kata pengantar
Segala puji syukur kehadirat ilahi robi yng telah menuangkan segala taufiq ,hidayah ,
serta inayahnya sehingga penyusun dapat menyelesaikan resume buku pedoman ilmu tajwid
yang spesifikasinya pada bab hukum nun bersukun dan tanwin.
Shalawat serta salam senantiasa kami haturkan kepada baginda rhasulillah SAW. Yang
telah menuntun kami dari zaman jahiliyah menuju zaman ilmiah dibawah koridor islam, iman,
dan ihsan
Membaca alquran merupakan suatu ibadah dan jembatan menuju pemahaman dan
pengamalan.kemampuan membaca aksara arab semata, belum cukup bagi seseorang untuk
dapat membaca alquran dengan baik sebagaimana diajarkan oleh rasulullah SAW,
dibutuhkan ilmu yang menuntunnya, yaitu ilmu tajwid.untuk memenuhi minat dan kebutuhan
pembaca dalam memahami ilmu tajwid itulah, kami menyusun resume buku pedoman ilmu
tajwid.
Kami menamainya dengan pedoman karena didalamnya memuat berbagai ketentuan
dasar yang dapat dijadikan petunjukuntuk mengenal, memahami, dan mempraktikan
pengucapan huruf-huruf hijaiyah. Untukmenambah kemudahan dalam memahami resume
ini,kami juga melengkapi berbagai pembahasan dengan contoh-contoh yang aplikatif
dilengkapi table dan skema yang berisi kapita selekta dari suatu pembahasan.
Satu hal yang membuat reume ini istimewa adalah upayanya untuk mengangkat akar
masalah suatu hukum dengan mengupas esensi dan latar belakang munculnya hukum
tersebut.dengan begitu pembaca tidak hanya menerima suatu ketentuan hukum dalam ilmu
tajwid tapi juga memahaminya karena setiap pembahasan dalam resume ini di upayaka untuk
selulu bersandar pada berbagai referensi dari kitab kitab tajwid yang telah di kenal oleh para
pecinta ilmu tajwid. Kitab-kitab tersebut antara lain: Nihayatul Qaulil Mufid, Hidayatul
Mustafid, Mata Al-jazariyah, Al-Minahul Fikriyah, dan lain-lain.
Akhirnya penyusun menyadari bahwa buku ini masih jauh dari kesempurnaan yang
diharapkan bersama karena keterbatasan kemampuan penyusun, namun sudah diusahakan
semaksimal mungkin untuk melengkapinya. Maka besar harapan penyusun agar pembaca
yang budiman dapat mengemukakan saran-saran dan koreksinya untuk dijadikan bahan
kelengkapan buku ini
I
DAFTAR ISI
JUDUL
HALAMAN
Bab I
Kata pengantar
Daftar isi
II
Bab II
Pembahasan
A.
B.
C.
D.
Dalil Dalil
E.
E.1
E.2
Idzhar Halqi
E.3
Idgham
E.4
Iqlab
E.5
Ikhfa
II
Bab II
Pembahasan
A. Pengertian Ilmu Tajwid
Tajwid berasal dari bahasa arab yang artinya memberikan atau menyempurnakan haqhaq huruf, mustahaq-mustahaqnya dan mengembalikan tiap-tiap huruf itu pada asalnya
dengan tanpa memaksa dan memberatkan lisan serta lafadl dalam hubungan
persamaannya haruslah dibaca seukur dengan persamaannya pula.
Fardlu Kifayah
Fardlu kifayah berlaku bagi seseorang yang sekedar ingin menjadikan ilmu tajwid
sebagai ilmu pengetahuan.
2.
Fardlu Ain
Fardlu ain bagi seseorang yang mempelajari ilmu tajwid sebagai bahan dasar
membaca dan memahami Al-Quran.
D. Dalil-Dalil
1. Firman Allah :
Artinya : Dan bacalah al quran itu dengan perlahan lahan (sesuai dengan qoidah ilmu
tajwid.
2. Al-Hadits
(1)
Artinya : Banyak sekali orang yang membaca Al-Quran namun Al-Quran itu
sendiri melaknat kepadanya.
Contoh
Q.S
Isim
AL-Maidah : 3
Fiil
AL-Hijr : 82
Harf
Al-kahfi : 50
Bentuk kalimat ashliyyah : Nun bersukun merupakan bagian dari akar kata :
Bentuk kalimat
Contoh
Q.S
ashliyyah
Akar kata dari
Al-isra : 83
adalah
yang berwazan
(2)
Bentuk kalimat zaidah : Nun bersukun merupakan tambahan terhadap akar kata :
Bentuk kalimat
Contoh
Q.S
Zaidah
Asy-syuara : 63
adalah
yang berwazan
berharokat
Contoh
Q.S
karena
Ath-thalaq : 4
menurut
Al-jinn : 27
bahasa
adalah
attashwith
artinya
suara
seperti
kicauan
Nun bersukun yang terdapat pada akhir isim yang tampak dalam bentuk suara dan ketika
washol, tidak dalam penulisan dan pada saat waqof.
Tanwin merupakan tanda harokat rangkap dari fathah, kasroh, dan dlommah.
Perhatiakan table di bawah ini :
No.
Tanwin
Tanda
Suara
1.
Fathah
An
2.
Kasroh
In
3.
Dlommah
Un
Contoh
Nun bersukun tetap nyata dalam penulisan maupun pengucapan, baik ketika washol
maupun waqof.
(Sedangkan) tanwin tetap nyata (terdengar) dalam pengucapan dan ketika washal, tidak
dalam penulisan maupun waqof.
(3)
Demikian sekelumit penjelasan tentang nun bersukun dan tanwin. Kini mari kita
mengambil pelajaran tentang empat 6okum yang muncul tatkala nun bersukun atau
tanwin bertemu dengan huruf hijaiyah.
E.2 IZH-HAR HALQI
Menurut bahasa,izh-har adalah al-bayan, artinya jelas.sedangkan halqi artinya
tenggorokan.
Izh-har menurut istilah ialah :
Mengeluarkan setiap huruf dari makhrojnya tanpa memakai sengau/dengung pada huruf
yang di izh-harkan
Enam huruf halqi antara lain ialah :
Huruf- huruf tersebut adalah huruf-huruf yang keluar dari tenggorokan (halq).
Dikatakan izh-har halqi karena jelasnya pengucapan nun bersuku dan tanwin tatkala
menghadapi huruf-huruf yang keluar dari halq atau tenggorokan.
Cara membaca izh-har halqi harus jelas dan terang. Kejelasan pengucapan tidak boleh
tertahan, karena bila tertahan akan tertukar dengan suara sengau/dengung (ghunnah) dan
ikhfa aqrab. Tegasnya izh-har halqi harus dibaca satu ketukan, tidak memantul, tidak
sengau, dan tidak boleh 6okum6. Perhatikan contoh-contoh berikut ini :
Huruf
Contoh
Di baca
Tidak di baca
Q.S
Man amana
Mann amana
2 : 62
Yan hauna
Yann hauna
6 : 26
Min alaq
Minn alaq
96 : 2
Min hadid
Minn hadid
22 : 21
Min ghillin
Minn ghillin
7 : 43
Wal
mun Wal
khaniqotu
(4)
E.3 IDGHAM
khaniqotu
munn 3 : 3
Bertemunya huruf bersukun dengan huruf yang berharokat sehingga kedua huruf
tersebut menjadi satu huruf dan huruf yang kedua menjadi bertasydid. Selanjutnya lisan
mengucapkan dua huruf tersebut dengan sekali ucapan.
Idgham dalam 7okum nun bersukun dan tanwin terbagi atas dua bagian yaitu :
1.
Idgham Bi Ghunnah
2.
Apabila nun bersukun atau tanwin bertemu dengan salah satu huruf idgham yang empat,
maka dinamakan idgham bi ghunnah.
Empat huruf itu ialah :
(5)
Contoh
dibaca
Q.S
May yamal
4 : 123
Min nimatin
16 : 53
Wa mam maahu
7 : 131
Miw wliyyin
2 : 107
Apabila nun bersukun atau tanwin bertemu dengan salah satu huruf dari lam dan
ro,dinamakan idgham bila ghunnnah
Cara membaca idgham bila ghunnah ialah dengan memasukkan suara nun atau tanwin
sepenuhnya kepada huruf lam atau ro tanpa memakai dengung. Pada waktu mengidgham-kan, suara harus di tasydidkan kepada huruf lam atau ro seraya menahannya
sejanak. contoh :
Huruf
Contoh
Di baca
Q.S
Mil ladungka
3:8
Mir rabbikum
3 : 133
(6)
E.4 IQLAB
Iqlab menurut bahasa ialah
Menjadikan suatu huruf kepada makhraj huruf lain seraya tetap menjaga ghunnah
(atau sengau pada huruf yang di tukar)
Iqlab dalam pegertian hukum nun bersukun dan tanwin ialah :
Apabila nun bersukun atau tanwin bertemu dengan huruf ba, maka keduanya ditukar
kepada mim, tetapi hanya dalam bentuk suara, tidak dalam tulisan.
Cara membaca iqlab ialah dengan mengubah suara nun bersukun atau tanwin tatkala
menghadapi huruf ba menjadi mim. Kedua bibir dirapatkan untuk mengeluarkan bunyi
mim seraya dibarengi sengau/dengung yang keluar dari pangkal hidung.selanjutnya
ditahan sejenak kira-kira dua ketukan sebagai tanda bahwa di sana terdapat hukum
iqlab. Contoh :
Huruf iqlab
Contoh
Di baca
Q.S
Mimm badi
2 : 27
(7)
E.5 IKHFA
Ikhfa menurut bahasa adalah as-satru,artinya samar atau tertutup. Sedangkan menurut
istilah ikhfa ialah :
Mengucapkan huruf dengan sifat antara idzh-har dan idgham , tanpa tasydid dan dengan
menjaga ghunnah pada huruf yang di-ikhfakan.
Ikhfa dalam pengertian hukum nun bersukun dan tanwin adalah :
Apabila nun bersukun atau tanwin menghadapi salah satu dari huruf huruf ikhfa yang
berjumlah lima belas, maka dinamakan ikhfa haqiqi.
Huruf huruf ikhfa yang berjumlah lima belas itu ialah :
Cara membaca hukum ikhfa adalah memadukan antara suara nun bersukun atau tanwin
dengan suara huruf ikhfa yang ada dihadapannya. Suara ikhfa akan terdengar samar,
antara idzhar dan idgham ; antara suara nun bersukun atau tanwin dengan huruf ikhfa
yang dihadapinya. Ketika itu, suara nun bersukun atau tanwin masih tetap terdengar
namun samar. Begitu pula suara huruf ikhfa sudah mulai terdengar namun juga samar.
Saat proses ikhfa berlangsung, suara di tahan sejenak kira kira dua ketukan, baru
kemudian di sambung dengan pengucapan huruf ikhfa.
( 8)