
diketahui dari hasil evaluasi yang dilakukan dari seluruh program pelatihan yang
dilaksanakan. Evaluasi yang perlu dilaksanakan dalam pelaksanaan pelatihan adalah materi,
instruktur, fasilitas, penyelenggara, akomodasi, konsumsi, metode, media, dan perangkat
pendukung pelaksanaan pelatihan lainnya.
3. Evaluasi Penyelenggara Pelatihan
a) Tujuan perkenalan
b) Relevansi program pelatihan dengan tugas
c) Manfaat setiap materi bagi peserta/instansi
d) Hubungan peserta dengan pelaksana pelatihan
e) Pelayanan sekretariat terhadap peserta
f) Pelayanan akomodasi dan lainnya
g) Pelayanan konsumsi, dan
h) Pelayanan komunikasi dan informasi1
Beragam bahan pelatihan dapat digunakan untuk menyampaikan isi atau materi
pelatihan. Bahan ajar merupakan salah satu komponen yang penting dalam sistem pelatihan,
karena berfungsi sebagai unsur penunjang proses pembelajaran dan motivasi belajar.
Pengembangan bahan pelatihan merupakan upaya yang perlu dilakukan oleh instruktur atau
pelatih dalam memfasilitasi proses belajar peserta program pelatihan. Bahan pelatihan yang
telah ada dapat dimodifikasi agar dapat digunakan dalam menyampaikan isi atau materi
sebuah program pelatihan. Hal yang perlu diperhatikan dalam memanfaatkan bahan pelatihan
adalah keselarasannya dengan tujuan atau kompetensi program pelatihan yang perlu dikuasai
oleh peserta.3
Menurut Harjana (2001:66) bahan yang dievaluasi dalam program pelatihan yaitu
materi seluruh training, proses training sejak babak awal sampai babak akhir, keikutsertaan
peserta, sikap dan kecakapan trainer, kerja penyelenggara, fasilitas training yang meliputi:
ruang, peralatan, perlengkapan yang digunakan, akomodasi untuk peserta, konsumsi, dan
manfaat yang diperoleh setelah mengikuti pelatihan.
1
Soenarto, Candrajiwa & Dunia Indonesia (Jakarta: Oscar Karya Mandiri, 2020), hlm. 29-30
2
Aisyah Nurfiani, Makna Evaluasi Penyelenggaraan Program Pelatihan Pendamping Akreditasi Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama Jurnal Pendidikan Voumel 1 Nomor 2, Desember 2016, hlm. 12-14
3
Benny A. Pribadi, Desain dan Pengembangan Program Pelatihan Berbasis Kompetensi: Implementasi Model
ADDIE (Jakarta: Prenata Media Grup, 2014) hlm. 81
Sebuah pelatihan dapat mencapai tujuannya salah satunya dengan bantuan media
belajar. Media merupakan alat bantu yang digunakan oleh penyelenggara dalam melakukan
interaksinya dengan para peserta pelatihan. Media dibagi menjadi tiga yaitu media visual,
media audio, dan media audio visual. Alat bantu untuk menjelaskan terkadang sangat
diperlukan dengan tema-tema pelatihan tertentu.4
Evaluasi terhadap bahan dan alat bantu belajar perlu dilakukan untuk mengetahui
sejauh mana tingkat keefektifan penggunaan bahan dan alat bantu belajar tersebut dalam
membantu keberlangsungan proses pelatihan. Dengan adanya evaluasi bahan dan alat bantu
pelatihan ini, maka diharapkan bisa digunakan sebagai bahan pertimbangan dan sebagai
sarana perbaikan pelayanan pelatihan di waktu yang akan datang.
4
Budiyono Saputro, Manajemen Penelitian Pengembangan Bagi Penyusun Tesis dan Disertasi (Yogyakarta:
Aswaja Pressindo, 2017) hlm. 73