Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah salah satu factor yang sangat menentukan bagi kehidupan manusia,
karena kalau penyelenggaraan pendidikan dapat berhasil dengan baik, maka akan
terbentuklah manusia yang berkepribadian, memiliki pengetahuan dan keterampilan
serta berakhlak mulia.

Diantara materi pelajaran pendidikan agama yang pokok dan terpenting adalah materi
akidah akhlak. Akidah merupakan dasar islam. Hal ini mengingat bahwa Nabi
Muhammad SAW, diutus kedunia ini untuk menyempurnakan atau meluruskan
akidah manusia yang sudah jauh menyimpang dari ajaran sebenarnya.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu Evaluasi Pembelajaran Akidah Akhlak ?

2. Apa saja Langkah-Langkah dalam Kegiatan Perencanaan Penilaian Hasil Belajar ?

3. Bagaimana Evaluasi melalui Penilaian Sikap ?

4. Apa saja Pelaksanaan Evaluasi Hasil Belajar ?

5. Bagaimana Pemberian Nilai Hasil Evaluasi ?

6. Bagaimana Penerapan Evaluasi Pembelajaran dalam Mata Pelajaran Akidah


Akhlak?

C. Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui tentang evaluasi pembelajaran akidah akhlak.


2. Untuk mengetahui tentang langkah-langkah dalam kegiatan perencanaan
penilaian hasil belajar.
3. Untuk mengetahui tentang evaluasi melalui penilaian sikap.
4. Untuk mengetahui pelaksanaan evaluasi hasil belajar.
5. Untuk mengetahui tentang pemberian nilai hasil evaluasi.
6. Untuk mengetahui tentang penerapan evaluasi pembelajaran dalam mata
pelajaran akidah akhlak.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Evaluasi Pembelajaran Akidah Akhlak

Pembahasan pada bagian ini akan diarahkan kepada masalah pengertian evaluasi itu
sendiri, yakni menurut bahasa dan menurut istilah dan juga akan penulis ketengahkan
beberapa pendapat para ahli, baik mengenai pengertian evaluasi maupun pengertian
evaluasi pendidikan.

Menurut bahasa kata “evaluasi” berasal dari bahasa Inggris yaitu “to evaluate” atau
“evaluation” yang berarti mengukur, menilai. Sedangkan menurut istilah evaluasi
merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan sesuatu objek dengan
menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk
memperoleh kesimpulan.1

Menurut bahasa, kata aqidah berasal dari bahasa Arab yaitu [ً‫د‬7‫ َع ْق‬-ُ‫د‬7ِ‫يَ ْعق‬-َ‫ ] َعقَد‬artinya
adalah mengikat atau mengadakan perjanjian. Sedangkan Aqidah menurut istilah
adalah urusan-urusan yang harus dibenarkan oleh hati dan diterima dengan rasa puas
serta terhujam kuat dalam lubuk jiwa yang tidak dapat digoncangkan oleh
badai subhat (keragu-raguan). Dalam definisi yang lain disebutkan bahwa aqidah
adalah sesuatu yang mengharapkan hati membenarkannya, yang membuat jiwa
tenang tentram kepadanya dan yang menjadi kepercayaan yang bersih dari
kebimbangan dan keraguan.

Sementara kata “akhlak” juga berasal dari bahasa Arab, yaitu [‫ ]خلق‬jamaknya  [
‫]أخالق‬ yang artinya tingkah laku, perangai tabi’at, watak, moral atau budi
pekerti. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, akhlak dapat diartikan budi pekerti,
kelakuan. Jadi, akhlak merupakan sikap yang telah melekat pada diri seseorang dan
secara spontan diwujudkan dalam tingkah laku atau perbuatan. Jika tindakan spontan
itu baik menurut pandangan akal dan agama, maka disebut akhlak yang baik atau
akhlaqul karimah, atau akhlak mahmudah. Akan tetapi apabila tindakan spontan itu
berupa perbuatan-perbuatan yang jelek, maka disebut akhlak tercela atau akhlakul
madzmumah.

Adapun pengertian evaluasi dan evaluasi pembelajaran menurut para ahli adalah
sebagai berikut :

1. Mehren dan Lehmann mendefenisikan evaluasi adalah

“Suatu proses merencanakan, memperoleh dan menyediakan informasi yang sangat


diperlukan untuk membuat alternatif-alternatif keputusan”.2

2. Menurut Suharsimi Arikunto, kegiatan evaluasi adalah

“Mengukur dan menilai dan tidak dapat mengadakan penilaian sebelum mengadakan
pengukuran”.3

3. Zuhairini, dkk. Mengemukakan defenisi evaluasi pendidikan adalah

“Sesuatu kegiatan untuk menentukan taraf kemajuan suatu pekerjaan didalam


pendidikan agama Islam dan merupakan alat untuk mengukur sampai dimana
penguasaan murid terhadap bahan pendidikan yang telah diberikan”.4

4. Menurut Norma E. Gronlund dan Robert L. Linn,. Evaluasi adalah

“Proses yang sistematis untuk melakukan pengumpulan, analisis dan interpretasi


terhadap informasi yang dapat menetapkan tingkat pencapaian tujuan belajar dari
pembelajara”.5

Dari beberapa ungkapan yang dikemukakan oleh beberapa ahli tersebut, maka penulis
dapat mengemukakan suatu kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan evaluasi atau
evaluasi pembelajaran adalah suatu proses yang sistematis untuk mendapatkan
informasi, menilai dan menindaklanjuti hasil belajar siswa yang ditetapkan silabus
atau kurikulum mata pelajaran Akidah Akhlak, dan juga sebagai pertanggung
jawaban terhadap penyelenggaraan pendidikan.
B. Langkah-Langkah dalam Kegiatan Perencanaan Penilaian Hasil Belajar

Dibawah ini dikemukakan langkah-langkah yang termasuk dalam kegiatan


perencanaan penilaian hasil belajar.

Merumuskan tujuan penilaian yang hendak dilaksanakan dalam suatu proses belajar
mengajar. Rumusan tujuan tersebut berpedoman pada tujuan mata pelajaran yang
diasuh oleh guru.

Menentukan aspek-aspek yang harus dinilai. Penentuan tentang jenis aspek yang
harus dinilai ditentukan oleh tujuan penilaian yang dilakasanakan. Guru Akidah
Akhlak dalam menetapkan aspek-aspek hasil belajar yang akan dinilai dapat
berpedoman kepada GBPP, buku-buku pedoman atau tujuan-tujuan yang harus
dicapai dalam mata pelajaran yang diajarkan.

Menentukan metode pengajaran yang akan digunakan berdasarkan aspek-aspek yang


akan dinilai. Untuk menilai keterampilan, misalnya dapat digunakan metode
observasi.

Memilih atau menyusun alat-alat (instrumen) penilaian yang akan digunakan sesuai
dengan metode yang dipilih. Dalam menerapkan metode observasi, alat-alat yang
perlu disiapkan ialah pedoman observasi dan blanko untuk mencatat hasil-hasil yang
akan diperoleh dalam observasi. Apabila alat-alat yang dimaksud telah tersedia, maka
guru tinggal memilih salah satu dari alat tersebut. Akan tetapi, apabila alat-alat
tersebut belum tersedia, maka guru harus menyusunnya sendiri. Penyusunan alat-alat
penilaian merupakan hal sangat penting sebab tepat atau tidak tepatnya data yang
diperoleh sangat tergantung kepada tepat atau tidaknya lat-alat penilaian yang
digunakan.

Menentukan kriteria yang akan digunakan, seperti skala lima, skala sebelas atau skala
seratus.
Menetapkan frekuensi penilaian. Artinya berapa kali penilaian hasil belajar itu akan
dilaksanakan dalam suatu periode tertentu. Hasil ini tergantung pada tujuan yang
hendak dicapai. Dalam penilaian hasil belajar suatu pedoman yang tepat digunakan
untuk menetapkan frekuensi penilaian ialah struktur dari bahan pelajaran. Kalau suatu
bahan pelajaran terdiri atas empat unit, misalnya, maka penilaian terhadap bahan
pelajaran tersebut paling sedikit harus dilaksanakan setiap akhir dari suatu unit.6

Berdasrakan uraian diatas dapar disimpulkan bahwa perencanaan adalah rumusan


tujuan penilaian yang hendak dilaksanakan dalam proses belajar mengajar.

Sebagian ahli membedakan antara penilaian komprehensif yang mencakup seluruh


bahan pelajaran dan penilaian untuk mengetahui keberhasilan belajar pada satuan
bahan belajar tertentu. Yang pertama disebut tes sumatif (karena biasanya
menggunakan metode tes) dan yang kedua tes formatif. Tes sumatif biasa
dihubungkan dengan tes semester, sedangkan tes formatif dihubungkan dengan tes
harian dan mid semester. Sementara itu, tes harian yang tidak membulatkan suatu
satuan bahan disebut tes subformatif, sedangkan tes mid semester yang komprehensif
mencakup sejumlah satuan bahan disebut tes subsumatif.

Penggunaan hasil penilaian merupakan puncak seluruh prosedur. Penggunaan hasil


tersebut tergantung pada tujuan penilaian. Kalau penilaian ditunjukkan untuk
memberi laporan kepada orang tua pelajar tentang kemajuan yang dicapai oleh
anaknya disekolah, maka pada akhir tindakan penilaian, guru harus mempersiapkan
suatu bentuk laporan kepada orang tua pelajar.

Agar suatu pekerjaan evaluasi dapat terlaksana dengan baik dan memperoleh hasil
yang memuaskan kehendaknya terlebih dahulu mengambil langkah-langkah
pelaksanaan evaluasi adalah sebagai berikut :
Perencanaan Evaluasi

Perencanaan kegiatan / penilaian disekolah menengah berperan penting terhadap


keberhasilan evaluasi. Sebelum guru melaksanakan kegiatan evaluasi hendaknya
terlebih dahulu membuat perencanaan evaluasi agar dalam pelaksanaan evaluasi
tersebut nantinya dapat terlaksana dengan baik. Setelah perencanaan evaluasi tersebut
dibuat, maka hal yang harus dibuat oleh guru berikutnya adalah membuat materi itu
sendiri.

Dalam kegiatan penilaian disekolah ada bentuk soal tes yang disusun oleh guru yang
memegang mata pelajaran dan ada bentuk soal tes yang disusun oleh tim penyusun
tes (tes standar) yang biasanya digunakan secara nasional atau regional.

Kalau soal tes itu disusun oleh tim penyusun tes (tes standar), maka tugas guru adalah
tinggal melaksanakan tes tersebut. Tapi kalau soal itu disusun oleh guru yang
memegang mata pelajaran, maka kewajiban para guru untuk menyusun materi soal
yang berkaitan dengan mata pelajaran yang dipegangnya.

Setelah guru menetapkan tujuan penilaian, apakah tes tersebut untuk formatif atau
untuk penentuan keberhasilan hasil (sumatif), maka guru harus pula menentukan
seberapa luas lahan yang akan dikeluarkan dalam tes, kemudian menetapkan metode
apa yang digunakan, apakah dengan metode tes ataukah dengan metode non tes.
Kalau dengan metode tes, maka tes tertulis, tes lisan ataukah tes perbuatan. Setelah
semua langkah tersebut dilaksanakan, maka guru menetapkan lagi bentuk yang
bagaimana tes itu diberikan apakah obyektif maka obyektif yang bagaimana, apakah
pilihan ganda, menjodohkan atau jawaban singkat.

Agar tes yang disusun dapat menggambarkan langkah-langkah diatas, maka sebelum
menyusun soal tes terlebih dahulu hendaknya guru membuat blue print (rencana
induk) dari tes yang disusun.
Setelah penulis menguraikan penyusunan soal tes secara umum diatas, maka dapat
disimpulkan langkah-langkah penyusunan soal sebagai berikut :

Menentukan pokok bahasan yang akan ditentukan

Menyusun kisi-kisi

Menulis soal

Merakit soal menjadi perangkat tes

Menyusun pedoman penskoran

Menyusun soal dengan terakhir.

C. Evaluasi melalui Penilaian Sikap

Aspek yang dinilai melalui sikap ini adalah mencakup ketiga aspek


pengetahuan (kognitif), aspek keterampilan (psikomotor) dan aspek sikap (afektif).

Aspek kognitif ini yakni yang berhubungan dengan cara berpikir siswa terhadap
bahan pengajaran yang telah diajarkan. Dalam hal ini dapat dibedakan menjadi 6
aspek yaitu:

Recall (ingatan)

  Comprehension (pemahaman)

Aplication (penerapan)

Analisis

  Sintesis

Evaluasi.7

Adapun yang dimaksud dengan pengetahuan (recall) hapalan atau yang dikatakan


Bloom dengan istilah knowledge ialah tingkat kemampuan yang hanya meminta
respon atau testee untuk mengenal atau mengetahui adanya konsep, fakta atau istilah-
istilah tanpa harus mengerti atau dapat menilai atau dapat menggunakannya.8

Misalnya : B – S Rukun Islam yang ke-4 adalah bayar zakat.

Aspek pemahaman atau komprehensi adalah tingkat kemampuan yang mengharapkan


testee mampu memahami arti atau konsep, situasi serta fakta yang diketahuinya.

Misalnya : Sifat boros dapat menimbulkan .......

a.       Kemalasan

b.      Kemiskinan

c.       Kebodohan

Aspek aplikasi atau penerapan adalah testee atau responden dituntut kemampuannya
untuk menerapkan atau menggunakan apa yang telah diketahuinya dalam situasi yang
baru baginya.

Misalnya : Seseorang sebagai makhluk individu dan makhluk sosial dituntut oleh rasa
kemanusiaannya untuk .....

a.       Mencari nafkah

b.      Menghormati dan menghargai orang lain

c.       Menaati undang-undang

Aspek analisis adalah pertanyaan yang menuntut siswa untuk berpikir kritis dan
mendalam untuk mengemukakan suatu kesimpulan dengan cara mencari dan
mengidentifikasi masalah yang ditimbulkan.

Misalnya : Analisa mengenai peristiwa hijrah Nabi Muhammad dari Mekkah ke


Madinah.
Aspek sentesis adalah penyatuan unsur-unsur atau bagian-bagian ke dalam suatu
bentuk yang menyeluruh. Berpikir sentisis merupakan salah satu terminal untuk
menjadikan orang lebih kreatif.

Misalnya : Apa yang akan terjadi jika seseorang tidak menghargai dan menghormati
pendapat orang lain dalam suatu keputusan?

Aspek evaluasi adalah pernyataan yang memberikan penilaian, menentukan,


menafsirkan, mempertimbangkan, membandingkan, memutuskan dan
mengargumentasikan.9

Misalnya : Bagaimana pendapatmu jika seseorang tidak menaati aturan agama


ataupun aturan pemerintah?

D. Pelaksanaan Evaluasi Hasil Belajar

Setelah mempelajari tentang perencanaan evaluasi dan teknik penguasaan tes, maka
langkah selanjutnya adalah melaksanakan tes itu sendiri. Untuk tes formatif
pelaksanaannya tidak membutuhkan perencanaan dan langkah yang kompleks, karena
pelaksanaan dan penyusunan soal itu dilakukan oleh guru mata pelajaran masing-
masing, tetapi untuk tes sumatif membutuhkan perencanaan dan kerjasama dari
semua staf sekolah.

Dalam hal ini kepala sekolah sebagai penanggung jawab bagi pelaksanaan tes yang
akan memberi tugas kepada beberapa guru yang ditunjuk sebagai petugas pelaksana.

Dalam pelaksanaan tes sumatif teknik tes yang sering digunakan mencakup tiga
macam, yaitu : tertulis, lisan dan perbuatan. Namun dari ketiga macam teknik tersebut
yang paling sering digunakan adalah teknik tertulis.

Untuk hal itu langkah-langkah yang perlu diperhatikan sebelumnya adalah :

a.    Pembentukan tugas pelaksana

b.    Penyusunan naskah soal


c.    Penyusunan jadwal pelaksanaan tes

d.   Memperbanyak soal

e.    Penyusunan jadwal pengawas

f.     Pelaksanaan testing.10

Dalam hal ini kepala sekolah menunjuk langsung kepada guru yang dianggap
memiliki pengalaman dan yang bertugas membuat jadwal tes, memperbanyak soal,
membuat jadwal pengawas, menentukan skor dan lain-lain. Setiap guru membuat soal
tes dari mata pelajaran yang diajarkan untuk kelas yang dipegang. Kemudian soal tes
itu dikirim kepada petugas pelaksana dan disesuaikan dengan waktu yang tersedia
dari masing-masing mata pelajaran, kemudian menentukan jadwal pelaksanaan tes
yakni hari, tanggal, tes, jam tiap mata pelajaran dan pembagian masing-masing mata
pelajaran.

Dalam memperbanyak soal yang perlu dijaga adalah kerahasiaan soal, jangan sampai
soal-soal tersebut sudah diketahui oleh siswa sebelum tes dilaksanakan. Menentukan
jadwal petugas pengawas dan pengawas umum yang bertugas memperbaiki bila ada
kekeliruan atau salah cetak pada soal-soal tes, hingga tiba saatnya pelaksanaan tes.

Namun, sebelumnya ada beberapa hal yang harus dipersiapkan yaitu pengaturan
ruangan, pengaturan tempat duduk, penempatan nomor-nomor tes dan absen para
peserta.

Sedangkan kedua tes lain yaitu tes lisan dan tes perbuatan cara, cara pelaksanaannya
tidak memerlukan ketentuan seperti yang diuraikan diatas. Karena pada tes lisan dan
tes perbuatan penilainya dilakukan langsung oleh guru mata pelajaran yang
bersangkutan dengan ketentuan-ketentuan tersendiri yakni dengan menggunakan
format pertanyaan pada tes lisan.
E.   Pemberian Nilai Hasil Evaluasi

Setelah pelaksanaan evaluasi berakhir, kecuali pada tes lisan dan tes perbuatan yang
telah dinilai langsung, maka langkah salanjutnya adalah mengoreksi atau memberi
nilai/angka pada setiap hasil tes siswa. Karena skor telah dietntukan terlebih dahulu,
maka tugas guru hanya tinggal membandingkan antara skor yang dicapai oleh siswa
dengan skor secara keseluruhan.

Dalam pemberian nilai atau koreksi hasil evaluasi ini digunakan dua macam cara
yaitu dengan cara pemberian angka tanpa bobot dan dengan cara pemberian angka
dengan menggunakan bobot.

a.    Pemberian angka tanpa bobot

Dalam hal ini setiap butir soal angka dengan rentangan 1 – 10 tanpa melihat derajat
kesukaran (bobot) dari masing-masing butir sola tes.

b.    Pemberian angka dengan bobot

Dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah tingkat kesukaran masing-masing soal
tes. Angka bobot disesuaikan dengann tingkat kesukaran soal tes dengan rentangan
nilai 1 – 10 yang disesuaikan lagi dengan mutu jawaban yang diberikan. Kemudian
angka yang dicapai siswa dikalikan dengan angka bobot masing-masing soal tes.11

Sedangkan cara pemberian angka atau koreksi nilai pada tes bentuk objektif
menggunakan cara atau rumus sesuai dengan jenisnya masing-masing, yaitu :

a.    Tes bentuk essay

Ada 3 cara dalam pemberian angka untuk tes berbentuk essay, yakni :

1)        Setiap soal diberi angka 1 – 10 tanpa memperhatikan bobot soal.


2)        Grading systim untuk hal yang jawabannya sulit diberi angka berdasarkan
kuantitatif, maka jawabannya dapat dibedakan atas tingkat seperti : baik, cukup,
sedang dan kurang.

3)        Weighted system

Hal-hal yang perlu diperhatikan :

(a)     Misalnya setiap pertanyaan diberi angka 1 – 5

(b)     Pertanyaan-pertanyaan diklasifikasikan ke dalam pertanyaan mudah,


pertanyaan sedang, pertanyaan sukar kemudian berturut-turut diberi bobot misalnya
angka 3, 4 dan 5

(c)     Angka akhir setiap siswa adalah angka yang berhasil dicapai siswa dikalikan
dengan bobot pertanyaan soal yang bersangkutan.12

F. Penerapan Evaluasi Pembelajaran dalam Mata Pelajaran Akidah Akhlak

Untuk mengetahui kompetensi peserta didik sebagai hasil pembelajaran Aqidah


Akhlaq, perlu dilakukan penilaian dengan rambu-rambu sebagai berikut:

Penilaian yang dilakukan meliputi penilaian kemajuan belajar dan penilaian hasil
belajar peserta didik yang terdiri dari pengetahuan, sikap dan perilaku mereka.

Penilaian kemajuan belajar merupakan pengumpulan informasi tentang kemajuan


belajar peserta didik. Penilaian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kemmpuan
dasar yang dicapai peserta didik setelah mengikuti kegiatan pembelajaran dalam
kurun waktu, unit satuan, atau jenjang tertentu.
Penilaian hasil belajar Aqidah Akhlaq adalah upaya pengumpulan informasi untuk
menntukan tingkat penguasaan peserta didik terhadap suatu kompetensi meliputi :
pengetahuan, sikap dan nilai. Penilaian hasil belajar ini dilakukan sepenuhnya oleh
Madrasah yang bersangkutan. Hasil penilaian dijadikan sebagai pertimbangan utama
dalam memasuki pembelajaran jenjang berikutnya.

Penilaian hasil belajar Aqidah Akhlaq secara nasional dilakukan dengan mengacu
kepada kompetensi dasar, hasil belajar, materi standar dan indikator yang telah
ditetapkan di dalam Kurikulum Nasional. Penilaian tingkat nasional berfungsi untuk
memperoleh informasi dan data tentang mutu hasil penyelenggaraan mata pelajaran
Aqidah Akhlaq.

Teknik dan instrumen penilaian yang digunakan adalah yang dapat mengukur dengan
tepat kemampuan dan usaha belajar peserta didik.

Penilaian dilakuakan melalui tes dan non tes.

Pengukuran terhadap ranag afektif dapat dilakukan dengan menggunakan cara non
tes, seperti skala penilaian, observasi dan wawancara.

Penilaian terhadap ranah psikomotorik dengan tes perbuatan dengan menggunakan


lembar pengamatan atau instrumen lainnya.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan sesuatu


objek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur
untuk memperoleh kesimpulan

Merumuskan tujuan penilaian yang hendak dilaksanakan dalam suatu proses belajar
mengajar.

Menentukan aspek-aspek yang harus dinilai.

Menentukan metode pengajaran yang akan digunakan berdasarkan aspek-aspek yang


akan dinilai.

Memilih atau menyusun alat-alat (instrumen) penilaian yang akan digunakan sesuai
dengan metode yang dipilih. Menentukan kriteria yang akan digunakan, seperti skala
lima, skala sebelas atau skala seratus.

Menetapkan frekuensi penilaian.

Aspek kognitif ini yakni yang berhubungan dengan cara berpikir siswa terhadap
bahan pengajaran yang telah diajarkan. Dalam hal ini dapat dibedakan menjadi 6
aspek yaitu:

Recall (ingatan)

  Comprehension (pemahaman)
Aplication (penerapan)

Analisis

  Sintesis

Evaluasi.13

Untuk tes formatif pelaksanaannya tidak membutuhkan perencanaan dan langkah


yang kompleks, karena pelaksanaan dan penyusunan soal itu dilakukan oleh guru
mata pelajaran masing-masing, tetapi untuk tes sumatif membutuhkan perencanaan
dan kerjasama dari semua staf sekolah.

Dalam pelaksanaan tes sumatif teknik tes yang sering digunakan mencakup tiga
macam, yaitu : tertulis, lisan dan perbuatan. Namun dari ketiga macam teknik tersebut
yang paling sering digunakan adalah teknik tertulis.

Dalam pemberian nilai atau koreksi hasil evaluasi ini digunakan dua macam cara
yaitu dengan cara pemberian angka tanpa bobot dan dengan cara pemberian angka
dengan menggunakan bobot.
DAFTAR PUSTAKA

Kunandar, Guru Profesional. (Jakarta : Rajawali Press, 2007)

Ngalim, MP. Prinsip-Prinsip dan teknik Evaluasi Pengajaran. (Bandung : Remaja


Rosdakarya)

Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. (Jakarta : PT. Bumi Aksara,


2001)

Zuhairini, dkk. Metodik Khusus Pendidikan Agama. (Surabaya : Usaha Nasional,


1983)
Dede Rosyada, MA. Paradigma Pendidikan Demokrasi. (Jakarta : Kencana, 2004)

Mudjahid, dkk. Perencanaan Madrasah Mandiri. (Jakarta : Puslitbang Pendidikan


Agama dan Keagamaan, 2002)

Nasution, M.A. Teknologi Pendidikan, (Jakarta : Bumi Aksara Teknologi Pendidikan,


1999)

1 Kunandar, Guru Profesional. (Jakarta : Rajawali Press, 2007) hlm 377

2 Ngalim, MP. Prinsip-Prinsip dan teknik Evaluasi Pengajaran. (Bandung : Remaja


Rosdakarya), hlm 3

3 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. (Jakarta : PT. Bumi Aksara,


2001) hlm 2-3

4 Zuhairini, dkk. Metodik Khusus Pendidikan Agama. (Surabaya : Usaha Nasional,


1983) hlm 154

5 Dede Rosyada, MA. Paradigma Pendidikan Demokrasi. (Jakarta : Kencana, 2004)


hlm 188
6 Mudjahid, dkk. Perencanaan Madrasah Mandiri. (Jakarta : Puslitbang Pendidikan
Agama dan Keagamaan, 2002) hlm 64

7 Nasution, M.A. Teknologi Pendidikan, (Jakarta : Bumi Aksara Teknologi


Pendidikan, 1999) hlm 26

8 M. Ngalim Purwanto, MP. Op cit, hlm 44

9 M. Ngalim Purwanto, MP. Op cit, hlm 45

10 Daryanto. Op cit, hlm 108

Anda mungkin juga menyukai