Anda di halaman 1dari 12

BAB 8 OPERASIONALISASI STRATEGI

Membahas tahap implementasi suatu strategi pada dasarnya menyoroti tiga tahap yang sangat penting, yaitu : (1) mengidentufukasi sasaran tahunan yang berperan sebagai pemandu dalam proses implementasi karena merupakan rincian sasaran jangka pendek yang spesifik diangkat dari sasaran jangka panjang; (2) merumuskan strategi dalam berbagai bidang fungsional yang merupakan terjemahan strategi pada tingkat satuan bisnis yang dikelola menjadi rencana aksi bagi bagian bagian satuan yang bersangkutan; (3) merumuskan dan mengkomunikasikan berbagai kebijaksanaan untuk digunakan sebagai penuntun bagi para manajer operasional beserta bawahannya dalam pengambilan berbagai keputusan operasional dalam rangka implementasi berbagai strategi yang telah ditetapkan oleh manajemen pada tingkat yang lebih tinggi, termasuk manajemen puncak. Ketiga hal itulah yang menjadi focus pembahasan dalam Bab ini.

PERUMUSAN SASARAN TAHUNAN Siapapun yang pernah terlibat dalam merumuskan strategi bagi suatu perusahaan dan satuan satuan bisnis di dalamnya akan mengakui bahwa strategi jangka panjang berperan penting sebagai rambu rambu bagi perusahaan yang bersangkutan. Diketahui pula bahwa berbagai tolok ukur yang lumrah digunakan untuk menilai efektif tidanya strategi yang telah ditentukan antara lain ialah pengsa pasar yang dikuasai, dividen yang dibagikan kepada para pemegang saham (Return on Investment ROI), keuntngan yang wajar bagi mereka yang menyisikan sebagian kekayannya sebagai modal perusahaan (Return on Equity ROE) dan keberhasilan memasuki pasar yang tadinya belum dijamah. Keberhasilan mencapai berbagai sasaran operasional tahunan sangat penting ditinjau dari tiga kepentingan, yaitu : (a) lebih menjamin suksesnya pelaksanaan rencana jangka panjang yang sifatnya menyeluruh, dalam arti mencakup seluruh perusahaan dan satuan satuan bisnis yang terdapat di dalamnya, (b) meletakkan dasar yang kuat untuk mengendalikan dan memantau kinerja organisasi, dan (c) sebagai alat pemicu bagi manajemen puncak agar mereka sadar tentang kemungkinan timbulnya permasalahan karena adanya bidang bidang kegiatan tertentu yang tidak membuahkan hasil pada tingkat yang diharapkan.

Ciri cirri Berbagai Sasaran Operasional Tahunan Yang dimaksud dengan sasaran operasional tahunan ialah pernyataan tentang hal hal yang diharapkan dicapai oleh bagian bagian satuan bisnis sebagai sumbangsihnya kepada pencapaian strategi dasar yang telah ditetapkan. Oleh karena itu agar benar benar mampu memberikan sumbangan yang diharapkan demi keberhasilan organisasi sebagai keseluruhan, dalam menentukan berbagai sasaran tahunan itu tiga hal perlu mendapatkan perhatian, yaitu : (a) ciri ciri sasaran tahunan terutama disoroti dari dua hal, yakni : keterkaitan dengan berbagai sasaran jangka panjang dan sasaran tahunan yang terintregrasi dan terkoordinasikan; (b) konsistensi dalam sasaran tahunan yang tercermin pada adanya tolok ukur dan skala prioritas yang jelas serta dinyatakan secara tajam; (c) berbagai manfaat yang dapat dipetik karena adanya sasaran tahunan. Sasaranyang Terintegrasi dan Terkoordinasi. Dewasa ini sering ditekankan oleh para pakar dan praktisi manajemen bahwa salah satu instrument yang ampuh untuk meningkatkan kinerja suatu organisasi dan berbagai komponen yang terdapat didalamnya ialah pendekatan kesisteman. Inti pendekatan kesisteman terletak pada pandangan bahwa dalam suatu organisasi pasti terjadi pembagian tugas sebagai konsekuensi berbagai faktor seperti tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi, kegiatan yang bersifat spesialistik, kekhasan produk yang dihasilkan, aneka ragam kebutuhan dan keinginan pengguna produk, sifat dan bentuk persaingan dipasaran dan berbagai faktor lainnya. Konsistensi dalam Sasaran Tahunan Menurut teori, sasaran tahunan dari berbagai unit kerja, satuan bisnis dan bidang fungsional dapat dikatakan konsisten satu sama lain apabila dalam masing masing sasaran dinyatakan dengan jelas apa yang ingin dicapai, waktu pencapaiannya dan bagaimana cara mengukur hasil yang dicapai itu Adanya Skala Prioritas yang Tajam dan Jelas. Berbagai faktor turut berpengaruh pada timbulnya tuntutan agar dalam mengelola perusahaan dan dalam mengimplemetasikan strategi induk, ditentukan skala prioritas yang tajam dan jelas. Faktor faktor tersebut pada dasarnya berupa keterbatasan yang melekat pada tubuh organisasi seperti : keterbatasan kemampuan manajerial dan operasional, keterbatasan dana, daya, sarana, prasarana, keterbatasan kemampuan menguasai teknologi tepat guna dan keterbatasan waktu. Berbagai manfaat dari Adanya Sasaran Tahunan

1. Terciptanya kejelasan tujuan yang berperan sebagai bintang penuntun bagi semua pihak dalam menunaikan kewajiban masing masing, terlepas dari kompleksitas organisasi, besarnya, teknologi yang diterapkan, produk yang dihasilkan dan pasaran yang dimasuki. 2. Telah dimaklumi bahwa sasaran tahunan yang tepat akan mampu menjembatani keinginan yang telah dinyatakan dalam strategi dan kenyataan di lapangan. 3. Pengendalian pelaksanaan strategi dasar merupakan manfaat lain yang dapat dipetik dengan adanya sasaran tahunan. 4. Telah dimaklumi bahwa para anggota organisasi, baik yang menduduki berbagai posisi manajerial dan professional maupun mereka yang bertanggung jawab untuk

menyelenggarakan berbagai kegiatan yang bersifat teknis dan operasional, akan termotivasi untuk menampilkan kinerja yang memuaskan apabila mereka yakin bahwa dengan tercapainya tujuan organisasi, tujuan mereka pribadi pun akan turut tercapai. Strategi di Bidang Keuangan Untuk strategi bidang keuangan karena kerangka waktu bagi strategi bidang keuangan bisa berbeda beda tergantung antara lain padahal apa yang menjadi sorotan perhatian utama dalam strategi tersebut. Dengan perkataan lain strategi keuangan harus mampu menentukan arah penggunaan dana yang tersedia untuk mendukung strategi perusahaan, baik untuk kepentingan jangka panjang misalnya dalam waktu lima tahun- maupun untuk kepentingan pencapaian sasaran tahunan.

Strategi di Bidang Penelitian dan Pengembangan Bahwa kegiatan penelitian dan pengembangan dewasa ini, dan di masa depan, menduduki posisi penting sebagai suatu bidang fungsional. Pentingnya posisi dan peranan kegiatan penelitian dan pengembangan dalam dunia bisnis dewasa ini jelas terlihat antara lain dari besarnya dana yang disisihkan oleh berbagai industri dan perusahaan untuk membiayai berbagai kegiatan penelitian, baik yang sifatnya murni maupun yang terapan.

Strategi di Bidang Produksi Suatu perusahaan didirikan dan dikelola untuk menghasilkan produk tertentu, baik berupa barang atau jasa, untuk kemudian dipasarkan dan dijual kepada pengguna yang memerlukannya. Dalam strategi induk perusahaan atau dalam strategi dasar berbagai satuan bisnis yang terdapat

didalamnya- telah dinyatakan secara umum landasan berpikir dan bekerja dalam bidang produksi yang secara operasional dirinci oleh para manajer produksi. Strategi Manajemen Operasional Seluruh proses produksi, pemasaran dan penjualan memerlukan suatu sistem manajemen operasional yang handal dan oleh karenanya dapat dikatakan merupakan suatu bidang strategi yang amat sangat penting sifatnya. Strategi dibidang manajemen operasional sangat penting dirumuskan dan ditetapkan secara tepat karena strategi tersebut harus mampu menuntun para manajer yang bersangkutan, yaitu para manajer operasional, dalam mengambil keputusan mengenai berbagai hal tersebut seperti : (a) sifat dasr dari sistem manajemen opersional dalam perusahaan, (b) keseimbangan antara berbagai berbagai masukan dan keluaran, (c) lokasi berlangsungnya kegiatan operasional, (d) rancang bangun fasilitas kerja dan (e) perencanaan dan penyusunan program operasional yang terjadi dari hari ke hari. Dari pembahasan dimuka kiranya menjadi jelas bahwa suatu strategi dalam bidang manajemen operasional harus mampu memperlancar proses pengambilan keputusan yang antara lain menyangkut : (a) tingkat inventaris yang tepat, (b) prosedur pembelian, (c) pengendalian mutu, (d) biaya yang harus dipikul untuk mempertahankan mutu produk, (e) tingkat produktivitas kerja, (f) jadwal produksi, (g) jaminan penyerahan produk kepada distributor, agen, pengeceran serta penugasannya, (i) penggunaan fasilitas kerja dan (j) penghapusan sarana dan prasaran karena tidak efisien lagi apabila terus digunakan. Strategi di Bidang Sumber Daya Manusia Dalam strategi di bidang manajemen sumber daya manusia harud tergambar dengan jelas segala bentuk dan jenis langkah yang harus diambil yang menyangkut manajemen sumber daya manusia serta telah ditetapkan pada tingkat manajemen yang lebih tinggi. PERUMUSAN DAN KOMUNIKASI KEBIJAKSANAAN Yang dimaksud dengan kebijaksanaan ialah keputusan yang berperan sebagai petunjuk dalam cara berpikir dan bertindak bagi para manajer dan bawahannya dalam rangka operasionalisasi strategi organisasi yang telah ditetapkan oleh manajemen puncak.

Kebijaksanaan sangat penting peranannya sebagai pemandu kegiatan pengendalian yang diperlukan agar sasaran organisasi tercapai dengan tingkat efisiensi, efektivitas dan produktivitas yang setinggi mungkin.

Berbagai peranan kebijaksanaan dalam operasionalisasi strategi perusahaan antara lain ialah : 1. Kebijaksanaan menyangkut pengawasan tidak langsung oleh manajemen puncak terhadap berbagai kegiatan operasional dengan menetapkan tata cara pelaksanaan berbagai proses dan kegiatan dalam organisasi. Artinya, betapa pun tingginya kemampuan dan dedikasi para pelaksana kegiatan opersaional, terdapat pembatasan kebebasan mereka untuk bertindak. 2. Kebijakan berperan dalam menentukan cara penanganan yang berbagai kegiatan yang sejenis. Dengan perkataan lain, kebijaksanaan yang tepat akan mempermudah koordinasi serta akan sangat mengurangi kemungkinan terjadinya friksi antara berbagai satuan kerja dalam organisasi. 3. Sebagai peraturan pemerintah kebijaksanaan akan sangat mempermudah pemecahan berbagai masalah yang dihadapi, terutama permasalahan yang timbul berulang kali karena berbagai pihak yang terlibat telah mempunyai pengalaman dalam menyelesaikan permasalahan tersebut. 4. Kebijaksanaan yang tepat sangat membantu dalam melembagakan perilaku para anggota organisasi sedemikian rupa sehingga berbagai praktek yang saling bertentangan dapat dikurangi karena setiap orang mengetahui dengan pasti pola perilaku yang bagaimana yang harus ditampilkan serta pola kerjasama tim yang bagaimana yang harus ditumbuhkan dan dipelihara 5. Kebijaksanaan yang dirumuskan dengan tepat akan sangat mengurangi ketidakpastian dalam penyelesaian suatu permasalahan yang dalam kegiatan sehari hari dialami berulang kali yang pada gilirannya akan memperlancar upaya koordinasi dalam pelaksanaan tugas 6. Pentingnya peranan kebijakan yang dirumuskan dan ditetapkan secara tepat terlihat pula dalam upaya mengatasi kecenderungan yang mungkin terdapat dalam organisasi untuk menolak perubahan, baik pada tingkat individu maupun pada tingkat kelompok 7. Kebijakan yang jelas dan tepat akan memungkinkan para manajer operasional untuk memusatkan perhatian pada upaya menyelesaikan berbagai permaslahan baru yang timbul dan tidak justu disibukkan oleh kegiatan pemecahan pada masalah masalah rutin dan repetitive yang cara pemecahannya telah ditunjukkan oleh pengalaman dimasa lalu dalam menyelesaikan permasalahan sejenis.

8. Akhirnya, suatu kebijaksanaan yang tepat menyediakan suatu mekanisme kerja bagi para manajer operasional untuk mengelakkan terjadinya pengambilan keputusan yang tergesa gesa dan tidak matang jika terjadi perubahan dalam penyelenggaraan berbagai kegiatan operasional.

BAB 9 PELEMBAGAAN STRATEGI

Operasionalisasi suatu strategi harus di lembagakan agar dengan demikian berbagai upaya menerapkan strategi yang telah ditetapkan itu : (a) tidak merupakan pencerminan dari pandangan atau preferensi seorang atau kelompok manajer tertentu seperti manajemen puncak yang sangat mungkin mengibarkan panji panji pribadi dalam memimpin perusahaan; (b) juga tidak diwarnai oleh interpretasi yang subjektif dari para manajer operasional ; (c) lebih dari itu, pelembagaan strategi sangat penting artinya dalam menumbuhkan pemahaman yang seragam di kalangan para pelaksana kegiatan operasional yang, meskipun tanggung jawab bersifat spesialistik, teknis dan operasional, berdasarkan prinsip sinergi menyatukan gerak langkah masing masing dengan gerak langkah orang orang lain dalam perusahan sebagai keseluruhan atau pada satuan bisnis yang ditangani tau pada berbagai bidang fungsional yang terdapat dalam.

STRUKTUR ORGANISASI DAN PELEMBAGAAN STRATEGI Pemahaman yang dapat tentang organisasi, baik sebagai wadah maupun sebagai proses, akat etrwujud dengan penghayatan atas lima pernyataan yang sifatnya mendasar, yaitu : 1. Siapa yang melakukan kegiatan apa, karena dalam organisasi selalu terjadi pembagian tugas, 2. Siapa yang bertanggung jawab kepada siapa, yang perlu diketahui dengan jelas sebab dalam organisasi terdapat hierarki wewenang dan tanggung jawab, 3. Siapa yang berinteraksi dengan siapa, suatu pernyataan yang jawabannya harus jelas mengingat bahwa organisasi yang dikelola dengan baik berpedoman pada prinsip sinergi dan simbiosis serta berdasarkan pendekatan kesisteman, 4. Pola komunikasi yang bagaimana yang berlaku dalam organisasi berdasarkan kultur yang dianut dalam organisasi, dan 5. Jaringan informasi apa yang tersedia dan dapat dimanfaatkan oelh para anggota organisasi yang bersangkutan.

Prinsip-prinsip Dasar Organisasi Agar berbagai upaya yang dilakukan terselenggara dengan tingkat efisiensi, efektivitas dan produktivitas yang tinggi, suatu organisasi perlu dikelola berdasarkan serangkaian prinsip tertentu. Berbagai prinsip dimaksud ialah :

1. Kerjasama tujuan. Tujuan yang ingin dicapai perlu dinyatakan dengan jelas dan eksplisit karena apa pun yang kemudian terjadi dalam organisasi dan kegiatan apa pun yang diselenggarakan, harus berkaitan langsung dengan tujuan yang telah ditentukan itu. 2. Kejelasan misi. Yang dimaksud dengan misi ialah kegiatan utama yang harus diselenggarakan sebagai langkah mendasar dalam rangka pencapaian tujuan. 3. Fungsionalisasi. Dalam setiap organisasi terdapat berbagai fungsi yang harus

diselenggarakan dalam rangka pencapaian tujuan. 4. Kejelasan aktivitas. Makin besar suatu organisasi, makin banyak pula aktivitas dalam mana para anggotanya terlibat. 5. Keseimbangan antara wewenang dan tanggung jawab. Wewenang seseorang melekat pada jabatannya dan merupakan hak seseorang untuk bertindak atau tidak bertindak, termasuk menyuruh atau melarang orang lain untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. 6. Pendelegasian wewenang. Gaya manajerial yang diharapkan oleh para bawahan dari atasan masing-masing ialah gaya yang memberikan kesempatan bagi para bawahan tersebut untuk turut berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan tentang berbagai segi kekaryaan mereka. 7. Pembagian pekerjaan. Salah satu cirri organisasi modern ialah adanya aneka ragam tugas pekerjaan yang harus diselesaikan yang sering menuntut pengetahuan dan keterampilan serta peralatan yang spesialistik. 8. Kesatuan arah. dimuka telah ditekankan bahwa kejelasan tujuan menentukan arah yang harus ditempuh oleh organisasi sepanjang hidupnya. 9. Kesatuan komando. Dikalangan para teoretisi dan praktisi manajemen sudah terdapat semacam consensus bahwa yang dimaksud dengan prinsip ini ialah bahwa setiap orang bawahan hanya mempunyai seorang atasan langsung kepada siapa ia bertanggung jawab dalam melaksanakan tugasnya dan dari siapa ia menerima perintah. 10. Rentang kendali. Dikalangan teoretisi dan praktisi manajemen masih terdapat perdebatan yang sifatnya perennial tentang penerapan prinsip ini. Perdebatan dimaksud berkisar pada jawaban terhadap pertanyaan: Apakah rentang kendali ditujukan pada angka tentang jumlah bawahan yang dapat dikendalikan secara efektif oleh seorang pimpinan ataukah ada kriteria lain? Ada pakar yang memberikan angka tertentu, misalnya delapan orang bawahan yang dapat dikendalikan secara efektif.

11. Sentralisasi versus desentralisasi. Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam mengelola sesuatu organisasi ada hal hal tertentu yang merupakan hak prerogative manajemen. Artinya, ada kegiatan kegiatan tertentu yang diselenggarakan berdasarkan pendekatan sentralisasi. 12. Departementalisasi. Seandainya semata mata didasarkan pada pendapat bahwa organisasi mutakhir menuntut adanya pembagian tugas yang spesialistik, baik dilihat dari sudut pandang pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan oleh para anggota organisasi maupun dari segi sarana dan prasarana yang digunakannya, jelasnya bahwa prinsip departementalisasi merupakan keharusan pula untuk diterapkan.

Tipologi Struktur Organisasi Dalam upaya memilih struktur yang tepat dari berbagai tipologi struktur organisasi yang dikenal dewasa ini, pada umumya tigas komponen yang harus dipertimbangkan, yaitu (a) kompleksitas berbagai aktivitas yang harus dilakukan, (b) tingkat formalisasi yang berlaku dan (c) penerapan konsep sentralisasi versus desentralisasi dalam pengambilan keputusan. Perihal Kompleksitas. Karena kompleksitas berbagai kegiatan yang perlu dilaksanakan dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasaran jangka panjang, jangka sedang dan jangka pendek serta dalam pengemban misi dan pelaksanaan suatu strategi, dalam organisasi, terutama organisasi yang besar, terjadi diferensiasi berbagai kegiatan tersebut. Deferensiasi vertikal adalah hal lain yang harus dipertimbangkan. Yang dimaksud dengan diferensiasi vertikal ialah bentuk hierarki dan berbagai lapisannya dalam organisasi. Perihal Formalisasi. Aneka ragam kegiatan dalam suatu organisasi membuat standardisasi pekerjaan menjadi rumit. Perihal Sentralisasi versus Desentralisasi. Gaya manajerial dalam pengambilan keputusan pada dasarnya dapat digolongkan pada dua kategori, yaitu gaya manajerial yang berorientasi pada sentralisasi dan gaya manajerial yang berorientasi pada desentralisasi. Organisasi Lini. Tipe organisasi ini merupakan tipe yang paling sederhana dan paling banyak digunakan apabila : 1. Organisasi masih kecil, 2. Jumlah karyawan masih sedikit, 3. Produk yang dihasilkan perusahaan masih sederhana 4. Pengetahuan dan keterampilan yang dituntut untuk dimiliki para karyawan belum bersifat spesialistik,

5. Teknologi yang diterapkan mungkin belum terlalu canggih, 6. Manajemen masih dimungkinkan melakukan kontak langsung dengan para karyawannya, 7. Biasanya pemilikan perusahaan tidak dipisahkan dari manajemen.

Organisasi Lini dan Staf. Makin besar suatu organisai, cirri cirinya pun menjadi kebalikan dari cirri cirri organisasi lini yang telah disinggung di muka. Organisasi Fungsional. Organisasi yang menggunakan struktur fungsional sesungguhnya merupakan variasi dari organisasi lini dan staf. Organisasi matriks. Jika suatu organisasi menggunkan struktur matriks, yang terjadi bahwa secara sadar diciptakan dua jalur kewenangan karena dalam organisasi matriks fungsi dan produk digabungkan. Struktur matriks Suatu Sekolah Tinggi Manajemen

Program Jurusan Akutansi Keuangan Pemasaran Manajemen Sumber Daya Manusia Perilaku Organisasi PERANAN KEPEMIPINAN DALAM PELEMBAGAAN STRATEGI Kalangan manajemen pada umunya mengakui bahwa meskipun pemilihan dan penggunaan struktur yang tepat sangat penting artinya dalam implementasi suatu strategi, hanya pendekatan structural saja terutama apabila disoroti sebagai wadah di mana berbagai kegiatan organisasional berlangsung tidak akan menjamin pelaksanaan strategi secara berhasil. Karena tuntutan berbagai peranan tersebut, orang orang yang memperoleh kepercayaan untuk menduduki berbagai jabatan manajerial perlu : 1. Memahami pentingnya cirri cirri kepemimpinan yang efektif yang pada intinya menonjolkan pendapat bahwa semakin tinggi kedudukan seseorang dalam organisasi, semakin dituntut pemilikan keterampilan manajerial ketimbang keterampilan teknis; Strata 1 Strata 2 Strata 3 Penelitian

2. Memiliki pengetahuan yang luas karena semakin tinggi kedudukan seseorang, semakin dituntut pula menggunakan kedekatan yang sifatnya multidispliner; 3. Memiliki wawasan yang luas memungkinkannya mengenai hutan dimana ia berada dan tidak hanya mengenali pohon yang ada dalam hutan tersebut; 4. Kemampuan membedakan berbagai jenis kegiatan yang pada umumnya dapat dikatagorikan pada kegiatan yang sifatnya stratejik, taktis, teknis, fungsional dan operasional; 5. Memahami pentingnya keseimbangan anatara orientasi tugas dan orientasi manusia dalam mengelola organisasi dan mengimplementasikan strategi; 6. Memiliki kemampuan membaca situasi organisasional secara tepat sehingga mampu menyesuaikan gaya dan perilaku manajerialnya dalam memimpin organisasi tergantung pada situasi dan kondisi yang bagaimana organisasi berada.

Peranan Manajer Puncak Merupakan kenyataan bahwa peranan seorang manajer puncak dengan titelatur apa pun yang bersangkutan dikenal seperti presiden, presiden direktur, direktur utama atau titelatur lain yang sejenis- sangat menentukan dalam manajemen stratejik disoroti dari paling sedikit dua sudut pandang. Pertama :dialah yang menjadi katalisator utama bukan hanya dalam kelancaran perumusannya, akan tetapi juga dalam implementasinya. Selaku katalisator utama, keberhasilan perumusan dan operasionalisasinya pada akhirnya menjadi tanggung jawabnya.

Penugasan Para Manajer kunci Betapa pun tingginya kemampuan dan dedikasi serta tetapnya persepsi, orientasi dan sistem nilai serta besarnya komitmen manajer puncak, ia tidak mungkin bekerja sendirian. Ia memerlukan bantuan dan dukungan sekelompok manajer pada tingkat yang lebih rendah. PERANAN KULTUR ORGANISASI DALAM PELEMBAGAAN STRATEGI Yang dimaksud dengan kultur organisasi ialah makna kehidupan bersama yang tercermin pada berbagai asumsi penting yang, meskipun ada kalanya tidak dinyatakan secara tertulis, diakui dan diterima oleh smeua pihak dalam organisasi tersebut. Pengaruh Kultur Organisasi pada Kehidupan Organisasional Perlu disadari bahwa kultur dapat berupa kekuatan, akan tetapi dapat perlu menjadi kelemahan bagi suatu organisasi. Kultur merupakan kekuatan kalau mempermudah dan

mempelancar proses komunikasi, mendorong berlangsungnya proses pengambilan keputusan yang efektif, memperlancar jalannya pengawasan dan, seperti disinggung di muka, menumbuhsuburkan semangat kerjasama dan memperbesar komitmen kepada organisasi.

Anda mungkin juga menyukai