Anda di halaman 1dari 3

Nama : Elva Dora Puspitasari

NIM : 1900005285

Prodi/kelas : PGSD/2F

No. Hp : 081548686064

1.Alat Permainan Edukatif (APT) merupakan alat edukatif yang dirancang atau dipersiapkan untuk
bermain anak sehingga diharapkan anak dapat meningkatkan dan mengembangkan kemampuannya.
Di dalam dunia pendidikan semakin awal pendidikan maka penggunaan APT semakin sering
digunakan. APE ini sangat cocok digunakan pada tingkatan PAUD, TK, dan SD sebab bermain adalah
dunia mereka.

Adanya permainan dalam pembelajaran menyebabkan proses belajar menjadi lebih menyenangkan
karena adalah cepat mengerti dan memahami pembelajaran, ujar Ricky Durasi (Head Trainer Adam
Khoo Indonesia). Adanya permainan dalam pembelajaran dapat meningkatkan aspek fisik/motorik,
emosi, sosial, bahasa, kognitif, serta moral. Selain itu juga bisa mengembangkan imajinasi anak
(Feriawati dan Indah, 2016).

Pada usia 3-4 tahun organ-organ tubuh sudah berkembang secara sempurna dan memiliki proporsi
seimbang serta kemampuan psikomotorik anak semakin baik. Pada usia ini biasanya anak bersekolah
di PAUD. APE yang digunakan di dalam ruangan dapat berupa puzzel, balok, buku bergambar, buku
cerita, tape, majalah, boneka. Sedangkan, diluar ruangan berupa jungkat-jungkit, seluncuran, dan
ayunan. Adanya APE ini diharapkan anak mulai mengenal warna, bentuk, gambar, angka dan huruf
(Nada dan Ruly, 2020).

Anak TK pada usia 5-6 tahun APE digunakan untuk mengembangkan motorik halus di usianya. APE
yang digunakan guna:

Pengembangan aspek fisik: motorik kasar penggunaan bola, mainan,yang ditarik dan didorong, dan
tali. Sedangkan untuk motorik halus menggunakan alat gunting, pensil, tape, TV.

Pengembangan aspek kognitif berupa pazzle, boneka, pensil berwarna, dan buku cerita (Baik,
Nurhasanah, Ika, dan Suarta, 2017)

Sedangkan untuk anak SD, mereka sudah mulai diarahkan untuk mampu pelajar dan bersaing secara
akademik. Contok, untuk kelas 1 dan 2 dalam pembelajaran tentang angka-angka bilangan maupun
menghitung dibantu menggunakan Alat Permainan Edukatif berbasis media. (Ariyanti dan Zidni,
2015)

2. A. Semakin banyak dan berkembangnya hasil karya seseorang dalam suatu hal tidak terlepas dari
semakin berkualitasnya inovasi didalam pendidikan. Inovasi pendidikan ini dapat diperoleh melalui
pengembangan Teknologi Pendidikan. Sayangnya banyak praktisi (guru) dan siswanya kurang
memahami arti pentingnya di dalam lingkup pendidikan.

B. Sekolah Dasar baiknya berusaha memberikan pembelajaran yang diselingi dengan perkembangan
Teknologi Pendidikan. Guru sebagai pengajar seharusnya dalam memberikan pembelajaran tidak
terlepas dari perkembangan Teknologi Pendidikan. Mereka harus selalu berinovasi untuk
mencerdaskan siswanya, memperluas ilmunya, serta selalu update terhadap dunia pendidikan. Guru
juga harus mampu beradaptasi dengan kemajuan teknologi pendidikan. Sedangkan siswa ataupun
masyarakat pendidikan hendaknya mau mendukung dan berpartisipasi di dalamnya.

C. Ketika saya dulu sewaktu SD media-media yang di gunakan sudah tua sehingga kurang menarik
untuk di pelajari seharunya guru mampu berinovasi untuk membuat media yang lebih menarik lagi.
Selain itu, Buku-buku yang di sediakan sudah banyak coretan dan ada beberapa yang sobek.
Permasalahan ini bukan sepenuhnya salah guru tapi karena siswa yang kurang menjaga buku yang
telah disediakan. Guru-guru ketika mengajar juga terkadang membosankan dan membuat muridnya
mengantuk ini disebabkan karena pembelajaran yang disampaikan menggunakan metode yang sama
kurang adanya pemanfaatan permainan edukatif.

3. Adanya konsep kawasan teknologi pendidikan di dalam Sekolah Dasar ini akan memperbaiki dan
meminimalisir masalah-masalah dalam dunia pendidikan sebab terlaksanakanya pendidikan telah
dipersiapkan rancangan, metode, strategi, dan keefektivan pengajaran. Selain itu, adanya kawasan
pengembangan yang menggunakan teknologi cetak; audio visual; serta komputer akan
mempermudahkan siswa dalam mendapatkan sumber belajar. Dalam kawasan pemanfaatan,
pengunaan alat bantu akan mempermudahkan anak menerima dan memahami pembelajaran itu.
Kemudian adanya inovasi dan implikasi memberikan siswa pelajaran yang mudah diingat. Terdapat
juga kebijakan dari pemerintah yang dapat mempengaruhi pemanfaatan teknologi yang biasanya
dihambat oleh permasalahan etika dan ekonomi, misalnya hukum hak cipta atas penggunaan
teknologi tapi untungnya pemerintah telah memfasilitasi siswa Sekolah Dasar dengan buku-buku
pembelajaran secara gratis. Ini merupakan kewajiban dari pemerintahan sesuai pasal 31 ayat 2 UUD
1945 bahwa “setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib
membiayainya”. Di dalam kawasan pengelolaan digunakan untuk kelancaran dan pendukung dalam
proses pembelajaran. Selanjutnya, terdapat kawasan penilaian guna menganalisis masalah yang ada
pada siswa maupun sekolah, melakukan penilaian sumatif dan formatis. (Titsa, 2016)

Sumber:

I Hidayat Ferianto dan Handayani Indah. 2016. Alasan Anak Lebih Senang Bermain Ketimbang
Belajar. BeritaSatu; Berita.

Nada Romadhon Sholiha, Sari Roly Jadian, dan Wahyudi April. 2020. Pengaruh Penggunaan Media
Pembelajaran Media Pembelajaran Alat Permainan Edukatif (APE) Terhadap Peningkatan
Perkembangan Kognitif Anak IN PAUD Tunas Bangsa Podomoro Pringsewu. STIT Pringsewu; Jurnal.

Astina Baik Nilawati, Nurhasanah Rhamayani, Suarta I Nyoman. 2017. Identifikasi Pemanfaatan Alat
Permainan Edukatif (APE) dalam Mengembangkan Motorik Halus Anak Usia Dini. Universitas
Mataram; jurnal.

Aryanti dan Muslimin Zidni Imawan. 2015. Efektivitas Alat Permainan Edukatif (APE) Berbasis Media
dalam Meningkatkan Kemampuan Berhitung pada Anak Kelas 2 di SDN 2 Wonotirto Bulu
Temanggung. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta; jurnal.
III Andjni Tirta Raky. 2016. Definisi dan Kawasan Teknologi Pembelajaran.Universitas
Muhammadiyah Sidoarjo; jurnal.

Anda mungkin juga menyukai