Anda di halaman 1dari 13

makalah kalimah isim, fi'il, dan hurf

 Klasik

makalah kalimah isim, fi'il, dan hurf


BAB I
PENDAHULUAN
                                                                                      
A.    Latar belakang masalah
Sebagai bahasa al-Qur’an, bahasa Arab memiliki signifikansi yang sangat besar bagi
kaum muslimin, baik yang berkebangsaan Arab maupun maupun non Arab. Hal ini menjadi
wajar karena al-Qur’an merupakan kitab suci dan tuntunan bagi kaum muslimin. Disamping
itu, juga menjadi bahasa hadith dan kitab-kitab yang membahas ilmu-ilmu agama islam.
Itulah sebabnya, dapat dikatakan bahwa bahasa Arab merupakan bahasa orang Arab dan
sekaligus juga merupakan bahasa orang Islam, meskipun pada realitasnya tidak sedikit
penutur bahasa ini yang bukan pemeluk agama Islam.

Keunggulan bahasa Arab adalah terletak pada kekayaannya, pengertian-pengertian


abstraknya, semantic precision (ketepatan makna), dan derivation (pembentukan kata
turunan). Maka, bukanlah suatu kebetulan jika al-Qur’an diturunkan dalam bahasa Arab,
tetapi justru karena kakayaan makna dan kesaksamaannya. Al-Quran turun dengan bahasa
Arab dikarenakan Rasulullah Saw dan para Mukhatab pertamanya menggunakan bahasa
tersebut. ”Dan Jikalau kami jadikan Al Quran itu suatu bacaan dalam bahasa selain Arab,
tentulah mereka mengatakan: “Mengapa tidak dijelaskan ayat-ayatnya?” apakah (patut Al
Quran) dalam bahasa asing sedang (rasul adalah orang) Arab?” [Fushilat: 44 ]. Di dalam
Bahasa Arab mempelajari Ilmu Nahwu sangatlah penting karena dari situlah bisa
mempelajari bahasa arab dengan mudah. Selain itu, mempelajari Ilmu Nahwu sangat penting
untuk memahami Al-Qur’an, artinya ; karena menurut kaidah hukum Islam, mengerti Ilmu
Nahwu bagi mereka yang ingin memahami Al-Qur’an hukumnya fardlu ‘ain.

Dan sangat dianjurkan bagi manusia untuk menjaga lisannya dari kesalahan dan biasa faham
artinya Al-Qur’an dan Hadits maka oleh karena itulah Ilmu Nahwu harus dipelajari dan
difahami lebih didahulu dibanding ilmu yang lain karena tanpa Ilmu Nahwu tidak akan
pernah dapat dipahami. Dalam pembelajaran Bahasa Arab, kata terbagi menjadi tiga yaitu
Isim, Fi’il, dan Huruf. Namun pada makalah ini akan dibahas tentang isim. Isim adalah kata
yang bermakna namun tidak terikat dengan waktu. Fi’il adalah kata kerja. Dan Huruf adalah
kata penghubung.
B.     Rumusan masalah

1.      Apa pengertian dari  kalimah isim ?


2.      Apa yang dimaksud dengan kalimah fi’il ?
3.      Apa yang dimaksud dengan harf ?

C.     Tujuan penulisan masalah

1.      Agar dapat mengerti dan memahami apa yang di maksud dengan kalimah isim.
2.      Agar dapat memahami apa yang dimaksud dengan kalimah fi’il.
3.      Agar dapat memahami apa yang dimaksud dengan harf.
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian kalimah

‫ لفظ له معنى‬: ‫الكلمة‬


Artinya : kalimah (kata) adalah lafal yang mempunyai makna atau arti .
Sebelum dibahas lebih jauh tentang pengertian kalimah, perlu dijelaskan mengenai istilah
kalimah dalam bahasa indonesia. Barang kali kita masih terkesan dalam pelajaran bahasa
Indonesia, bahwasanya kalimat adalah merupakan susunan dari kata kata. Akan tetapi
kalimah atau dapat juga disebutkan kalimat, yang akan dijelaskan dalam pembahasan ini
adalah mempunyai arti yang berbeda dengan kalimat yang kita kenal dalam bahasa
Indonesia. Tadi telah kita jelaskan bahawa kalimat (dalam bahasa Indonesia) adalah
merupakan susunan kata, akan tetapi dalam bahasa Arab yang  dimaksud dengaan
kalimah/kalimat adalah berarti “kata” dalam bahasa Indonesianya. Sedangkan kalimah yang
tersusun, atau terangkai (dari satu kalimah dengan kalimah lainya) hal itu dalam bahasa Arab
disebut “kalam atau jumlah”.

Untuk selanjutnya kita kenal kalimah sempurna dan kalimah tidak sempurna dan sebagainya.
Yang jelas hal ini untuk mengantarkan pengartian kita terhadap “kalimah” dalam ilmu bahasa
Arab. Susunan kalimah atau susunan yang terjadi dari kumpulan kata-kata itu, adalah yang
disebut dalam bahasa Arab yaitu dengan istilah “jumlah”.
‫الجملة هي الكالم المفيد ويتألف من فعل وفاعل أو مبتداء وخبر‬
Artinya : Al-jumlah adalah kalimat yang mempunyai pengertian secara utuh, yang tersusun
dari fi’il dan fa’il atau mubtada’ dan khobar
Menurut Amiruddin[1],kalam dapat didefinisikan sebagaimana berikut:

ٌ ْ‫ اسم َوفِ ْع ٌل َو َحر‬: ٌ‫ اَ ْل ُمفِي ُد بِ ْال َوضْ ِع َوَأ ْق َسا ُمهُ ثَاَل ثَة‬, ُ‫ هو اَللَّ ْفظُ اَ ْل ُم َر َّكب‬: ‫اَ ْلكَاَل ُم‬
‫ف َجا َء لِ َم ْعنًى‬
Artinya:

“Kalam adalah ucapan yang tersusun sehingga pendengar memahami maksudnya. Sesuai
dengan objek pembicaraannya, maka ucapan tersebut harus dalam bahasa Arab, yang terbagi
dalam tiga bagian yaitu: isim, fi’il dan huruf.

Dari definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa suatu ucapan dapat disebut kalam apabila
memenuhi 4 (empat kriteria), yakni:

a.       Diucapkan/dilafadzkan (ٌ‫ َم ْلفُوْ ظ‬ ), yaitu :

‫ُوف ال ِه َجائي ِة‬ ِ ‫الصَّوْ ت ال ُم ْشتَ ِم ُل على بَع‬


ِ ‫ْض ال ُحر‬

“Suara yang melengkapi atas sebagian huruf hijaiyah”

b.      Disusun (  ٌ‫ ُم َر َّكب‬ ), yaitu :

‫ب ِم ْن َكلِ َمتَي ِْن فــا ْكثَ َر‬


َ ‫َما ت ََر َّك‬

“sesuatu yang tersusun dari pada dua kalimat, maka seterusnya ( lebih dari pada dua, yaitu
tiga kalimat, empat dan seterusnya)”

c.       Difahami (‫ ُمفِ ْي ٌد‬ ), yaitu:

ُ ‫ما َأفَا َد فاِئ َدةً يَحْ ُسنُ ال ُّس ُك‬


‫وت ِمن ال ُمتَ َكلِّ ِم َو السَّا ِم ِع َعلَيها‬

"Sesuatu yang memberikan faidah dengan sempurna yaitu sekiranya mutakallim (pembicara)
dan pendengar diam (tidak memberikan tanggapan)".

Pada kriteria ini, saat Mutakallim (orang yang berbicara) menyebut sesuatu, maka terdiamlah
si sami' (orang yang mendengar). Dalam artian orang yang mendengar mengerti atas apa
yang diucapkan oleh orang yang berbicara, sehingga tidak menimbulkan pertanyaan terhadap
apa yang di sampaikannya itu.

d.      Berbahasa Arab ( ‫)وضْ ُع ْال َع َربِيَّة‬, yaitu;


َ

Ada dua kemungkinan mengenai makna yang terkandung dari kata ‫ضـع‬ ْ ‫الو‬  tersebut.
َ Yang
ْ َ‫الق‬  artinya bahwa lafadz yang tersusun serta memberikan pengertian
pertama adalah ُ‫صــد‬
sempurna itu "dimaksudkan" oleh mutakallim, ada juga yang mengartikan bahwa ‫ال َوضْ ع‬  itu
maksudnya adalah ‫الوضْ ُع ال َع َربِ ُّي‬  artinya
َ bahwa lafadz yang sudah tersusun dan memberikan
pengertian sempurna tersebut sudah sesuai dengan wadlo (peletakan makna) yang telah
ditetapkan oleh orang Arab. Yang kedua, Sesuatu yang sengaja diucapakan oleh orang yang
berbicara. berbicara. Dalam hal ini, orang yang lagi mengigau tidaklah termasuk dalam
kalam. Sedangkan menurut ulama Nahwu bahwa kalam adalah:

‫ َكالَ ُمهُ ْم لَ ْفظٌ ُمفِ ْي ٌد ُمسْــــــنَ ُد‬   .ُ‫ اللَّ ْفظُ ْال ُمفِ ْي ُد ْال ُم ْف َرد‬: ُ‫َو ْالكلــ ِ َمة‬
Artinya:

“Kalam Menurut ulama Nahwu : adalah lafadz yang berfaedah serta dimusnadkan dengan
lafadz yang lain. Dan Kalimah adalah lafadz mufid yang tunggal”[2]

B.     Pembagian Kalimah
.‫ وحرف‬, ‫ وفعل‬, ‫ إسم‬: ‫تنحصر الكلمات فى ثالثة أنواع‬
Artinya : kalimah itu dibagi menjadi tiga macam : isim, fi’il dan harf/huruf.

1.      Kalimah Isim
Kalimah isim mempunyai pengertian :
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa Isim adalah semua jenis kata benda atau segala
sesuatu yang dikategorikan benda; baik benda mati maupun benda hidup, tanpa berkaitan
dengan masalah waktu. Dalam kalimat yang senada, Fuad Ni’mah menguraikan definisi Isim
sebagai berikut:

‫صفَــــ ٍة أو َمعْــــن ًى‬ ِ ْ‫ت َأوْ َجمـــــا َ ٍد َأوْ َمـــــــكا َ ٍن َأوْ َزمـــــا َ ٍن أو‬
ٍ ‫ان َأوْ نَبَــــا‬
ٍ ‫اَِإْل ْس ُم هُ َو ُكلُّ َكلِ َمـــ ٍة تَــدُلُّ َعلَى ِإ ْن َســـا ٍن َأوْ َحيَـــــ َو‬
ِ َ ‫ ُم َج َّر ٍد ِمنَ ال َّزمـ‬.
‫ــان‬

 Artinya:

“Isim ialah setiap kata yang menunjukkan nama orang,hewan, tumbuhan, benda, tempat,
waktu, dan sifat yang tidak terikat oleh waktu.”[3]

Contoh:

·         Nama orang, seperti: ‫َأرْ مـَــــــــــــــــــــــــــان‬  (Arman), ‫فَا ِط َمة‬  (Fatimah),


‫فرحــان‬   (Farhan), ‫عارفة‬ (Arifah),   ‫مسلمـــة‬ (Muslimah),   ‫يو سف‬  (Yusuf), dan lain-lain.

ٌ ‫ َس َم‬ (ikan),  ٌ‫جا ُموْ س‬ (kerbau), 


·         Nama binatang, seperti: ‫ك‬ َ ‫فَْأ ٌر‬ (tikus), dan lain-lain.

·         Nama tumbuhan, seperti: ‫فِ ْلفِ ٌل‬  (cabe), ٌ‫ضر‬


َ ‫ ُخ‬  (sayuran), ‫مو ٌز‬ (pisang), dan lain-lain.

·         Nama benda, seperti: ٌ‫ َمحْ فَظَـــــة‬  (tas),  ٌ‫ ِكتَـــــاب‬  (buku), ‫قَلَ ٌم‬  (pulpen), ‫ ِم ْم َســـــ َحة‬ (penghapus),
ٌ‫ ِم ْسطَ َرة‬  (penggaris), dan lain-lain.

ْ َ‫ف‬  (kelas),ٌ‫ ُغرْ فَـــــة‬  (kamar), ٌ‫ َم ْد َر َســـــة‬  (sekolah),


·         Nama tempat, seperti: ‫ َح َّما ٌم‬  (toilet), ٌ‫صـــــل‬
ٌ‫ َم ْكتَبَة‬  (perpustakaan), dan lain-lain.

·         Nama gelar, seperti: ٌ‫ ُمهَ ْن ِدس‬  (insinyur), ٌ‫ ُد ْكتُوْ ر‬  (Doktor), ٌ‫ ُمـ ِد ْي ٌر َم ْد َر َسـة‬  (Kepala Sekolah),  ْ‫رَِئس‬ 
(ketua), dan lain-lain.
َ (Jakarta),  ْ‫نُــوْ نُــو‬ (Nunu), dan lain-
·         Nama kota, seperti, (Mesir), ‫سُوْ َكابُوْ ِم ْى‬ (Sukabumi), ‫جاكَرْ تَا‬ 
lain.

َّ ‫اِ ْن ُدوْ نِي ِْســــــ‬  (Indonesia), ‫ي‬


·         Nama negara, seperti:‫اَ ْم ِر ْي ًكا‬  (Amerika), ‫ي‬ ٌّ ‫عَــــــ َربٌ َســــــعُوْ ِد‬  (Arab
Saudi), ‫فَلِيْستِ ْينَا‬  (Palestina), dan lain-lain.

Dalam sebuah struktur jumlah, dimana isim masuk didalamnya, maka ia dapat dikenali
dengan ciri-ciri berikut:

ِ ‫أنا في البَ ْي‬, kata ‫ت‬


·         Berakhiran kasroh, seperti ‫ت‬ ِ ‫البي‬  adalah isim. Isim dapat berakhiran kasrah,
antara lain disebabkan oleh huruf-huruf khafadh dan huruf qasam (sumpah).

‫ َوالاَّل ُم‬, ُ‫ َو ْالكَاف‬,‫ َو ْالبَا ُء‬, َّ‫ َورُب‬, ‫ َوفِي‬,‫ َو َعلَى‬,‫ َوع َْن‬,‫ َوِإلَى‬,‫ َو ِه َي ِم ْن‬,‫ض‬
ِ ‫ُوف اَ ْلخَ ْف‬
ِ ‫َو ُحر‬

“Adapun huruf khafadh ialah: huruf mim (dari), huruf ila (ke/kepada/sampai), huruf 'an
(daripada), huruf  'ala (atas), huruf fi (pada/didalam), huruf rubb (berapa banyak) huruf ba
(dengan), huruf kaf (seperti), huruf lam (untuk/bagi/milik).”

‫ َوالتَّا ُء‬,‫ َو ْالبَا ُء‬,‫ َو ِه َي اَ ْل َوا ُو‬,‫َو ُح ُروفُ اَ ْلقَ َس ِم‬

“Adapun huruf qasam (sumpah) adalah: Huruf waw (Demi), Huruf ba (Demi), dan Huruf ta
(Demi)”.[4]

·         Berakhiran tanwin, seperti ً‫رأيت َر ُجال‬, kata  


ُ ً‫رجــال‬ merupakan isim.

ْ َ‫الشمسُ شرق‬, kata  ُ‫الشــمس‬  adalah isim karena ia diawali


·         Diawali dengan alim lam, seperti ‫ت‬
dengan alif lam.

ُ ْ‫نَظَر‬, karena ‫إلى‬ merupakan huruf jar,


·         Di dahului huruf jar (kata depan), seperti ‫ت إلى السماء‬
maka kata setelahnya yaitu ‫السماء‬  adalah isim.

·         Di dahului huruf nida’, seperti ُ‫يا رمحمـــد‬ , kata ‫محمــد‬   merupakan isim, karena ia didahului


oleh huruf nida, yaitu ‫يا‬ .

2.      Kaliamah Fi’il (kata kerja)

Secara sederhana fi’il berarti setiap kata yang menunjukan pekerjaan pada waktu tertentu.[8]
Definisi lain menyebutkan bahwa fi’il adalah kata yang menunjukkan suatu makna yang
berkaitan dengan suatu waktu (lampau, sekarang, dan yang akan datang). 

ِ ْ‫اَ ْلفِــعْــ ُل هُ َو ُكلُّ َكلِ َمـــ ٍة تَـــــدُلُّ َعلَى حُــ ُدو‬.


ٍ ‫ث َش ْيٍئ فِى زَ َم ٍن خَ ا‬
‫ص‬

 “fi’il adalah setiap kata yang menunjukkan kejadian suatu peristiwa pada waktu tertentu.”

Contoh:                                                
Bekerjalah ‫اُ ْف ُعــ ْل‬ Sedang/akan ‫يَ ْفــ ُعــ ُل‬ Telah bekerja ‫فَــ َعــ َل‬
bekerja
Pembahasan mengenai fi’il (kata kerja)

A.    Fi’il Madhi

·         Definisi
Fi’il madhi ialah kata kerja yang menunjukkan terjadinya suatu pekerjaan atau peristiwa pada
waktu lampau (past tense).

·         Tanda-tanda
Tanda-tandanya antara lain tampak pada huruf asli kata kerjanya dan pada umumnya
َ ‫ َكـت‬ (telah menulis), ‫ــرَأ‬
mengandung suara “a” , misalnya ‫َـب‬ َ َ‫ق‬ (telah membaca).

·         Bentuk         
No Dhamir F. Arti Keterangan
Madhi
1 ‫ُـو‬
َ ‫ه‬ َ ‫َكت‬
‫َب‬ Dia (lk) telah menulis Bentuk asli tanpa
perubahan
2 ‫هُ َمـا‬ ‫َكتَبَـا‬ Keduanya (lk) telah menulis + ‫ا‬ pada huruf terakhir

3 ‫هُـ ْم‬ ْ‫َكتَبُـو‬ Mereka (lk) telah menulis +  ْ‫ـــُو‬ pada huruf terakhir
4 ‫ِهـ َي‬ ْ َ‫َكتَب‬
‫ـت‬ Dia (pr) telah menulis ْ
+ ‫ـت‬ pada huruf terakhir

5 ‫هُ َمـا‬ ‫َكتَبَـتَا‬ Keduanya (pr) telah menulis + ‫ـتـَا‬ pada huruf terakhir

6 َّ ‫ه‬
‫ُـن‬ َ‫َكتَ ْبـن‬ Mereka (pr) telah menulis +  َ‫ـْــن‬ pada huruf
terakhir
7 َ‫اَ ْنـت‬ َ‫َكتَبْـت‬ Kamu (lk) telah menulis +  َ‫ـْــت‬ pada huruf
terakhir
8 ‫اَ ْنتُ َمـا‬ ‫َكتَ ْبتُمـَا‬ Kalian (lk) telah menulis + ‫ـْــتُ َمـا‬ pada huruf
terakhir
9 ‫اَ ْنتُـم‬ ‫َكتَ ْبتُـ ْم‬ Kalian (lk) telah menulis + ‫ـْــتُ ْم‬ pada huruf
terakhir
10 ِ ‫اَ ْنـ‬
‫ت‬ ِ ‫َكتَبْـ‬
‫ت‬ Kamu (pr) telah menulis + ‫ت‬ ِ ‫ـْـ‬ pada huruf
terakhir
11 ‫اَ ْنتُ َمـا‬ ‫َكتَ ْبتُ َما‬ Kalian (pr) telah menulis + ‫ـْتُ َمـا‬ pada huruf
terakhir
12 َّ ُ‫ا ْنت‬
َ‫ـن‬ َّ ُ‫َكتَ ْبت‬
‫ـن‬ Kalian (pr) telah menulis + ‫ـن‬َّ ُ‫ـْـت‬ pada huruf
terakhir
13 ‫اَنَـا‬ ُ ‫َكتَب‬
‫ْـت‬ Saya telah menulis + ‫ــت‬ ُ ْ‫ـ‬ pada huruf
terakhir
14 ُ‫نَحْ ن‬ ‫َكتَبْـنَا‬ Kami, kita telah menulis + ‫ــْـنَـا‬ Pada huruf
terakhir
Fi’il Madhi mempunyai 14 bentuk sesuai dengan banyaknya dhamir (pelaku). Dhamir itu
َ ‫ َكـت‬ (kataba), ada 14 bentuk
berfungsi sebagai fa’il (pelaku). Dengan mengambil contoh kata ‫َـب‬

Contoh fi’il Madhi


‫خلق‬  : telah menciptakan
‫كتب‬  : telah menulis

B.     Fi’il Mudore’i
·         Definisi
Fi’il Mudhari’ adalah yang menunjukkan pekerjaan atau peristiwa yang sedang terjadi
(present tense) atau akan terjadi (future tense).
·         Ciri/ tandanya:
1. Dapat dimasuki huruf sin ‫س‬ dan saufa  َ‫ َسوْ ف‬ contoh: ُ‫ َسوْ فَ يَ ْشـهَد‬,ُ‫َسيَ ْشـهَد‬
2. Dapat diawali dengan salah satu di antara empat huruf )‫ْت‬ ُ ‫ت (اَنَي‬,‫ي‬,‫ن‬,‫ا‬ yang disebut huruf
mudhara’ah

Huruf Contoh Huruf Contoh

‫ا‬ ُ‫ْأذهَـب‬ ‫ي‬ َ‫ يَ ْذهَبُــون‬,‫ يَ ْذهَبَـا ِن‬, ُ‫يَ ْذهَـب‬


‫ن‬ ُ‫ن َْذهَـب‬ ‫ت‬ َ‫ ت َْذ ِه ْبــن‬,‫ ت َْذهَبَــا ِن‬, ُ‫ت َْذهَـب‬

3. Dapat dimasuki huruf َ‫ال‬ (tidak)


Contoh:
‫ـرب‬ِ ْ‫ الَ يَض‬,ُ‫ الَ يَ ْشـهَد‬, ُ‫الَ يَ ْذهَـب‬
·         Bentuk
Seperti Fi’il madhi, Fi’il mudhari’ juga mempunyai 14 bentuk sesuai dhamirnya. Contoh
No Dhamir F. Madhi Arti Perub Letak perubahan
1 ‫ُـو‬
َ ‫ه‬ ِ ْ‫يَض‬
ُ‫ـرب‬ Dia (lk) sedang/ akan …. Akhir kata
memukul
2 ‫هُ َمـا‬ ‫يَضْ ِربَـا ِن‬ Keduanya (lk) sedang/ ….َ‫ا ِن‬ Akhir kata
akan memukul
3 ‫هُـ ْم‬ َ‫يَضْ ِربُـون‬ Mereka (lk) sedang/ …ُ َ‫وْ ن‬ Akhir kata
akan memukul
4 ‫ـي‬
َ ‫ِه‬ ِ ْ‫تَض‬
ُ‫ـرب‬ Dia (pr) sedang/ akan َ‫…ت‬. Awal kata
memukul
5 ‫هُ َمـا‬ ‫تَضْ ِربا ِن‬ Keduanya (pr) sedang/ ‫تَ …َا ِن‬ Awal dan akhir
akan memukul
6 َّ ‫ه‬
‫ُـن‬ َ‫ـر ْبن‬
ِ ْ‫يَض‬ Mereka (pr) sedang/ َ‫تَ … ْبن‬ Awal dan akhir
akan memukul
7 َ‫اَ ْنـت‬ ِ ْ‫تَض‬
ُ‫ـرب‬ Kamu (lk) sedang/ َ‫…ت‬ Awal kata
akan memukul
8 ‫اَ ْنتُ َمـا‬ ِ ْ‫تَض‬
‫ـربا ِن‬ Kalian (lk) sedang/ ‫تَ …َا ِن‬ Awal dan akhir
akan memukul
9 ‫اَ ْنتُـم‬ ِ ْ‫تَض‬
‫ـربُوْ ِن‬ Kalian (lk) sedang/ َ‫ت…ُوْ ن‬ Awal dan akhir
akan memukul
10 ِ ‫اَ ْنـ‬
‫ت‬ َ‫ـربِ ْين‬
ِ ْ‫تَض‬ Kamu (pr) sedang/ َ‫تَ …بِ ْين‬ Awal dan akhir
akan memukul
11 ‫اَ ْنتُ َمـا‬ ِ ْ‫تَض‬
‫ـربَا ِن‬ Kalian (pr) sedang/ ‫تَ …َا ِن‬ Awal dan akhir
akan memukul
12 َّ ُ‫ا ْنت‬
َ‫ـن‬ َ‫ـر ْبن‬
ِ ْ‫تَض‬ Kalian (pr) sedang/ َ‫تَ … ْبن‬ Awal dan akhir
akan memukul
C.     
13 ‫اَنَـا‬ ِ ْ‫اَض‬
ُ‫ـرب‬ Saya sedang/ akan ‫…ا‬.. Awal kata
Fi’il
memukul
Amr
14 ُ‫نَحْ ن‬ ِ ْ‫نَض‬
ُ‫ـرب‬ Kami, kita sedang/ َ‫……ن‬ Awal kata
(kata
akan memukul
kerja
perintah)
·         Definisi
Fi’il Amar adalah: kata kerja yang menunjukkan perintah (imperative) untuk melaksanakan
pekerjaan
·         Tanda-tanda
Biasanya diawali dengan huruf alif dan huruf akhir berharakat sukun. Contoh :
ْ‫اُ ْكتُب‬ Tulislah َ ‫ اِ ْق‬Bacalah
‫ـر ْء‬ ْ َ‫ اِحْ ف‬Hafalkan
‫ظ‬
·         Cara membuat
a.       Dari Fi’il madhi,
b.      Dibuang ya mudhari’nya (yaitu huruf awal Fi’il mudhari’)
c.       Huruf akhir diberi harakat sukun
d.      Bila setelah dibuang ya mudhari’nya ternyata huruf awalnya berharakat sukun(‫ )ْــ‬maka
ditambah dengan hamzah washal (‫ )ا‬yang berkasrah yang tak perlu ditulis harakat kasrahnya.
‫‪Langkah-langkah membuat Fi’il amar‬‬
‫يَ ْذهَـبُ‬ ‫ْذهَـبُ‬ ‫ْذهَـبْ‬ ‫ْاذهَـبْ‬
‫‪1‬‬ ‫‪2‬‬ ‫‪3‬‬ ‫‪4‬‬

‫‪Bentuk‬‬
‫‪Bentuk Fi’il Amar hanya ada 6, yaitu‬‬

‫‪No‬‬ ‫‪Dhamir‬‬ ‫‪F. Amar‬‬ ‫‪Arti‬‬ ‫‪Perubahan‬‬


‫‪1‬‬ ‫ُــو‬
‫ه َ‬ ‫—‬ ‫—‬
‫‪2‬‬ ‫هُـ َمـا‬ ‫–‬ ‫—‬ ‫—‬
‫‪3‬‬ ‫هُــ ْم‬ ‫–‬ ‫—‬ ‫—‬
‫‪4‬‬ ‫ـي‬‫ِه َ‬ ‫–‬ ‫—‬ ‫—‬
‫‪5‬‬ ‫هُ َمـا‬ ‫–‬ ‫—‬ ‫—‬
‫‪6‬‬ ‫ه َّ‬
‫ُـن‬ ‫–‬ ‫—‬ ‫—‬
‫‪7‬‬ ‫اَ ْنـتَ‬ ‫اُ ْكـتُبْ‬ ‫)‪Memukullah kamu (lk‬‬ ‫‪Asli‬‬
‫‪8‬‬ ‫اَ ْنتُ َمـا‬ ‫اُ ْكتُبَــا‬ ‫)‪Memukullah kalian (lk‬‬ ‫اَ‪…..‬‬

‫‪9‬‬ ‫اَ ْنتُـم‬ ‫اُ ْكـتُبُـوْ ا‬ ‫)‪Memukullah kalian (lk‬‬ ‫وْ ُ‪….‬‬

‫‪10‬‬ ‫اَ ْنـ ِ‬


‫ت‬ ‫اُ ْكـتُبِي‬ ‫)‪Memukullah kamu (pr‬‬ ‫يْ ِ‪….‬‬

‫‪11‬‬ ‫اَ ْنتُ َمـا‬ ‫اُ ْكـتُبَتَـا‬ ‫)‪Memukullah kalian (pr‬‬ ‫تَـاَ…‬

‫‪12‬‬ ‫ا ْنتُ َّ‬


‫ـنَ‬ ‫اُ ْكـتُ ْبـنَ‬ ‫)‪Memukullah kalian (pr‬‬ ‫ِنْ‪….‬‬

‫‪13‬‬ ‫اَنَــا‬ ‫–‬ ‫—‬ ‫—‬


‫‪14‬‬ ‫نَحْ ـنُ‬ ‫–‬ ‫—‬ ‫—‬

‫‪Contoh‬‬
‫‪ِ  =duduklah‬إجْ لِسْ ‪ =masuklah                           ‬اُ ْد ُخـــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــلْ‬
‫‪     =angkatlah‬اِرْ فَـــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــعْ‪ =keluarlah                            ‬اُ ْخـــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــ رُجْ‬
3.      Kalimah Harf/Huruf
Mengenal huruf hijaiyyah
‫ا ب ت ث ج ح خ د ذ ر ز س ش ص ض ط ظ ع غ ف ق ك ل م ن و ه ال ء ي‬
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa  harf adalah kata yang tidak bisa dipahami
maknanya kecuali jika disandingkan dengan kata lain. Dengan demikian, kata ini tidak akan
kata  memiliki makna tertentu, kecuali disandarkan pada kata-kata lain. Dengan makna yang
serupa, definisi lain mengatakan, sebagai berikut:

َ ‫اَ ْل َحــرْ فُ هُ َو ُكلُّ َكلِ َمـــ ٍة لَي‬.


‫ْس لَهَا َمعْن ًى ِإاَّل َم َع غَـي ِْرهَا‬

Artinya:

“harf adalah setiap kata yang tidak mempunyai makna kecuali disandingkan dengan kata
lain.”

Contoh:

Dari‫ ِم ْن‬      : dalam kalimat:

ِ ‫اَنَا اَ ْخ ُر ُج ِمنَ ْالبَ ْي‬ : 


Saya keluar dari rumah ‫ت‬

Ke‫لى‬
َ ِ‫ا‬        : dalam kalimat:
Dia menyerahkan buku itu ke gurunya ‫َاب اِل َى ْاالُ ْستَا ِذ‬
َ ‫ه َُو بُ َسلِّ ُم ْال ِكت‬  : 

Dalam‫فِ ْى‬   : dalam kalimat:

ِ ‫تَ ْق َرُأ ْالقُرْ اَانَ فِ ْى ْال َمس‬  :


Anda membaca qr’an dalam Mesjid ‫ْج ِد‬

Depan ‫امام‬  : dalam kalimat:

‫اجلس امام الفصل‬     

Saya duduku di depan kelas  

Dan ‫و‬  : dalam kalimat:

‫رسول هللا هو جدحسن و حسين‬

Jangan  ‫ال‬ : dalam kalimat :

‫ال تشرب بالقيام‬

Jika  ‫ان‬ : dalam kalimat :

‫فرخت‬, ‫ان فرحتم‬

Huruf-huruf diatas akan memiliki makna yang dapat dipahami oleh pendengar atau lawan
bicara saat ia disandingkan dengan kata-kata lain. Namun, saat ia berdiri sendiri tanpa
disandingkan dengan kata-kata lain maka ia tidak akan memiliki makna sempurna yang dapat
dipahami.

‫ ِم ْن‬         : Dari         ‫ع َْن‬        : Dari                                       ‫بِـ‬          : Dengan

‫ِإلَى‬        : Ke            ‫لِـ‬           : Milik, Kepunyaan                 ‫ َكا‬          : Seperti

‫ َعلَى‬       : Di atas       َّ‫رُب‬      : Betapa banyak, acapkali       ‫فِي‬         : Di dalam

‫ال‬        : Jangan   ‫ان‬        : Jika

BAB III
KESIMPULAN

Diantara keistimewaan bahasa arab adalah kaya akan kata-kata, misalkan pada dhomir
(kata ganti). Berbeda dengan bahasa Indonesia yang hanya memiliki 7 kata ganti (dia, kamu,
kalian, mereka, kami, kita, dan saya)), di dalam bahasa Arab kata gantinya ada 12. Antara
kata ganti untuk dua orang dengan lebih dari dua orang dibedakan di dalam bahasa Arab,
tidak terdapat pada bahasa Indonesia bahkan pada bahasa Inggris (read : Bahasa
Internasional). Di antara keistimewaan bahasa arab juga adalah singkat dan padat, misalnya,
jika kita ingin mengungkapkan "dia sedang menulis", maka cukup dengan menggunakan
kalimat ‫يكتب‬  dan ini sekaligus menunjukkan bahwa yang sedang menulis itu adalah seorang
laki-laki, adapun jika yang menulisnya itu seorang perempuan, maka kita gunakan
kalimat ‫تكتب‬ saja. Singkat dan padat. Dan banyak lagi keunggulan bahasa arab di atas
bahasalain.
Al Kalam menurut ulama nahwu adalah ungkapan dai suatu lafadz yang brfaidah yang
mampu membuat yang diajak bicara diam karena mengerti.  Lafadzh sendiri meliputi Al
Kalam (kalimat), Al Kalimah (kata), dan Al Kalim (akan dijelaskan kemudian).  Maksud dari
berfaidah adalah bisa dimengerti oleh yang diajak berbicara.
Perlu diingat bahwa Al Kalam adalah kalimat sedangkan Al Kalimah adalah kata.
Sedangkan Al Kalim adalah istilah untuk sesuatu  yang tersusun dari 3 kata (baik itu fi'il,
isim, harf) atau lebih, baik berfaidah atau tidak. Kalimat dalam Bahasa arab adalah ucapan
yang tersusun sehingga pendengar atau lawan bicara dapat memahami maksudnya. Sesuai
dengan objek pembicaraannya, maka ucapan tersebut harus dalam bahasa Arab.
Kalimat  terbagi menjadi tiga, yaitu:

1. Isim, yaitu setiap kata yang menunjukkan nama orang, hewan, tumbuhan, benda, tempat,
waktu, dan sifat yang tidak terikat oleh waktu.

2. Fi’il, yaitu kata yang menunjukkan kejadian suatu peristiwa pada waktu tertentu.

3. Harf adalah kata yang tidak bisa dipahami maknanya kecuali jika disandingkan dengan kata
lain.

[1] A. Amiruddin, Tata Bahasa Arab (Surabaya: Al-Ihsan, 1992), hal 3.


[2] A. Amiruddin, Tata Bahasa Arab, hal 4.
[3] Umar Shihab, Kontekstualitas Al-Qur’an: Kajian Tematik Atas Ayat-ayat Hukum Dalam
Al-Qur’an  (Jakarta: Penamadani, 2008), hal 157.
[4] Ghaziadin Djupri, Ilmu Nahwu Praktis. Surabaya: Apollo, Tanpa tahun, hal 10.
Diposting 24th December 2016 oleh Anonymous
 


Lihat komentar


Memuat

Anda mungkin juga menyukai