Anda di halaman 1dari 14

MODUL 5

PENGEMBANGAN PERILAKU SERTA KEMAMPUAN


DASAR dan PERILAKU ANAK USIA 3-4 TAHUN
MELALUI METODE BERCERITA

Di Susun Oleh :
1. Faiqotur Rofiqoh 825353215
2. Nanik Khanifah 825345139
3. Nur Cholifah 825340652
4. Setiyowati 825344477
 
KEGIATAN BELAJAR 1
HAKIKAT METODE BERCERITA

A. PENGERTIAN METODE BERCERITA


Metode bercerita adalah suatu cara pembelajaran yang di
lakukan seorang guru atau orang tua untuk menyampaikan
suatu pesan, informasi, atau sebuah dongeng belaka
kepada anak, yang bisa di lakukan secara lisan dan
tertulis. Isi cerita harus sesuai dengan dunia kehidupan
yang bersumber dari pengalaman pribadi anak, dan di
sampaikan secara menarik.
B. TUJUAN METODE BERCERITA
• Mengembangkan kemampuan berbahasa, diantaranya menyimak,
berbicara, dan menambah kosakata.
• Mengembangkan kemampuan berfikir
• Menanamkan pesan-pesan moral yang terkandung dalam isi cerita
• Mengembangakn kepekaan social-emosional anak tentang hal-hal
yang terjadi di sekitarnya
• Melatih daya ingat atau memori anak untuk menerima dan
menyimpan informasi melalui tuturan peristiwa yang di sampaikan
• Mengembangkan potensi kreatif anak
C. BENTUK-BENTUK METODE BERCERITA
1. Bercerita tanpa alat peraga
Bercerita tanpa alat peraga, artinya kegiatan bercerita yang di lakukan guru atau orang tua
tanpa menggunakan media yang diperlihatkan kepada anak, kekuatan bercerita terletak pada
kemampuan guru menghafal seluruh rangkaian isi cerita, mengubah intonasi maupun
karakter suara, memainkan mimic muka dan kemmapuan memainkan gerak tubuh untuk
menggambarkan perilaku suatu tokoh atau gambaran suatu kejadian.

Kelebihanny adalah :
• Melatih anak untuk konsentrasi
• Melatih anak untuk menjadi pendengar yang baik
• Mengembangkan fantasi anak terhadap hal yang tidak nyata
• Mengembangkan kemampuan mengingat anak terhadap hal tertentu yang di sampaikan
melalui tuturan secara lisan
 
Kekurangannya :
•  terkadang guru enggan berekspresi sehingga mempengaruhi fantasi anak
• Anak merasa jenuh karen atidak ada alat peraga yang mempertahankan konsentrasi mereka
• Anak akan pasif menahan banyak hal yang ingin di ketahui
• Tuturan cerita terkesan menjadi verbal

 
Langkah-langkah pelaksanaan:
a. Kondisikan anak melalui nyanyian, iringan musik atau
permainan untuk menggiring konsentrasi anak
b. Atur posisi snsk ysng membuat mereka nyaman
c. Mulailah dengan apresepsi berupa percakapan yang
memotivasi anak untuk mendengarkan dan
memperhatikan cerita yang di sajikan
d. Memberi kesempatan pada anak untuk menyebutkan
kembali judul cerita
e. Memulai dengan intonasi suara, mimik wajah, dan
gerakan tubuh yang sebaik mungkin
f. Guru dapat mengajukan pertanyaan seputar cerita, ketika
cerita sudah selesai di tuturkan
g. Guru dan siswa menyimpulkan isi cerita
h. Guru meminta anak untuk menceritakan kembali isi
cerita dengan nyanyian
2. bercerita dengan alat peraga
Adalah bercerita dengan menggunakan media untuk memperjelas penuturan yang hendak di sampaikan.
a. Bercerita dengan menggunakan alat peraga langsung
Yaitu, guru bercerita dengan menggunakan alat peraga asli, sesuaia dengan kenyataan berupa benda hidup, seperti
tanaman, maupun benda mati, berupa peralatan.

Ketentuan yang harus di perhatikan :


b. Isi cerita sesuai dengan tahapan perkembangan anak serta media yang di gunakan
c. Menggunakan gaya bahasa yang bisa di pahami anka
d. Alat peraga tidak membahayakan
e. Media yang di gunakan bisa di simpan di suatu tempat

langkah-langkahnya :
f. Menyiapkan media yang akan di pakai untuk bercerita
g. Fokuskan perhatian anak dengan menyanyi atau tepuk sebagai pengantar awal cerita
h. Melakukan percakapan awal untuk menarik fokus anak
i. Arahkan anak untuk menebak media sebelum dipakai
j. Berikan tambahan penjelasan tentang media apabila di butuhkan
k. Memberi kesempatan anak untuk memberi judul cerita
l. Guru mulai menuturkan cerita yang sebenarnya
m. Guru mengajukan pertanyaan ketika cerita sudah selesai
n. Guru dan siswa menyimpulkan isi cerita
o. Akhiri kegiatan bercerita dengan meminta nak menceritakan kembali
b. Bercerita dengan menggunakan media tidak langsung
Adalah bercerita dengan menggunakan media bukan asli atau
tiruan.
Bercerita dengan menggunakan media tidak langsung terdiri dari :
1. Bercerita dengan menggunakan gambar, berupa gambar tunggal
atau gambar seri
2. Bercerita denan menggunakan buku cerita
3. Bercerita dengan menggunakan papan flanel
4. Bercerita dengan menggunakan media boneka
5. Bercerita dengan menggunakan ohp dan plastik transparasi
Kegaiatan belajar 2
teknik pengembangan perilaku dan kemampuan dasar anak
usia 3-4 tahun melalui metode bercerita

A. Pengembangan fisik anak usia 3-4 tahun melalui metode bercerita


Teknik yang dapat di gunakan :
1. Mengenal tubuh
2. Mengenal gerakan yang bisa di lakukan tubuh
3. Melatih koordinasi gerakan jari-jari tangan

B. Pengembangan kognitif anak usia 3-4 tahun melalui metode bercerita


teknik yang dapat di gunakan :
2. Melakukan pengamatan secara mendetail
2. Membuat pengelompokan
3. Membuat urutan
4. Melakukan perbandingan
5. Melakukan perhitungan
6. Mengenal posisi
7. Mengidentifikasi sesuatu dan hubungan sebab akibat
8. Memecahkan masalah sederhana
c. Pengembangan bahasa anak usia 3-4 tahun melalui
metode bercerita
1. mendengarkan/menyimak
melalui kegiatan menyimak anak memperoleh bermacam
informasi tentang pengetahuan, nilai, dan sikap untuk di
hayati dan di terapkan dalam kehidupannya sehari-hari.
2. Berbicara atau bercakap-cakap
berkembang apabila anak di latih untuk memiliki
kemmapuan mendengar/menyimak, dengan cara
kegiatan tanya jawab atau menceritakan kembali isi cerita
3. Menambah kosa kata
selain menambah kosa kata, wawasan pengetahuan
tentang hal tertentu akan bertambah
4. Berlatih kemmapuan pra membaca
5. Berlatih kemmapuan pra menulis
D. Pengembangan seni anak usia 3-4 tahun melalui metode
bercerita
1. Mendengarkan musik
irama musik yang diperdengarkan kepada anak melalui metode
bercerita juga akan mengembangkan kepekaan perasaan anak,
sehingga memperhalus budinya
2. Bermain musik
dengan cara membunyikan benda-benda tertentu atau alat musik
yang tersedia
3. Menggambar
melalui gambar seri, guru dapat memupuk kemmapuan anak untuk
menceritakan gambar yang siswa buat atau yang siswa warnai
4. Menyanyi
dilakukan ketika membuka sesi bercerita atau ketika mengakhiri
sebagai kesimpulan akhir cerita tesebut
5. Olah gerak tubuh
tema suatu cerita dapat di rancang untuk mengembangkan
kemmapuan gerak anak.
E. Pengembangan moral dan agama anak usia 3-4 tahun
melalui metode bercerita
1. Meniru melakukan ibadah
2. Berdo’a
3. Mengenal Tuhan dan ciptaanNya
4. Berbuat baik kepada sesama makhluk Tuhan

F. Pengembangan Sosial Emosional anak usia 3-4 tahun


melalui metode bercerita
5. Membuat kesepakatan bersama
6. Berbagi/memberi
7. Saling membantu teman yang membutuhkan
pertolongan
8. Memberi bingkisan/sumbangan
Kegiatan Belajar 3
Implikasi Pengembangan Kemmapuan Dasar dan
Perilaku Anak Usia 3-4 Tahun melalui metode bercerita

Metode bercerita dapat di jadikan salah satu metode


pembelajaran yang dapat menstimulasi berbagai aspek
perkembangan anak usia 3-4 tahun. Namun, harus diingat
bahwa dalam penyampaiannya tentu saja harus sesuai
dengan tahapan berfikir anak, menggunakan bahasa yang
dapat di pahami dan mengandung pesan moral yang bisa
di cerna oleh konsep berpikirnya sekaligus dapat di tiru
oleh anak. Konsep cerita dapat di ambil dari kejadian-
kejadian yang di hadapi anak dalam kehidupan sehari-
harinya. Suatu konsep cerita bisa jadi dapat
menegbangakn aneka macam aspek perkembangan,
tergantung bagaimana kita meramu konsep cerita tersebut.
Kegiatan belajar 4
umpan balik serta penilaian pengembangan
kemmapuan dasar dan perilaku anak usia 3-4
tahun melalui metode bercerita
a. Observasi
melalui teknik observasi, guru dapat mengamati secara cermat tampilan
perilaku anak ketika menyimak cerita yang sedang di sajikan. Dengan cara :
1. Daftar isian (chek list)
di gunakan untuk melihat apakah indikator yang telah di perkirakan (yaitu
kemmapuan anak) muncul atau tidak muncul pada saat proses kegiatan
bercerita itu berlangsung.
2. Skala sikap
digunakan untuk melihat tingkat frekuensi munculnya kemampuan yang di
harapkan, juga untuk melihat tingkat kualitas kemampuan yang di harapkan
muncul.
3. Catatan anekdot
merupakan salah satu bentuk penilaian yang dapat diisi dengan sekumpulan
catatan tentang sikap dan perilaku anak dalam situasi tertentu.
B. Unjuk Kerja (Performance)
merupakan suatu bentuk penilaian yang
mengharapkan anak untuk menunjukkan
suatu tampilan yang berupa perbuatan,
unjuk keterampilan dan sejenisnya.

C. Hasil karya (product)


merupakan suatu bentuk penilaian yang
mengharapkan anak untuk mengahasilkan
sebuah karya setelah melakukan suatu
kegiatan. Hasil karya tersebut bisa berupa
benda atau hasil kerja.

Anda mungkin juga menyukai