PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1
lembaga pendidikan hanya berupa kesesuaian terhadap standar; (2) Standar
jaminan kualitas seringkali disusun terlalu rendah atau terlalu tinggi,
sehingga program-program pendidikan akan mengalami kesulitan dalam
pencapaiannya; (3) Definisi klasik mengenai jaminan kualitas terlalu sempit;
(4) Pendekatan yang mutakhir mengkonsentrasikan hanya pada performansi
pengajaran dan mengurangi penekanan pada kontribusi dari hal-hal yang
bukan berkaitan dengan pengajaran; dan (5) Pendekatan yang mutakhir yang
hanya menekankan pada instruktur pendidikan.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah falsafah mutu?
2. Mengapa mutu harus berfokus pada kebutuhan pelanggan?
3. Apa saja prinsip dasar manajemen mutu?
4. Bagaimana sistem manajemen mutu?
5. Bagaimana filosofi manajemen mutu terpadu?
C. TUJUAN PEMBAHASAN
1. Untuk mengetahui falsafah mutu.
2. Untuk mengetahui mutu harus berfokus pada kebutuhan pelanggan.
3. Untuk mengetahui prinsip dasar manajemen mutu.
4. Untuk mengetahui sistem manajemen mutu.
5. Untuk mengetahui filosofi manajemen mutu terpadu.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. FALSAFAH MUTU
Mutu (quality) dapat didefinisikan sebagai keseluruhan karakteristik
barang atau jasa yang menunjukkan kemampuan dalam memuaskan
kebutuhan konsumen, baik kebutuhan yang dinyatakan maupun kebutuhan
yang tersirat. Perbaikan mutu merupakan upaya transformasi budaya kerja
organisasi melalui pengalaman belajar sehingga merubah cara berpikir setiap
orang yang terlibat dalam organisasi dan cara organisasi dikelola, sehingga
berubah ke arah yang lebih baik.
– Mahal harganya
3
Dugaan dan penafsiran diatas kurang tepat untuk dijadikan dasar dalam
menganalisa dan menilai mutu suatu produk atau pelayanan. Tidak jauh
berbeda dengan kebiasan mendefinisikan “mutu” dengan cara
membandingkan satu produk dengan produk lainnya. Misalnya jam tangan
Seiko lebih baik dari jam tangan Alba.
1
Sulipan. 2009. Konsep Dasar Manajemen Mutu Terpadu.
http://manajemenmutuyes.blogspot.com/2009/11/konsep-dasar-manajemen-mutu-terpadu.html.
(diakses pada tanggal 20 Desember 2019).
4
1. Menurut Juran (1993) mutu ialah kecocokan penggunaan produk dan
kepuasan pelanggan.
2. Menurut Crosby mutu ialah sesuai dengan yang disyaratkan auat
distandarkan.2
3. Menurut Deming mutu ialah kesesuaian dengan kebutuhan pasar atau
konsumen, perusahaan yang bnermutu ialah perusahaan yang menguasai
pangsa pasar karena hasil produksinya sesuai dengan kebutuhan
konsumen.3
4. Menurut Feigenbaum mutu adalah kepuasan pelanggan sepenuhnya.4
5. Menurut Garvi dan Davis (1994) mutu ialah suati kondidim dinamik
yang berhubungan dengan produk,tenaga kerja,proses, dan tugas serta
lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan.
2
Philip B. Crosby, Quality is free, (New York: New American Library, 1979), h. 58.
3
Edwards Deming, Guide to Quality Control, (Cambridge: Massachussetts Institute of
Technology, 1982), h. 176.
4
Armand V. Feigenbaum, Total Quality Control, (Trind Editions New York: McGraw
Hill Inc, 1991), h. 7.
5
6. Peningkatan mutu harus menjadi pandangan hidup
7. Manajemen berdasarkan fakta dan data
8. Fokus pengendalian (control) pada proses, bukan hanya pada hasil
output.5
6
Untuk menghindari produk yang tidak sesuai dan kemudian dilakukan
pemrosesan ulang tersebut itulah kemudian melahirkan proses penjaminan
mutu (quality assurance). Berbeda dengan proses pemeriksaan mutu dan
pengendalian mutu yang melakukan pengecekkan pada saat produk jadi.
Pada proses penjaminan mutu, pelaksanaan pengecekkan dilakukan pada
saat proses pembuatan sebuah produk. Kondisi ini mendasarkan pada asumsi
bahwa produk yang baik selalu dihasilkan dari proses yang baik, sehingga
memastikan bahwa proses berjalan dengan baik harus dilakukan sehingga
tidak akan terjadi kesalahan produk yang akan menyebabkan dilakukannya
perbaikan atau pemrosesan ulang sebuah produk yang sudah jadi.
7
Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001:2008 merupakan sistem
yang menjadi bagian dari Manajemen Mutu Terpadu (total quality
management). Untuk dapat mengimplementasikan SMM maka dibutuhkan
berbagai landasan. Jika landasan tersebut semakin kuat maka kekokohan
dari SMM yang dibangun oleh sebuah organisasi juga semakin kokoh.
Landasan-landasan tersebut meliputi; 1) kepedulian, 2) nilai, 3) integritas, 4)
pelatihan, dan 5) pengendalian..
E. FILOSOFI MMT
6
Edward Sallis, Total Quality Management in Education, (London: Kogan Page
Educational Series, 1993), h. 13.
8
Patricia Kovel-Jarboe (1993) mengutip Caffee dan Sherr menyatakan
bahwa manajemen mutu terpadu adalah suatu filosofi komprehensif tentang
kehidupan dan kehidupan dan kegiatan organisasi yang menekankan
perbaikan berkelanjutan sebagai tujuan fundamental untuk meningkatkan
mutu, produktivitas, dan mengurangi pembiayaan. Adapun istilah yang
bersamaan maknanya dengan TQM adalah continous quality improvement
(CQI) atau perbaikan mutu berkelanjutan.
9
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Mutu (quality) dapat didefinisikan sebagai keseluruhan karakteristik
barang atau jasa yang menunjukkan kemampuan dalam memuaskan
kebutuhan konsumen, baik kebutuhan yang dinyatakan maupun
kebutuhan yang tersirat.
2. Perbaikan mutu merupakan upaya transformasi budaya kerja organisasi
melalui pengalaman belajar sehingga merubah cara berpikir setiap orang
yang terlibat dalam organisasi dan cara organisasi dikelola, sehingga
berubah ke arah yang lebih baik.
3. Manajemen mutu merupakan sebuah filsafat dan budaya organisasi yang
menekankan kepada upaya menciptakan mutu yang konstan melalui
setiap aspek dalam kegiatan organisasi.
4. Sistem Manajemen Mutu merupakan sebuah sistem yang berevolusi dari
sistem pemeriksaan mutu, kendali mutu, kemudian berkembang menjadi
sistem penjaminan mutu sampai kemudian menjadi sistem manajemen
mutu terpadu.
5. Manajemen mutu terpadu adalah suatu filosofi komprehensif tentang
kehidupan dan kehidupan dan kegiatan organisasi yang menekankan
perbaikan berkelanjutan sebagai tujuan fundamental untuk meningkatkan
mutu, produktivitas, dan mengurangi pembiayaan
10
DAFTAR PUSTAKA
11