Anda di halaman 1dari 14

TEKNIK PENYUSUNAN SILABUS AKIDAH AKHLAK

MAKALAH

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pembelajaran Akidah Akhlak

Disusun Oleh:

Kelompok 6

Adinda / 2002011073

Dosen Pengampuh

Hayatil Fitri S.Pd.I M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM SUMATERA BARAT PARIAMAN

2021 M/ 1443 H
KATA PENGANTAR

  Bismillahirrahmanirrahim

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Dengan menyebut nama Allah Subhanallahu Wa Ta’ala yang maha pengasih lagi
maha penyayang. Kami ucapkan syukur Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT Tuhan
seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang Pembelajaran Alquran Hadits.

Sholawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi besar
Muhammad Shallaullah Alahi Wasallam, yang telah membawa umat dari zaman jahilliyah
menuju zaman yang berilmu pengetahuan. Kami mengucapkan terimakasih kepada dosen
bidang studi Pembelajaran Alquran Hadits Ibu Nora Afnita, M.Pd yang telah membimbing
kami.

Dan kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan dari makalah ini. Oleh
karena itu dengan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki pembuatan makalah kami kedepannya.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun
inspirasi bagi kami pemakalah dan siapapun pembacanya.

Wa’alaikumussalam Wr. Wb

Pariaman, Oktober 2021

    Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Penulisan

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian silabus akidah akhlak

B. Proses penyusunan silabus

C. Langkah-langkah pengembangan silabus

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR KEPUSTAKAAN

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Kegiatan pembelajaran  memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengembangkan potensi mereka menjadi kemampuan yang semakin lama semakin
meningkat dalam sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang diperlukan dirinya untuk
hidup dan untuk bermasyarakat, berbangsa, serta berkontribusi pada kesejahteraan hidup
umat manusia.
Dalam setiap pertemuan kegiatan pembelajaran di satuan pendidikan, setiap guru
berkewajiban menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran secara lengkap dan
sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi peserta didik untuk secara aktif menjadi pencari informasi, serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan
bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Namun kenyataan di lapangan, dalam penyelenggaraan proses pembelajaran tugas
guru semata-mata mengajar saja, dan mengabaikan pembuatan RPP. Maka dari itu dalam
makalah ini akan akan membahas mengenai penyusunan RPP materi aqidah akhlak
berbasis pendidikan karakter
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian silabus akidah akhlak ?
2. Bagaimana proses penyusunan silabus ?
3. Bagaimana langkah-langkah pengembangan silabus ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian silabus.
2. Untuk mengetahui proses penyusunan silabus.
3. Untuk mengetahui langkah-langkah pengembangan silabus.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Silabus Aqidah Akhlak

Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran dengan
tema tertentu, yang mencangkup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi
pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar yang
dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan. Dalam KTSP, silabus merupakan
penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian hasil
belajar.

Dengan memperhatikan hakekat silabus diatas, suatu silabus minimal memuat


enam komponen utama, yakni: (1) standar kompetensi, (2) kompetensi dasar, (3)
indikator, (4) materi standar, (5) standar proses (kegiatan belajar-mengajar), dan (6)
standar penilaian. Pengembangan terhadap komponen-komponen tersebut merupakan
kewenangan mutlak guru, termasuk pengembangan format silabus, dan penambahan
komponen-komponen lain dalam silabus di luar komponen minimal. pada hakikatnya
adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran utuk
mencapai kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan telah dijabarkan dalam
silabus.1 Secara sederhana silabus dapat diartikan dengan seperangkat dekskripsi program
kegiatan pembelajaran yang sekurang-kurangnya memuat rumusan kompetensi dasar,
indikator yang hendak dicapai, materi pokok, media dan sumber, strategi dan sekenario
pembelajaran serta penilaian hasil belajar yang akan dijadikan pedoma secara langsung
oleh guru pada saat akan melaksanakan proses pembelajaran.2

Jadi, pengertian silabus adalah gambaran riil tentang apa yang akan dilaksanakan
atau dilakukan oleh guru dalam proses proses pembelajaran di dalam kelas atau di luar
kelas dengan mengacu pada apa yang telah ditetapkan dalam silabus yang telah
dikembangkan.
1 Asmaun Hasla & Angga Teguh Prasetyo, Desain Pembelajaran Berbasis Pendidikan Karakter, (Jogjakarta:
Ar-Ruzz Media, 2012), hlm. 83.
2 Hizbul Muflihin, Administrasi Pendidikan, (klaten: CV GEMA Nusa, 2015). Hlm. 212.

2
Pengertian silabus menurut para ahli:

Silabus adalah garis besar, ringkasan, ikhtisar, atau pokok-pokok isi/materi


pembelajaran (salim, 1987:98).

Silabus merupakan seperangkat rencana serta pengaturan pelaksanaan


pembelajaran dan penilaian yang disusun secara sistematis memuat komponen-komponen
yang saling berkaitan untuk mencapai penguasaan kompetensi dasar (Yulaelawati,
2004:123).

Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran dengan
tema tertentu, yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi
pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar yang
dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan (Mulyasa,2010:190).

Dari beberapa definisi silabus di atas dapat disimpulkan bahwa silabus adalah
seperangkat rencana yang berisi garis besar atau pokok-pokok pembelajaran yang
mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran, indikator,
penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar yang dikembangkan oleh setiap satuan
pendidikan.

Sedangkan kata ‘aqidah berasal dari kata bahasa arab. Secara bahasa, aqidah
berarti sesuatu yang mengikat. Kata ini, sering juga disebut dengan ’aqa’id, yaitu kata
plural (jama’) dari ’aqidah yang artinya simpulan. Kata lain yang serupa adalah i’tiqad,
mempunyai arti kepercayaan. Menurut Sayyid Sabiq, seperti dikutip Nurcholis Madjid
(baca: Cak Nur), tauhid atau al-‘aqidah al-islamiyyah adalah suatu sistem kepercayaan
Islam yang mencakup didalamnya keyakinan kepada Allah dengan jalan memahami
nama-nama dan sifat-sifatNya, keyakinan terhadap malaikat, ruh, setan, iblis dan
makhluk-makhluk gaib lainnya, kepercayaan terhadap Nabi-nabi, Kitab-kitab Suci serta
hal-hal eskatologis lainnya, seperti Hari Kebangkitan (al-ba’ts), hari kiamat/hari akhir
(yaum al-qiyamah/yaum al-akhir), surga, neraka, syafa’at, jembatan gaib (al-shirath al-
mustaqim), dan sebagainya.3

3 Mahrus, modul Akidah, (Jakarta : 2012) hal: 9

3
Aqidah adalah suatu keyakinan yang mengikat hatinya dari segala keraguan. Atau
dengan kata lain Aqidah adalah suatu perkara yang harus dibenarkan dalam hati sehingga
melahirkan jiwa yang tenang dan mantap serta tidak dipengaruhi keraguan dan meyakini
dengan penuh keyakinan bahwa apa yang menjadi rukun Iman umat islam benar Mutlaq
meyakini keberadaannya.

Akhlak berasal dari bahasa Arab, al-khuluqu atau al-khuluq yang berarti watak,
tabiat, keberanian atau agama. Sedangkan secara istilah Muuhammad Rabbi Muhammad
Jauhari mengutip pendapat Ibnu Maskawaih bahwa Akhlak adalah suatu keadaan bagi
jiwa yang mendorong ia melakukan tindakan-tindakan dari keadaan itu tanpa melalui
fikiran dan pertimbangan. Keadaan ini terbagi dua: ada yang berasal dari tabiat aslinya,
ada pula yang diperoleh dari kebiasaan yang berulan-ulang. Boleh jadi, pada mulanya
tindakan-tindakan itu melalui fikiran dan pertimbangan, dan dilakukan terus-menerus,
maka jadilah suatu bakat dan akhlak.4

Akhlak merupakan konsep kajian terhadap ihsan. Ihsan merupakan ajaran tentang
penghayatan akan hadirnya Tuhan dalam hidup, melalui penghayatan diri yang sedang
menghadap dan berada di depan Tuhan ketika beribadah. Ihsan juga merupakan suatu
pendidikan atau latihan untuk mencapai kesempurnaan Islam dalam arti sepenuhnya
(kaffah), sehingga ihsan merupakan puncak tertinggi dari keislaman seseorang. Ihsan ini
baru tercapai kalau sudah dilalui dua tahapan sebelumnya, yaitu iman dan islam. Orang
yang mencapai predikat ihsan ini disebut muhsin. Dalam kehidupan sehari-hari ihsan
tercermin dalam bentuk akhlak yang mulia (al-akhlak al-karimah). Inilah yang menjadi
misi utama diutusnya Nabi Saw. ke dunia, seperti yang ditegaskannya dalam sebuah
hadisnya: “Sesungguhnya aku diutus hanyalah untuk menyempurnakan akhlak mulia”.
Tugas yang amat berat dan sangat mulia itu dapat dilaksanakan dengan baik oleh Nabi
berkat bimbingan langsung dari Allah Swt. dan juga didukung oleh kepribadian beliau
yang sangat agung. Terkait dengan ini Allah Swt. berfirman:

4.Muhammad Rabbi Muhammad Jauhari, Keistimewaan Akhlak Islami (Bandung: Pustaka Setia, 2006 ) hlm.85

4
“Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.” (QS. al-
Qalam : 4)5.6

Jadi konsep dasar mempelajari aqidah akhlak di madrasah adalah suatu


pernyataan sekaligus gambaran dasar dalam mempelajari suatu ikatan dan keyakinan
dasar dalam kehidupan beragama sehingga diharapkan dapat melahirkan budi pekerti dan
akhlakul karimah pada peserta didik.

B. Proses Penyusunan Silabus


1. Perencanaan
Tim yang ditugaskan untuk menyusun silabus terlebih dahulu perlu
mengumpulkan informasi dan mempersiapkan kepustakaan atau referensi yang
sesuai untuk mengembangkan silabus. Pencarian informasi dapat dilakukan
dengan memanfaatkan perangkat teknologi dan informasi seperti multi media dan
internet.
2. Pelaksanaan
Dalam melaksanakan penyusunan silabus, penyusun silabus perlu
memahami semua perangkat yang berhubungan dengan penyusunan silabus,
seperti Standar Isi yang berhubungan dengan mata pelajaran yang bersangkutan
dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
3. Perbaikan
Buram silabus perlu dikaji ulang sebelum digunakan dalam kegiatan
pembelajaran. Pengkajian dapat melibatkan para spesialis kurikulum, ahli mata
pelajaran, ahli didaktik-metodik, ahli penilaian, psikolog, guru/instruktur, kepala
sekolah, pengawas, staf profesional dinas pendidikan, perwakilan orang tua siswa,
dan siswa itu sendiri.
4. Pemantapan
Masukan dari pengkajian ulang dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk
memperbaiki buram awal. Apabila telah memenuhi kriteria rancangan silabus

6 . Marzuki, Prinsip Dasar Akhlak Mulia (Yogyakarta: Wahana Press, 2009)hlm.9

5
dapat segera disampaikan kepada Kepala Dinas Pendidikan dan pihak-pihak yang
berkepentingan lainnya.
5. Penilaian silabus
Penilaian pelaksanaan silabus perlu dilakukan secara berkala dengan
mengunakaan model-model penilaian kurikulum.
C. Langkah-langkah Pengembangan Silabus
Secara umum proses pengembangan silabus terdiri atas sembilan langkah utama
sebagaimana tercantum dalam Buku Pedoman Umum Pengembangan Silabus (Dediknas,
2004) yaitu:
1. Mengisi Identitas Silabus
Identitas terdiri atas nama sekolah/madrasah, kelas, mata pelajaran, dan
semester. Identitas silabus ditulis di atas matriks silabus.
2. Menuliskan Standar Kompetensi
Standar Kompetensi adalah kualifikasi kemampuan peserta didik yang
menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang
diharapkan dicapai pada mata pelajaran tertentu. Standar Kompetensi diambil dari
Standar Isi (Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar) Mata Pelajaran.
Sebelum menuliskan Standar Kompetensi, penyusun terlebih dahulu
mengkaji Standar Isi mata pelajaran dengan memperhatikan hal-hal berikut:
a. Urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau SK dan KD;
b. Keterkaitan antarstandar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata
pelajaran;
c. Keterkaitan standar kompetensi dan kompetensi dasar antarmata
pelajaran.Standar Kompetensi dituliskan di atas matrik silabus di bawah
tulisan semester.
3. Menuliskan Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar merupakan sejumlah kemampuan minimal yang harus
dimiliki peserta didik dalam rangka menguasai SK mata pelajaran tertentu.
Kompetensi dasar dipilih dari yang tercantum dalam Standar Isi. Sebelum
menentukan atau memilih Kompetensi Dasar, penyusun terlebih dahulu mengkaji

6
standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran dengan memperhatikan
hal-hal sebagai berikut:
a. urutan berdasarkan hirarkhi konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat kesulitan
Kompetensi Dasar;
b. keterkaitan antar Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dalam mata
pelajaran; dan
c. keterkaitan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar antar mata
pelajaran.
4. Mengidentifikasi Materi Pokok/Pembelajaran
Dalam mengidentifikasi materi pokok/pembelajaran perlu
mempertimbangkan:
a. relevansi materi pokok dengan SK dan KD;
b. tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spiritual
peserta didik;
c. kebermanfaatan bagi peserta didik;
d. struktur keilmuan;
e. kedalaman dan keluasan materi;
f. relevansi dengan kebutuhan peseta didik dan tuntutan lingkungan; dan
g. alokasi waktu.
5. Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar
yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antarpeserta didik,
peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam rangka
pencapaian kompetensi dasar. Kegiatan pembelajaran yang dimaksud dapat
terwujud melalui penggunaan pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan
berpusat pada peserta didik. Kegiatan pembelajaran memuat kecakapan hidup
yang perlu dikuasai peserta didik.
Kriteria dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran sebagai berikut.
a. Kegiatan pembelajaran disusun bertujuan untuk memberikan bantuan
kepada para pendidik, khususnya guru, agar mereka dapat bekerja dan

7
melaksanakan proses pembelajaran secara profesional sesuai dengan
tuntutan kurikulum.
b. Kegiatan pembelajaran disusun berdasarkan atas satu tuntutan kompetensi
dasar secara utuh.
c. Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus dilakukan
oleh siswa secara berurutan untuk mencapai kompetensi dasar.
d. Kegiatan pembelajaran berpusat pada siswa (student-centered). Guru harus
selalu berpikir kegiatan apa yang bisa dilakukan agar siswa memiliki
kompetensi yang telah ditetapkan.
e. Materi kegiatan pembelajaran dapat berupa pengetahuan, sikap, dan
keterampilan.
f. Perumusan kegiatan pembelajaran harus jelas memuat materi yang harus
dikuasai untuk mencapai Kompetensi Dasar.
g. Penentuan urutan langkah pembelajaran sangat penting, artinya bagi KD-
KD yang memerlukan prasyarat tertentu.
h. Pembelajaran bersifat spiral (terjadi pengulangan-pengulangan
pembelajaran materi tertentu).
i. Rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal mengandung
dua unsur penciri yang mencerminkan pengelolaan kegiatan pembelajaran
siswa, yaitu kegiatan dan objek belajar.
6. Merumuskan Indikator
Untuk mengembangkan instrumen penilaian, terlebih dahulu diperhatikan
indikator. Oleh karena itu, di dalam penentuan indikator diperlukan kriteria-
kriteria berikut ini. Kriteria indikator adalah sebagai berikut.
a. Sesuai tingkat perkembangan berpikir siswa.
b. Berkaitan dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar.
c. Memperhatikan aspek manfaat dalam kehidupan sehari-hari (life skills).
d. Harus dapat menunjukkan pencapaian hasil belajar siswa secara utuh
(kognitif, afektif, dan psikomotor).
e. Memperhatikan sumber-sumber belajar yang relevan.
f. Dapat diukur/dapat dikuantifikasikan/dapat diamati.

8
g. Menggunakan kata kerja operasional.
7. Penilaian
Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan
berdasarkan indikator. Untuk mengembangkan instrumen penilaian terlebih
dahulu diperhatikan indikator. Di dalam kegiatan penilaian ini terdapat tiga
komponen penting, yaitu teknik penilaian, bentuk instrumen, dan contoh
instrumen.
a. Teknik Penilaian
Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh,
menganalisis dan menafsirkan proses dan hasil belajar siswa yang
dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan sehingga menjadi
informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan untuk
menentukan tingkat keberhasilan pencapaian kompetensi yang telah
ditentukan.
b. Bentuk Instrumen
1. Tes tulis, dapat berupa tes esai/uraian, pilihan ganda, isian,
menjodohkan dan sebagainya.
2. Tes lisan, berbentuk daftar pertanyaan.
3. Tes unjuk kerja, dapat berupa tes identifikasi, tes simulasi, dan uji
petik kerja produk, uji petik kerja prosedur, atau uji petik kerja
prosedur dan produk.
8. Menentukan Alokasi Waktu
Alokasi waktu adalah jumlah waktu yang dibutuhkan untuk ketercapaian
suatu Kompetensi Dasar tertentu, dengan memperhatikan:
a. Minggu efektif per semester,
b. Alokasi waktu mata pelajaran, dan
c. Jumlah kompetensi per semester.
9. Menentukan Sumber Belajar
Sumber belajar merupakan segala sesuatu yang diperlukan dalam kegiatan
pembelajaran, yang dapat berupa buku teks, media cetak, media elektronika, nara
sumber, lingkungan alam sekitar, dan sebagainya.

9
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Ada beberapa kesimpulan yang mungkin bisa diambil dalam makalah yang kami
buat ini;
1. silabus adalah seperangkat rencana yang berisi garis besar atau pokok-pokok
pembelajaran yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi
pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar yang
dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan.
2. pada dasarnya pada tahapan penyusunan silabus, selalu berisi beberapa point
yaitu perencanaan, pelaksanaan, perbaikan, pemantapan dan penilaian silabus.
3. Secara umum proses pengembangan silabus terdiri atas sembilan langkah
utama sebagaimana tercantum dalam Buku Pedoman Umum Pengembangan
Silabus (Dediknas, 2004)
B. SARAN
Tentunya penyusun menyadari bahwa apa yang ada dalam makalah ini masih
sangatlah jauh dari kata sempurna, oleh sebab itu penyusun berharap kepada para
pembaca dan penyimak makalah ini untuk bersedia memberikan kritik ataupun saran
yang sifatnya konstruktif untuk kemudian bisa lebih memperbaiki lagi dalam penysunan
makalah serupa yang akan datang.

10
DAFTAR PUSTAKA

Muhammad Rabbi Muhammad Jauhari, Keistimewaan Akhlak Islami, Bandung: Pustaka


Setia, 2006

Mahrus, modul Akidah, Jakarta : 2012

Marzuki, Prinsip Dasar Akhlak Mulia, Yogyakarta: Wahana Press, 2009

Heri Gunawan, Kurikulum dan pembelajaran PAI, Bandung: Alfabeta, 2012

S. Nasution, Kurikulum Dan pengajaran, Jakarta: Bina Aksara, 1984

Zainal Aqib, Profesionalisme Guru Dalam Pembelajaran, Surabaya: Insan Cendikia,

2002

Zaki Mubarok Latif, dkk, Akidah Islam, Yogyakarta: UII Press, 2001

M. Quraish Shihab, Wawawsan Al Qur’an, Bandung: Mizan, 1996

11

Anda mungkin juga menyukai