Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH NUN MATI DAN TANWIN

DISUSUN OLEH

SISSRI WAHYUNI (200201069)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

INSTITUTE AGAMA ISLAM SUMATERA BARAT PARIAMAN


BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan materi atau muatan pengajaran yang
ada pada lembaga sekolah formal. Kita ketahui bersama bahwa pendidikan yang
paling utama adalah pendidikan dalam lingkungan keluarga, akan tetapi karena ada
beberapa hal yang menjadi kendala diantaranya adalah waktu, kemampuan dan
kesempatan, maka orang tua menitipkan anak-anaknya ke pendidikan sekolah formal
maupun pendidikan luar sekolah.
Pada dasarnya pendidikan anak-anak sangat diperhatikan dalam islam, karena
islam memandang bahwa setiap anak dilahirkan dengan membawa fitrah (potensi)
yang perlu dikembangkan melalui pendidikan terutama pendidikan agama islam dan
setiap anak berhak unuk mendapatkan pendidikan. Oleh karena itu, Peran Lemba
Pendidikan Al Qur’an ini sangatlah penting karena membentuk dan membekali
pemahaman dasar santri terhadap agama, membina santri agar mempunyai sifat-sifat
terpuji seperti halnya yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW, serta
melaksanakan perintah Allah SWT dan menjauhi larangan-Nya. Di dalam Taman
Pendidikan Al-qur’an terdapat materi untuk menunjang potensi para santri, salah satu
diantaranya adalah ilmu tajwid. Ilmu tajwid digunakan untuk memelihara bacaan Al-
qur’an dari kesalahan dan perubahan serta memelihara lisan dari kesalahan
membacanya.
Guru adalah salah satu faktor penting yang menentukan pendidikan itu
berhasil dengan baik atau tidak. Dalam proses pembelajaranpun, peran guru masih
sangat menentukan metode dan media yang akan digunakan untuk menyampaikan
suatu materi. Peranan guru yang sangat penting ini menjadi potensi sangat besar untuk
memajukan Taman Pendidikan Al-Qur’an, karena guru yang baik akan mendorong
terciptanya proses pembelajaran yang baik mulai perencanaan, pelaksanaan dan
pengevaluasian. Guru adalah sosok yang menjadi totalitas panutan bagi santri.
Sehingga kualitas guru tersebut akan senantiasa mewujudkan pendidikan yang
berkualitas. Dengan demikian, guru harus memiliki strategi untuk menyediakan media
dan metode pengajaran yang kreatif digunakan oleh santri dengan baik. Media dan
metode mengajar banyak ragamnya, guru sebagai pendidik tentu harus memiliki
media dan metode yang beragam, agar dalam proses belajar mengajar tidak
menggunakan hanya satu metode saja, tetapi harus disesuaikan dengan tipe belajar
santri dan kondisi serta situasi yang ada pada saat itu, sehingga tujuan pengajaran
yang telah dirumuskan oleh guru atau pendidik dapat terwujud dan tercapai. Dengan
pemilihan metode yang tepat, guru lebih mudah mengatur dan memberi petunjuk
kepada santri apa yang harus dilakukannya dari media dan metode yang digunakan.
Keberhasilan suatu program, terutama pengajaran dalam proses belajar mengajar tidak
terlepas dari pemilihan metode maupun media, sehingga tugas guru tidak semata-mata
menuturkan bahan melalui ceramah. TPQ Ahsanul Husna adalah sarana pendidikan
islam yang berada di Kayu Aro yang diselenggarakan setiap hari pertemuan.

Pembelajaran pada hukum bacaan nun sukun dan tanwin seharusnya banyak
diberikan latihan untuk meningkatkan kemampuan santri, sehingga santri dapat
mengingat dan langsung mengerti serta memahami bacaan tersebut. Tetapi dalam
pelaksanaan belajar mengajar di TPQ Hafiz Ahsanul Husna terdapat kendala-kendala
yang dihadapi yaitu guru menyampaikan materi bacaan nun sukun dan tanwin dengan
ceramah. Sehingga beberapa santri tidak memperhatikan penjelasan dari guru,
sebagian santri bicara sendiri dengan temannya, santri menjadi pasif. Hal ini
menunjukkan bahwa menggunakan metode ceramah saja tidak efektif. Selain itu
masih banyak ditemukan santri yang belum bisa memahami atau menguasai ilmu
tajwid dan bacaan Al-Qur’an dengan baik yang sesuai dengan kaidah ilmu tajwid.

B. RUMUSAN MASALAH
Seberapa besar peningkatan kemampuan santri di TPQ Hafiz Ahsanul Husna
pada hukum bacaan nun sukun dan tanwin dengan menggunakan media lingkaran
tajwid?

C. TUJUAN MASALAH
1. Untuk mengetahui seberapa besar kemampuan santri pada bacaan nun sukun
dan tanwin dengan menggunakan media lingkaran tajwid.
2. Mengembangkan metode pembelajaran agar santri tidak mudah bosan dalam
mengikuti pembelajaran hukum bacaan nun sukun dan tanwin.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Hukum nun mati dan tanwin adalah suatu pertemuan antara nun mati dan tanwin
baik bertemu dalam satu kalimat ataupun berbeda kalimat (namun pengecualian untuk
tanwin karena taka da tanwin yang bertemu dalam satu kalimat pada salah satu
hokum nun mati yaitu izhar) akan menciptakan 4 hukum bacaan yaitu idzhar, idghom,
ikhfa dan iqlab.
B. Macam - macam (pembagian) hukum nun mati dan tanwin
Hukum nun mati dan tanwin ada 4 yaitu:
1. Izhar (izhar Halqi)

Secara bahasa (etimologi) izhar artinya jelas atau tampak/terang/tegas tanpa


disertai mendengung(bighunnah) apabila nun mati dan tanwin bertemu dgn huruf-
huruf izhar. Izhar sering disebut juga izhar halqi karena huruf-huruf
tersebut adalah huruf halqi (hurufyang keluar dari tenggorokan). Huruf izhar
halqi ada 6 yaitu: 
‫خ‬
 
‫غ‬
 
‫ح‬
 
‫ع‬
 
‫ه‬
Kaidah membaca izhar
Jika ada nun mati atau tanwin yang bertemu dengan salah satu dari huruf
halqi yang 6tersebut,maka harus dibaca dengan jelas atau terang berbunyi “n”
namun tidak mengharapkan sebuah tekanan atau sentakan,Baik bertemunya
dalam satu kalimat ataupun di lain kalimat .

2. Idghom
Idgom menurut bahasa adalah melebur atau
memasukan sesuatu pada sesuatu. Dan idghom istilah adalah melebur dan
memasukan bunyi nun mati atau tanwin kedalam suatuhuruf idghom apabila
mereka bertemu sehingga cara membacanya serupa dengan huruf
yang bertsdid, Idghom terbagi menjadi dua yaitu : 
a. Idghom bighunnah / Maal gunnah
Yaitu idghom yang memakai ghunnah (dengung kehidung) apaila ada nun
mati atau tanwinyang bertemu dengan salah satu dari 4 huruf yaitu: 
‫و‬
 ,
‫م‬
 ,
‫ن‬
 ,
‫ي‬

Kaidah membaca idghom Huruf pertama yang berupa nun mati dan tanwin
dimasukan kehuruf yang kedua berupa huruf idghom bighunnah dengan disertai
dengungan
Pengecualian idghom bighunnah yang termasuk izhar wajib “Apabila ada nun
mati bertemudengan huruf wawu atau iya dalam satu kalimat , Maka yang
demikian itu harus dibaca “N”dengan terang atau jelas . dikarenakan jika
di Idghomkan khawatir menyerupai denganmudhoak (huruf dua yang sama) 

b. Idghom bilagunnah
Idghom bilagunnah adalah idghom yang tidak disertai dengan dengung hidung
(ghunnah)apabila nun mati dan tanwin bertemu dengan idghom bilaghunnah yaitu
:‫ل‬ dan‫ر‬

3. Iqlab

Arti menurut bahasa yaitu merubah atau membalik/menukar. Sedangkan menurut


istilah
adalah merubah bunyi tanwin atau nun mati menjadi “M” apabila nun mati atau
tanwinmenghadapi ba’ atau
‫ب‬

Kaidah membacanya
 
“Bunyi nun mati atau tanwin diganti atau ditukar menjadi suara mim disertai
dengan dengungan karena bertemu dengan huruf ba’ atau ‫ب‬

 
 
4. Ikhfa

 
Adalah membunyikan atau menyamarkan bunyi nun mat atau tanwin dibaca antara “N”
dengan bunyi huruf yang ada dihadapanya tetapi pada umumnya atau biasanya berbuyi “NG”

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Hukum nun mati dan tanwin adalah suatu pertemuan antara nun mati dan tanwin
baik bertemu dalam satu kalimat ataupun berbeda kalimat (namun pengecualian
untuk tanwin karena taka da tanwin yang bertemu dalam satu kalimat pada salah
satu hokum nun mati yaitu izhar) akan menciptakan 4 hukum bacaan yaitu: izhar,
idghom, ikhfa dan iqlab

B. SARAN
Menguasai hokum nun mati akan lebih mudah jika langsung menerapkannya terhadap
bacaan Al Quran. Setiap hukum bacaan terdapat kaidah membacanya sehingga ketika
membaca maka kita harus lafalkan sesuai dengan kaidah baca.
DAFTAR PUSTAKA

SJAFI’I,A. MAS’UD.1967.”Pelajaran tajwid” BANDUNG : M.G Semarang


WWW. Geogle .co.id/hukum nun mati dan tanwin .

Anda mungkin juga menyukai