Anda di halaman 1dari 30

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL ANGKA

MELALUI MEDIA KARTU ANGKA PADA ANAK KELOMPOK B


TK NEGERI PEMBINA KOKAR

ZADRAK AUW
PG-PAUD, Ilmu Pendidikan, FKIP, Universitas Terbuka

Abstrak : Judul penelitian ini adalah :” Upaya Meningkatkan Kemampuan Mengenal Angka
Melalui Media Kartu Angka Pada Anak Kelompok B Paud Cahaya Hati Serange”. Penelitian ini
bertujuan mendeskripsikan tentang upaya meningkatkan kemampuan mengenal angka melalui
media kartu angka. Metode penelitian yang digunakan deskriptif dengan bentuk Penelitian
Tindakan Kelas. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 27 anak. Hasil analisa data bahwa : 1)
perencanaan pembelajaran seperti menentukan bahan pelajaran dan merumuskan tujuan,
mengembangkan dan mengorganisasikan media pembelajaran, merencanakan pengelolaan
kelas, dan menyiapkan alat penilaian rencana pembelajaran. 2) langkah pembelajaran antara
lain : melakukan pembelajaran, melaksanakan penilaian proses dan hasil belajar, 3)
peningkatan kemampuan dengan indikator : menyebutkan angka 1-10, menunjukkan angka 1-10,
dan mengurutkan angka 1-10 dalam mengenal konsep bilangan dan lambang bilangan pada
anak usia dini dengan menggunakan media kartu angka  di PAUD Cahaya Hati Serange yaitu
anak mengenal angka 1-10 mencapai 93%.

Kata kunci : Kemampuan, Media,  Kartu Angka


PROPOSAL
PENELITIAN TIDAK KELAS

A. JUDUL PENELITIAN
Upaya Meningkatkan Kemampuan Mengenal Angka Melalui Media Kartu Angka Pada Anak
Kelompok B TK Negeri Pembina Kokar

B. BIDANG KAJIAN
Metode Pemberian Tugas

C. PENDAHULUAN
Anak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan
dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya. Anak usia dini berada pada rentang
usia 0-8 tahun. Pada masa ini proses pertumbuhan dan perkembangan dalam berbagai sedang
mengalami  masa yang cepat dalam rentang perkembangan hidup manusia. Proses pembelajaran
sebagai bentuk perlakuan yang diberikan pada anak harus memperhatikan karakteristik yang
dimiliki setiap tahapan perkembangan anak.
Pendidikan pada anak usia dini pada dasarnya meliputi seluruh upaya dan tindakan yang
dilakukan oleh pendidik dan orang tua dalam proses perawatan, pengasuhan dan pendidikan pada
anak dengan menciptakan aura dan lingkungan diman anak dapat mengeksplorasi pengalaman
yang meberikan kesempatan padanya untuk mengetahui dan memahami  pengalaman belajar
yang diprolehnya dari lingkungan, melalui cara mengamati, meniru dan bereksperimen yang
berlangsung secara berulang-ulang dan melibatkan seluruh potensi dan kecerdasan anak.
Salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh peserta didik PAUD adalah mampu
mengikuti pendidikan selanjutnya dengan kesiapan yang optimal sesuai dengan tuntutan yang
berkembang dalam masyarakat. Kemampuan dasar yang dikembangkan di PAUD meliputi
kemampuan bahasa, fisik/motorik, seni dan kemampuan kognitif. Pengembangan kemampuan
kognitif bertujuan meningkatkan kemampuan berpikir anak. Pada kemampuan kognitif tersebut,
anak diharapkan dapat mengenal konsep sains dan seni sederhana.
Kegiatan pembelajaran seni pada anak diorganisir secara terpadu melalui tema-tema
pembelajaran yang paling dekat dengan konteks kehidupan anak dan pengalaman-pengalaman
riil. Guru dapat menggunakan media permainan dalam pembelajaran yang memungkinkan anak
bekerja dan belajar secara individual, kelompok dan juga klasikal. Penggunaan media pada
kegiatan pembelajaran matematika anak usia dini, khususnya dalam pengenalan konsep bilangan
bertujuan mengembangkan pemahaman anak terhadap bilangan dan operasi bilangan dengan
benda-benda kongkrit sebagai pondasi yang kokoh pada anak untuk mengembangkan
kemampuan seni pada tahap selanjutnya.
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan penulis di lapangan ditemukan adanya
permasalahan dalam kegiatan pengembangan di kelas yaitu rendahnya kemampuan mengenal
konsep bilangan di TK Negeri Pembina Kokar pada Kelompok B. Pada saat proses pembelajaran
peneliti melihat peran guru masih menekankan pengajaran yang berpusat pada guru (teacher
centered). Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya peran guru yang terlalu menguasai kelas.
Guru dengan spontan memberikan tugas kepada anak tanpa memberikan pilihan kegiatan kepada
anak. Kondisi ini ditengarai penyebabnya adalah dalam proses pembelajaran guru kurang
memanfaatkan media pembelajaran dan permainan yang tepat yang dapat menumbuhkan
motivasi belajar anak.
Selain kurangnya media pembelajaran dan permainan yang tepat, hal ini lebih disebabkan
oleh minimnya ruangan kelas yang dimiliki oleh TK Negeri Pembina Kokar. Sehingga guru
merasa kesulitan mencari tempat jika menambahkan media dan sumber belajar terlalu banyak.
Permasalahan lain yang terjadi di TK Negeri Pembina Kokar adalah metode yang
digunakan oleh guru masih menggunakan metode drill dan praktek-praktek paper-pencil test.
Pada pengembangan kognitif khususnya pada pengenalan konsep bilangan, guru memberikan
perintah kepada anak agar mengambil majalah dan pensil masing-masing. Selanjutnya guru
memberikan contoh kepada anak untuk menghitung jumlah benda yang terdapat pada majalah
dan mengisinya dengan angka yang sesuai dengan jumlah benda tersebut pada kolom yang telah
disediakan. Setelah anak mengerti, guru menyuruh anak untuk mengerjakannya sendiri. Hal ini
merupakan salah satu penyebab rendahnya kemampuan anak dalam mengenal konsep bilangan
di TK Negeri Pembina Kokar. Sebagai indikator rendahnya kemampuan anak di PAUD tersebut,
dapat dilihat bahwa dari 15 siswa kelompok B yang sudah mengenal bilangan hanya 8 siswa
(30%), dan sisanya sebanyak 5 siswa (70%) belum mengenal angka.
Berdasarkan permasalahan yang terjadi di TK Negeri Pembina Kokar, penulis tertarik untuk
meneliti secara langsung pemanfaatan media kartu angka sebagai salah satu cara
meningkatkan kemampuan mengenal konsep bilangan anak PAUD dan dapat memperbaiki
kondisi pembelajaran yang terjadi di TK Negeri Pembina Kokar. Media ini dianggap mampu
memecahkan masalah diatas karena dalam proses pembelajaran, alat bantu atau media tidak
hanya dapat memperlancar proses komunikasi akan tetapi dapat merangsang siswa untuk
merespon dengan baik segala pesan yang disampaikan.
Penggunaan media pembelajaran selain dapat memberi rangsangan bagi siswa untuk
terjadinya proses belajar, media pembelajaran juga memiliki peranan penting dalam
menunjang kualitas proses belajar mengajar. Media pembelajaran merupakan segala sesuatu
yang digunakan untuk menyalurkan pesan serta dapat merangsang pikiran, perasaan,
perhatian, dan kemauan si belajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar yang
disengaja, bertujuan, dan terkendali. Selanjut untuk meneliti masalah di atas, Penulis
menggunakan metode penelitian tindakan kelas dengan judul “ Upaya Meningkatkan
Kemampuan Mengenal Angka Melalui Media Kartu Angka Pada Anak Kelompok B
TK Negeri Pembina Kokar ”

D. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalahnya adalah:
Apakah melalui penggunaan media kartu angka dapat meningkatkan kemampuan mengenal
angka pada Anak Usia Dini di TK Negeri Pembina Kokar??

E. TUJUAN PENELITIAN
Adapun  tujuan dari penelitian ini yaitu:
1. Mengembangkan potensi anak dalam mengenal angka dan merangsang kemampuan
mengidentifikasi jumlah dan simbol angka melalui media kartu angka.
2. Untuk mengetahui apakah kemampuan mengenal angka siswa kelompok B dapat
meningkatkan Melalui Media Kartu Angka di TK Negeri Pembina Kokar Tahun
Pelajaran 2017/2018
F. MANFAAT PENELITIAN
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang lebih baik bagi
anak ataupun guru, dalam meningkatkan serta memperbaiki proses pembelajaran berhitung,
selain itu juga diharapkan bagi peneliti lain dapat mengembangkan penggunaan media atau
pendekatan lain guna meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah.
1. Manfaat teoritis
Manfaat teoritis dari hasil penelitian ini adalah untuk mengembangkan pengetahuan
tentang ilmu-ilmu pendidikan yang berhubungan dengan peningkatan potensi belajar
anak usia dini.
2. Manfaat praktis
a. Bagi sekolah
Manfaaat penelitian bagi sekolah yaitu sebagai upaya untuk meningkatkan mutu
pendidikan dengan penggunaan metode dan media yang tepat dan optimal sehingga
hasilnya bisa dijadikan sebagai contoh untuk sekolah-sekolah yang lain.
b. Bagi guru
Manfaat penelitian bagi guru yaitu menambah pengetahuan serta
mengembangkan  kemampuan guru dalam menggunakan metode pembelajaran yang
lebih menarik dan menyenangkan sehingga tercipta suasana pembelajaran yang kreatif
dan lebih baik.

c. Bagi anak
Manfaat penelitian bagi anak yaitu dapat meningkatkan kemampuan mengenal angka
dan merangsang kemampuan mengidentifikasi jumlah angka dan simbolnya dengan
menggunakan media yang menyenangkan.
G. KAJIAN PUSTAKA
1. Pengertian Kemampuan
Kemampuan adalah perpaduan antara teori dan pengalaman yang diperoleh dalam
praktek di lapangan, termasuk peningkatan kemampuan menerapkan teknologi yang tepat
dalam rangka peningkatan produktivitas kerja (Tadkirotun, 2012).
Menurut Asmani (1996:102), bahwa kemampuan adalah kapasitas seseorang
individu untuk mengerjakan berbagai tugas dalam suatu pekerjaan. Selanjutnya totalitas
kemampuan dari seseorang individu pada hakekatnya tersusun dari dua perangkat faktor,
yakni kemampuan intelektual dan kemampuan fisik. Kemampuan intelektual adalah
kemampuan untuk menjalankan kegiatan mental. Kemampuan fisik adalah kemampuan
yang diperlukan untuk melakukan tugas-tugas yang menuntut stamina, kecekatan,
kekuatan dan bakat-bakat sejenis.
Kemampuan adalah sifat lahir dan dipelajari yang memungkinkan seseorang
dapat menyelesaikan pekerjaannya. Adapun apa yang harus dimiliki oleh seseorang
dalam menghadapi pekerjaannya menurut Mitzberg seperti yang dikutip Gibson, ada
empat kemampuan (kualitas atau skills) yang harus dimiliki oleh seseorang dalam
menjalankan tugas-tugasnya sebagai berikut:
a) Keterampilan teknis, adalah kemampuan untuk menggunakan alat-alat, prosedur dan
teknik suatu bidang khusus.
b) Keterampilan manusia, adalah kemampuan untuk bekerja dengan orang lain,
memahami orang lain, memotivasi orang lain, baik sebagai perorangan maupun
sebagai kelompok.
c) Keterampilan konseptual, adalah kemampuan mental untuk mengkoordinasikan, dan
memadukan semua kepentingan serta kegiatan organisasi.
Menurut Atmosudirdjo (1998:37), kemampuan adalah sebagai sesuatu hal yang
perlu dimiliki oleh setiap individu dalam suatu organisasi. Kemampuan tersebut terdiri
atas tiga jenis kemampuan (abilities) yaitu kemampuan sosial, kemampuan teknik dan
kemampuan manajerial.
Konsep kemampuan dalam kepustakaan dikenal dua terminologi yang memiliki
makna yang sama, yaitu ada yang memakai istilah abilities dan istilah skills. Dengan
mengacu pada pendapat di atas, juga membedakan jenis keterampilan/kecakapan yang
terdiri atas keterampilan/kecakapan kemanusiaan (human skills), keterampilan/kecakapan
administrasi (administrative skills), dan keterampilan/kecakapan teknik (technical
skills) (Kayvan, Umy.2009).
Menurut Iskandar (2011), kemampuan atau skill adalah berasal dari kata dasar
mampu yang dalam hubungan dengan tugas/pekerjaan berarti dapat (kata sifat/keadaan)
melakukan tugas/pekerjaan sehingga menghasilkan barang atau jasa sesuai dengan yang
diharapkan. Kemampuan dengan sendirinya juga kata sifat/keadaan ditujukan kepada
sifat atau keadaan seseorang yang dapat melaksanakan tugas/pekerjaan atas dasar
ketentuan yang ada.
2. Pengertian Angka
Menurut Tadkirotun (2012) angka atau bilangan adalah lambang atau simbol
yang merupakan suatu objek yang terdiri dari angka-angka. Sebagai contoh bilangan 10,
dapat ditulis dengan dua buah angka (double digits) yaitu angka 1 dan angka 10).
Bilangan banyak ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Namun demikian, bilangan yang
ditemui anak-anak sebenarnya memiliki arti yang berbeda-beda.
Seperti yang dikemukakan oleh Fatimah (2011:14) anak-anak akan belajar membedakan
arti bilangan berdasarkan penggunaan yaitu:
1) Bilangan kardinal menunjukkan kuatitas atau besaran benda dalam sebuah
kelompok.
2) Bilangan ordinal, digunakan untuk menandai urutan dari sebuah benda, contoh
juara kesatu, dering telepon, ke lima kalinya, hari kartini hari ke 21 di bulan April,
dll.
3) Bilangan nominal, digunakan untuk member nama benda, contoh: nomor rumah,
kode pos, nomor lantai/ruang di dedung, jam, uang, dll. Bilangan memiliki
beberapa bentuk/ tampilan (representasi) yang saling berkaitan diantaranya benda
nyata, model mainan, ucapan, simbol (angka atau kata).
Nurlaela, (2009:16) mengemukakan bahwa tampilan bilangan yang satu dengan
tampilan bilangan yang lainnya memahami hubungan antar tampilan bilangan dapat
diartikan sebagai contohnya setalah anak mendengarkan soal (tampilan bahasa lisan),
anak bisa menunjukkan dengan media balok (tampilan model/benda mainan),
menggambarkannya (tampilan gambar), lalu anak menulis jawaban pada kertas (simbol
tertulis angka atau kata). Setiap bilangan yang dilambangkan dalam bentuk angka,
sebenarnya merupakan konsep abstrak.
Seperti apa yang dikemukakan oleh Marhijanto (2008:30)bahwa bilangan adalah
banyaknya benda, Jumlah, satuan system matematika yang dapat diunitkan dan bersifat
abstrak. Konsep abstrak iini merupakan hal yang sulit untuk anak Taman Kanak kanak
memahami secara langsung. Sebagaimana yang telah dikemukakan bahwa konsep
bilangan itu bersifat abstrak, maka cenderung sukar untuk dipahami oleh anak  usia dini
dan Taman  Kanak-kanak dimana pemikiran anak Taman Kanak-kanak berdasarkan pada
pengalaman kongkret. Untuk dapat mengembangkan konsep bilangan pada anak anak
Taman Kanak-kanak tidak dilakuakn dalam jangka waktu pendek, yang harus dilakukan
secra bertahap dalam jangka waktu yang lama, serta dibutuhkan media yang kongkrit
untuk membantu proses pembalajaran mengenal bilangan.
Wardani IGAK (2008:27) mengungkapkan  bilangan merupakan suatu konsep
tentang bilangan yang terdapat unsure-unsur penting seperti nama, urutan, bilangan dan
Jumlah. Indikator yang berkaitan dengan kemampuan mengenal konsep bilangan yaitu:
a) Counting (berhitung),
b) One-to-one correspondence (koresponden satu-satu),
c) Quality (kuantitas),
d) Comparison (perbandingan)
e) Recognizing and writing numeral (mengenal dan menulis angka).
Anak memiliki kemampuan counting (berhitung) sebelum berusia 3 tahun bahwa anak
mampu menyebutkan urutan bilangan, misalnya satu, dua, tiga, empat, dan seterusnya.
Untuk bisa berhitung anak-anak memulai berhitung dari 1 sampai 9 setelah itu 10 dan
seterusnya yaitu bilangan yang terdiri dari 2 angka, misalnya anak mampu menyebutkan
bilangan “sebelas” bukan menyebutkan “sepuluh satu” dan sebagainya.
3. Media Kartu Angka
a. Pengertian Media
Kata media berasal dari bahasa Latin “Medius” yang berarti tengah, perantara,
dan pengantar, dalam bahasa Arab, media diartikan ssebagai perantara atau pengantar
pesan dari pengirim pesan kepada penerima pesan. Menurut Djamarah (1995:136),
media adalah alat bantu apa saja yang dapatg dijadikan sebagai penyalur pesan guna
mencapai suatu tujuan pembelajaran. Menurut Purnawati dan Eldarni
(2001:4), media merupakan sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan suatu
informasi sehingga dapat merangsang fikiran, persaan, perhatian, dan minat anak
sehingga terjadi proses belajar.Istilah media dalam bidang pembelajaran disebut juga
media pembelajaran, alat bantu atau media tidak hanya dapat memperlancar proses
komunikasi akan tetapi dapat merangsang anak untuk merespon dengan baik segala
pesan yang disampaikan.
a) Jenis-jenis Media
Berdasarkan pengertian media yang disebutkan oleh beberapa pakar, secara
umum media itu banyak, ada media elektronik, media gambar dan lain
sebagainya. Media yang dibahas pada  penelitian ini merupakan jenis media
yang secara khusus digunakan pada pendidikan anak usia dini. Jenis-jenis media
yang digunakan dalam meningkatkan pengetahuan untuk anak usia dini
diantaranya adalah:
- Media Serutan Kayu
- Media gambar
- Media Kartu Angka   (Nurani, 2012).
b) Manfaat Media
Menurut pendapat yang dikemukakan (Tim PKP PG PAUD 2008) tentang
manfaat media pengajaran dalam proses belajar anak, sebagai berikut:
1) pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan
motivasi belajar.
2) bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami
oleh para siswa dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pengajaran lebih
baik.
3) metode pengajaran akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi
verbal  melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan
guru tidak kehabisan tenaga
b. Pengertian Kartu Angka
Kartu angka atau alat peraga kartu  adalah alat-alat atau perlengkapan yang
digunakan oleh seorang guru dalam mengajar yang berupa kartu dengan bertuliskan
angka sesuai dengan tema yang diajarkan. Alat peraga kartu adalah alat bantu bagi
anak untuk mengingat pelajaran. Alat peraga kartu huruf dapat menimbulkan kesan di
hati sehingga anak-anak tidak mudah melupakannya. Sejalan dengan ingatan anak
akan alat peraga itu, ia juga diingatkan dengan pelajaran yang disampaikan guru.
Semakin kecil anak, ia semakin perlu visualisasi/konkret (perlu lebih banyak alat
peraga) yang dapat disentuh, dilihat, dirasakan, dan didengarnya (Nurani, 2012).
Alat peraga kartu adalah alat untuk menjelaskan yang sangat efektif, misalnya:
Untuk menjelaskan usia, ciri khas, karekter atau sifat dari seorang tokoh. Dengan alat
peraga, gambar lebih jelas daripada dijelaskan dengan kata-kata saja. Sehingga anak
dapat menghayati karakter tokoh yang diceritakan.  Untuk menjelaskan situasi sebuah
tempat, misal keadaan sebuah kota, bangunan, dan sebagainya, dengan gambar akan
lebih jelas daripada diceritakan secara lisan saja  (Nurani, 2012).
Langkah-Langkah Penerapan Kartu Angka Dalam Pembelajaran.
Menurut Tadkirotun (2012) kartu angka merupakan fasilitas penting dalam
pembelajaran di sekolah karena bermanfaat untuk meningkatkan perhatian anak.
Dengan alat peraga kartu, anak diajak secara aktif memperhatikan apa yang diajarkan
guru. Satu hal yang harus diingat, walaupun fasilitas alat peraga kartu yang dimiliki
sekolah sangat minim, tetapi bila penggunaan alat peraga diikuti dengan metode anak
aktif, maka efektifitas pengajaran akan semakin baik. Maka adapun langkah penerapan
penggunaan kartu angka dalam pembelajaran yaitu:
Contoh penerapan untuk anak kelompok A
a) Permainan angka bisa dilakukan dengan kartu angka dan gambar. Satu sisi berisi
sejumlah gambar dan satu sisi bertulis angka.
b) Anak menghitung jumlah gambar pada kartu
c) Jika hitungannya benar, anak membalik kartu, sehingga terlihat angka.
d) Guru memberikan tanggapan positif. Jika anak keliru bantu dia menghitungnya.
Setelah itu anak menghitung kembali tanpa di bantu.
Contoh penerapan untuk anak kelompok B
1) Kartu huruf dikembangkan bentuknya ke keartu angka-huruf. Satu sisi bertulis
angka, satu sisi bertulis huruf
2) Mula-mula anak membaca angka
3) Apabila benar, anak boleh membaca hurufnya.
4) Jika anak mau belajar membaca, permainan dibalik, anak membaca sisi hurufnya
terlebih dahulu baru membuka sisi yang bertulis angka.
4. Hipotesis Tindakan
                   Adapun Hipotesis Tindakan  dari dari penelitian in adalah sebagai berikut :
Dengan menggunakan media kartu angka dapat meningkatkan kemampuan mengenal
angka siswa kelompok B TK Negeri Pembina Kokar Keluarahn Adang.

H. RENCANA DAN PROSEDUR PENELITIAN


1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di TK Negeri Pembina Kokar Kelompok B Kelurahan Adang
Kecamatan Alor Barat Laut
2. Waktu
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai April
3. Karakteristik Penelitian
Penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yang
merupakan  penelitian tindakan oleh guru yang dilakukan di dalam kelas dengan tujuan
untuk memperbaiki kinerja guru sehingga hasil belajar anak mengalami peningkatan
(Wardani, 2003:78). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dimaksud dalam penelitian
ini adalah proses belajar mengajar di TK Negeri Pembina Kokar dengan menggunakan
media kartu angka guna meningkatkan kemampuan mengenal angka oleh anak kelompok
B Tahun Pelajaran 2017/2018.
4. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah Anak Usia Dini Kelompok B TK Negeri Pembina Kokar
Tahun Pelajaran 2017/2018 , yang berjumlah 15, terdiri dari 9 anak laki-laki dan 6 anak
perempuan. Dan objek penelitiannya adalah mengenal angka dengan media kartu angka.
5. Variabel yang Diteliti
a) Faktor Siswa
Dengan melihat motivasi dan kretifitas pada proses pembelajaran yang dilakukan
anak-anak TK Negeri Pembina Kokar Tahun Pelajaran 2017/2018.
b) Faktor Guru
Penilitian dilakukan di dalam kelas dan ingin meneliti cara guru dalam
merencanakan proses pembelajaran dan bagaimana cara pelaksanaannya sebagai
program peningkatan wawasan guru dan pengembangan materi di sekolah itu sendiri.
I. JADWAL PENELITIAN
Penelitian ini dikelompokkan menjadi 2 siklus yang tiap siklus terdapat beberapa tahap atau
langkah. Adapun tahap-tahap atau langkah tersebut, dapat diuraikan dalam tabel berikut,
yaitu:
Bulan
No Kegiatan Maret April Ket
I II III IV I II III IV
1 Perencanaan
2 Persiapan
3 Siklus I
4 Siklus II
5 Penyusunan
6 Revisi
7 Pemasukan

1) Siklus I
a. Perencanaan
Pada tahap ini dibuat skenario yang merupakan penjabaran dari tindakan,
sehingga peneliti mudah melaksanakan tindakan atau pembelajaran dengan harapan
penggunaan media kartu angka dapat meningkatkan kemampuan pada anak, terutama
dalam sains dan matematika. Adapun tahap perencanaan tindakan sebagai berikut :
- Peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar yang
akan disampaikan kepada siswa dalam prosses pembelajaran
- Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran
- Membuat skenario pembelajaran dengan menggunakan media kartu angka
- Menyusun lembar observasi untuk mencatat situasi belajar mengajar selama
pembelajaran berlangsung
- Membuat instrumen penelitian
- Menyusun alat evaluasi pembelajaran
7.      Mendesain alat evaluasi
8.      Merencanakan analisa hasil tes
b.    Implementasi Tindakan
Melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas sesuai dengan rencana yang telah
dituangkan dalam skenario pembelajaran. Adapun rencana implementasi tindakan adalah sebagai
berikut :
1.      Guru menciptakan kondisi belajar yang lebih baik
2.      Guru menyampaikan dan menyajikan media yang akan digunakan
3.      Guru menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan

c.    Observasi dan Interpretasi


Selama pelaksanaan tindakan diadakan observasi, yang diamati adalah aktivitas-aktivitas
siswa yang tampak selama proses belajar mengajar, dan semuanya dicatat dalam lembar
observasi yang telah disiapkan. Evaluasi hasil belajar dilakukan pada tiap akhir siklus. Kegiatan
yang dilakukan pada tahap ini adalah:
1.      Melihat kekurangan dalam proses belajar mengajar serta aktivitas siswa dalam belajar dengan
menggunakan lembar observasi
2.      Mengadakan perbaikan untuk melaksanakan siklus berikutnya.
d.   Analisis dan refleksi
Analisis hasil penelitian dan refleksi dilakukan pada akhir siklus. Pada tahap ini, peneliti
mengkaji pelaksanaan dan hasil yang diproleh dalam pemberian tindakan kelas pada suatu siklus,
dan hasil dari refleksi ini digunakan sebagai dasar untuk memperbaiki serta menyempurnakan
perencanaan dan pelaksanaan tindakan pada siklus selanjutnya.
2.         Siklus II
Pelaksanaan siklus kedua ini urutannya sama dengan pelaksanaan pada siklus pertama dan
tindakan yang dilakukan pada siklus kedua ini berdasarkan hasil dari analisis tes pada siklus
pertama sehingga dapat dilihat perbedaaan antara siklus pertama dan siklus kedua apakah ada
peningkatan pada penggunaan metode penelitian. Apabila siklus pertama belum ada peningkatan
tindakan maka akan dilanjutkan pada siklus kedua ataupun siklus selanjutnya.

D.           Cara Pengumpulan Data


Dalam penelitian, pengumpulan data merupakan bagian yang terpenting dalam suatu
penelitian, bahkan merupakan suatu keharusan bagi seorang peneliti. Pada umumnya data yang
digunakan dalam penelitian yaitu data primer dan data skunder. Data Primer yaitu data yang
diproleh secara langsung atau data yang diproleh dari sumber pertama, sedangkan data skunder
yaitu data yang diproleh secara tidak langsung. Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam
penelitian ini, maka peneliti menggunakan beberapa tehnik yaitu sebagai berikut :
1.      Observasi
Observasi adalah salah satu tehnik pengumpulan data yang digunakan untuk mendapatkan
informasi dengan cara mengamati perilaku anak dalam situasi tertentu. Tehnik ini sangat cocok
digunakan untuk menilai atau mengukur kadar perilaku, baik kognitif, apektif, maupun
psikomotorik.
2.      Dokumentasi
Dokumentasi adalah salah satu tehnik pengumpulan data atau bukti-bukti penjelasan yang lebih
luas mengenai fokus penelitian. Dokumen digunakan dengan tujuan mencari data yang berasal
dari wawancara dan catatan yang ada hubungannya dengan objek penelitian sebagai sumber data.

E.            Tehnik Analisa Data


Berapapun banyak data yang terkumpul, tidak akan bermakna sebelum data tersebut
dianalisa dan diolah. Dengan terkumpulnay data maka langkah selanjutnya adalah menganalisis
data tersebut. Tehnik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tehnik Deskriptif
Kompratif dan Analisis Kritis.
1)      Tehnik deskriptif kompratif
Tehnik deskriftif kompratif digunakan untuk data kuantitatif, yaitu dengan membandingkan
hasil antara siklus. Analisis ini juga digunakan untuk menghitung nilai atau skor yang diproleh
siswa yaitu besarnya peningkatan kemampuan dalam berhitung dan mengenal angka. Hasil
komparasi tersebut digunakan untuk mengetahui indikator keberhasilan dan kegagalan dalam
setiap siklus. Indikator yang belum tercapai diperbaiki pada siklus berikutnya.
2)      Tehnik analisis kritis
Tehnik analisis kritis berkaitan dengan data kualitatif, yaitu mencakup kegiatan untuk
mengungkapkan  kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru dalam proses pembelajaran
berdasarkan kriteria normatif. Hasil analisa tersebut dijadikan dasar dalam penyusunan
perencanaan tindakan untuk tahap berikutnya.

F.            Indikator Kinerja dan Kriteria Keberhasilan


1)        Indikator Kinerja
Untuk mengetahui keberhasilan dalam proses pembelajaran diperlukan evaluasi secara
menyeluruh. Kriteria yang digunakan untuk mengukur keberhasilan dan kegagalan pembelajaran
dapat dicermati melalui keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dan evaluasi kegiatan dan
keberhasilan belajar anak adalah sejauh mana anak paham dan mengerti dengan media kartu
angka.
2)      Kriteria Keberhasilan
Kriteria untuk mengukur tingkat pencapaian keberhasilan pembelajaran dalam berhitung
dinyatakan telah mencapai tujuan pembelajaran jika total jumlah anak yang mampu mengenal
angka dengan menggunakan media kartu angka diatas 85%. Dan proses perbaikan pembelajaran
dinyatakan telah mencapai tujuan pembelajaran jika jumlah anak yang paham atau mengenal
angka ditambah jumlah anak yang sangat mengenal angka di atas 85%.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.           DESKRIPSI PER SIKLUS


1.    Siklus I
a)      Tahap Perencanaan
Sebelum melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), ada beberapa hal yang perlu
dilakukan oleh peneliti, diantaranya adalah sebagai berikut:
1.      Membuat Rencana Kegiatan Harian (RKH)
2.      Membuat Skenario
3.      Menyiapkan alat peraga berupa: kartu angka, gambar bunga matahari beragam jumlah daun
dan lambang bilangan 1 – 10.
4.      Menyiapkan Papan Flanel
b)     Pelaksanaan Tindakan
Kegiatan Pengembangan I (Pembukaan)
1.      Berdo’a sebelum belajar
2.      Judul kegiatan menyanyi bersama lagu “1, 2, 3, “
3.      Penataan ruang diubah sehingga terdapat area kosong untuk membentuk lingkaran.
Langkah – langkah perbaikan:

1.      guru menyanyikan lagu secara utuh

2.      guru meminta anak mengikuti  lagu 1, 2, 3 didahului oleh guru.

3.      Guru meminta anak menyanyikan baris demi baris

Kegiatan pengembangan II (inti)

1.      Judul kegiatan : mencocokkan jumlah daun bunga matahari dengan lambang bilangan 1 – 10

2.      Penataan ruangan diubah sehingga terdapat area kosong dengan karpet/tikar

3.      Pengorganisasian anak : anak-anak berdiri dilantai dengan formasi setengah lingkaran, posisi
guru duduk di depan  murid-murid

Langkah-langkah perbaikan:

1.      Guru menjelaskan aturan – aturan dan cara menggunakan kartu angka

2.      Guru menyebutkan nama permainan

3.      Guru memulai permainan kartu angka dengan mencocokkan jumlah daun bunga matahari
dengan lambang bilangan 1- 10

Kegiatan pengembangan III ( penutup)

1.      Judul  kegiatan : meniru lambaian bunga matahari tertiup angin 10 kali

2.      Pengelolaan kelas: posisi kursi dan meja anak diatur seperti biasa

3.      Pengorganisasian : anak-anak berdiri di samping meja masing-masing

4.      Berdo’a setelah belajar/sebelum pulang


Langkah-langkah perbaikan:

1.      Guru memberi contoh daun yang melambai ditiup angin

2.      Guru meminta anak meniru daun bunga matahari yang melambai ditiup angin 10 kali

c)      Tahap Pengamatan/Observasi

Hasil observasi kegiatan pembelajaran yang sudah dilakukan oleh peneliti antara lain:

1.      Kegiatan guru

Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti ada hal yang masih kurang dalam
penyampaian materi yang disampaikan oleh guru sehingga proses pembelajaran kurang
maksimal, diantaranya:
Pada kegiatan pengembangan 1 (pembuka)
a.       guru menyanyikan lagu dengan cepat sehingga murid-murid banyak yang tidak mampu
mengikuti dengan baik,
b.      guru tidak menyanyikan lagu baris demi baris sehingga murid-murid kesulitan dalam
menghafal lagu yang disampaikan,
c.       dalam menyanyikan lagu, guru tidak membagi kelompok bernyanyi pada anak sehingga lagu
yang dinyanyikan anak tidak serempak,.
Pada kegiatan pengembangan II (kegiatan inti)

a.       guru tidak menyiapkan terlebih dahulu alat dan bahan yang akan digunakan sesuai dengan
jumlah murid yang ada

b.      guru tidak memperkenalkan bentuk tanaman bunga matahari yang sebernarnya sehingga
murid-murid masih bingung

Pada kegiatan pengembangan III (penutup)

a.       guru tidak menyuruh murid untuk berdiri dalam meniru gerakan bunga matahari tertiup angin,
sehingga dalam menirukan gerakan bunga tertiup matahari tidak sesuai dengan harapan
2.      Aktivitas murid

Dari hasil pengamatan tentang kegiatan murid masih banyak hal yang masih harus diperbaiki,
hal-hal tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

a.       Pada kegiatan pembukaan murid-murid masih banyak yang diam, hal ini dikarenakan guru
terlalu cepat melantunkan lagu, dan anak banyak yang tidak bisa mengikuti lagu karena guru
tidak menyanyikan terlebih dahulu baris demi baris

b.      Pada kegiatan inti anak-anak berebutan dalam menggunakan alat dan media yang digunakan
karena guru tidak menyiapakal alat bantu sesuai dengan jumlah murid,

c.       Pada kegiatan penutup banyak anak tidak bisa melihat dan mendengar dengan baik apa yang
disampaikan oleh guru karena duduk di belakang

3.      Prestasi siswa

Hasil pengamatan yang sudah dilaksanakan oleh peneliti tentang prestasi siswa dapat dilihat
dari tabel dibawah ini:

Tabel 1.  Hasil pengematan prestasi siswa siklus 1

KEMAMPUAN
MENGENAL
NO NAMA SISWA
BILANGAN
* ** ***
NOVA WANDA    
1 WANDARI
NOVI TRI    
2 ANGGRAINI
FADILAH    
3 NURRAMADANI
RISMA DELAN    
4 SAFITRI
5 SUCI WAHYU    
LESTARI
6 CINTA    
7 VINA    
8 ALTA    
REVINA MAY    
9 WULAN CAHYANI
ALIYA IDA    
10 SUHARYATI
MARWAH    
11 HARDAYANTI
SAFA AULIA    
12 MAWADDAH
13 MUHAMMAD BAIM    
14 ZAKI FAHRI    
ZIDAN ANDIKA    
15 PRATAMA
16 MIFTAH ARASY    
MUHAMMAD TIRTA    
17 PRATAMA
ADE CIPTA    
18 PRATAMA
19 NABILA    
ALDI SETIAWAN    
20 NUGROHO
21 IZAN ZULHILMI    
ADITYA RADI    
22 PUTRA
23 NIZAR    
24 ADEL    
25 AURA APRILLIA    
IMAM RAHMAD    
26 MAULANA
27 MUHAMMAD ARYA    

KETERANGAN:
a)                       *          : Belum berkembang (mengenal)
b)                      **        : mulai berkembang (mengenal)
c)                       ***      : sudah berkembang (mengenal)

Dari data yang tertera pada tabel di atas dapat dijelaskan bahwa anak-anak yang belum
berkembang terdapat 2 orang anak (7,5%), anak-anak yang sudah mulai berkembang ada 4 anak
(14,5%), dan anak yang sudah berkembang atau sudah mengenal angka ada 21 anak (78%). Dari
data ini juga dapat ditarik kesimpulan bahwa perkembangan anak dalam mengenal angka pada
siklus pertama belum mencapai kriteria keberhasilan, karena dikatakan berhasil apabila
mencapai 85%, sehingga perlu dilakukan perbaikan menggunakan siklus kedua.

d)            Tahap refleksi
Dari kajian dan pengamatan yang sudah dilakukan oleh peneliti bahwa ada kekurangan dalam
kegiatan pembelajaran sehingga perlu dilakukan perbaikan diantaranya yaitu:
Pada kegiatan pengembangan I (pembuka) :
1.      guru sebaiknya menyanyikan lagu dengan santai

2.      guru seharusnya menyanyikan lagu baris demi bari agar murid mudah dalam mengikuti dan
menghafal lagu

3.      sebaiknya guru harus membagikan kelompok anak dalam bernyanyi sehingga mudah dilakukan
evaluasi dan lagu yang dinyanyikan bisa terdengar serempak

Pada kegiatan pengembangan II (kegiatan inti) :


1.      guru seharusnya menyiapakan alat dan bahan yang digunakan sesuai dengan jumlah murid
yang ada guna menghindari murid saling berebut
2.      guru sebaiknya mengajak anak untuk mengenal langsung bentuk tanaman bunga matahari.

Pada kegiatan pengembangan III (kegiatan penutup) :


a.       guru seharusnya mengorganisasikan anak yaitu anak harus disuruh berdiri agar yang berada di
belakang dapat memahami dan mendengarkan dengan baik sepeti halnya  murid yang berada di
depan

b.      guru tidak meminta anak menceritakan kembali apa yang sudah dilaksanakan

Dari hasil pengamatan yang sudah dilakukan masih terdapat kekurangan dan kesalahan
maka selanjutnya digunakan perbaikan proses pembelajaran dengan menggunakan siklus kedua.

2.   Siklus II
a)      Tahap Perencanaan
Sebelum melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), ada beberapa hal yang perlu
dilakukan oleh peneliti, diantaranya adalah sebagai berikut:
1.      Membuat Rencana Kegiatan Harian (RKH)
2.      Membuat Skenario
3.      Menyiapkan alat peraga berupa: Kartu Angka, Gambar bunga matahari beragam jumlah daun,
Lambang bilangan 1 – 10
4.      Menyiapkan Papan Flanel
b)        Pelaksanaan Tindakan

Kegiatan Pengembangan I (Pembukaan)

1.      Berdo’a sebelum belajar


2.      Judul kegiatan menyanyi bersama lagu “1, 2, 3, “
3.      Penataan ruang diubah sehingga terdapat area kosong untuk membentuk lingkaran.

Langkah – langkah perbaikan:

1.      Guru menyanyikan baris demi baris

2.      guru meminta anak mengikuti  lagu 1, 2, 3 didahului oleh guru.


3.      guru menyanyikan lagu secara utuh

4.      Guru meminta anak menyanyi secara berkelompok

Kegiatan pengembangan II (inti)

1.      Judul kegiatan : mencocokkan jumlah daun bunga matahari dengan lambang bilangan 1 – 10

2.      Penataan ruangan diubah sehingga terdapat area kosong dengan karpet/tikar

3.      Pengorganisasian anak : anak-anak berdiri dilantai dengan formasi setengah lingkaran, posisi
duduk guru lebih tinggi daripada murid-murid

Langkah-langkah perbaikan:

1.      Guru menyiapkan aneka gambar bunga matahari dan kartu gambar sesuai dengan jumlah
murid.

2.      Guru mengenalkan pada murid bentuk asli bunga matahari

3.      Guru menjelaskan aturan – aturan dan cara menggunakan kartu angka

4.      Guru menyebutkan nama permainan

5.      Guru memulai permainan mencocokkan jumlah daun bunga matahari dengan lambang
bilangan 1- 10 menggunakan kartu angka

Kegiatan pengembangan III ( penutup)

1.      Judul kegiatan : meniru lambaian bunga matahari tertiup angin 10 kali

2.      Posisi kursi dan meja anak diatur seperti biasa

3.      Pengorganisasian : anak-anak berdiri di samping meja masing-masing

4.      Berdo’a setelah belajar/sebelum pulang

5.      Salam
Langkah-langkah perbaikan:

1.      Guru meminta anak berdiri

2.      Guru memberi contoh daun yang melambai ditiup angin

3.      Guru meminta anak meniru daun bunga matahari yang melambai ditiup angin 10 kali

4.      Guru meminta anak menceritakan kembali apa yang sudah dikerjakan

c)             Tahap Pengamatan/Observasi

Hasil observasi kegiatan pembelajaran yang sudah dilakukan oleh peneliti antara lain:

1.      Kegiatan guru

Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti  bahwa proses pembelajaran sudah
maksimal karena :

a)      Guru sudah menyanyikan lagu dengan santai sehingga murid-murid sudah banyak yang
mampu mengikuti dengan baik,

b)      guru sudah  menyanyikan lagu baris demi baris sehingga murid bisa mengikuti dan menghafal

c)      guru sudah membentuk  kelompok bernyanyi pada anak

d)     guru sudah menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan sesuai dengan jumlah murid yang
ada

e)      guru sudah memperkenalkan bentuk tanaman bunga matahari yang sebernarnya

f)       guru sudah menyuruh murid untuk berdiri dalam meniru gerakan bunga matahari tertiup angin

g)      guru sudah meminta murid untuk menceritakan kembali apa yang sudah dilaksanakan

2.      Aktivitas murid

Dari hasil pengamatan tentang kegiatan murid sudah terjadi peningkatan karena:
a)      Pada kegiatan pembukaan murid-murid sudah banyak yang mengikuti dan bernyanyi,

b)      Pada kegiatan inti anak-anak tidak saling berebut alat lagi karena masing-masing sudah
memiliki media sendiri.

c)      Pada kegiatan penutup anak-anak sudah bisa melakukan permainan kartu angka dan sudah
mampu untuk menceritakan apa yang sudah pernah dilakukan.

3.      Prestasi siswa

Hasil pengamatan yang sudah dilaksanakan oleh peneliti tentang prestasi siswa dapat dilihat
dari tabel dibawah ini:

 Tabel 2. Hasil Pengamatan Penilaian konsep mengenal angka

siklus 2 (Prestasi siswa)

KEMAMPUAN
MENGENAL
NO NAMA SISWA
BILANGAN
* ** ***
NOVA WANDA    
1 WANDARI
NOVI TRI    
2 ANGGRAINI
FADILAH    
3 NURRAMADANI
RISMA DELAN    
4 SAFITRI
SUCI WAHYU    
5 LESTARI
6 CINTA    
7 VINA    
8 ALTA    
REVINA MAY    
9 WULAN CAHYANI
ALIYA IDA    
10 SUHARYATI
MARWAH    
11 HARDAYANTI
SAFA AULIA    
12 MAWADDAH
13 MUHAMMAD BAIM    
14 ZAKI FAHRI    
ZIDAN ANDIKA    
15 PRATAMA
16 MIFTAH ARASY    
MUHAMMAD TIRTA    
17 PRATAMA
ADE CIPTA    
18 PRATAMA
19 NABILA    
ALDI SETIAWAN    
20 NUGROHO
21 IZAN ZULHILMI    
ADITYA RADI    
22 PUTRA
23 NIZAR    
24 ADEL    
25 AURA APRILLIA    
IMAM RAHMAD    
26 MAULANA
27 MUHAMMAD ARYA    
KETERANGAN:
a)      *          : Belum berkembang (mengenal)
b)     **        : mulai berkembang (mengenal)
c)      ***      : sudah berkembang (mengenal)

Dari data  yang tertera  pada tabel di atas dapat dijelaskan bahwa setelah dilakukan
perbaikan dengan siklus dua terdapat peningkatan pengetahuan mengenal angka pada anak yaitu:
anak yang sudah mengenal angka atau sudah berkembang ada 25 anak (93%) dan 2 anak (7%)
yang mulai berkembang yang pada awalnya tidak mengenal angka, sehingga dapat disimpulkan
bahwa tidak perlu dilakukan perbaikan lagi dengan siklus berikutnya karena sudah mencapai
kriteria keberhasilan yaitu di atas 85%.

d)     Tahap refleksi
Dari kajian dan pengamatan yang sudah dilakukan oleh peneliti dalam kegiatan pembelajaran
siklus 2, terjadi peningkatan pembelajaran pada guru umumnya dan khusus pada siswa
mengalami peningkatan dan memberikan hasil yang cukup memuaskan, hal ini dapat dilihat dari
persentase peningkatan kemampuan anak yaitu  dari 78%, meningkat menjadi 93% anak yang
sudah mengenal angka dan hanya 7% anak yang sedang berkembang (mulai mengenal)
Jadi, dapat dijelaskan bahwa menggunakan media kartu angka dalam proses pembelajaran
yang dilakukan di PAUD Cahaya Hati Serange dapat meningkatkan kemampuan anak usia dini
khususnya dalam meningkatkan kemampuan mengenal angka.

B.     Pembahasan
Perencanaan pembelajaran menggunakan media kartu angka bergambar dalam
meningkatkan kemampuan mengenal angka/bilangan pada anak usia dini di PAUD Cahaya Hati
Serange seperti : menentukan bahan pelajaran dan merumuskan tujuan, pengelolaan dan
pengorganisasian anak, mengembangkan materi media (alat peraga) pembelajaran,
merencanakan skenario kegiatan, merencanakan pengelolaan kelas dan menyiapkan alat
penilaian dapat membantu mengembangkan dan meningkatkan tingkat kecerdasan anak.
Perencanaan yang dilakukan oleh guru dapat membantu pelaksanaan pembelajaran dan
tindakan kelas, sehingga pembelajaran dapat dilakukan sesuai dengan sistematika perencanaan.
Selain itu perencanaan yang dilakukan dapat dikategorikan “baik” karena sesuai dengan teori.
Langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan kartu angka bergambar dalam
meningkatkan kemampuan mengenal angka/bilangan pada anak usia dini di PAUD Cahaya Hati
Serang sangat menunjang kegiatan pembelajaran. Pengelolaan interaksi kelas, pemberian
penilaian proses dan hasil belajar anak.

Peningkatan kemampuan mengenal angka dengan mengggunakan media kartu angka


pada anak usia dini di PAUD Cahaya Hati Serange setelah dilaksanakan pembelajaran yaitu dari
27 anak yang ada di PAUD Cahaya Hati Serange 25 anak sudah mengenal angka/bilangan
atau  93% dan hanya 2 anak yang mulai berkembang atau  mengenal angka/bilangan sebanyak
7%.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.    KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1.      Penggunaaan media kartu angka yang diterapkan di PAUD Cahaya Hati Serange dapat
meningkatkan kemampuan mengenal angka serta memberikan hasil yang sangat baik bagi
perkembangan kemampuan anak.

2.      Metode serta prilaku guru dalam menyampaikan materi merupakan kunci efektifnya proses
belajar mengajar di PAUD Cahaya Hati Serange

B.     SARAN
Untuk melaksanakan pembelajaran khususnya dalam meningkatkan kemampuan mengenal anak
dan konsep bilangan hendaknya:
1.      Guru dapat menggunakan media kartu angka yang bergambar unik dan sesuai dengan
kesenangan anak

2.      Guru dapat menggunakan pencampuran metode seperti metode pendekatan emosional dengan
anak agar penyampian materi dapat berjalan dengan baik

3.      Guru dapat meningkatkan latihan dan bimbingan bagi anak yang belum paham dan belum
mengenal angka

DAFTAR PUSTAKA

Asmani, Jamal Ma’ruf. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jogjakarta : Laksana


Djamarah. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta
Iskandar. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : GP Press
Kayvan, Umy.2009. Permainan Kreatif untuk Mencerdaskan Anak. Jakarta : Media Kita.
Nurani, Yuliani. 2012. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta : PT Indeks
Tim PKP PG PAUD.2008. Panduan Pemantapan  Kemampuan Profesion.Jakarta : Universitas
Terbuka.
Tadkirotun, Mudfiroh. 2012. Pengembangan Kecerdasan Majemuk.Tangeran : Universitas
Terbuka
Wardani IGAK, dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Universitas Terbuka

Anda mungkin juga menyukai