PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pemasaran merupakan salah satu hal penting bagi sektor pendidikan dan
perusahaan lainnya. Berbicara pemasaran otomatis juga berhubungan dengan
pelanggan, lingkungan sekolah, pasar sekolah dan kompetitor sekolah. Dengan
berdirinya satu sekolah sebelumnya juga harus merumuskan pemasaran strategisnya
seperti apa. Perencanaan yang sesuai dengan keaadan lingkungan sekolah, apakah
sekolah tersebut merupakan wilayah lokal ataupun internasional.
Dengan adanya perencanaan yang lebih serius untuk mencari pelanggan
diharapkan agar bisa meminimalisir permasalahan kekurangan kuota siswa, pengajar,
pegawai sekolah dan faktor-faktor pendukung lainnya. Selain itu proses pengauditan
pemasaran juga harus dilakukan gunanya sebagai evaluasi di bagian pemasaran. Audit
bisa dilakukan oleh pihak eksternal dan internal. Namun ada beberapa karakteristik
yang harus diterapkan selama proses audit salah satunya ojektif. Agar hasil yang
didapatkan bisa bermanfaat bagi perkembangan sekolah dan tidak memungkinkan
mendapatkan laba yang diharapkan sesuai tujuan dan minimal pangsa pasar
kebanyakan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pemasaran strategis jasa pendidikan?
2. Apa yang dimaksud dengan perencanaan pemasaran jasa pendidikan?
3. Bagaimana cara melakukan riset pemasaran jasa pendidikan?
4. Apa saja analisis pemasaran jasa pendidikan?
5. Apa yang dimaksud dengan analisis lingkungan sekolah?
6. Apa yang dimaksud dengan analisis sekolah?
7. Apa yang dimaksud dengan analisis pelanggan sekolah?
8. Apa yang dimaksud dengan analisis kompetitor sekolah?
9. Apa yang dimaksud dengan analisis pasar sekolah?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu pemasaran strategis jasa pendidikan
2. Untuk mengetahui perencanaan pemasaran jasa pendidikan
3. Untuk mengetahui cara melakukan riset pemasaran jasa pendidikan
4. Untuk mengetahui macam-macam analisis pemasaran jasa pendidikan
5. Untuk mengetahui analisis lingkungan sekolah
6. Untuk mengetahui analisis pelanggan sekokah
7. Untuk mengetahui analisis kompetitor sekolah
8. Untuk mengetahui analisis pasar sekolah
BAB II
PEMASARAN STRATEGIS JASA PENDIDIKAN
D. Audit Pemasaran Jasa Pendidikan
Seperti yang dikatakan Phillips “Dimana kita sedang dan akan berada?”
Menurutnya, posisi audit adalah sebagai penentu posisi pendidikan saat ini dan yang akan
datang. Audit pemasaran juga merupakan cara untuk menyelidiki realitas serta tujuan
pemasaran dan sistem informasi manajemen pemasaran. Lebih jelasnya berikut rincian
Audit Pemasaran Jasa Pendidikan.
a. Pengertian audit pemasaran
Audit pemasaran merupakan suatu tinjauan formal dan sistematis yang ada
pada strategi dan rencana pemasaran yang diambil. Audit pemasaran ini dapat
dilakukan secara eksternal oleh auditor independen dan dapat pula dilakukan secara
internal oleh bagian pemasaran.
Arti pengauditan sendiri adalah “menguji catatan dan prosedur serta
mengidentifikasi permasalahan yang ada di lingkungan, dalam organisasi, dan di
antara organisasi dengan pemasoknya”.
b. Tujuan audit pemasaran
Tujuan audit pemasaran adalah untuk melihat seberapa baik perusahaan dalam
menerapkan konsep pemasarannya, serta menciptakan nilai bagi konsumennya dalam
tingkat laba.
Dengan melakukan audit pemasaran atau marketing audit, memungkinkan
manajemen melihat jauh di luar ramalan penjualan dan peramalan pangsa pasar
sehingga perusahaan pun bisa lebih berkembang.
c. Bentuk Bentuk Audit
Bentuk audit dapat dibedakan dalam dua macam, yakni audit eksternal dan
audit internal. Berikut penjelasannya.1
1. Audit eksternal (external audit)
Audit eksternal berhubungan dengan variabel yang tidak dapat dikontrol
langsung oleh perusahaan, seperti misalnya variabel lingkungan, pasar dan
persaingan.
Audit eksternal dimulai dengan suatu pengujian informasi mengenai
keadaan ekonomi secara umum, dan dilanjutkan dengan pandangan terhadap
kesehatan pertumbuhan pasar yang dilayani oleh pihak perusahaan.
2. Audit internal (internal audit)
Audit internal berhubungan dengan variabel -variabel yang dapat
dikontrol secara penuh oleh perusahaan. Variabel ini disebut sebagai variabel
operasional atau operational variables.
1
https://portal-ilmu.com/pengertian-audit-pemasaran-tujuan-dan-bentuknya/
Tujuan audit internal adalah untuk mengukur atau menilai sumber daya
organisasi yang berkaitan dengan lingkungan dan sumber daya pesaing.
d. Tahap-Tahap Dasar Proses Auditing
Dalam proses auditing, terdapat tahap -tahap dasar yang perlu dilalukan.
Berikut ini adalah tahap-tahap dasar proses auditing2
1. Identifikasi, pengukuran, pengumpulan, dan analisis terhadap semua fakta dan
pendapat yang mempengaruhi permasalahan perusahaan.
2. Penggunaan penilaian (judgment) untuk hal -hal yang tetap masih tidak jelas,
sampai analisis awal selesai dilakukan.
Menurut Wilson audit pemasaran memiliki empat karakteristik, antara lain sebagai berikut.3
1. Menyeluruh (comprehensive)
Proses audit pemasaran jasa pendidikan menjadi berharga apabila meliputi semua unsur
aktivitas pemasaran jasa pendidikan. Audit pemasaran jasa pendidikan secara
menyeluruh dirancang untuk mengungkapkan faktor-faktor yang menyebabkan
terjadinya masalah di sekolah dan menyoroti penyebab utama masalah di sekolah
tersebut.
2. Sistematis (Systematic)
Ketika melakukan audit pemasaran jasa pendidikan, pemasaran jasa pendidikan perlu
menggunakan serangkaian proses diagnosis masalah di sekolah yang mencakup tiga
bidang, yaitu lingkungan eksternal, sistem pemasaran internal, dan aktivitas pemasaran
jasa pendidikan tertentu.
3. Mandiri (Independent)
Audit pemasaran jasa pendidikan dilakukan oleh spesialis pemasaran dari luar sekolah
hingga dapat membuktikan hal paling objektif dan memperlihatkan kemandirian yang
tidak dapat diungkapkan melalui proses internal apapun di sekolah.
4. Teratur (Regular auditting)
Apabila sekolah ingin mendapat manfaat dari proses audit pemasaran jasa pendidikan,
audit sebaiknya dilakukan secara teratur karena kita sering kali melihat sekolah di masa
lalu melakukan audit pemasaran jasa pendidikan sebagai akibat dari lemahnya kinerja
sekolah.
Audit dilakukan secara sistematis dan formal dengan pihak eksternal perusahaan
ataupun internal perusahaan bagian pemasarannya. Dengan adanya pegauditan
diharapkan bisa berjalan sesuai tujuan yang akan dicapai, sejauh dan sebaik mana
perusahaan menerapkan pemasarannya. Pengauditan menguntungkan juga untuk melihat
potensi pemasaran dan pangsa pasar yang ada.
2
Buchari Alma, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, (Bandung : CV. Alfabeta, 2010) hal.27
3
Wijaya Dafid, Pemasaran Jasa Pendidika, (Jaksel: Salemba empat, 2012) hal.37
Audit eksternal tidak dapat dikontrol langsung oleh pihak yang bersangkutan
karena lingkungan, pasar, dan persaingan diluar kendali kita. Sedangkan audit internal
masih bisa dikontrol secara penuh.
Terdapat empat karakteristik utama dalam pengauditan yaitu: menyeluruh,
sistematis, mandiri dan teratur.
Kata kepuasan berasal dari bahasa Latin “satis” (artinya cukup baik,
memadai) dan “facio” (melakukan atau membuat), sehingga kepuasan bisa diartikan
sebagai upaya pemenuhan sesuatu atau membuat sesuatu memadai. Pendapat yang
dikemukakan oleh Kotler bahwa satisfaction is person’s feeling of pleasure or
disappointment resulting from comparing a product’s expectation. Dari pengertian
tersebut di dapat sebuah kesimpulan:
S = f (E,P)
4
https://gooddaycheese.wordpress.com/pendidikan/manajemen/pemasaran-jasa-pendidikan/
S : Satisfaction (kepuasan)
E : Expectation (harapan)
Pembelian ulang serta mengajak temannya atas produk dan jasa ini terjadi
karena customer delivered value (nilai yang diterima pelanggan) merupakan selisih
total customer value / total customer cost (jumlah segala pengorbanan yang
dikeluarkan seseorang). Dalam arti bahwa dia mengorbankan waktu, tenaga, uang
yang kemudian dibandingkan dengan nilai, manfaat hasil yang ia terima.
5
Opci,hal. 39
Pelanggan dan klien yang ada dan potensial, nilai, kebutuhan, dan
keinginan pelanggan dapat menjadi data yang bisa diambil. Melalui
pendekatan segmentasi pasar, data demografi dan survei, data pilihan.
4. kompetitor sekolah
Data yang harus diambil, produk dan jasa yang ditawarkan sekolah
beserta kekuatan dan kelemahannya, persepsi terhadap keputusan sekolah.
Sedangkan pendekatan analisisnya, menggunakan SWOT, data survei pelanggan,
analisis kompetitor, laporan inspeksi.
6
David Wijaya, Pemasaran Jasa Pendidikan, (Jakarta:Salemba Empar, 2012), hal. 40
lingkungan yang dihadapi pemasar jasa pendidikan perlu diperhatikan dengan
melakukan analisis lingkungan.
Ada dua jenis sudut pandang lingkungan yang dapat mempengaruhi aktivitas
pemasaran jasa pendidikan. Oleh karena itu lingkungan pemasaran dapat
dikategorikan menjadi dua sebagai berikut:
G. Analisis Sekolah
Kesalahan praktik jasa pendidikan yang terbesar adalah ketiadaan pengetahuan
(Lockhart, 2005). Warga sekolah sering kali yakin bahwa mereka cukup memahami
sekolahnya. Akan tetapi, pengetahuan mereka sering kali hanya berdasarkan pada
persepsi yang salah dan pemikiran khayalan. Keputusan pemasaran jasa pendidikan
yang berdasarkan pengetahuan yang tidak akurat akan menghasilkan kesalahan
praktik pemasaran jasa pendidikan yang dapat membuang waktu dan uang, serta
menghasilkan ketidak efektifan praktik pemasaran jasa pendidikan. Untuk
menghindari kesalahan praktik pemasaran jasa pendidikan berdasarkan pada
pengetahuan yang salah, pemasaran jasa pendidikan harus melakukan proses evaluasi
diri.
7
Ibid., hal. 40
Cara sistematis dan menyeluruh untuk menilai kebutuhan pemasaran jasa
pendidikan adalah melakukan analisis SWOT. Yaitu, “analisis strategi yang meliputi
analisis pada kekuatan, kelemahan, peluang, serta ancaman (James dan Phillips, 1995;
Dean,2001). Formulir analisis SWOT adapat dibagikan untuk aktivitas pengumpulan
data tentang kekuatan dan kelemahan organisasi (Gray,1991). Hasil proses analysis
SWOT berupa rencana pemasaran yang bermanfaat data dan mengelolanya menjadi
program tindakan atau “bauran pemasaran”.
Analisis SWOT dapat digunakan ditingkat makro dan mikro dari lingkungan
sekolah (Davies dan Ellison, 1997). Analisis SWOT mudah dilakukan karena hanya
terdiri atas empat daftar. Formulir SWOT dapat dilengkapi dengan berapa cara, yaitu
karyawan sekolah melakukan analisis SWOT berdasarkan sudut pandang individu
atau setelah mencatat pemikiran mereka lalu menjelaskannya ke kelompok yang
bertujuan untuk mencapai kesepakatan tindakan sekolah di masa mendatang. Unsur-
unsur analisis SWOT meliputi kekuatan yang diperlukan yang dapat didentifikasi,
dan ancaman terkait dengan visi misi mendatang8.
Selain analisis SWOT, GRIDS (Guidelines for Review and Internal Development
in Schools) menyediakan proses penilaian berbasis sekolah yang terperinci dan
terstruktur. GRIDS digunakan pemasar jasa pendidikan untuk meningkatkan
keterlibatan dan komitmen karyawan sekolah (Abbott dkk., 1988). Proses GRIDS
berdasarkan pada pengembangan ide kolektif melalui tiga tahapan, sebagai berikut.
a. Menentukan dimana sekolah sekarang berada
Tahap ini melibatkan seluruh karyawan sekolah untuk berkerja sama
mencatat pekerjaan mereka pada tahun sebelumnya dan memantau
perkembangannya secara terus menerus. Agar dapat lebih terstruktur, pemasar
jasa pendidikan mengelompokkan karyawan sekolah menjadi tiga kelompok
kerja, yaitu kelompok Bahasa, kelompok kreatif dan estetika, serta kelompok
ilmu pengetahuan dan teknologi. Setiap kelompok kerja mengumpulkan
informasi kemudian melaporkan pada rapat karyawan sekolah untuk
mealakukan diskusi dan perubahan lebih lanjut. Kita juga melakukan
peninjauan terhadap cara menggunakan materi dan sumber daya pendidikan,
cara karyawan sekolah dan siswa menggunakan dan mengakses materi dan
sumber daya pendidikan.
b. Menentukan dimana sekolah ingin berada
8
David Wijaya, Pemasaran Jasa Pendidikan, (Jakarta:Salemba Empar, 2012), hal. 41
Pada tahap ini, pemasar jasa pendidikan perlu mengetahui cara karyawan
sekolah mengembankan pekerjaan mereka dan arah pengembangannya.
Karyawan sekolah meninjau buku, poster, video, dan sumber lain yang
tersedia di pasar jasa pendidikan seperti publikasi pendidikan yang penting.
Diskusi tersebut kemudian diikuti dengan pekerjaan karyawan sekolah.
Karyawan sekolah kemudian mengembangkan kuesioner yang diedarkan
kepada mereka sendiri, yang digunakan sebagai daftar untuk memastikan
persetujuan, kesinambungan usaha, dan kemajuan sekolahnya, yang meliputi:
1. Proses rencangan dan teknologi pendidikan
2. Materi pendidikan yang digunakan
3. Teknik dan keterampilan praktis yang digunakan
4. Ilmu pengetahuan dan teknologi yang timbul diluar proses pengambilan
keputusan sekolah
c. Menentukan cara pencapaian hal pada kedua point tersebut
Pada tahap ini, sekolah melakukan perubahan dan pengembangan dan
menggunakan aktivitas rancangan dan teknologi pendidikan yang betujaun
siklus pemasaran jasa pendidikan, pelaksanaan diruang kelas, serta diskusi
dan tinjuan, tetapi hanya terbatas pada pengembangan dimasa mendatang
untuk bidang kurikulum tertentu (yaitu ilmu pengetahuan dan telnologi).
Kebijakan dan metodologi yang dikembangkan oleh sekolah melalui kajian
rancangan dan teknologi pada seluruh kurikulum agar memberikan dasar
pedoman untuk mengkaji bidang kurikulum tertentu. Dimasa mendatang,
pemasar jasa pendidikan meninjau kurikulum9.
Evaluasi internal merupakan bagian dari siklus manajemen sekolah dan
menyediakan sumber informasi secara terus-menerus untuk proses perencanaan
pemasaran jasa pendidikan. Sebaliknya, pemeriksaan eksternal menyediakan sudut
pandang eksternal bagi pemasar jasa pendidikan dan menyediakan data yang dapat
dimasukkan keproses perencanaan pemasaran jasa pendidikan. Oleh karena itu,
pemasar jasa pendidikan harus menyusun rencana tindakkan sehingga membentuk
bagian proses prencanann pemasaran jasa pendidikan secara tepadu (Davies dan
Ellison, 1997).
9
Ibid., hal. 41
Survei perilaku dapat memungkinkan pemasar jasa pendidikan untuk menilai
persepsi pelanggan jasa pendidikan saat ini dan yang potensial, yang mengikuti
perkembangan dunia pendidikan atau pelanggan jasa pendidikan disekolah. Jika
informasi yang dikumpulkan sudah tepat, pemasaran jasa pendidikan harus
memberikan pemikiran yang serius tentang proses pengumpulan dan pelanggan jasa
pendidikan. Pemasar jasa pendidikan juga dapat menyelidiki persepsi siswa, orang tua
siswa, dan seluruh karyawan sekolah (Davies dan Ellison, 1997)
Menurut Davies dan Ellison pelanggan juga dapat disebut sebagai para
pemangku kepentingan, yang terdiri dari dua macam, yairu:
Untuk mengetahui keinginan orang tua siswa, kita harus melakukan pengujian
terhadap keinginan atau pilihan orang tua saat ini atau di masa yang akan datang.
Pengujian dapat dilakukan wawancara, FGD (focus group discussion), kuesioner, dan
data dari BPS. Tujuan utama sekolah adalah memenuhi kebutuhan siswa. Oleh karena
itu, kita perlu melakukan identifikasi terhadap kebutuhan siswa secara jelas. Pemasar
jasa pendidikan harus memastikan bahwa sekolahnya memiliki cara yang efisien
untuk menyajikan data dan informasi siswa dari catatan yang dimili sekolah. Data
tersebut antara lain:
Peningkatan pangsa pasar jasa pendidikan dapat tercapai apabila sekolah dapat
merebut pangsa pasar jasa pendidikan dari sekolah kompetitornya. Akibatnya, banyak
pemasar jasa pendidikan menaruh perhatian pada upaya untuk mengintai sekolah
kompetitornya dan memahami pelanggan jasa pendidikan. Mengenal sekolah
kompetitor merupakan hal yang wajib diketahui untuk keberhasilan pemasaran.
Pemasar jasa pendidikan harus dapat memperhatikan faktor-faktor penting,
seperti: perkembangan teknologi pendidikan, pilihan orang tua siswa, dan perubahan
kebijakan dana pendidikan.
Menurut Wilson dan Gilligan, tujuan analisis kompetitor adalah untuk:
1. Menyediakan pemahaman keuntungan atau kerugian persaingan sekolah
dibandingkan dengan posisi sekolah kompetitor
2. Membantu menghasilkan pengetahuan mendalam tentang strategi sekolah
kompetitor di masa lalu, saat ini dan masa mendatang
3. Memberikan dasar informasi untuk pengembangan strategi sekolah di masa yang
akan datang agar cepat mempertahankan atau menjaga keunggulan kompetitif
sekolah di atas sekolah kompetitor
1. Karakteristik pasar: ukuran pasar, batasan pasar, pola perubahan pasar, serta
pengembangan di masa mendatang.
2. Kompetisi: sifat dan perilaku kompetitor
3. Perilaku pembeli: proses pengambilan keputusan yang dilakukan pelanggan
Analisis pasar dalam bidang pendidikan sangat penting karena kita melihat
perubahan yang cepat pada aspek demografi dan ekonomi dalam seluruh segmen
pasar jasa pendidikan. Analisis pasar diperlukan untuk meningkatkan kesadaran dan
pemahaman tentang:
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN