Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PENELITIAN DAN ANALISIS

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK DALAM


MENGENAL ANGKA MELALUI MEDIA KARTU ANGKA PADA
ANAK USIA DINI DI TK MELATI TOLITOLI

Disusun Oleh :
NAMA : BAU ANCING, S.Pd
NIP : 19751204 201405 2 001

TK MELATI TOLITOLI
YAYASAN PENDIDIKAN MELATI TOLITOLI
TAMAN KANAK-KANAK MELATI
Sekretariat Jl.Nangka Kelurahan Tuweley Kec.Baolan Kab.Tolitoli
e-mail tkmelatitolitoli@gmail.com

LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PENELITIAN DAN ANALISIS

Judul Penelitian
LAPORAN PENELITIAN DAN ANALISIS
MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK DALAM
MENGENAL ANGKA MELALUI MEDIA KARTU ANGKA PADA
ANAK USIA DINI DI TK MELATI TOLITOLI

Laporan penelitian dan analisis ini disahkan pada tanggal 20 September 2021 dan
dinyatakan layak untuk dipublikasikan

Tolitoli,20 September 2021

Menyetujui dan mengesahkan Peneliti


Ketua Yayasan Pendidikan Melati

WIDAYANTO PURNOKO BAU ANCING


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Anak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses
perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya. Anak usia
dini berada pada rentang usia 0-8 tahun. Pada masa ini proses pertumbuhan dan
perkembangan dalam berbagai sedang mengalami masa yang cepat dalam rentang
perkembangan hidup manusia. Proses pembelajaran sebagai bentuk perlakuan yang
diberikan pada anak harus memperhatikan karakteristik yang dimiliki setiap tahapan
perkembangan anak.
Pendidikan pada anak usia dini pada dasarnya meliputi seluruh upaya dan
tindakan yang dilakukan oleh pendidik dan orang tua dalam proses perawatan,
pengasuhan dan pendidikan pada anak dengan menciptakan aura dan lingkungan
dimana anak dapat mengeksplorasi pengalaman yang meberikan kesempatan padanya
untuk mengetahui dan memahami pengalaman belajar yang diperolehnya dari
lingkungan, melalui cara mengamati, meniru dan bereksperimen yang berlangsung
secara berulang-ulang dan melibatkan seluruh potensi dan kecerdasan anak.
Salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh peserta didik PAUD adalah
mampu mengikuti pendidikan selanjutnya dengan kesiapan yang optimal sesuai dengan
tuntutan yang berkembang dalam masyarakat. Kemampuan dasar yang dikembangkan
di PAUD meliputi kemampuan bahasa, fisik/motorik, seni dan kemampuan kognitif.
Pengembangan kemampuan kognitif bertujuan meningkatkan kemampuan berpikir
anak. Pada kemampuan kognitif tersebut, anak diharapkan dapat mengenal konsep
sains dan matematika sederhana.
Kegiatan pembelajaran matematika pada anak diorganisir secara terpadu
melalui tema-tema pembelajaran yang paling dekat dengan konteks kehidupan anak
dan pengalaman-pengalaman riil. Guru dapat menggunakan media permainan dalam
pembelajaran yang memungkinkan anak bekerja dan belajar secara individual,
kelompok dan juga klasikal.Penggunaan media pada kegiatan pembelajaran
matematika anak usia dini, khususnya dalam pengenalan konsep bilangan bertujuan
mengembangkan pemahaman anak terhadap bilangan dan operasi bilangan dengan
benda-benda kongkrit sebagai pondasi yang kokoh pada anak untuk mengembangkan
kemampuan matematika pada tahap selanjutnya.
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan penulis di lapangan ditemukan
adanya permasalahan dalam kegiatan pengembangan di kelas yaitu rendahnya
kemampuan mengenal konsep bilangan di TK Melati. Pada saat proses pembelajaran
peneliti melihat peran guru masih menekankan pengajaran yang berpusat pada guru
(teacher centered). Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya peran guru yang terlalu
menguasai kelas. Guru dengan spontan memberikan tugas kepada anak tanpa
memberikan pilihan kegiatan kepada anak. Kondisi ini ditengarai penyebabnya adalah
dalam proses pembelajaran guru kurang memanfaatkan media pembelajaran dan
permainan yang tepat yang dapat menumbuhkan motivasi belajar anak.
Selain kurangnya media pembelajaran dan permainan yang tepat, hal ini lebih
disebabkan oleh minimnya ruangan kelas yang dimiliki oleh TK Melati Sehingga guru
merasa kesulitan mencari tempat jika menambahkan media dan sumber belajar terlalu
banyak.
Permasalahan lain yang terjadi di TK Melati adalah metode yang digunakan
oleh guru masih menggunakan metode drill dan praktek-praktek paper-pencil test. Pada
pengembangan kognitif khususnya pada pengenalan konsep bilangan, guru
memberikan perintah kepada anak agar mengambil majalah dan pensil masing-masing.
Selanjutnya guru memberikan contoh kepada anak untuk menghitung jumlah benda
yang terdapat pada majalah dan mengisinya dengan angka yang sesuai dengan jumlah
benda tersebut pada kolom yang telah disediakan. Setelah anak mengerti, guru
menyuruh anak untuk mengerjakannya sendiri. Hal ini merupakan salah satu penyebab
rendahnya kemampuan anak dalam mengenal konsep bilangan di TK Melati Sebagai
indikator rendahnya kemampuan anak di PAUD tersebut, dapat dilihat bahwa dari 19
siswa..
Berdasarkan permasalahan yang terjadi di TK Melati penulis tertarik untuk
meneliti dan menganalisis secara langsung pemanfaatan media kartu angka sebagai
salah satu cara meningkatkan kemampuan mengenal konsep bilangan anak PAUD dan
dapat memperbaiki kondisi pembelajaran yang terjadi di TK Melati. Media ini
dianggap mampu memecahkan masalah diatas karena dalam proses pembelajaran, alat
bantu atau media tidak hanya dapat memperlancar proses komunikasi akan tetapi dapat
merangsang siswa untuk merespon dengan baik segala pesan yang disampaikan.
Penggunaan media pembelajaran selain dapat memberi rangsangan bagi siswa
untuk terjadinya proses belajar, media pembelajaran juga memiliki peranan penting
dalam menunjang kualitas proses belajar mengajar. Media pembelajaran merupakan
segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan serta dapat merangsang
pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan belajar sehingga dapat mendorong
terjadinya proses belajar yang disengaja, bertujuan, dan terkendali. Selanjut untuk
meneliti masalah di atas, Penulis melakukan penelitian dengan judul “Meningkatkan
Kemampuan Kognitif Anak Dalam Mengenal Angka Melalui Media Kartu
Angka di TK Melati.
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakan penelitian di atas, maka dapat diketahui bahwa yang
menjadi focus penelitian dalam laporan penelitian ini adalah mengenai upaya
meningkatkan kemampuan kognitif anak dalam mengenal angka melalui media
kartu angka di TK Melati Tolitoli

C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu:
1. Mengembangkan potensi anak dalam mengenal angka dan merangsang
kemampuan mengidentifikasi jumlah dan simbol angka melalui media kartu
angka.
2. Untuk mengetahui apakah kemampuan mengenal angka anak kelompok B
dapat meningkatkan Melalui Media Kartu Angka di TK Melati Tolitoli

D. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang lebih baik
bagi anak ataupun guru, dalam meningkatkan serta memperbaiki proses
pembelajaran berhitung, selain itu juga diharapkan bagi peneliti lain dapat
mengembangkan penggunaan media atau pendekatan lain guna meningkatkan
mutu pembelajaran di sekolah.
1. Manfaat teoritis
Manfaat teoritis dari hasil penelitian ini adalah untuk mengembangkan
pengetahuan tentang ilmu-ilmu pendidikan yang berhubungan dengan
peningkatan potensi belajar anak usia dini.
2. Manfaat praktis
a. Bagi sekolah
Manfaaat penelitian bagi sekolah yaitu sebagai upaya untuk meningkatkan
mutu pendidikan dengan penggunaan metode dan media yang tepat dan
optimal sehingga hasilnya bisa dijadikan sebagai contoh untuk sekolah-
sekolah yang lain.
b. Bagi guru
Manfaat penelitian bagi guru yaitu menambah pengetahuan serta
mengembangkan kemampuan guru dalam menggunakan metode
pembelajaran yang lebih menarik dan menyenangkan sehingga tercipta
suasana pembelajaran yang kreatif dan lebih baik.
c. Bagi anak
Manfaat penelitian bagi anak yaitu dapat meningkatkan kemampuan
mengenal angka dan merangsang kemampuan mengidentifikasi jumlah
angka dan simbolnya dengan menggunakan media yang menyenangkan
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini


1. Pengertian

Pendidikan anak usia dini adalah suatu proses pembinaan tumbuh kembang anak
sejak lahir sampai usia 6 tahun, yang dilakukan secara menyeluruh, mencakup semua
aspek perkembangan dengan memberikan stimulasi terhadap perkembangan jasmani
dan rohani agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.

Faktor yang mempengaruhi perkembangan anak ada dari orang tua (gen) dan ada
faktor lingkungan seperti asupan gizi yang diterima, faktor psikologis. Anak usia dini
memiliki karakteristik yang khas, baik secara fisik, psikis, sosial, moral, masa ini masa
yang paling penting untuk sepanjang usia hidupnya. Sebab masa yang paling baik
pembentukan fondasi dan dasar kepribadian yang akan menentukan pengalaman anak
selanjutnya. Bentuk program pendidikan anak usia dini meliputi: pendidikan keluarga,
bina keluarga, taman pengasuhan, kelompok bermain dan taman kanak-kanak. Rita
Kurnia (2010: 3) mengatakan: Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan
yang ditujukan kepada anak sejak usia dini yang dilakukan melalui pemberian
rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan
rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan dasar kehidupan
tahap berikutnya.

2. Prinsip-prinsip Perkembangan Anak Usia Dini


Penyelenggaraan pembelajaran berbasis perkembangan mempunyai sejumlah prinsip
yang harus diperhatikan. Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut:
1. Semua aspek perkembangan pada anak saling terkait, artinya perkembangan dalam
satu aspek dapat membatasi atau memudahkan atau melancarkan perkembangan
kemampuan lainnya.
2. Perkembangan terjadi dalam urutan yang relatif teratur. Dengan demikian, urutan
pertumbuhan dan perubahan yang terjadi pada anak dapat diprediksikan.
3. Perkembangan anak adalah hasil dari interaksi kematangan biologis dan
lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dimana ia hidup. Oleh
sebab itu, sering dikemukakan bahwa kehidupan manusia adalah hasil dari
pembawaan dan lingkungan yang saling berhubungan.
4. Atas dasar itu maka para pendidik disamping menyediakan lingkungan yang sehat,
aman, dan menyediakan makanan dengan gizi yang baik, juga harus memberikan
layanan yang komprehensif kepada anak, seperti layanan kesehatan fisik, gigi,
mental dan sosial.
3. Pengertian Perkembangan Kognitif
Kognitif adalah proses yang terjadi secara internal di dalam pusat susunan
syaraf pada waktu manusia sedang berpikir. Kemampuan kognitif ini berkembang
secara bertahap, sejalan dengan perkembangan fisik dan syaraf-syaraf yang berada di
pusat susunan syaraf. Salah satu teori yang berpengaruh dalam menjelaskan
perkembangan kognitif ini adalah teori Piaget.
Jean Piaget, yang hidup dari tahun 1896 sampai tahun 1980, adalah seorang ahli
biologi dan psikologi berkebangsaan Swiss. Ia merupakan salah seorang yang
merumuskan teori yang dapat menjelaskan fase-fase perkembangan kognitif. Teori ini
dibangun berdasarkan dua sudut pandang yang disebut sudut pandang aliran struktural
(structuralism) dan aliran konstruktif (constructivism).
Aliran struktural yang mewarnai teori Piaget dapat dilihat dari pandangannya
tentang inteligensi yang berkembang melalui serangkaian tahap perkembangan yang
ditandai oleh perkembangan kualitas struktur kognitif. Aliran konstruktif terlihat dari
pandangan Piaget yang menyatakan bahwa, anak membangun kemampuan kognitif
melalui interaksinya dengan dunia di sekitarnya.
Dalam hal ini, Piaget menyamakan anak dengan peneliti yang selalu sibuk
membangun teori-teorinya tentang dunia di sekitarnya, melalui interaksinya dengan
lingkungan di sekitarnya. Hasil dari interaksi ini adalah terbentuknya struktur kognitil,
atau skemata (dalam bentuk tunggal disebut skema) yang dimulai dari terbentuknya
struktur berpikir secara logis, kemudian berkembang menjadi suatu generalisasi
kesimpulan umum).

4. Aspek Perkembangan Kognitif Pada Anak Usia Dini


Bertitik tolak dari gambaran umum tentang fase-fase perkembangan kognitif tersebut
di atas, maka dapat diketahui bahwa perkembangan kognitif anak usia PAUD berada
dalam fase praoperasional yang mencakup tiga aspek, yaitu:
1. Berpikir Simbolis. Aspek berpikir simbolis yaitu kemampuan untuk berpikir
tentang objek dan peristiwa walaupun objek dan peristiwa tersebut tidak hadir
secara fisik (nyata) di hadapan anak.
2. Berpikir Egosentris. Aspek berpikir secara egosentris, yaitu cara berpikir tentang
benar atau tidak benar, setuju atau tidak setuju, berdasarkan sudut pandang sendiri.
Oleh sebab itu, anak belum dapat meletakkan cara pandangnya di sudut pandang
orang lain.
3. Berpikir lntuitif. Fase berpikir secara intuitif, yaitu kemarnpuan untuk
menciptakan sesuatu, seperti menggambar atau menyusun balok, akan tetapi tidak
mengetahui dengan pasti alasan untuk melakukannya.
4. lmplikasi Perkembangan Kognitif dalam Proses Pembelajaran yang Efektif
1) Aktivitas di dalam proses belajar-mengajar hendaknya ditekankan pada
pengembangan struktur kognitif, melalui pemberian kesempatan pada anak untuk
memperoleh pengalaman langsung dalam berbagai aktivitas pembelajaran yang
sesuai dengan pembelajaran terpadu dan mengandung makna, seperti membuat
bangunan dari balok, mengamati perubahan yang terjadi di lingkungan anak
(turnbuh-tumbuhan, binatang, air), menggambar, menggunting, dan lain-lain yang
dikaitkan dengan pengembangan dasar-dasar pengetahuan alam atau matematika
dan pengembangan bahasa, baik bahasa lisan maupun membaca dan menulis.
2) Memulai kegiatan dengan membuat konflik dalam pikiran anak. Misalnya,
memberikan jawaban yang salah untuk memotivasi anak memikirkan dan
mengemukakan jawaban yang benar.
3) Memberi kesempatan pada anak untuk melakukan berbagai kegiatan yang dapat
mengembangkan kemampuan kognitifnya. Misalnya, mengubah obiek-objek yang
disajikan secara nyata ke dalam bentuk lain, misalnya gambar.
4) Melakukan kegiatan tanya jawab yang dapat mendorong anak untuk berpikir dan
mengemukakan pikirannya.

B. Teori yang Melandasi Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini


Menurut Piaget (1972: 49-91) “Perkembangan merupakan suatu proses yang
bersifat kumulatif. Artinya, perkembangan terdahulu akan menjadi dasar bagi
perkembangan selanjutnya. Dengan demikian, apabila terjadi hambatan pada
perkembangan terdahulu maka perkembangan selanjutnya akan memperoleh
hambatan. Piaget membagi perkembangan kognitif ke dalam empat fase, yaitu fase
sensorimotor, fase praoperasional, fase operasi konkret, dan fase operasi formal”.
1. Fase Sensorimotor (usia O - 2 tahun). Pada masa dua tahun kehidupannya, anak
berinteraksi dengan dunia di sekitarnya, terutama melalui aktivitas sensoris (melihat,
meraba, merasa, mencium, dan mendengar) dan persepsinya terhadap gerakan fisik,
dan aknvitas yang berkaitan dengan sensoris tersebut. Koordinasi aktivitas ini disebut
dengan istilah sensorimotor. Fase sensorimotor dimulai dengan gerakan-gerakan
refleks yang dimiliki anak sejak ia dilahirkan. Fase ini berakhir pada usia 2 tahun. Pada
masa ini, anak mulai membangun pemahamannya tentang lingkungannya melalui
kegiatan sensorimotor, seperti menggenggam, mengisap, melihat, melempar, dan
secara perlahan ia mulai menyadari bahwa suatu benda tidak menyatu dengan
lingkungannya, atau dapat dipisahkan dari lingkungan di mana benda itu
berada. Selanjutnya, ia mulai belajar bahwa benda-benda itu memiliki sifat-sifat
khusus. Keadaan ini mengandung arti, bahwa anak telah mulai membangun
pemahamannya terhadap aspek-aspek yang berkaitan dengan hubungan kausalitas,
bentuk, dan ukuran, sebagai hasil pemahamannya terhadap aktivitas sensorimotor yang
dilakukannya. Pada akhir usia 2 tahun, anak sudah menguasai pola-pola sensorimotor
yang bersifat kompleks, seperti bagaimana cara mendapatkan benda yang
diinginkannya (menarik, menggenggam atau meminta), menggunakan satu benda
dengzur tujuan yang berbeda. Dengan benda yanga da di tangannya,ia melakukan apa
yang diinginkannya. Kemampuan ini merupakan awal kemampuan berpilar secara
simbolis, yaitu kemampuan untuk memikirkan suatu objek tanpa kehadiran objek
tersebut secara empiris.
2. Fase Praoperasional (usia 2 - 7 tahun). Pada fase praoperasional, anak mulai
menyadari bahwa pemahamannya tentang benda-benda di sekitarnya tidak hanya dapat
dilakukan melalui kegiatan sensorimotor, akan tetapi juga dapat dilakukan melalui
kegiatan yang bersifat simbolis. Kegiatan simbolis ini dapat berbentuk melakukan
percakapan melalui telepon mainan atau berpura-pura menjadi bapak atau ibu, dan
kegiatan simbolis lainnva Fase ini rnemberikan andil yang besar bagi perkembangan
kognitif anak. Pada fase praoperasional, anak trdak berpikir secara operasional yaitu
suatu proses berpikir yang dilakukan dengan jalan menginternalisasi suatu aktivitas
yang memungkinkan anak mengaitkannya dengan kegiatan yang telah dilakukannya
sebelumnya. Fase ini merupakan rasa permulaan bagi anak untuk membangun
kenrampuannya dalam menyusun pikirannya. Oleh sebab itu, cara berpikir anak pada
fase ini belum stabil dan tidak terorganisasi secara baik. Fase praoperasional dapat
clibagi ke dalam tiga subfase, yaitu subfase fungsi simbolis, subfase berpikir secara
egosentris dan subfase berpikir secara intuitif. Subfase fungsi simbolis terjadi pada usia
2 - 4 tahun. Pada masa ini, anak telah memiliki kemampuan untuk menggarnbarkan
suatu objek yang secara fisik tidak hadir. Kemampuan ini membuat anak dapat
rnenggunakan balok-balok kecil untuk membangun rumah-rumahan, menyusun
puzzle, dan kegiatan lainnya. Pada masa ini, anak sudah dapat menggambar manusia
secara sederhana. Subfase berpikir secara egosentris terjadi pada usia 2-4 tahun.
Berpikir secara egosentris ditandai oleh ketidakmampuan anak untuk memahami
perspektif atau cara berpikir orang lain. Benar atau tidak benar, bagl anak pada fase ini,
ditentukan oleh cara pandangnya sendiri yang disebut dengan istilah
egosentris. Subfase berpikir secata intuitif tenadi pada usia 4 - 7 tahun. Masa ini disebut
subfase berpikir secara intuitif karena pada saat ini anah kelihatannva mengerti dan
mengetahui sesuatu, seperti menyusun balok meniadi rumah-rumahan, akan tetapi pada
hakikatnya tidak mengetahui alasan-alasan yang menyebabkan balok itu dapat disusun
meniadi rumah. Dengan kata lain, anak belum memiliki kemampuan untuk berpikir
secara kritis tentang apa yang ada dibalik suatu kejadian.
3. Fase Operasi Konkret (usia 7- 12 tahun). Pada fase operasi konkret, kemampuan
anak untuk berpikir secara logis sudah berkembang, dengan syarat, obyek yang
menjadi sumber berpikir logis tersebut hadir secara konkret. Kemampuan berpikir logis
ini terwujud dalarn kemampuan mengklasifikasikan obyek sesuai dengan
klasifikasinya, mengurutkan benda sesuai dengan urutannya, kemampuan untuk
memahami cara pandang orang lain, dan kemampuan berpikir secara deduktif.
4. Fase Operasi Formal (12 tahun sampai usia dewasa). Fase operasi formal ditandai
oleh perpindahan dari cara berpikir konkret ke cara berpikir abstrak. Keulampuan
berpikir abstrak dapat dilihat dari kemampuan mengemukakan ide-ide, memprediksi
kejadian yang akan terjadi, dan melakukan proses berpikir ilmiah, yaitu
mengemukakan hipotesis dan menentukan cara untuk membuktikan kebenaran
hipotesis.

C. Kartu Angka

Kartu angka atau alat peraga kartu adalah alat-alat atau perlengkapan yang
digunakan oleh seorang guru dalam mengajar yang berupa kartu dengan bertuliskan
angka sesuai dengan tema yang diajarkan. Alat peraga kartu adalah alat bantu bagi anak
untuk mengingat pelajaran. Alat peraga kartu huruf dapat menimbulkan kesan di hati
sehingga anak-anak tidak mudah melupakannya. Sejalan dengan ingatan anak akan alat
peraga itu, ia juga diingatkan dengan pelajaran yang disampaikan guru. Semakin kecil
anak, ia semakin perlu visualisasi/konkret (perlu lebih banyak alat peraga) yang dapat
disentuh, dilihat, dirasakan, dan didengarnya (Nurani, 2012).
Alat peraga kartu adalah alat untuk menjelaskan yang sangat efektif, misalnya:
Untuk menjelaskan usia, ciri khas, karekter atau sifat dari seorang tokoh. Dengan alat
peraga, gambar lebih jelas daripada dijelaskan dengan kata-kata saja. Sehingga anak
dapat menghayati karakter tokoh yang diceritakan. Untuk menjelaskan situasi sebuah
tempat, misal keadaan sebuah kota, bangunan, dan sebagainya, dengan gambar akan
lebih jelas daripada diceritakan secara lisan saja (Nurani, 2012).

Langkah-Langkah Penerapan Kartu Angka Dalam Pembelajaran.


Menurut Tadkirotun (2012) kartu angka merupakan fasilitas penting dalam
pembelajaran di sekolah karena bermanfaat untuk meningkatkan perhatian anak.
Dengan alat peraga kartu, anak diajak secara aktif memperhatikan apa yang diajarkan
guru. Satu hal yang harus diingat, walaupun fasilitas alat peraga kartu yang dimiliki
sekolah sangat minim, tetapi bila penggunaan alat peraga diikuti dengan metode anak
aktif, maka efektifitas pengajaran akan semakin baik. Maka adapun langkah penerapan
penggunaan kartu angka dalam pembelajaran yaitu:

Contoh penerapan untuk anak kelompok A


1. Permainan angka bisa dilakukan dengan kartu angka dan gambar. Satu sisi berisi
sejumlah gambar dan satu sisi bertulis angka.
2. Anak menghitung jumlah gambar pada kartu
3. Jika hitungannya benar, anak membalik kartu, sehingga terlihat angka.
4. Guru memberikan tanggapan positif. Jika anak keliru bantu dia menghitungnya.
Setelah itu anak menghitung kembali tanpa di bantu.
Contoh penerapan untuk anak kelompok B
1. Kartu huruf dikembangkan bentuknya ke keartu angka-huruf. Satu sisi bertulis angka,
satu sisi bertulis huruf
2. Mula-mula anak membaca angka
3. Apabila benar, anak boleh membaca hurufnya.
4. Jika anak mau belajar membaca, permainan dibalik, anak membaca sisi hurufnya
terlebih dahulu baru membuka sisi yang bertulis angka.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah Anak Usia dini di TK Melati Tolitoli Dan objek
penelitiannya adalah mengenal angka dengan media kartu angka.

B. Metode Penelitian

Penelitian merupakan suatu upaya dalam ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk
memperoleh faktor-faktor dan prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati dan sistematis
untuk mewujudkan suatu kebenaran. Pendekatan penelitian yang digunakan
dalam Laporan penelitian ini adalah penelitian deskriptif.

Penelitian deskriptif adalah suatu penelitian yang di dalamnya meneliti status


sekelompok manusia, suatu objek, suatu sistem pemikiran, atau suatu peristiwa di masa
sekarang. Selain itu, jenis penelitian deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan
tentang yang terjadi saat ini, dimana didalamnya terdapat upaya deskripsi, pencatatan,
analisis, dan menginterpretasikan kondisi-kondisi yang sekarang ini terjadi atau
ada. Penelitian ini akan mendeskripsikan upaya meningkatkan kemampuan kognitif
anak dalam mengenal angka melalui media kartu angka pada anak usia dini di TK
Melati Tolitoli

C. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah semua alat yang digunakan untuk mengumpulkan,


memeriksa, menyelidiki suatu masalah, atau mengumpulkan, mengolah, menganalisa
dan menyajikan data-data secara sistematis serta objektif dengan tujuan memecahkan
suatu persoalan atau menguji suatu hipotesis. Jadi semua alat yang bisa mendukung
suatu penelitian bisa disebut instrumen penelitian.

Adapun instrumen penelitian yang dilaksanakan dalam penelitian ini adalah :

1. Wawancara (Interviw)
Interview digunakan oleh peneliti unyuk menilai keadaan seseorang, misalnya
untuk mencari data tentang variabel latar belakang murid, orang tua, pendidikan,
perhatian, sikap terhadap sesuatu.
2. Observasi
Didalam artian penelitian observasi adalah mengadakan pengamatan secara
langsung, abservasi dapat dilakukan dengan tes, kuesioner, ragam gambar, dan
rekaman suara. Pedoman observasi berisi sebuah daftar jenis kegiatan yang
mungkin timbul dan akan diamati.
3. Dokumentasi
Dokumentasi, dari asal kata dokumen, yang artinya barang-barang tertulis.
Didalam melaksanakan metode dokumentasi, penelitian menyelidiki benda-benda
tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat,
dan sebagainya.
BAB IV
ANALISIS DATA

A. HASIL WAWANCARA
1. Pemimpin / Kepala
a. Tabulasi data

Aspek Wawancara Dengan Kepala

Pemrakasra Yayasan dan Kepala sekolah TK Melati

Pendirian 16 OKTOBER 2003

Visi Membentuk Generasi Yang Sehat, Cerdas, Kreatif,


Mandiri , Ceria Dan Berakhlak Mulia’
Misi ➢ Memfasilitasi kegiatan belajar yang aktif
Dan menyenangkan
➢ Membangun pembiasaan perilaku hidup bersih, sehat
dan berakhlak mulia serta mandiri
➢ Membangun kerja sama dengan sekolah, orang tua/
masyarakat, pemerintah dalam rangka pengelolaan
paud yang professional
Tujuan ➢ Mendidik Anak Agar Menjadi Generasi Yang
Berkualitas Berguna Bagi Agama , Bangsa Dan
Negara
➢ Menyiapkan Anak Didik Memasuki Jenjang
Pendidikan Dasar Dengan Ketercapaian Kompetensi
Sesuai Tahapan Perkembangan Anak
➢ Mengembangkan Kreatifitas Keterampilan Anak
Didik Untuk Mengekspresikan Diri Dalam Berkarya
Seni
➢ Menciptkan Suasana Sekolah Yang Menyenangkan,
Bernuansa Agamis Dan Disiplin
Peraturan Penerimaan Yang Berusia 4-6 Tahun
Siswa

Keunggulan TK Meningkatkan Aspek pengembangam NAM, Sosem,


Fisik Motorik, Kognitif, bahasa Dan seni Anak

Jumlah Anak 19

Jumlah Guru 2
Waktu Operasional 07.30-11.30

Jumlah Staf Tidak Ada

Kendala Yang Dihadapi Tidak Ada

b. Analisis Data
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan maka diperoleh hasil bahwa
pemrakarsa TK Melati Tolitoli adalah yayasan bekerja sama dengan kepala sekolah
yang didirikan sejak Tanggal 16 Oktober 2003. TK Melati Tolitoli memiliki visi
misi dan tujuan yang akan dijadikan pedoman. Peraturan penerimaan siswa di TK
Melati Tolitoli adalah berumur 4 tahun sampai dengan 6 tahun, keunggulan nya
adalah meningkatkan 6 aspek pengembangan yang ada di TK yaitu aspek
pengembangan NAM, Sosem, Fisik Motorik, Kognitif, Bahasa dan Seni dengan
jumlah anak sebanyak 19 orang, yang beroperasional dari jam 07.30-11.30 yang
memiliki 2 orang tenaga pendidik

2. Pendidik/Pengasuh
a. Tabulasi Data
Guna memudahkan analisis data, maka untuk hasil penelitian dalam laporan
penelitian ini, dibuat tabulasi data sebagai berikut :
Asfek Yang
Observasi Wawancara Dengan Guru Dokumentasi
Di Teliti

Mengenal Anak- Dikelompok belajar kami Dalam


angka dengan anak bermain ses sudah mengembangkan kema rencana kegiatan
media kartu uai mainan mpuan kognitif anak bermain anak
angka yang diminatinya sejak dini serta bermain-main
disekolah dengan belajar membaca sesuai dengan
bantuan pertolong dan menulis. minat anak di
an dari pendidik sekolah.
- Tentu
saja kami Mengembangkan Dalam dokumen pen
kognitifnya melalui bermain dirian lembaga terca
karena bermain anak ntum bahwa salah
dapat mengembangkan beber satu tujuan TK
apa aspek bukan saja Melati
aspek kognitifnya melainkan Toltoli adalah untuk
aspek bahasa motorik halus. membantu meletakk
an
- dasar pengembanga
Dengan pengembangan kogni n sikap pengetahuan
tif anak, keterampilan
maka pengembangan kemam dan daya cipta
pyan lainnya akan terlaksana yang diperlukan
juga. Dasar anak didik
kemampuan tersebut inilah dalam menyesuaikan
akan menambah wawasan diri
anak untuk selanjutnya. dengan lingkungann
ya agar
- siap memasuki pendi
Memberikan kesempatan dikan dasar dan
kepadaanak untuk pertumbuhan
untuk mengembangkan kreati dan perkembangan s
vitas anak elanjutnya

–Dalam
rencana kegiatan
tertulis bahwa
salah satu alat
peraga edukatif
yang digunakan adal
ah kartu angka.

b. Analisis Data
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan oleh penulis pada saat penelitian
maka diperoleh hasil dalam kegiatan kognitif mengenal angka melalui media kartu
angka. adalah sebagai berikut :
Di TK Melati Kecamatan Baolan Kabupaten Tolitoli guru melakukan kegiatan
pembelajaran kognitif mengenal angka melalui media kartu angka yang dilakukan
di TK Melati Tolitoli diharapkan mampu mengembangkan kemampuan kognitif
anak.
Hasil wawancara dengan pendidik TK Melati Tolitoli bahwa kegiatan mengenal
angka melaui media kartu angka mengembangkan aspek kognitif anak.
Hasil wawancara dengan pimpinan TK Melati Tolitoli bahwa belajar Mengenal
angka melalui media karu angka pada hakekatnya menyenangkan dan kognitif
anak akan meningkat yang menjadikan anak belajar dari dalam dirinya sendiri
sehingga belajar lebih bermakna dari pada sekedar perintah guru.
Jadi, analisis data diperoleh dari data yang terkumpul melalui observasi,
wawancara dengan pendidik dan pimpinan dan dokumentasi pada saat penulis
melakukan penelitian dan disusun menjadi tabulasi data. Data yang terkumpul
dianalisis secara kualitatif. Hasil data yang telah dicapai oleh siswa melalui
observasi dalam pembelajaran di TK Melati Tolitoli melalui media yang dilakukan
INSTRUMEN WAWANCARA
1) Usia berapa saja anak-anak yag berada dalam Taman Kanak-Kanak yang ibu/bapak
asuh ?
❖ Usia anak yang berada di TK Melati adalah anak usia 4-6 tahun
2) Apa perbedaan/ keistimewaan program ditaman Kanak-kanak yang ibu/bapak asuh
dibandingkan dengan TK lainnya ?
❖ Keistimewaan di TK Melati adalah karena di TK Melati memiliki karakteristik
sebagai Lembaga yang berada dilingkungan pedesaan maka program unggulan
adalah mengenalkan anak pada literasi pertanian agar anak tetap mencintai
pertanian sebagai bagian besar pekerjaan dari orangtua peserta didik
3) Bagaimana cara penyusunan rencana kegiatan untuk anak di TK yang ibu/bapak
asuh?
❖ Pada awal tahun ajaran baru sebelum dimulai adanya pembelajaran, pengelola
dan guru melakukan rapat awal untuk menyusun program pembelajaran selama
1 tahun ajaran, dimulai dari program tahunan, kemudian program semester
(semester 1 dan semester 2) yang memuat tema-tema yang akan diajarkan dan
pembagian alokasi waktu, penyusunan RPPM setiap minggunya yang biasanya
disusun setiap minggunya yaitu pada setiap hari sabtu di kegiatan KKG mini
disekolah dan Penyusunan RPPH disusun setiap harinya
4) Referensi apa yang ibu/bapak pergunakan untuk menyusun rencana kegiatan anak
?
❖ Dalam menyusun rencana kegiatan anak guru melakukan secara terpadu dalam
arti anak belajar satu objek namun mengembangkan semua aspek
perkembangan, pemilihan tema dan sub tema diambil dari minat anak dan
mengacu pada karakteristik ( usia, sosial budaya, kebutuhan individual) anak
yang terlibat dalam pembelajaran
5) Apa saja yang ibu/bapak ambil manfaatkan dari referensi tersebut
❖ Manfaatnya:
• Mendukung keberhasilan pelaksanaan pembelajaran
• Mengarahkan guru untuk menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan
• Mengarahkan guru untuk membangun sikap, pengetahuan dan keterampilan
yang diharapkan dimiliki anak
6) Tadi saya melihat kegiatan anak Mengenal angka dengan media kartu angka,
mengapa ibu melakukan kegiatan tersebut
❖ Karena kegiatan mengenal angka sudah diprogramkan guru pada Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) dihari itu

7) Apa dasar pemikiran sehingga ibu/bapak melakukan kegiatan seperti itu


❖ Melihat kenyataan yang menunjukkan kemampuan kognitif anak masih rendah
maka, untuk dapat meningkatkannya dengan memberikan stimulus yang
berbentuk kegiatan untuk meningkatkan kemampuan kognitif anak. Salah satu
Kegiatan yang sesuai untuk meningkatkan kemampuan kognitif yaitu dengan
kegiatan mengenal angka dengan media kartu angka

B. HASIL PENGAMATAN
1. PRASARANA OUT DOOR
a. Tabulasi Data.

No Jenis Alat Ada Tidak Keterangan

1. Perosotan √ Baik

2. Ayunan √ Baik

3 Jungkitan √ Baik

4 Bola Dunia √ Baik

5 Panjatan √ Rusak

6 Terowongan √ Baik

b. Analisis Data
Hasil pengamatan yang saya lakukan di TK Melati Kecamatan Baolan Kabupaten
Tolitoli, jenis alat permainan out door ada 5 alat permainan yaitu 3 Ayunan besi
dan 4 Ayunan Ban, 1 Perosotan, 2 jungkitan, 1 Bola Dunia, 4 ban terowongan dan
1 Panjatan dalam keadaan rusak, kiranya TK Melati dapat menambah alat
permainan agar anak dapt bermain dengan leluasa

B.PRASARANA INDOOR
a. Tabulasi Data

No Jenis Alat Ada Tidak Keterangan

1 Balok-balok √ Baik

2 Puzzle √ Baik

3 Bola √ Baik

6 Alat roncean √ Baik

7 Leggo √ Baik
8 Maket-Maket √ Baik

9 Papan geometri √ Baik

b. Analisis Data
Hasil pengamatan yang dilakukan di TK Melati Kecamatan Baolan Kabupaten
Tolitoli , jenis alat permainan indoor ada balok-balok, puzzle, alat rocean, Leggo,
Maket Tiruan tanaman, Maket kendaraan dan papan geometri yang dapat menarik
minat anak-anak dan dapat mengembangkan aspek-aspek perkembangan mulai dari
aspek perkembangan agama dan moral,fisik motorik,kogniti,bahasa,sosial
emosianal dan seni anak

C. ADMINISTRASI SEKOLAH
a. Tabulasi Data

No Administrasi Sekolah Ada Tidak Keterangan

1. Buku tamu umum √ Baik

2. Buku tamu khusus √ Baik

3. Profil sekolah √ Baik

4. Buku agenda surat masuk dan √ Baik


keluar

5. Buku kas √ Baik

6. Program kerja PAUD √ Baik

7. Visi dan misi √ Baik

8. Struktur organisasi √ Baik

9. Kalender pendidikan √ Baik

10. Laporan bulanan √ Baik

11. Buku klaper √ Baik

12. Buku mutasi siswa √ Baik

13. Buku ekspedisi √ Baik

14. Buku notulen rapat √ Baik


15. Buku administrasi √ Baik

16. Buku agenda √ Baik

b. Analisis Data
Hasil pengamatan di TK Melati mengenai administrasi sekolah ada 16 buku
administrasi yang dapat di observasi oleh penulis dan penataan administrasi
sekolah di TK Melati tertata dengan rapi dan mudah ditemukan.

D. ADMINISTRASI KELAS
a. Tabulasi Data
No Administrasi Kelas Ada Tidak Keterangan

1. Program tahunan √ Baik

2. Program semester √ Baik

3. Rppm √ Baik

4. Rpph √ Baik

5. Penilaian √ Baik

6. Buku absen murid √ Baik

7. Buku penghubung √ Baik

8. Buku mutasi √ Baik

9. Buku pengayaan √ Baik

10 Buku tamu umum √ Baik

11. Buku tamu khusus √ Baik

12. Buku prestasi anak √ Baik

13. Buku induk √ Baik

14. Buku notulen rapat [ IGTKI, √ Baik


KKG, GUGUS, RAPAT
SEKOLAH ]

15. Agenda harian √ Baik

16. Buku supervisi √ Baik


b. Analisis Data
Hasil observasi mengenai administrasi dalam kelas ada seperangkat pembelajaran
yang merupakan pedoman guru untuk proses belajar mengajar,dengan adanya
administrasi ini dapat mempermudah proses kegiatan belajar mengajar du dalam
kelas setiap harinya sehingga guru dapat mencapai tujuan yang optimal dalam 6
aspek pengembangan.

E. SUMBER DAYA MANUSIA


a. Tabulasi Data

No Tenaga kerja Ada Tidak Jumlah dan keterangan

1. Kepala Sekolah / √ 1 Orang


Pengelolah

2. Sekretaris Yayasan √ 1 Orang

3 Bendahara Yayasan √ 1 Orang

4. Tata usaha √ Tidak Ada

5. Operator yayasan √ 1 Orang

6. Guru √ 2 Orang

b. Analisis Data
Hasil observasi yang peniliti peroleh dalam oservasi tenaga kerja yang ada di Tk
Melati Kec Baolan Kab.Tolitoli, terdapat 1 kepala sekolah / pengelolahnya, dan 2
orang guru, serta bendahara yayasan 1 orang dan sekretaris yayasan juga 1 orang,
dalam hal ini peniliti bisa melakukan observasi dari Tk Melati Kec. Baolan Kab.
Tolitoli

c. Analisis Kritis
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa media kartu angka dapat
mengembangkan perkembangan kognitifnya dalam mengenal angka. Kartu
angka merupakan suatu kegiatan untuk mengembangkan kemampuan aspek
kognitif dalam mengenal angka.
Salah satu pelaksanaan dari pengembangan kemampuan kognitif anak di Tk Melati
adalah menggunakan media kartu angka guna meningkatkan kemampuan
kognitif anak dalam mengenal bilangan. Menurut Jania J. Beaty bahwa
program pengembangan kognitif pada anak usia diri mencakup bentuk, warna,
ukuran, pengelompokan dan pengurutan ini sesuai mainan pada anak. Di dinding
kelas di Tk Melati banyak terdapat gambar-gambar seperti gambar binatang yang
berkaki empat, binatang yang berkaki dua, konsep bilangan dengan lambing
bilangan, semuanya ini untuk pengembangan kognitif anak.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1. Penggunaaan media kartu angka yang diterapkan di TK Melati dapat
meningkatkan kemampuan mengenal angka serta memberikan hasil yang
sangat baik bagi perkembangan kemampuan anak.
2. Metode serta prilaku guru dalam menyampaikan materi merupakan kunci
efektifnya proses belajar mengajar di TK Melati.

B. SARAN
Untuk melaksanakan pembelajaran khususnya dalam meningkatkan kemampuan
mengenal anak dan konsep bilangan hendaknya:
1. Guru dapat menggunakan media kartu angka yang bergambar unik dan sesuai
dengan kesenangan anak
2. Guru dapat menggunakan pencampuran metode seperti metode pendekatan
emosional dengan anak agar penyampian materi dapat berjalan dengan baik
3. Guru dapat meningkatkan latihan dan bimbingan bagi anak yang belum paham
dan belum mengenal angka
DAFTAR PUSTAKA

Asmani, Jamal Ma’ruf. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jogjakarta : Laksana

Djamarah. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta

Iskandar. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : GP Press

Kayvan, Umy.2009. Permainan Kreatif untuk Mencerdaskan Anak. Jakarta : Media


Kita.

Nurani, Yuliani. 2012. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta : PT
Indeks

Tim PKP PG PAUD.2008. Panduan Pemantapan Kemampuan Profesion.Jakarta :


Universitas Terbuka.

Tadkirotun, Mudfiroh. 2012. Pengembangan Kecerdasan Majemuk. Tangeran :


Universitas Terbuka

Wardani IGAK, dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Universitas Terbuka
LAMPIRAN
❖ RPPH

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH)

Semester / Bln / Minggu : 2 / September / 3


Tema / Sub Tema : Lingkungan / Sekolahku
Hari / Tanggal : Jumat, 03 September 2021
Kelompok :B
Materi Kegiatan
1. Mengenal ciptaan-ciptaan Tuhan
2. Mengenal angka dengan media kartu angka
3. Mennyanyi lagu TAMAN YANG PALING INDAH
4. Mengenal huruf awal kata sekolah
5. Mengenal bentuk segitiga, segiempat dan lingkaran
6. Berjalan berjinjit
Materi sub untuk pembiasaan
1. Bersyukur sebagai ciptaan Tuhan
2. Cara memberi salam pada guru atau teman;
3. Mencuci tangan sebelum dan sesudah makan
Alat dan bahan
1. Guru, anak
2. Kartu angka
3. Gambar segi tiga,siegi empat,lingkaran
Pembukaan 30 menit
1. Menyanyikan lagu anak
2. Berdoa sebelum dan sesudah kegiatan;
3. Mengikuti aturan main;
4. Diskusi tentang anggota benda-benda yang ada disekolah
Inti 30 menit
1. Guru mengajak anak mengamati bahan yang akan digunakan;
2. Guru menanyakan dimana mereka pernah dan dapat melihat konsep tersebut;
3. Guru menanyakan konsep warna, bahan dan alat yang ada;
4. Guru mempersilahkan anak mengelompokan dari bahan dan alat yang dipahami
anak-anak;
5. Guru melakukan kegiatan dengan konsep yang diminati digagasannya :
Kelompok 1.mengenal angka dengan media kartu angka
Kelompok 2 Mengenal huruf awal kata sekolah
6. Anak dapat menceritakan apa yang telah dimainkan;
7. Anak menyukai konsep yang sudah dimainkan dikegiatannya.
Penutup 30 menit
1. Menanyakan perasaan selama hari ini;
2. Memberi tugas rumah menyebutkan nama ibu guru disekolah
3. Diskusi tentang pesan-pesan;
4. Mengucapkan syair keluar sekolah
5. Mengucapkan pancasila Indonesia
6. Doa / Salam penutup.

Rencana Penilaian

Bidang Kompetensi
Indikator
Pengembangan Dasar

Nilai Agama dan 1.1 Anak mengenal ciptaan-ciptaan allah


Moral
3.3-4.3 Anak dapat melakukan gerakan motorik kasar
Fisik Motorik misalnya : berjalan berjinjit

Sosem Anak dapat berperilaku mandiri


2.8
Kognitif Anak dapat Mengenal angka melalui media
3.6-4.6 kartu angka
Bahasa
3.12-4.12 Mengenal huruf awal kata sekolah
Seni
3.15-4.15 Anak dapt menyanyikan lagu taman yang paling
indah

2. Teknik Penilaian :
a. Catatan hasil karya
b. Catatan Anekdot
c. Skala Capaian Perkembangan

Tolitoli, 03 September 2021


Mengetahui
Kepala TK Melati Guru Kelompok

BAU ANCING,S.Pd BAU ANCING S.Pd


Nip: 19751204 201405 2 001 Nip: 19751204 201405 2 001

❖ PENILAIAN
➢ CEKLIS (HARIAN)
Format skala Capaian Perkembangan Harian
Kelompok :B Tanggal : 10 September 2021
No Indikator Penilaain Andi Putri Yudha Anisa Fahri Bayu Via Rifa Mili Azka Reza

1 Mengenal ciptaan-ciptaan Tuhan MB MB MB MB MB MB MB MB MB MB MB

2 Berjalan berjinjit BSH BSH BSH BSH BSH MB MB MB MB MB BSH

3 Mengenal angka melalui kartu angka MB MB BSH BSH BSH BSH BSH BSH BSH BSH BSH

4 Berperilaku mandiri MB MB MB MB MB MB MB MB MB MB BSH

5 Mengenal bentuk mis’ segi tiga,segi empat,lingkaran. MB MB MB MB MB MB MB MB MB MB MB

6 Mengenal huruf awal kata sekolah BSH BSH MB MB MB MB MB MB MB MB BSH

7 Menyanyikan lagu taman yang paling indah MB MB MB MB MB MB MB MB MB MB MB

Anda mungkin juga menyukai