Anda di halaman 1dari 7

TUGAS MAKALAH PENGAWASAN PENDIDIKAN

SASARAN PENGAWASAN PENDIDIKAN

NAMA : Hikmah Fatul Jannah


NIM : 1743042029
KELAS : 03
MATA KULIAH : PENGAWASAN PENDIDIKAN
DOSEN PENGAMPUH : Dr. Ratmawati T., M.Pd

JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2019
BAB I

PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang Masalah

Supervisi pendidikan atau yang lebih dikenal dengan pengawasan pendidikan memiliki
konsep dasar yang saling berhubungan. Dalam konsep dasar supervisi pendidikan dijelaskan
beberapa dasar-dasar tentang konsep supervisi pendidikan itu sendiri. Pendidikan berbeda
dengan mengajar, pendidikan adalah suatu proses pendewasaan yang dilakukan oleh seorang
pendidik kepada peserta didik dengan memberikan stimulus positif yang mencakup kognitif,
afektif, dan psikomotorik. Sedangkan pengajaran hanya mencakup kognitif saja artinya
pengajaran adalah suatu proses pentransferan ilmu pengetahuan tanpa membentuk sikap dan
kreatifitas peserta didik.

Sesuai dengan perkembangan masyarakat dan perkembangan pendidikan di Indonesia


maka paradigma tenaga kependidikan sudah seharusnya mengalami perubahan pula,
khususnya yang berkaitan dengan supervisi atau kepengawasan pendidikan ini. Pengawasan
seperti ini sering disebut inspeksi atau memeriksa, orang yang melakukan pemeriksaan itu
sendiri disebut inspektur.

Supervisi pendidikan atau yang lebih dikenal dengan pengawasan pendidikan memiliki
konsep dasar yang saling berhubungan. Dalam perkembangannya supervisi pendidikan
memberikan pengaruh yang baik pada perkembangan pendidikan di Indonesia sehingga para
pendidik memiliki kemampuan mendidik yang kreatif, aktif, efektif dan inovatif.

B. Rumusan Masalah
 Pengawasan terhadap mutu pembelajaran
 Efektivitas dan efisiensi pengelolaan sekolah
 Kinerja pengelolaan pendidikan di lingkungan kantor penyelenggaraan pendidikan

C. Tujuan Penulisan
 Menjelaskan tentang pengawasan terhadap mutu pembelajaran
 Menjelaskan tentang efektivitas dan efisiensi pengelolaan sekolah
 Menjelaskan pengelolaan pendidikan di lingkungan kantor penyelenggaraan
pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengawasan Terhadap Mutu Pembelajaran
Pengawasan sebagai salah satu fungsi manajemen yang penting jelas perlu melihat suatu
organisasi dalam kaitannya dengan mutu  karena pada akhirnya baik mutu dalam fakta
maupun menurut persepsi dan harapan jelas akan menentukan bagi keberhasilan dan
kesinambungan kiprah organisasi, dan hal ini tentu saja berlaku dalam bidang organisasi dan
kelembagaan pendidikan seperti Sekolah. Pelaksanaan peran dan tugas pengawasan di
sekolah sebenarnya dapat diposisikan dalam upaya penjaminan mutu (quality assurance) yang
diimbangi dengan peningkatan mutu (qualitity enhancement). Penjaminan mutu berkaitan
dengan inisiatif superstruktur organisasi sekolah atau kepala sekolah dan pendekatannya
bersifat top down, sementara peningkatan mutu berkaitan dengan pemberdayaan anggota
organisasi sekolah untuk dapat berinisiatif dalam meningkatkan mutu pendidikan baik
menyangkut peningkatan kompetensi individu, maupun kapabilitas organisasi melalui
inisiatif sendiri sehingga pendekatannya bersifat bottom up.

B. Efektivitas Dan Efisiensi Pengelolaan Sekolah

Efektivitas dan efisiensi merupakan indikator dari produktivitas. Efektivitas mengacu


kepada pencapaian target secara kuantitas dan kualitas suatu sasaran program. Makin besar
presentase target suatu program yang tercapai makin tinggi tingkat efektivitasnya. Efektivitas
berkaitan dengan kualitas, sedangkan efisiensi merupakan refleksi hubungan antara output
dan input yang bersifat kuantitas. Efisiensi berkaitan dengan besarnya input untuk
menghasilkan output dan besarnya tingkat pemborosan. Efektivitas merupakan refleksi
kemampuan untuk mempengaruhi terjadinya suatu produk. Keefektivitasan menunjukkan
besarnya pengaruh terhadap suatu proses produksi.
Djama’an Satori (2000) mengemukakan sekolah efektif dalam perspektif manajemen,
merupakan proses pemanfaatan seluruh sumber daya sekolah yang dilakukan melalui
tindakan yang rasional dan sistematik (mencakup perencanaan, pengorganisasian, pengarahan
tindakan, dan pengendalian) untuk mencapai tujuan sekolah secara efektif dan efisien.
Selanjutnya jika dilihat dalam perspektif ini, dimensi dan indikator sekolh efektif dapat
dijabarkan sebagai berikut:

1. Layanan belajar bagi siswa


Dimensi ini mecakup seluruh kegiatan yang ditujkan untuk menciptakan mutu
pengalaman belajar. Yang menjadi indikator mutu layanan adalah:
 Mutu mengajar guru
 Kelancaran layanan belajar mengajar
 Umpan balik yang diterima siswa
 Layanan keseharian guru terhadap siswa
 Kepuasan siswa terhadap layanan mengajar guru
 Kenyamanan ruang kelas
 Ketersediaan fasilitas belajar
 Kesempatan siswa menggunakan berbagai fasilitas sekolah

2. Pengelolaan dan layanan siswa


Seperti telah diungkapkan terdahulu, siswa adalah customer primer layanan pendidikan.
Sebagai customer, para siswa sepatutnya memperoleh kepuasan. Kepuasan tersebut
menyangkut; (1) mutu layanan yang berkaitan dengan kegiatan belajarnya, (2) mutu layanan
dalam menjalani tugas-tugas perkembangan pribadinya, sehingga mereka lebih memahami
realitas dirinya dan dapat mengatasi sendiri persoalan-persoalan yang dihadapinya, dan (3)
pemenuhan kebutuhan kemanusiaannya (dari kebutuhan dasar, aman, penghargaan,
pengakuan, dan aktualisasi diri).

3. Sarana dan prasarana sekolah


Sarana dan prasarana atau disebut fasilitas sekolah mencakup, gedung, lahan dan
peralatan sekolah. Aspek penting dari gedung tersebut adalah kualitas fisik dan kenyamanan
ruang kelas dimana “core bissiness” pendidikan di sekolah diselenggarakan.

4. Program dan pembiayaan


Perencanaan tahunan merupakan penjabaran dari perencanaan strategik yang berisi
program-program operasional sekolah. Program-program tersebut, didukung oleh
pembiayaan yang memadai dengan sumber-sumber anggaran yang andal dan permanen.
Kebijakan dan keputusan yang menyangkut pengembangan sekolah tersebut dilakukan
dengan memperhatikan partisipatif staf dan anggota masyarakat sekolah (dewan/komite
sekolah).

5. Partisipasi masyarakat
Di samping memberdayakan secara optimal staf yang dimilikinya, sekolah yang efektif
akan menaruh perhatian yang sungguh-sungguh pula terhadap pemberdayaan masyarakat
sekolah. Hal itu akan diwujudkan dengan cara menyediakan wadah yang memungkinkan
mereka, yaitu pihak-pihak yang berkepentingan, ikut terlibat dalam memikirkan, membahas,
membuat keputusan, dan mengontrol pelaksanaan sekolah.

6. Budaya sekolah
Budaya sekolah merupakan tatanan nilai, kebiasaan, kesepakatan-kesepakatan yang
direfleksikan dalam tingkah laku keseharian, baik perorangan maupun kelompok. Budaya
sekolah dapat diartikan sebagai respon psikologis penghuni sekolh terhadap peristiwa
kehidupankeseharian yang terjadi di sekolah. Budaya sekolah akan berpengaruh terhadap
pencapaian misi sekolah apabila melahirkan respon psikologis yang positif dan menyenagkan
bagi sebagian besar atau seluruh penghuni sekolah.
C. Kinerja Pengelolaan Pendidikan Dilingkungan Kantor Penyelenggaraan
Pendidikan
Menurut Griffin pengelolaan adalah sebagai sebuah proses perencanaan,
pengorganisasian, pengkoordinasian dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran
(goals) secara efektif dan efisien. Terdapat beberapa fungsi dari pengelolaan itu sendiri
adalah sebagai berikut:
 Perencanaan (Planning)
Perencanaan adalah penentuan serangkaian tindakan untuk mencapai suatu hasil yang
diinginkan.
 Pengorganisasian (Organizing)
Oganisasi adalah dua orang atau lebih yang bekerjasama dalam cara yang terstruktur
untuk mencapai sasaran specific atau sejumlah sasaran.
 Pengarahan (Directing )
Pengarahan adalah fungsi pengelolaan yang berhubungan dengan usaha memberi
bimbingan, saran, perintah-perintah atau instruksi kepada bawahan dalam melaksanakan
tugas masing-masing, agar tugas dapat dilaksanakan dengan baik dan benar-benar tertuju
pada tujuan yang telah ditetapkan semula.
 Pengawasan
Pengawasan adalah fungsi pengelolaan yang berhubungan dengan usaha pemantauan
kinerja agar supaya kinerja tersebut terarah dan tidak melenceng dari aturan yang sudah
ditetapkan dan pemantauan berfungsi sebagai media agar kinerja tersebut terarah dan
tersampaikan secara tepat.
 Pengembangan
Pengembangan adalah fungsi pengelolaan yang harus dijadikan tolak ukur keberhasilan
suatu pengelolaan, dengan adanya pengembangan pengelolaan akan berjalan sesuai dan
melebihi target yang akan diperoleh.
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

peningkatan mutu berkaitan dengan pemberdayaan anggota organisasi sekolah untuk


dapat berinisiatif dalam meningkatkan mutu pendidikan baik menyangkut peningkatan
kompetensi individu, maupun kapabilitas organisasi melalui inisiatif sendiri sehingga
pendekatannya bersifat bottom up.
Djama’an Satori (2000) mengemukakan sekolah efektif dalam perspektif manajemen,
merupakan proses pemanfaatan seluruh sumber daya sekolah yang dilakukan melalui
tindakan yang rasional dan sistematik (mencakup perencanaan, pengorganisasian, pengarahan
tindakan, dan pengendalian) untuk mencapai tujuan sekolah secara efektif dan efisien.
Efektivitas dan efisiensi merupakan indikator dari produktivitas. Efektivitas mengacu kepada
pencapaian target secara kuantitas dan kualitas suatu sasaran program. Makin besar
presentase target suatu program yang tercapai makin tinggi tingkat efektivitasnya.
DAFTAR ISI

https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2009/07/06/membangun-pengawasan-pendidikan-
berorientasi-mutu/

https://anatomiestreetsoldier.wordpress.com/2010/06/26/pengelolaan-pendidikan/

Anda mungkin juga menyukai