Anda di halaman 1dari 12

Psikologi Manajemen

PSIKOLOGI MANAJEMEN
A. Sejarah Psikologi Manajemen

Psikologi manajemen adalah suatu studi tentang tingkah laku manusia yang terlibat dalam proses
manajemen dalam rangka melaksanakan funsi-fungsi manajemen untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya.

Psikologi manajemen merupakan dua bidang ilmu yang terpisah, yaitu psikologi dan manajemen.
Untuk menjamin kesuksesan suatu organisasi diperlukan pemahaman yang baik terhadap teori
manajemen guna mendorong efektivitas dan efisiensi kerja atau profesionalisme manajemen. Hal ini
disebabkan manajemen merupakan kombinasi antara ilmu dan seni. Awalnya konsep manajemen
digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia, kemudian timbul pemikiran bahwa akal manusia
dapat memenuhi kebutuhan itu secara lebih efektif lagi, setelah itu dibutuhkan modal untuk
mendanai alat yang akan membantu dalam meningkatkan efektifitas. Maka, sejak zaman revolusi
industri, tiga modal kerja yang utama adalah SDA (Sumber Daya Alam), SDU (Uang) dan SDM
(Manusia), dan ilmu manajemen pun berkisar pada upaya untuk mengoptimalkan kinerja antar ketiga
modal kerja itu.

Dengan ditemukan dan dikembangkannya ilmu psikologi, diketahui bahwa unsur SDM ternyata
merupakan yang terpenting, karena ilmu psikologi yang memang berpusat pada manusia, yang
mampu mengintervensi atau mengolah berbagai faktor internal manusia seperti motivasi, sikap kerja,
keterampilan, dsb dengan berbagai macam teknik dan metode, sehingga bisa dicapai kinerja SDM
yang setinggi-tingginya untuk produktivitas perusahaan.

Pengertian Psikologi
Menurut asalnya katanya, psikologi berasal dari bahasa Yunani Kuno: (Psychē yang berarti jiwa) dan
(-logia yang artinya ilmu) sehingga secara etimologis, psikologi dapat diartikan dengan ilmu yang
mempelajari tentang jiwa.

Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki dan membahas tingkah laku terbuka dan
tertutup pada manusia baik selaku individu maupun kelompok, dalam hubungannya dengan
lingkungan. Lingkungan dalam hal ini meliputi semua orang, barang, keadaan dan kejadian yang ada
di sekitar manusia.

Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari perilaku manusia dan proses mental. Psikologi
merupakan cabang ilmu yang masih muda atau remaja. Sebab, pada awalnya psikologi merupakan
bagian dari ilmu filsafat tentang jiwa manusia. Menurut plato dalam buku Psikologi Umum oleh
Kartini Kartono pada tahun 1996, psikologi berarti ilmu pengetahuan yang mempelajari sifat,
hakikat, dan hidup jiwa manusia (psyche = jiwa; logos = ilmu pengetahuan).
Jiwa secara harfiah berasal dari perkataan sansekerta JIV, yang berarti lembaga hidup atau daya
hidup. Oleh karena jiwa itu merupakan pengertian yang abstrak, tidak bisa dilihat dan belum bisa
diungkapkan secara lengkap dan jelas, maka orang lebih cenderung mempelajari “jiwa yang
memateri” atau gejala “jiwa yang meraga/menjasmani”, yaitu bentuk tingkah laku manusia (segala
aktivitas, perbuatan, penampilan diri) sepanjang hidupnya. Oleh karena itu, psikologi butuh berabad-
abad lamanya untuk memisahkan diri dari ilmu filsafat.
Arti Manajemen
Kata manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno ménagement, yang memiliki arti seni
melaksanakan dan mengatur. Manajemen belum memiliki definisi yang mapan dan diterima secara
universal.
Dalam buku Manajemen Teori, Praktik, & Riset Pendidikan, kata  manajemen berasal dari bahasa
Latin, yaitu dari asal kata manus yang berarti tangan dan agereyang berarti melakukan. Kata-kata itu
digabung menjadi kata kerja managere yang artinya menangani. Managere diterjemahkan ke dalam
bahasa Inggris dalam bentuk kata kerja to manage, dengan kata benda management,
dan manager untuk orang yang melakukan kegiatan manajemen.
Akhirnya, management diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi manajemen atau
pengelolaan.

Kata “manajemen” tampaknya sudah begitu sering kita dengar. Manajemen erat kaitannya dengan
konsep organisasi. Manajemen diperlukan ketika terdapat sekumpulan orang-orang (yang pada
umumnya memiliki karakteristik perbedaan) dan sejumlah sumber daya yang harus dikelola agar
tujuan sebuah organisasi dapat tercapai. Tujuan tersebut sangat beragam, tergantung dari jenis sebuah
organisasi. Menurut Tisnawati Sule, manajemen adalah sebuah proses yang dilakukan untuk
mewujudkan tujuan organisasi melalui rangkaian kegiatan berupa perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, dan pengendalian orang-orang serta sumber daya organisasi lainnya.

Hakikat manajemen adalah merupakan proses pemberian bimbingan, pimpinan, pengaturan,


pengendalian, dan pemberian fasilitas lainnya. Pengertian manajemen dapat disebut pembinaan,
pengendalian pengelolaan, kepemimpinan, ketatalaksanaan yang merupakan proses kegairahan untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.

Fungsi-fungsi manajemen adalah seangkaian kegiatan yang dijalankan dalam manajemen


berdasarkan fungsinya masing-masing dan mengikuti satu tahapan-tahapan tertentu dalam
pelaksanaannya.

Fungsi-fungsi manajemen terdiri dari empat fungsi, yaitu:

1. Perencanaan atau Planning, yaitu proses yang menyangkut upaya yang dilakukan untuk
mengantisipasi kecenderungan di masa yang akan datang dan penentuan strategi dan taktik
yang tepat untuk mewujudkan target dan tujuan organisasi.
2. Pengorganisasian atau Organizing, yaitu proses yang menyangkut bagaimana strategi dan
taktik yang telah dirumuskan dalam perencanaan didesain dalam sebuah struktur organisasi
yang tepat dan tangguh, sistem dan lingkungan organisasi yang kondusif, dan bisa
memastikan bahwa semua pihak dalam organisasi bisa bekerja secara efektif dan efisien guna
pencapaian tujuan organisasi.
3. Pengimplementasian atau Directing, yaitu proses implementasi program agar bisa dijalankan
oleh seluruh pihak dalam organisasi serta proses memotivasi agar semua pihak tersebut dapat
menjalankan tanggung jawabnya dengan penuh kesadaran dan produktivitas yang tinggi.
4. Pengendalian dan Pengawasan atau Controlling, yaitu proses yang dilakukan untuk
memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang telah direncanakan, diorganisasikan, dan
diimplementasikan bisa berjalan sesuai dengan target yang diharapkan.
Jadi, Psikologi Manajemen adalah ilmu tentang bagaimana mengatur atau me-manage sumber daya
yang ada untuk memenuhi kebutuhan atau dengan kata lain Psikologi Manajemen adalah suatu studi
tentang tikah laku manusia yang terlibat dalam proses manajemen dalam rangka melaksanakan
fungsi-fungsi manajeman untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Konsep Dasar Psikologi Manajemen
Kegiatan intervensi (yang bertujuan untuk “mengolah” manusia) menjadi titik tolak dari kajian ilmu
psikologi manajemen. Hal ini bertujuan agar seluruh karyawan/SDM (Sumber Daya Manusia) dari
suatu organisasi/perusahaan mengerti betul akan tugasnya, dan mampu memberikan informasi
kepada pelanggan atau rekan kerjanya dan pada akhirnya membuat karyawan itu senang pada
pekerjaan dan perusahaannya. Ada 4 fungsi utama dalam manajemen:

1. Fungsi Perencanaan (Planning)

Proses yang menyangkut upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi kecenderungan di masa yang
akan datang dan penentuan strategi yang tepat untuk mewujudkan target dan tujuan organisasi.
Kegiatan dalam fungsi perencanaan:

 Menetapkan tujuan dan target bisnis


 Merumuskan strategi untuk mencapai tujuan dan target bisnis tersebut
 Menentukan sumber-sumber daya yang diperlukan
 Menetapkan standar/indikator keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan target bisnis
2. Fungsi Pengorganisasian (Organizing)

Proses yang menyangkut bagaimana strategi yang telah dirumuskan dalam perencanaan di desain
dalam sebuah struktur organisasi yang tepat dan tangguh, sistem dan lingkungan organisasi yang
kondusif dan dapat memastikan bahwa semua pihak dalam organisasi dapat bekerja secara efektif
dan efisien guna pencapaian tujuan organisasi. Kegiatan dalam fungsi pengorganisasian:

 Mengalokasikan sumber daya, merumuskan dan menetapkan tugas dan menetapkan prosedur
yang diperlukan.
 Menetapkan struktur organisasi yang menunjukkan adanya garis kewenangan dan tanggung
jawab.
 Kegiatan perekrutan, penyeleksian, pelatihan dan pengembangan sumber daya
manusia/tenaga kerja.
 Kegiatan penempatan sumber daya manusia pada posisi yang paling tepat
3. Fungsi Pengarahan (Actuating/Directing)

Proses implementasi program agar dapat dijalankan oleh seluruh pihak dalam organisasi serta proses
memotivasi agar semua pihak tersebut dapat menjalankan tanggung jawabnya dengan penuh
kesadaran dan produktifitas yang tinggi. Kegiatan dalam fungsi pengarahan:

 Mengimplementasikan proses kepemimpinan, pembimbingan dan pemberian motivasi


kepada tenaga kerja agar dapat bekerja secara efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan.
 Memberikan tugas dan penjelasan rutin mengenai pekerjaan.
 Menjelaskan kebijakan yang ditetapkan
4. Fungsi Pengawasan (Controlling)

Proses yang dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang telah direncanakan,
diorganisasikan dan diimplementasikan dapat berjalan sesuai dengan target yang diharapkan
sekalipun berbagai perubahan terjadi dalam lingkungan dunia bisnis yang dihadapi. Kegiatan dalam
fungsi pengawasan:
 Mengevaluasi keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan target bisnis sesuai dengan
indikator yang telah di tetapkan
 Mengambil langkah klarifikasi dan koreksi atas penyimpangan yang mungkin ditemukan
 Melakukan berbagai alternatif solusi atas berbagai masalah yang terkait dengan pencapaian
tujuan dan target bisnis
ORGANISASI
Pengertian Organisasi

Organisasi dalam arti Statis (diam) merupakan wadah atau tempat kegiatan administrasi dan
manajemen berlangsung, dengan gambaran yang jelas tentang saluran hirarki daripada kedudukan,
jabatan wewenag, dan garis komando dan tanggung jawab.

Sedangkan organisasi dalam arti Dinamis (bergerak) merupakan proses kerjasama antara orang-orang
yang tergabung dalam suatau wadah tertentu umtuk mencapai tujuan bersama seperti yang telah
ditetapkan secara bersama pula.

Dalam arti paling umum, psikologi organisasi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang
perilaku individu dan perilaku kelompok dalam aturan organisasi formal. Katz dan Kahn menyatakan
bahwa esensi dari sebuah organisasi adalah “pola” atau motif perilaku manusia. Ketika perilaku
berpola, beberapa struktur dikenakan pada individu. Struktur ini biasanya datang dalam bentuk peran
(normatif standar yang mengatur perilaku) serta adanya pedoman nilai.Penting untuk membedakan
antara formal dan informal organisasi. Sebuah organisasi formal adalah salah satu organisasi yang
memiliki ciri beberapa pernyataan yang menyatakan memenuhi tujuan dan tujuan yang sering
dinyatakan secara tertulis. Organisasi formal juga biasanya menunjukkan beberapa tingkat
kontinuitas dari waktu ke waktu, mereka sering bertahan hidup jauh lebih lama dari anggota pendiri
lakukan. Organisasi bisnis jelas menunjukkan karakteristik ini yang mendefinisikan dari organisasi
formal, seperti halnya banyak lain organisasi nirlaba dan pemerintah lembaga. Sebaliknya, sebuah
organisasi informal di mana tujuannya adalah biasanya kurang eksplisitdaripada organisasi formal.

Karakteristik Organisasi
1. Punya maksud tertentu, dan merupakan kumpulan berbagai manusia
2. Punya hubungan sekunder (impersonal)
3. Punya tujuan yang khusus dan terbatas
4. Punya kegiatan kerjasama pendukung
5. Terintegrasi dalam sistem sosial yang lebih luas
6. Menghasilkan barang dan jasa untuk lingkungannya dan sangat terpengaruh atas setiap
perubahan lingkungan.

Organisasi berbeda dari pengorganisasian, karena pengorganisasian adalah fungsi dari manajemen
dan merupakan suatu proses yang dinamis sedangkan organisasi merupakan alat atau wadah yang
bersifat statis. Dalam mencapai maksud dan tujuan organisasi, ada empat fungsi organisasi yang
perlu diperhatikan berkaitan dengan manajemen organisasi, yakni:

1. Planning (perencanaan)
2. Organizing (pengaturan)
3. Accounting (pelaporan)
4. Controling (pengawasan)
Proses Organisasi
Bentuk sosialisasi yang efektif meliputi empat unsur pokok yaitu :

1. Organisasi mendorong karyawan agar tetap setia dengan memberikan imbalan;


2. Organisasi mempengaruhi karyawan agar tetap setia melalui bujukan bukan paksaan;
3. Organisasi mengalihkan karyawan dari nilai dan tujuan mereka menuju nilai – nilai dan
tujuan organisasi;
4. Organisasi memberi penampilan bahwa karyawan boleh melakukan pilihan bebas pada saat
pengangkatan dan tetap bekerja.

Perilaku organisasi Kelly dalam bukunya Organizational Behavior yang menjelaskan bahwa di dalam
perilaku organisasi terdapat interaksi dan hubungan antara organisasi di satu pihak dan perilaku
individu di lain pihak. Kesemuanya memiliki tujuan praktis yaitu untuk mengarahkan perilaku
manusia kepada upaya pencapaian tujuan organisasi.

B. Komunikasi
Definisi Komunikasi

Komunikasi adalah proses sosial dimana individu-individu menggunakan simbol-simbol untuk


menciptakan dan menginterpretasikan makna dalam lingkungan mereka.

Komunikasi juga merupakan penyampaian informasi, gagasan, emosi, ketrampilan, dan sebagainya
dengan menggunakan lambang-lambang atau kata-kata, gambar, bilangan, grafik, dan lain-lain.
Kegiatan atau proses penyampaiannya biasanya dinamakan komunikasi.

Menurut Everett M. Rogers, mengemukakan pendapatnya yaitu “Komunikasi adalah suatu proses


dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerimaan atau lebih dengan maksud untuk
mengubah tingkah laku mereka”. Manusia pada umumnya berkomunikasi untuk menyatakan dan
mendukung identitas-diri dan untuk membangun interaksi sosial dengan orang-orang yang berada di
sekitar kita serta untuk mempengaruhi orang lain untuk berpikir, merasa, atau bertingkah seperti yang
kita harapkan (Thomas M.S).

Komunikasi dibagi menjadi 2 yaitu:

1. Komunikasi internal.

Komunikasi internal organisasi adalah proses penyampaian pesan antara anggota-anggota organisasi
yang terjadi untuk kepentingan organisasi, seperti komunikasi antara pimpinan dengan bawahan,
antara sesama bawahan, dsb. Proses komunikasi internal ini bisa berujud komunikasi antarpribadi
ataupun komunikasi kelompok. Juga komunikasi bisa merupakan proses komunikasi primer maupun
sekunder. Komunikasi internal ini lazim dibedakan menjadi dua, yaitu komunikasi vertikal dan
komunikasi horizontal.

Komunikasi vertikal adalah komunikasi dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas. Komunikasi dari
pimpinan kepada bawahan dan dari bawahan kepada pimpinan. Dalam komunikasi vertikal,
pimpinan memberikan instruksi-instruksi, petunjuk-petunjuk, informasi-informasi, dan lain-lain
kepada bawahannya. Sedangkan bawahan memberikan laporan-laporan, saran-saran, pengaduan-
pengaduan dan sebagainya kepada pimpinan. Dan pengertian komunikasi horizontal atau lateral
adalah komunikasi antara sesama seperti dari karyawan kepada karyawan, manajer kepada manajer.
Pesan dalam komunikasi ini bisa mengalir di bagian yang sama di dalam organisasi atau mengalir
antarbagian. Komunikasi lateral ini memperlancar pertukaran pengetahuan, pengalaman, metode, dan
masalah.

2. Komunikasi eksternal.
Komunikasi eksternal organisasi adalah komunikasi antara pimpinan organisasi dengan
khalayak di luar organisasi. Pada organisasi besar, komunikasi ini lebih banyak dilakukan
oleh kepala hubungan masyarakat dari pada pimpinan sendiri. Yang dilakukan sendiri oleh
pimpinan hanyalah terbatas pada hal-hal yang  dianggap sangat penting saja.Komunikasi
eksternal terdiri dari jalur secara timbal balik:
3. Komunikasi dari organisasi kepada khalayak.

Komunikasi ini dilaksanakan umumnya bersifat informatif, yang dilakukan sedemikian rupa
sehingga khalayak merasa memiliki keterlibatan, setidaknya ada hubungan batin. Komunikasi ini
dapat melalui berbagai bentuk, seperti majalah organisasi; press release; artikel surat kabar atau
majalah; pidato radio; film dokumenter; brosur; leaflet; poster; konferensi pers.

1. Komunikasi dari khalayak kepada organisasi.

Komunikasi dari khalayak kepada organisasi merupakan umpan balik sebagai efek dari kegiatan dan
komunikasi yang dilakukan oleh organisasi.

Dimensi Komunikasi
Downward communication Yaitu komunikasi yang berlangsung ketika orang-orang yang berada
pada tataran manajemen mengirimkan pesan kepada bawahannya. Fungsi arus komunikasi dari atas
ke bawah ini adalah: a) Pemberian atau penyimpanan instruksi kerja (job instruction) b) Penjelasan
dari pimpinan tentang mengapa suatu tugas perlu untuk dilaksanakan (job retionnale) c)
Penyampaian informasi mengenai peraturan-peraturan yang berlaku (procedures and practices) d)
Pemberian motivasi kepada karyawan untuk bekerja lebih baik.
Upward communication Yaitu komunikasi yang terjadi ketika bawahan (subordinate) mengirim
pesan kepada atasannya. Fungsi arus komunikasi dari bawah ke atas ini adalah: a) Penyampaian
informai tentang pekerjaan pekerjaan ataupun tugas yang sudah dilaksanakan b) Penyampaian
informasi tentang persoalan-persoalan pekerjaan ataupun tugas yang tidak dapat diselesaikan oleh
bawahan c) Penyampaian saran-saran perbaikan dari bawahan d) Penyampaian keluhan dari bawahan
tentang dirinya sendiri maupun pekerjaannya.

Komunikasi ke atas menjadi terlalu rumit dan menyita waktu dan mungkin hanya segelintir kecil
manajer organisasi yang mengetahui bagaimana cara memperoleh informasi dari bawah. Sharma
(1979) mengemukakan 4 alasan mengapa komunikasi ke atas terlihat amat sulit: 1. Kecenderungan
bagi pegawai untuk menyembunyikan pikiran mereka 2. Perasaan bahwa atasan mereka tidak tertarik
kepada masalah yang dialami pegawai 3. Kurangnya penghargaan bagi komunikasi ke atas yang
dilakukan pegawai 4. Perasaan bahwa atasan tidak dapat dihubungi dan tidak tanggap pada apa yang
disampaikan pegawai.

Horizontal communication Yaitu komunikasi yang berlangsung di antara para karyawan ataupun


bagian yang memiliki kedudukan yang setara. Fungsi arus komunikasi horisontal ini adalah: a)
Memperbaiki koordinasi tugas b) Upaya pemecahan masalah c) Saling berbagi informasi d) Upaya
pemecahan konflik e) Membina hubungan melalui kegiatan bersama.
Interline communication Yaitu tindak komunikasi untuk berbagi informasi melewati batas-batas
fungsional. Spesialis staf biasanya paling aktif dalam komunikasi lintas-saluran ini karena biasanya
tanggung jawab mereka berhubungan dengan jabatan fungsional. Karena terdapat banyak komunikasi
lintas-saluran yang dilakukan spesialis staf dan orang-orang lainnya yang perlu berhubungan dalam
rantai-rantai perintah lain, diperlukan kebijakan organisasi untuk membimbing komunikasi lintas-
saluran.

Dimensi-dimensi komunikasi meliputi dibawah ini :

1. Isi

Isi adalah apa yang dibicarakan dalam komunikasi antara satu orang dengan orang yang lain atau
bahkan lebih.

2. Kebisingan

Kebisingan adalah tinggi rendahnya suara yaang terdengar dalam melakukan komunikasi.

3. Jaringan

Jaringan adalah sejauh mana seseorang meluaskan jangkauan informasinya dalam melakukan
komunikasi. Diantaranya ada komunikasi yang bergantung  pada (jaringan satelit).

4. Arah Komunikasi

Komunikasi terdiri dari 2 macam arah yaitu :

1. komunikasi satu arah adalah hanya ada satu orang berbicara menyampaikan infomasi untuk
satu orang atau lebih contohnya promosi produk tertentu atau guru dikelas.
2. Komunikasi 2 arah adalah adanya interaksi antara satu orang menyampaikan informasi satu
orang atau lebih juga ikut berbicara sehingga terciptanya interaksi untuk menyampaikan
beberapa informasi.
Pemikiran

Komunikasi sangat penting untuk kepentingan pribadi maupun kelompok, sering sekali terjadi mis
komunikasi pada sebuah organisasi. Informasi sendiri didapatkan karena adanya komunikasi.
Komunikasi bisa menyatukan atau membuat keintiman antar individu juga dapat memecahkan
hubungan yang terjalin antar individu maupun kelompok maka dari itu tidak jarang banyak orang
yang keluar dari sebuah organisasi karena masalah komunikasi yang banyak orang sebut sebagai mis
komunikasi.

Ketidak jelasan seseorang dalam menyampaikan informasi dapat pula dibilang sebagai kegagalan
dalam berkomunikasi.

Contoh Kasus

Sebuah organisasi osis di sma sedang mengadakan sebuah acara, sie acara tersebut telah menyusun
rundown acara yang telah disepakati oleh seluruh panitia. ketika acara berlangsung ternyata salah
satu pengisi acara yang telah dijadwalkan hadir, berhalangan hadir karena memiliki satu kendala.
Humas yang menerima informasi langsung dari penerima acara lupa untuk laporan kepada sie acara
atau time keeper.
Ketika waktunya pengisi acara itu tampil harus dicari-cari dulu, baru lah humas ingat bahwa pengisi
acara itu berhalangan hadir. Tetapi acara yang berlangsung menjadi berantakan rundown nya.

Analisa

Jelaslah dalam contoh kasus bahwa komunikasi sangat penting dalam segala hal karena komunikasi
merupakan informasi yang wajib diketahui oleh orang-orang yang berkepentingan terlebih pada
sebuah organisasi.

C. Mempengaruhi Perilaku
Definisi Pengaruh

Definisi dari pengaruh menurut Poerwordaminto (dalam Kurniawati), pengaruh berarti “daya yang
ada atau timbul dari suatu lorong, benda atau sebagainya”. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(2005: 849), “Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang atau benda) yang ikut
membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang.”

Menurut beberapa tokoh, antara lain:

1. Menurut Albert R. Roberts & Gilbert

Pengaruh adalah wajah kekuasaan yang diperoleh oleh orang ketika mereka tidak memiliki
kewenangan untuk mengambil keputusan.

1. Menurut  M. Suyanto

Pengaruh merupakan nilai kualitas suatu iklan melalui media tertentu.

1. Menurut Norman Barry

Pengaruh adalah suatu tipe kekuasaan yang jika seorang yang dipengaruhi agar bertindak dengan
cara tertentu, dapat dikatakan terdorong untuk bertindak demikian, sekalipun ancaman sanksi yang
terbuka tidak merupakan motivasi yang mendorongnya.

1. Menurut Ertram  Johannes  Otto  Schrieke

Pengaruh merupakan bentuk dari kekuasaan yang tidak dapat diukur kepastiannya.

Kunci-Kunci Perubahan Perilaku


Perubahan merupakan peralihan kondisi yang tadinya buruk, menjadi baik. Masyarakat yang berubah
adalah masyarakat yang terdiri dari individu berkepribadian (personality) baik. Personality tidak
dibentuk dari performance dan style seseorang, melainkan dari adanya daya intelektual dan
perbuatan. Selanjutnya, tidak hanya membentuk saja, tapi juga disertai upaya menjadikan personality
tersebut berkualitas.

Kunci perubahan masyarakat adalah membentuk daya intelektual dan perbuatan yang menjunjung
tinggi nilai-nilai kemanusiaan, sehingga terjadilah perubahan perilaku yang secara otomatis diikuti
dengan perubahan masyarakat.
Perilaku yang akan menjadi kunci perubahan di masyarakat adalah sikap yang mampu melalui
berbagai benturan dengan gemilang, adanya kepercayaan diri tanpa batas, dan tekad untuk terus
berjuang hingga titik nadi. Perubahan masyarakat akan berimplikasi terhadap perubahan individu,
karena di dalamnya ada interaksi sebagai kontrol sosial yang dapat mendidik manusia.

Perubahan perilaku adalah penerapan yang terencana dan sistematis dari prinsip belajar yang telah
ditetapkan untuk mengubah perilaku mal adaptif (Fisher & Gochros, 1975) Karakteristik perubahan
perilaku

1. Fokus kepada perilaku (prosedur perubahan perilaku dirancang untuk merubah perilaku
bukan merubah karakter atau sifat seseorang)

–          Perilaku yang dirubah disebut target perilaku meliputi perilaku yang berlebihan atau perilaku
yang tidak/kurang dimiliki oleh orang

1. Prosedurnya didasarkan kepada prinsip-prinsip behavioral. Perubahan perilaku adalah


penerapan prinsip-prinsip dasar yang awalnya berasal dari penelitian eksperimental dengan
binatang dilaboratorium (Skiner, 1938).
2. Penekanannya kepada peristiwa-peristiwa didalam lingkungan. Perubahan perilaku meliputi
asesmen dan perubahan peristiwa-peristiwa lingkungan yang mempunyai hubungan
fungsional dengan perilaku
3. Treatment dilakukan oleh orang didalam kehidupan sehari-hari (Kazdin, 1994). Perubahan
perilaku akan lebih efektif  apabila dikembangkan oleh orang-orang yang berada
dilingkungan individu yang perilakunya menjadi target perubahan seperti guru, orangtua atau
orang lain yang dilatih tentang perubahan perilaku
4. Pengukuran perubahan perilaku. Melakukan pengukuran sebelum dan sesudah intervensi
dilakukan untuk melihat perubahan perilaku. Asesmen terus dilakukan setelah intervensi
untuk melihat apakah perubahan perilaku yang sudah terjadi dapat terjaga.
5. Mengabaikan peristiwa-peristiwa masa lalu sebagai penyebab perilaku. Penekanan perubahan
perilaku kepada peristiwa-peristiwa lingkungan saat ini yang menjadi penyebab perilaku
sebagai dasar pemilihan intervensi perubahan perilaku yang tepat.
6. Menolak hipotetis yang mendasari penyebab perilaku. Skiner (1974) menjelaskan bahwa
dugaan terhadap penyebab yang mendasari perilaku tidak pernah dapat diukur atau
dimanipulasi untuk menunjukkan hubungan fungsional perilaku.
Model mempengaruhi orang Lain
1. Logical Argument yaitu penyampaian ajakan menggunakan argumentasi sebuah data-data
yang ditemukan. Hal ini telah disinggung oleh komponen data.
2. Psychologicalatau Emotional Argument  yaitu pendekatan ajakan menggunakan efek emosi
positif dan negatif. Misalnya saja dalam iklan yang menyenangkan, lucu dan maupun yang
membuat kita berempati itu termasuk dalam menggunakan pendekatan Psychological
Argument yang bersifat positif. Sedangkan iklan yang biasanya membuat kita muak,
marah,  menjenuhkan,  itu termasuk pendekatan Psychological  Argument dengan efek emosi
yang negatif.
3. ArgumentBased On Credibility yaitu ajakan atau arahan yang akan diikuti
oleh comunnicate atau audiens, karena komukiator mempunyai kredibilitas sebagai pakar
dalam bidang tersebut.
Wewenang dan peran wewenang dalam manajemen
Wewenang merupakan kekuasaan yang memiliki keabsahan(legitimate power). Wewenang
(authority) adalah hak untuk melakukan sesuatu atau memerintah orang lain untuk melakukan atau
tidak melakukan sesuatu agar tercapai tujuan tertentu. wewenang dan kekuasaan sebagai metoda
formal, dimana manajer menggunakannya untuk mencapai tujuan individu maupun organisasi.
Wewenang formal tersebut harus di dukung juga dengan dasar-dasar kekuasaan dan pengaruh
informal. Manajer perlu menggunakan lebih dari wewenang resminya untuk mendapatkan kerjasama
dengan bawahan mereka, selain juga tergantung pada kemampuan ilmu pengetahuan, pengalaman
dan kepemimpinan mereka .

Peran wewenang dalam manajemen.

1. Wewenang lini (Linie authority) yaitu wewenang yang mengalir secara vertikal. Pelimpahan
wewenang dari atas ke bawah dan pengawasan langsung oleh pemimpin kepada staf yang
menerimanya.
2. Wewenang staf (Staf authority) yaitu wewenang yang mengalir ke samping yaitu wewenang
yang diberikan kepada staf khusus untuk membantu melancarkan tugas staf yang diberikan
wewenang lini. Wewenang staf diberikan karena ada spesialisasi adanya tugastugas
menegerial yang terkait dengan fungsi staf seperti pengawasan, pelayanan kepada staf, atau
penasihat.
D. Kekuasaan
Definisi Kekuasaan

Kekuasaan, dalam istilah umum disebut sebagai power, diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
mempengaruhi pihak lain menurut kehendak yang ada pada pemegang kekuasaan tersebut,
kekuasaan itu juga mencakup baik suatu kemampuan untuk memerintah (agar yang diperintah itu
patuh) dan juga untuk memberikan keputusan-keputusan yang secara langsung maupun tidak
langsung akan mempengaruhi tindakan-tindakan pihak lainnya.

Gilbert W. Fairholm juga mendefinisikan kekuasaan sebagai “… kemampuan individu untuk


mencapai tujuannya saat berhubungan dengan orang lain, bahkan ketika dihadapkan pada penolakan
mereka.” Fairholm lalu merinci sejumlah gagasan penting dalam penggunaan kekuasaan secara
sistematik dengan menakankan bahwa kapasitas personal-lah yang membuat pengguna kekuasaan
bisa melakukan persaingan dengan orang lain.

Sumber-sumber kekuasaan menurut French dan Raven

French dan Raven (dalam Afzalur, 1989) membatasi lima jenis kekuasaan pemimpin (leader power)
yang dinilai penting dan umum dalam organisasi yaitu :

1. Coercive power

Bersumber pada persepsi bawahan bahwa atasan mempunyai kekuasaan untuk memberi tekanan/
hukuman. Dasarnya adalah persepsi bahwa hukuman berupa fisik atau psikis pada pihak lain agar
menuruti kehendaknya.

2. Reward power

Bersumber pada persepsi bahwa atasan dapat memberikan imbalan seperti yang diharapkan.
Dasarnya adalah persepsi seseorang memiliki kemampuan untuk member hadiah pada pihak lain.
3. Legitimated Power

Bersumber pada persepsi bahwa atasan punya halt untuk menetapkan segala sesuatu baginya.
Didasarkan pada hak-hak formal yang diterima sejalan dengan posisi, peran dan kewenangan dalam
organisasi.

4. Expert power

Bersumber pada persepsi bahwa atasan mempunyai sejumlah pengetahuan atau keahlian khusus yang
diperlukan. Dimiliki oleh orang tertentu dan sangat berarti bagi orang lain, dengan keahliannya ia
dapat menyuruh orang lain untuk menuruti kehendaknya karena orang lain merasa sangat tergantung
padanya.

5. Referent power

Bersumber pada ketertarikan atau identifikasi bawahan terhadap atasannya. Kemampuan ini
berkembang dari kekaguman satu pihak Berta keinginan dari pihak pengagum untuk menjadi seperti
yang dikagum

Menurut Gareth Morgan sumber kekuasaan berasal dari :

1. Otoritas formal
2. Kendali sumber daya langka
3. Penggunaan struktur, aturan, dan kebijakan organisasi
4. Kendali proses pembuatan keputusan
5. Kendali pengetahuan dan informasi
6. Kendali batasan (boundary) organisasi
7. Kendali teknologi
8. Aliansi interpersonal, jaringan, dan kendali atas “organisasi informal”
9. Simbolisme dan manajemen makna (filosofi organisasi)
10. Gender dan manajemen hubungan berbasis gender
11. Faktor-faktor struktural yang menentukan tahap-tahap tindakan
12. Kekuasaan yang telah seorang miliki.
13. Definisi Pengaruh

Sebagai esensi dari kepemimpinan, pengaruh diperlukan untuk menyampaikan gagasan,


mendapatkan penerimaan dari kebijakan atau rencana dan untuk memotivasi orang lain agar
mendukung dan melaksanakan berbagai keputusan.

Jika kekuasaan merupakan kapasitas untuk menjalankan pengaruh, maka cara kekuasaan itu
dilaksanakan berkaitan dengan perilaku mempengaruhi. Oleh karena itu, cara kekuasaan itu
dijalankan dalam berbagai bentuk perilaku mempengaruhi dan  proses-proses mempengaruhi yang
timbal balik antara pemimpin dan pengikut, juga akan menentukan efektivitas kepemimpinan.

Pengaruh Taktik Organisasi

Taktik-taktik mempengaruhi (Influence Tactics) adalah cara-cara yang biasanya digunakan oleh
seseorang untuk mempen-garuhi orang lain, baik orang yang merupakan atasan, setingkat, atau
bawahannya. Dengan mengetahui dan menggunakan hal ini, maka seseorang dapat mempengaruhi
orang lain, dengan tidak menggunakan kekuasaan yang dimilikinya.

Kipnis dan Schmidt adalah peneliti yang pertama kali meneliti taktik-taktik yang biasa digunakan
orang untuk mempengaruhi orang lain. (Kipnis dan Schmidt, 1982). Berbagai alat ukur telah dibuat
untuk meneliti taktik mempengaruhi, dan salah satu yang terbaik adalah yang dibuat oleh Yukl dkk,
yaitu yang disebut Influence Behavior Questionnaire (Yukl, Lepsinger, and Lucia, 1992). Hasil
penelitian Yukl dkk, menun-jukkan ada sembilan jenis taktik yang biasa digunakan di dalam
organisasi (Hugheset all, 2009), yaitu:

Persuasi Rasional (Rational Persuasion), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan
menggunakan alasan yang logis dan bukti-bukti nyata agar orang lain tertarik.

Daya-tarik Inspirasional (Inspirational Appeals), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain
dengan menggunakan suatu permintaan atau proposal untuk membangkitkan antusiasme atau gairah
pada orang lain.

Konsultasi (Consultation), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan mengajak dan
melibatkan orang yang dijadikan target untuk berpartisipasi dalam pembuatan suatu rencana yang
akan dilaksanakan.

Mengucapkan kata-kata manis (Ingratiation), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan
menggunakan kata-kata yang membahagiakan.

Daya-tarik Pribadi (Personal Appeals), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain atau
memintanya untuk melakukan sesuatu karena merupakan teman atau karena dianggap loyal.

Pertukaran (Exchange), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan memberikan sesuatu
keuntungan tertentu kepada orang yang dijadikan target, sebagai imbalan atas kemauannya mengikuti
suatu permintaan tertentu.

Koalisi (Coalitions), terjadi jika seseorang meminta bantuan dan dukungan dari orang lain untuk
membujuk agar orang yang dijadikan target setuju.

Tekanan (Pressure), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan menggunakan ancaman,
peringatan, atau permintaan yang berulang-ulang dalam meminta sesuatu.

Mengesahkan (Legitimacy), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan menggunakan
jabatannya, kekuasaannya, atau dengan mengatakan bahwa suatu permintaan adalah sesuai dengan
kebijakan atau aturan organisasi.

Kesimpulan

Jadi, kekuasaan  adalah  kemampuan  untuk menggunakan  pengaruh  pada  orang  lain, artinya
kemampuan untuk mengubah  sikap  atau  tingkah  laku  individu  atau  kelompok. Dengan adanya
kekuasaan, kita dapat dengan mudah mempengaruhi orang lain. Contohnya presiden yang punya
banyak wewenang terhadap mentri-mentri dan cabinet di Indonesia untuk mengatur Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai