Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah


Sebagai bahasa al-Qur’an, bahasa Arab memiliki signifikansi yang
sangat besar bagi kaum muslimin, baik yang berkebangsaan Arab maupun
maupun non Arab. Hal ini menjadi wajar karena al-Qur’an merupakan kitab
suci dan tuntunan bagi kaum muslimin. Disamping itu, juga menjadi bahasa
hadith dan kitab-kitab yang membahas ilmu-ilmu agama islam. Itulah
sebabnya, dapat dikatakan bahwa bahasa Arab merupakan bahasa orang Arab
dan sekaligus juga merupakan bahasa orang Islam, meskipun pada realitasnya
tidak sedikit penutur bahasa ini yang bukan pemeluk agama Islam.
Keunggulan bahasa Arab adalah terletak pada kekayaannya, pengertian-
pengertian abstraknya, semantic precision (ketepatan makna), dan derivation
(pembentukan kata turunan). Maka, bukanlah suatu kebetulan jika al-Qur’an
diturunkan dalam bahasa Arab, tetapi justru karena kakayaan makna dan
kesaksamaannya. Al-Quran turun dengan bahasa Arab dikarenakan Rasulullah
Saw dan para Mukhatab pertamanya menggunakan bahasa tersebut. ”Dan
Jikalau kami jadikan Al Quran itu suatu bacaan dalam bahasa selain Arab,
tentulah mereka mengatakan: “Mengapa tidak dijelaskan ayat-ayatnya?”
apakah (patut Al Quran) dalam bahasa asing sedang (rasul adalah orang)
Arab?” [Fushilat: 44 ]. Di dalam Bahasa Arab mempelajari Ilmu Nahwu
sangatlah penting karena dari situlah bisa mempelajari bahasa arab dengan
mudah. Selain itu, mempelajari Ilmu Nahwu sangat penting untuk memahami
Al-Qur’an, artinya ; karena menurut kaidah hukum Islam, mengerti Ilmu
Nahwu bagi mereka yang ingin memahami Al-Qur’an hukumnya fardlu ‘ain.
Dan sangat dianjurkan bagi manusia untuk menjaga lisannya dari
kesalahan dan biasa faham artinya Al-Qur’an dan Hadits maka oleh karena
itulah Ilmu Nahwu harus dipelajari dan difahami lebih didahulu dibanding ilmu
yang lain karena tanpa Ilmu Nahwu tidak akan pernah dapat dipahami. Dalam
pembelajaran Bahasa Arab, kata terbagi menjadi tiga yaitu Isim, Fi’il, dan

1
Huruf. Namun pada makalah ini akan dibahas tentang isim. Isim adalah kata
yang bermakna namun tidak terikat dengan waktu. Fi’il adalah kata kerja. Dan
Huruf adalah kata penghubung.

B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian dari kalimah isim ?
2. Apa yang dimaksud dengan kalimah fi’il ?
3. Apa yang dimaksud dengan harf ?

C. Tujuan
1. Agar dapat mengerti dan memahami apa yang di maksud dengan kalimah
isim.
2. Agar dapat memahami apa yang dimaksud dengan kalimah fi’il.
3. Agar dapat memahami apa yang dimaksud dengan harf.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian kalimah

‫ لفظ له معنى‬: ‫الكلمة‬


Artinya : kalimah (kata) adalah lafal yang mempunyai makna atau arti .
Sebelum dibahas lebih jauh tentang pengertian kalimah, perlu
dijelaskan mengenai istilah kalimah dalam bahasa indonesia. Barang kali kita
masih terkesan dalam pelajaran bahasa Indonesia, bahwasanya kalimat adalah
merupakan susunan dari kata kata. Akan tetapi kalimah atau dapat juga
disebutkan kalimat, yang akan dijelaskan dalam pembahasan ini adalah
mempunyai arti yang berbeda dengan kalimat yang kita kenal dalam bahasa
Indonesia. Tadi telah kita jelaskan bahawa kalimat (dalam bahasa Indonesia)
adalah merupakan susunan kata, akan tetapi dalam bahasa Arab
yang dimaksud dengaan kalimah/kalimat adalah berarti “kata” dalam bahasa
Indonesianya. Sedangkan kalimah yang tersusun, atau terangkai (dari satu
kalimah dengan kalimah lainya) hal itu dalam bahasa Arab disebut “kalam atau
jumlah”.
Untuk selanjutnya kita kenal kalimah sempurna dan kalimah tidak
sempurna dan sebagainya. Yang jelas hal ini untuk mengantarkan pengartian
kita terhadap “kalimah” dalam ilmu bahasa Arab. Susunan kalimah atau
susunan yang terjadi dari kumpulan kata-kata itu, adalah yang disebut dalam
bahasa Arab yaitu dengan istilah “jumlah”.
‫الجملة هي الكالم المفيد ويتألف من فعل وفاعل أو مبتداء وخبر‬
Artinya : Al-jumlah adalah kalimat yang mempunyai pengertian secara utuh,
yang tersusun dari fi’il dan fa’il atau mubtada’ dan khobar
Menurut Amiruddin, kalam dapat didefinisikan sebagaimana berikut:1
ٌ ‫ اسم َوفِ ْع ٌل َو َح ْر‬: ٌ‫سا ُمهُ ث َ َالثَة‬
‫ف َجا َء ِل َم ْعنًى‬ َ ‫ ا َ ْل ُم ِفيدُ بِ ْال َوضْعِ َوأ َ ْق‬, ُ‫ظ ا َ ْل ُم َر َّكب‬
ُ ‫ هو اَللَّ ْف‬: ‫ا َ ْلك ََال ُم‬

3
Artinya:
“Kalam adalah ucapan yang tersusun sehingga pendengar memahami
maksudnya. Sesuai dengan objek pembicaraannya, maka ucapan tersebut harus
dalam bahasa Arab, yang terbagi dalam tiga bagian yaitu: isim, fi’il dan huruf.
Dari definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa suatu ucapan dapat disebut
kalam apabila memenuhi 4 (empat kriteria), yakni:
a. ٌ ‫) َم ْلفُ ْو‬, yaitu :
Diucapkan/dilafadzkan (‫ظ‬
‫وف ال ِه َجائي ِة‬ ِ ‫ص ْوت ال ُم ْشت َِم ُل على بَ ْع‬
ِ ‫ض ال ُح ُر‬ َّ ‫ال‬
“Suara yang melengkapi atas sebagian huruf hijaiyah”
b. Disusun ( ٌ‫) ُم َر َّكب‬, yaitu :
‫ب ِم ْن َك ِل َمتَي ِْن فــا ْكثَ َر‬
َ ‫َما ت ََر َّك‬
“sesuatu yang tersusun dari pada dua kalimat, maka seterusnya ( lebih
dari pada dua, yaitu tiga kalimat, empat dan seterusnya)”
c. Difahami (ٌ ‫) ُم ِف ْيد‬, yaitu:
‫َّامعِ َعلَيها‬
ِ ‫س ُكوتُ ِمن ال ُمتَك َِل ِم َو الس‬ ُ ْ‫ما أَفَادَ فائِدَة ً يَح‬
ُّ ‫سنُ ال‬
"Sesuatu yang memberikan faidah dengan sempurna yaitu sekiranya
mutakallim (pembicara) dan pendengar diam (tidak memberikan
tanggapan)".
Pada kriteria ini, saat Mutakallim (orang yang berbicara) menyebut
sesuatu, maka terdiamlah si sami' (orang yang mendengar). Dalam
artian orang yang mendengar mengerti atas apa yang diucapkan oleh
orang yang berbicara, sehingga tidak menimbulkan pertanyaan
terhadap apa yang di sampaikannya itu.
d. Berbahasa Arab ( ‫ض ُع اْلعَ َربِيَّة‬
ْ ‫)و‬,
َ yaitu;
Ada dua kemungkinan mengenai makna yang terkandung dari kata
ْ َ‫ الق‬artinya bahwa lafadz yang
َ tersebut. Yang pertama adalah ُ ‫صد‬
‫الوضْع‬
tersusun serta memberikan pengertian sempurna itu "dimaksudkan"
oleh mutakallim, ada juga yang mengartikan bahwa ‫الوضْع‬
َ itu
maksudnya adalah ‫ي‬
ُّ ِ‫ض ُع العَ َرب‬
ْ ‫الو‬
َ artinya bahwa lafadz yang sudah
tersusun dan memberikan pengertian sempurna tersebut sudah sesuai
dengan wadlo (peletakan makna) yang telah ditetapkan oleh orang

4
Arab. Yang kedua, Sesuatu yang sengaja diucapakan oleh orang yang
berbicara. berbicara. Dalam hal ini, orang yang lagi mengigau tidaklah
termasuk dalam kalam. Sedangkan menurut ulama Nahwu bahwa
kalam adalah:
ٌ ‫ َكالَ ُم ُه ْم لَ ْف‬.ُ ‫ظ اْل ُم ِف ْيد ُ اْل ُم ْف َرد‬
ُ ‫ظ ُم ِف ْيد ٌ ُمسْــــــنَد‬ ُ ‫ اللَّ ْف‬: ُ‫َواْلكلــِ َمة‬
Artinya:
“Kalam Menurut ulama Nahwu : adalah lafadz yang berfaedah serta
dimusnadkan dengan lafadz yang lain. Dan Kalimah adalah lafadz
mufid yang tunggal”[2]

B. Pembagian Kalimah
.‫ وحرف‬, ‫ وفعل‬, ‫ إسم‬: ‫تنحصر الكلمات فى ثالثة أنواع‬
Artinya : kalimah itu dibagi menjadi tiga macam : isim, fi’il dan harf/huruf.

1. Kalimah Isim
Kalimah isim mempunyai pengertian :
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa Isim adalah semua jenis kata benda
atau segala sesuatu yang dikategorikan benda; baik benda mati maupun benda
hidup, tanpa berkaitan dengan masalah waktu. Dalam kalimat yang senada,
Fuad Ni’mah menguraikan definisi Isim sebagai berikut:
‫ت أ َ ْو َجمــــا َ ٍد أَ ْو َمـــــكا َ ٍن أَ ْو زَ مــــا َ ٍن ْأو‬
ٍ ‫ان أَ ْو نَبَــــا‬ َ َ‫ـــان أ َ ْو َحي‬
ٍ ‫ـــــو‬ ٍ ‫س‬ َ ‫ا َ ْ ِْل ْس ُم ه َُو ُك ُّل َك ِل َمـــ ٍة ت َــد ُ ُّل َعلَى إِ ْن‬
‫ــان‬ َّ َ‫ى ُم َج َّر ٍد ِمن‬
ِ َ ‫الزمـ‬ ً ‫صفَـــ ٍة أو َم ْعــن‬.
ِ

Artinya:
“Isim ialah setiap kata yang menunjukkan nama orang,hewan, tumbuhan,
benda, tempat, waktu, dan sifat yang tidak terikat oleh waktu.”[3]
Contoh:
 Nama orang, seperti: ‫( أ َ ْرمـَـان‬Arman), ‫اط َمة‬
ِ َ‫( ف‬Fatimah),‫( فرحــان‬Farhan),
‫( عارفة‬Arifah), ‫( مسلمـــة‬Muslimah), ‫( يو سف‬Yusuf), dan lain-lain.

5
 Nama binatang, seperti: ٌ‫س َمك‬ ٌ ‫( َجا ُم ْو‬kerbau), ‫( فَأ ْ ٌر‬tikus), dan lain-
َ (ikan), ‫س‬
lain.
 Nama tumbuhan, seperti: ‫( ِف ْل ِف ٌل‬cabe), ‫ض ٌر‬ ٌ
َ ‫( ُخ‬sayuran), ‫موز‬ (pisang), dan
lain-lain.
 Nama benda, seperti: ٌ‫ظة‬ َ َ‫( َمحْ ف‬tas), ٌ‫( ِكتَاب‬buku), ‫( قَلَ ٌم‬pulpen), ‫س َحة‬
َ ‫ِم ْم‬
َ ‫( ِم ْس‬penggaris), dan lain-lain.
(penghapus),ٌ ‫ط َرة‬
 Nama tempat, seperti: ‫َح َّما ٌم‬ ْ ‫( َف‬kelas),ٌ‫غ ْرفَة‬
(toilet), ‫ص ٌل‬ ُ (kamar),
ٌ ‫سة‬
َ ‫( َمد َْر‬sekolah),ٌ‫( َم ْكتَبَة‬perpustakaan), dan lain-lain.
 ٌ ‫( ُم َه ْند‬insinyur), ‫( دُ ْكت ُ ْو ٌر‬Doktor), ٌ‫سة‬
Nama gelar, seperti:‫ِس‬ َ ‫( ُم ِدي ٌْر َمد َْر‬Kepala
Sekolah), ‫س‬
ْ ِ‫( َرئ‬ketua), dan lain-lain.
 Nama kota, seperti, (Mesir), ‫س ْوكَاب ُْو ِم ْى‬ ْ ُ‫ــون‬
ُ (Sukabumi), ‫( َجاك َْرت َا‬Jakarta), ‫ــو‬ ْ ُ‫ن‬
(Nunu), dan lain-lain.
 Nama negara, seperti:‫( ا َ ْم ِر ْي ًكا‬Amerika), ‫ي‬ َّ ‫( اِ ْند ُْو ِن ْي ِس‬Indonesia), ٌ‫َع َرب‬
َ (Arab Saudi), ‫( َف ِليْس ِت ْينَا‬Palestina), dan lain-lain.
‫سعُ ْودِي‬

Dalam sebuah struktur jumlah, dimana isim masuk didalamnya, maka ia


dapat dikenali dengan ciri-ciri berikut:
 Berakhiran kasroh, seperti ‫ت‬
ِ ‫أنا في ال َب ْي‬, kata ‫ت‬
ِ ‫ البي‬adalah isim. Isim dapat
berakhiran kasrah, antara lain disebabkan oleh huruf-huruf khafadh dan
huruf qasam (sumpah).
‫الال ُم‬ ُ ‫ َو ْالك‬,‫ َو ْالبَا ُء‬, َّ‫ َو ُرب‬, ‫ َوفِي‬,‫ َو َعلَى‬,‫ َو َع ْن‬,‫ َوإِلَى‬,‫ِي ِم ْن‬
َّ ‫ َو‬,‫َاف‬ ِ ‫وف ا َ ْل َخ ْف‬
َ ‫ َوه‬,‫ض‬ ِ ‫َو ُح ُر‬
“Adapun huruf khafadh ialah: huruf mim (dari), huruf ila
(ke/kepada/sampai), huruf 'an (daripada), huruf 'ala (atas), huruf fi
(pada/didalam), huruf rubb (berapa banyak) huruf ba (dengan), huruf kaf
(seperti), huruf lam (untuk/bagi/milik).”
‫ َوالتَّا ُء‬,‫ َو ْالبَا ُء‬,‫ِي ا َ ْل َو ُاو‬ َ َ‫وف ا َ ْلق‬
َ ‫ َوه‬,‫س ِم‬ ُ ‫َو ُح ُر‬
“Adapun huruf qasam (sumpah) adalah: Huruf waw (Demi), Huruf ba
(Demi), dan Huruf ta (Demi)”.[4]
 Berakhiran tanwin, seperti ً‫رأيتُ َر ُجال‬, kata ً‫ رجــال‬merupakan isim.
 ْ َ‫الشمس شرق‬,
Diawali dengan alim lam, seperti ‫ت‬ ُ kata ‫الشمس‬
ُ adalah isim
karena ia diawali dengan alif lam.

6
 َ َ‫ن‬, karena ‫إلى‬
Di dahului huruf jar (kata depan), seperti ‫ظ ْرتُ إلى السماء‬
merupakan huruf jar, maka kata setelahnya yaitu ‫ السماء‬adalah isim.
 Di dahului huruf nida’, seperti ُ ‫ يا رمحمـــد‬, kata ‫ محمــد‬merupakan isim,
karena ia didahului oleh huruf nida, yaitu ‫ يا‬.

2. Kaliamah Fi’il (kata kerja)


Secara sederhana fi’il berarti setiap kata yang menunjukan pekerjaan
pada waktu tertentu. Definisi lain menyebutkan bahwa fi’il adalah kata yang
menunjukkan suatu makna yang berkaitan dengan suatu waktu (lampau,
sekarang, dan yang akan datang).
ٍ ‫ْئ فِى زَ َم ٍن خ‬
‫َاص‬ ٍ ‫شي‬
َ ‫ث‬ َ ‫ا َ ْل ِفــ ْعــ ُل ه َُو ُك ُّل َك ِل َمـــ ٍة ت َـــــد ُ ُّل‬.
ِ ‫علَى ُحــد ُْو‬
“fi’il adalah setiap kata yang menunjukkan kejadian suatu peristiwa pada
waktu tertentu.”
Contoh:
Bekerjalah ْ‫ ا ُ ْفعُــ ْل‬Sedang/akan ْ‫يَ ْفــعُــ ُل‬ Telah bekerja ْ‫فَــعَــ َل‬
bekerja

Pembahasan mengenai fi’il (kata kerja)


A. Fi’il Madhi
a. Definisi
Fi’il madhi ialah kata kerja yang menunjukkan terjadinya suatu pekerjaan
atau peristiwa pada waktu lampau (past tense).
b. Tanda-tanda
Tanda-tandanya antara lain tampak pada huruf asli kata kerjanya dan pada
َ ‫( كَـت‬telah menulis), َ ‫ــرأ‬
umumnya mengandung suara “a” , misalnya ‫َـب‬ َ َ‫ق‬
(telah membaca).

7
c. Bentuk

No Dhamir F. Arti Keterangan


Madhi
1 ‫ه َُـو‬ َ ‫َكت‬
‫َب‬ Dia (lk) telah menulis Bentuk asli tanpa
perubahan
2 ‫ُه َمـا‬ ‫َكت َ َبـا‬ Keduanya (lk) telah menulis ‫ ا‬+ pada huruf terakhir

3 ‫هُـ ْم‬ ‫َكتَب ُْـو‬ Mereka (lk) telah menulis + ‫ ـــ ُ ْو‬pada huruf
terakhir
4 ‫ِـي‬
َ ‫ه‬ ْ َ‫َكتَب‬
‫ـت‬ Dia (pr) telah menulis ْ pada huruf terakhir
+ ‫ـت‬

5 ‫ُه َمـا‬ ‫َكتَبَـتَا‬ Keduanya (pr) telah menulis + ‫ ـتـَََ ا‬pada huruf
terakhir
6 َّ ‫ه‬
‫ُـن‬ َ‫َكتَبْـن‬ Mereka (pr) telah menulis + َ‫ ـْــن‬pada huruf
terakhir
7 َ‫اَ ْنـت‬ َ‫َكتَبْـت‬ Kamu (lk) telah menulis + َ‫ ـْــت‬pada huruf
terakhir
8 ‫ا َ ْنت ُ َمـا‬ ‫َكت َ ْبتُمـَا‬ Kalian (lk) telah menulis + ‫ـْــت ُ َمـا‬pada huruf
terakhir
9 ‫ا َ ْنتُـم‬ ‫َكتَ ْبتُـ ْم‬ Kalian (lk) telah menulis + ‫ ـْــت ُ ْم‬pada huruf
terakhir
10 ِ ‫اَ ْنـ‬
‫ت‬ ِ ‫َكتَبْـ‬
‫ت‬ Kamu (pr) telah menulis +‫ت‬
ِ ‫ ـْـ‬pada huruf
terakhir
11 ‫ا َ ْنت ُ َمـا‬ ‫َكتَ ْبت ُ َما‬ Kalian (pr) telah menulis + ‫ ـْت ُ َمـا‬pada huruf
terakhir
12 َّ ُ ‫ََ ا ْنت‬
‫ـن‬ َّ ُ ‫َكتَ ْبت‬
‫ـن‬ Kalian (pr) telah menulis َّ ُ ‫ـْـت‬pada huruf
+ ‫ـن‬
terakhir
13 ‫اَنَـا‬ ُ‫َكتَبْـت‬ Saya telah menulis + ُ‫ ـْــت‬pada huruf
terakhir
14 ُ‫نَحْ ن‬ ‫َكتَبْـنَا‬ Kami, kita telah menulis +‫ ــْـنَـا‬Pada huruf
terakhir

8
Fi’il Madhi mempunyai 14 bentuk sesuai dengan banyaknya dhamir
(pelaku). Dhamir itu berfungsi sebagai fa’il (pelaku). Dengan mengambil contoh
kata ‫َـب‬
َ ‫( كَـت‬kataba), ada 14 bentuk
Contoh fi’il Madhi
‫ خلق‬: telah menciptakan
‫ كتب‬: telah menulis

B. Fi’il Mudore’i
a. Definisi
Fi’il Mudhari’ adalah yang menunjukkan pekerjaan atau peristiwa yang
sedang terjadi (present tense) atau akan terjadi (future tense).
b. Ciri/ tandanya:
1. Dapat dimasuki huruf sin ‫ س‬dan saufa ‫ف‬ َ contoh: ُ‫ف يَ ْشـ َهد‬
َ ‫س ْو‬ َ ,ُ‫سيَ ْشـ َهد‬
َ ‫س ْو‬ َ
2. Dapat diawali dengan salah satu di antara empat huruf ْ ) ُ‫ت (اَنَيْت‬,‫ي‬,‫ن‬,‫ا‬yang
disebut huruf mudhara’ah
Huruf Contoh Huruf Contoh

‫ا‬ ُ‫أذْهَـب‬ ‫ي‬ َ‫ يَذْ َهبُــون‬,‫ـان‬


ِ َ‫ يَذْ َهب‬, ُ‫يَذْهَـب‬
‫ن‬ ُ‫نَذْهَـب‬ ‫ت‬ َ‫ تَذْ ِهبْــن‬,‫ــان‬
ِ َ‫ تَذْ َهب‬, ُ‫تَذْهَـب‬

3. Dapat dimasuki huruf َ‫( ل‬tidak)


Contoh:
ِ ‫ لَ يَض‬,ُ ‫ لَ َي ْشـ َهد‬, ُ‫لَ يَذْهَـب‬
‫ْـرب‬

c. Bentuk
Seperti Fi’il madhi, Fi’il mudhari’ juga mempunyai 14 bentuk sesuai
dhamirnya. Contoh

9
No Dhamir F. Madhi Arti Perub Letak perubahan
1 ‫ه َُـو‬ ُ‫ْـرب‬
ِ ‫َيض‬ Dia (lk) sedang/ akan .… Akhir kata
memukul
2 ‫ُه َمـا‬ ‫ـان‬
ِ َ‫يَض ِْرب‬ Keduanya (lk) sedang/ ….َ‫ان‬
ِ Akhir kata
akan memukul
3 ‫هُـ ْم‬ َ‫يَض ِْربُـون‬ Mereka (lk) sedang/ …ُ َ‫ْون‬ Akhir kata
akan memukul
4 ‫ِـي‬
َ ‫ه‬ ِ ‫تَض‬
ُ‫ْـرب‬ Dia (pr) sedang/ akan .… َ‫ت‬ Awal kata
memukul
5 ‫ُه َمـا‬ ِ ‫تَض ِْر‬
‫بان‬ Keduanya (pr) sedang/ ‫ان‬
ِ َ… َ‫ت‬ Awal dan akhir
akan memukul
6 َّ ‫ه‬
‫ُـن‬ َ‫ْـربْن‬
ِ ‫يَض‬ Mereka (pr) sedang/ َ‫تَ …بْن‬ Awal dan akhir
akan memukul
7 َ‫اَ ْنـت‬ ِ ‫تَض‬
ُ‫ْـرب‬ Kamu (lk) sedang/ … َ‫ت‬ Awal kata
akan memukul
8 ‫اَ ْنت ُ َمـا‬ ‫بان‬ ِ ‫تَض‬
ِ ‫ْـر‬ Kalian (lk) sedang/ ‫ان‬
ِ َ… َ‫ت‬ Awal dan akhir
akan memukul
9 ‫ا َ ْنتُـم‬ ِ ‫تَض‬
‫ْـرب ُْو ِن‬ Kalian (lk) sedang/ َ‫ت…ُ ْون‬ Awal dan akhir
akan memukul
10 ِ ‫اَ ْنـ‬
‫ت‬ ِ ‫تَض‬
َ‫ْـربِيْن‬ Kamu (pr) sedang/ َ‫تَ …بِيْن‬ Awal dan akhir
akan memukul
11 ‫ا َ ْنت ُ َمـا‬ ‫ان‬ ِ ‫تَض‬
ِ َ‫ْـرب‬ Kalian (pr) sedang/ ‫ان‬
ِ َ… َ‫ت‬ Awal dan akhir
akan memukul
12 َّ ُ ‫ََ ا ْنت‬
‫ـن‬ ِ ‫تَض‬
َ‫ْـربْن‬ Kalian (pr) sedang/ َ‫تَ …بْن‬ Awal dan akhir
akan memukul
13 ‫اَنَـا‬ ِ ‫اَض‬
ُ‫ْـرب‬ Saya sedang/ akan ..…‫ا‬ Awal kata
memukul
14 ُ‫نَحْ ن‬ ُ‫ْـرب‬
ِ ‫نَض‬ Kami, kita sedang/ …… َ‫ن‬ Awal kata
akan memukul

10
C. Fi’il Amr (kata kerja perintah)
a. Definisi
Fi’il Amar adalah: kata kerja yang menunjukkan perintah (imperative)
untuk melaksanakan pekerjaan
b. Tanda-tanda
Biasanya diawali dengan huruf alif dan huruf akhir berharakat sukun.
Contoh :

ْ‫ا ُ ْكتُب‬ Tulislah َ ‫اِ ْق‬


‫ـر ْء‬ Bacalah ْ ‫اِحْ َف‬
‫ظ‬ Hafalkan

c. Cara membuat
a. Dari Fi’il madhi,
b. Dibuang ya mudhari’nya (yaitu huruf awal Fi’il mudhari’)
c. Huruf akhir diberi harakat sukun
d. Bila setelah dibuang ya mudhari’nya ternyata huruf awalnya
berharakat sukun(‫ )ـْـ‬maka ditambah dengan hamzah washal (‫ )ا‬yang
berkasrah yang tak perlu ditulis harakat kasrahnya.
Langkah-langkah membuat Fi’il amar
ُ‫يَذْهَـب‬ ُ‫ذْهَـب‬ ْ‫ذْهَـب‬ ْ‫اذْهَـب‬

1 2 3 4

d. Bentuk
e. Bentuk Fi’il Amar hanya ada 6, yaitu

No Dhamir F. Amar Arti Perubahan


1 ‫ُــو‬
َ ‫ه‬ — —
2 ‫هُـ َمـا‬ – — —
3 ‫هُــ ْم‬ – — —
4 ‫ِـي‬
َ ‫ه‬ – — —
5 ‫ُه َمـا‬ – — —

11
6 َّ ‫ه‬
‫ُـن‬ – — —
7 َ‫اَ ْنـت‬ ْ‫ا ُ ْكـتُب‬ Memukullah kamu (lk) Asli
8 ‫اَ ْنت ُ َمـا‬ ‫ا ُ ْكتُبَــا‬ Memukullah kalian (lk) …..َ‫ا‬

9 ‫ا َ ْنتُـم‬ ‫ا ُ ْكـتُب ُْـوا‬ Memukullah kalian (lk) ….ُ‫ْو‬

10 ِ ‫اَ ْنـ‬
‫ت‬ ‫ا ُ ْكـتُبِي‬ Memukullah kamu (pr) ….ِ‫ي‬
ْ

11 ‫ا َ ْنت ُ َمـا‬ ‫ا ُ ْكـتُبَت َـا‬ Memukullah kalian (pr) …َ‫تَـا‬

12 َّ ُ ‫ََ ا ْنت‬
‫ـن‬ َ‫ا ُ ْكـتُبْـن‬ Memukullah kalian (pr) ….ْ‫ِن‬

13 ‫اَنَــا‬ – — —
14 ُ‫نَحْ ـن‬ – — —

Contoh
‫اُدْ ُخ ْل‬ =masuklah ‫س‬
ْ ‫= ِإجْ ِل‬duduklah
ْ‫ا ُ ْخ ُرج‬ =keluarlah ‫اِ ْر َف ْع‬ =angkatlah

3. Kalimah Harf/Huruf
Mengenal huruf hijaiyyah
‫ابتثجحخدذرزسشصضطظعغفقكلمنوهلءي‬
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa harf adalah kata yang tidak bisa
dipahami maknanya kecuali jika disandingkan dengan kata lain. Dengan
demikian, kata ini tidak akan kata memiliki makna tertentu, kecuali
disandarkan pada kata-kata lain. Dengan makna yang serupa, definisi lain
mengatakan, sebagai berikut:
‫ى ِإ َّل َم َع غَـي ِْر َها‬
ً ‫ْس لَ َها َم ْعن‬
َ ‫ف ه َُو ُك ُّل َك ِل َمـــ ٍة لَي‬ ْ ‫ا َ ْل َح‬.
ُ ‫ــر‬
Artinya:
“harf adalah setiap kata yang tidak mempunyai makna kecuali disandingkan
dengan kata lain.”
Contoh:

12
Dari‫ِم ْن‬ : dalam kalimat:
ِ ‫ اَنَا ا َ ْخ ُر ُج ِمنَ اْلبَ ْي‬:
Saya keluar dari rumah ‫ت‬
Ke‫ِلى‬
َ ‫ا‬ : dalam kalimat:
Dia menyerahkan buku itu ke gurunya ‫ِلى اْلُ ْستَا ِذ‬ َ ‫س ِل ُم اْل ِكت‬
َ ‫َاب ا‬ َ ُ‫ ه َُو ب‬:
Dalam‫ فِ ْى‬: dalam kalimat:
Anda membaca qr’an dalam Mesjid ‫ ت َ ْق َرأ ُ اْلقُ ْراَانَ فِ ْى اْل َمس ِْج ِد‬:
Depan ‫ امام‬: dalam kalimat:
‫اجلس امام الفصل‬
Saya duduku di depan kelas
Dan : ‫ و‬dalam kalimat:
‫رسول هللا هو جدحسن و حسين‬
Jangan ‫ ل‬: dalam kalimat :
‫ل تشرب بالقيام‬
Jika ‫ ان‬: dalam kalimat :
‫فرخت‬, ‫ان فرحتم‬
Huruf-huruf diatas akan memiliki makna yang dapat dipahami oleh
pendengar atau lawan bicara saat ia disandingkan dengan kata-kata lain.
Namun, saat ia berdiri sendiri tanpa disandingkan dengan kata-kata lain maka
ia tidak akan memiliki makna sempurna yang dapat dipahami.

‫ِم ْن‬ : Dari ‫َع ْن‬ : Dari ‫ِبـ‬ : Dengan

‫ِإلَى‬ : Ke ‫ِلـ‬ : Milik, Kepunyaan ‫كَا‬ : Seperti

‫َعلَى‬ : Di atas َّ‫ُرب‬ : Betapa banyak, acapkali ‫فِي‬ : Di dalam

‫ل‬ : Jangan ‫ان‬ : Jika

13
Pengertian Mudzakkar Dan Muannas
Dalam tata bahasa Arab, dikenal adanya penggolongan Isim ke dalam
Mudzakkar (laki-laki) atau Muannats (perempuan). Penggolongan ini ada yang
memang sesuai dengan jenis kelaminnya (untuk manusia dan hewan) dan adapula
yang merupakan penggolongan secara bahasa saja (untuk benda dan lain-lain).
1. MUDZAKKAR
Mudzakkar adalah isim yang dapat ditunjukkan dengan lafal isyarah
‘’ ‫ “ َهذَآ‬seperti:
- ْ‫رجل‬ : orang laki-laki
- ُْ‫ ِحصَان‬: kuda / keledai
- ‫قَ َم ْر‬ : rembulan
- ْ‫ ِكتَاب‬: buku/kitab
Isim mudzakkar ini dapat berupa mudzakkar hakiki dan dapat berupa
mudzakkar majazi.
a. Mudzakkar Hakiki adalah lafal yang menunjukkan atas jenis kelamin laki-
laki, baik berupa manusia atau binatang, Seperti :

- ْ‫ َر ُجل‬: orang laki-laki


- ْ‫صبِي‬
َ : anak laki-laki
َ َ‫ا‬
- ْ‫سد‬ : singa
- ْ‫ َج َمل‬: unta

b. Mudzakkar Majazi adalah lafal yang menunjukkan atas sesuatu yang di


berlakukan atau digolongkan seperti lelaki walaupun sebenarnya bukan
lelaki, Seperti :
- ْ‫باُب‬: pintu
- ْ‫لَيْل‬: malam
- ْ‫بَدْر‬: purnama

14
2. MUANNATS
Muannats adalah isim yang dapat ditujuki dengan lafal isyara” ‫ “ َهذِه‬seperti:
- ْ‫نَاقَت‬ : unta
- ‫ا ِْمرأ َ ْة‬: orang perampuan
- ‫س‬
ْ ‫ش ْم‬
َ : matahari
- ْ‫دَار‬ : kampung/rumah
Isim muannats ini ada empat macam yaitu : muannats lafzihi, muannats
hakiki, muannats maknawi, dan muannats majazi
a. Muannats lafzihi adalah lafal yang ada tanda-tanda kemuannatsannya
(ta’nits), baik lafal itu menunjukkan perempuan seperti: ”‫ َخ ِديْجة‬,ُ‫اط َم ْة‬
ِ َ‫ْف‬
َ ُ‫ْحَ ْم َز ْة‬, َُ‫ْ َط ْلحَة‬
Maupun menunjukkan lelaki seperti” ‫بُ ْه َمة‬,ْ‫زك َِريا َّ ُء‬,
b. Muannats hakiki adalah lafal yang menunjukkan perempuan, baik
ُ ْ, ٌَ‫اِ ْمرأة‬
manusia atau binatang seperti :ٌْ,‫غالَ َمت‬
c. Muannats maknawi adalah lafal yang menunjukkan perempuan akan
tetapi tidak ada tanda perempuan (ta’nits ) pada lafal tersebut seperti :ْ‫زينب‬
ُ ْ ‫ “ ِه ْنذ‬muannats maknawi ini adalah termasuk golongan muannats
ْ‫سعا َ ُد‬
hakiki (muannnats maknawi pasti muannats hakiki ), sedangkan muannats
hakiki belum pasti muannats maknawi.
d. Muannats majazi adalah lafal yang diberlakukan seperti muannats
walaupun sebenarnya bukan muannats ( binatang atau manusia ) seperti :
- ْ‫ش ْمس‬
َ : matahari
- ْ‫دَار‬: rumah
- ْ‫عيْن‬
َ : mata
- ‫ َر ُخ ْل‬: kaki
Ada beberapa isim yang dapat digolongkan mudzakkar dan dapat
pula digolongkan muannats seperti :
- ْ‫َد ْلو‬ : timba
- ْ‫س ِ ِّكيْن‬
ِ : pisau
- ْ‫سبِيْل‬
َ : jalan
- ْ‫ َط ِريْق‬: jalan
- ْ‫س ْوق‬
ُ : pasar

15
- ْ‫ ِلساَن‬: lisan/lidah
- ْ‫ ذِراع‬: dzira’
- ْ‫سالَح‬
ِ : pedang
- ْ‫ صَاع‬: shaa’
- ْ‫عنُق‬
ُ : leher
- ‫ َح ْم ْر‬: tuak/arak
Dan sebagian lagi ada isim mempunyai tanda muannats (ta’nits) akan
tetapi isim tersebut bisa digolongkan lelaki (mudzakkar) dan bisa pula
digolongkan perempuan (muannats) seperti:
- ْ‫س ْخلَة‬
َ : anak kambing
- ْ‫شَاة‬: kambing
- ْ‫ َحيَّة‬: ular
- ْ‫ ِر ْبعَة‬: yang sedang

3. Cara membedakan kata benda mudzakar dan mu’annats


1. Ciri hakiki, yaitu dengan melihat jenis kelamin (manusia, binatang).
Contoh: ‫مــــــــ ُ َؤنَّــثــــــــــــــــــ مـــــَذَكــــــــــــَر‬

ُ‫ْال َم ْرئَة‬ Seorang wanita ‫ُم َحـــــد‬ Muhammad


ُ‫اط َمة‬
ِ َ‫ف‬ Fatimah ‫ُجــ ُل‬ ‫الــر‬
َّ Seorang laki-laki
ُ‫ الد ُِّجا َجة‬Ayam betina ُ‫ اَل ِدِّيْــــك‬Ayam jantan
2. Ciri Majazi, yaitu dengan mengelompokkan bahasa. Untuk Mu’annats
biasanya ditandai dengan beberapa hal berikut ini.
a. Diakhiri dengan huruf ta’ marbuthoh (‫) ة‬, contoh:

ُ‫اط َمة‬
ِ َ‫ف‬ Fatimah ُ‫الد ُِّجا َجة‬ Ayam betina
ُ‫عائشة‬ ‘Aisyah ُ‫ْال َم ْرئَة‬ Seorang wanita
ُ‫ُرقَيَة‬ Ruqayah ُ ‫الد ََّر َجة‬ Sepeda
ُ‫ َخ ِد ْي َجــة‬Khadijah ‫سة‬
َ ‫ َمد َْر‬sekolahan

16
b. Berpasang-pasangan
Neraka ُ ‫اَل َّن‬
‫ـــار‬ Pasangannya ُ ‫ْال َجـــــنَّة‬ Surga
Langit ُ ‫س َمــأ‬ ُ ‫ اَالَ ْر‬bumi
َّ ‫ ال‬pasangannya ‫ض‬

TANDA-TANDA TA’NITS
Ada 3 (tiga) tanda yang menunjukkan bahwa suatu isim itu termasuk
muannats, yaitu :
1. Ta’marbuthah ( ‫ )ة‬seperti ِ َ‫“ ْف‬
:” ْ‫اط َمة‬
2. Alif ta’nits maqshurah seperti : “ ‫س ْل َمى‬
َ “
3. Alif ta’nits mamdudah seprti : “ ْ‫سنَا ُء‬
َ ‫“ َح‬
Ta’marbuthah adalah ta’ yang berada pada isim shifat yang
membedakan antara muannats dan mudzakkar seperti :
No Muannats Mudzakkar Artinya
1. ‫ا ِْم َرأَة َبا ِئ َعة‬ ْ‫َرجلْ َبا ِئع‬ Seorang lelaki/perempuan
yang menjual
2. ْ‫ا ِْم َرأَةعَا ِل َمة‬ ْ‫َرجلْعَا ِلم‬ Seorang lelaki/perempuan
yang alim
3. ْ‫ا ِْم َرأَة َمحْ ُم ْودَة‬ ْ‫َرجلْ َمحْ ُم ْود‬ Seorang lelaki/perempuan
yang terpuji

Apabila ta’ marbuthah tersebut berada pada selain isim shifat, mak
pemakaian tersebut hanya mengikuti dan meneruskan apa yang ada saja
(sama’iy) seperti:” ْ‫ارة‬
َ ‫ح َم‬, ُ ," ْ‫ثَ ْم َرة‬
ِ ْ‫غالَ َمة‬

17
Isim shifat yang khusus untuk perempuan tidak perlu memakai
ta’marbuthah (kecuali sama’iy) seperti
No Lafal Artinya Keterangan
1. ْ‫حَائِض‬ Yang haidl

2. ‫َطا ِلق‬ Yang dicerai


ٌْ
ْ‫ثَيِِّب‬ Yang janda
3.
ْ‫ُم ْط ِفل‬ Yang punya anak
4. kecil

Sedangkan sebagaimana ْ‫ “ ُم ْر ِضعَة‬yang berarti wanita yang


lafal menyusui adalah sama’iy (didengar), Allah ta’ala
berfirman:
   
   
    
   
   
 
Artinya : (ingatlah) pada hari (ketika) kamu melihat kegoncangan itu,
lalailah semua wanita yang menyusui anaknya dari anak yang
disusuinya dan gugurlah kandungan segala wanita yang hamil, dan
kamu Lihat manusia dalam Keadaan mabuk, Padahal sebenarnya
mereka tidak mabuk, akan tetapi azab Allah itu sangat kerasnya. (Q.S.
Al-Hajj :2)
Pada dasarnya keberadaan ta’marbuthah pada kalimat isim adalak
untuk membedakan antaran muannats dan muzakkar. Hal ini banyak
terjadi pada isim shifat, seperti :
- ‫ ك َِري ْْم‬dan ْ‫ك َِر ْي َمة‬ = yang mulia (lk/pr)
- ْ‫اضل‬ ِ َ‫ ف‬dan ْ‫اضلَة‬ ِ ‫َف‬ = yang utama (lk/pr)
dan sedikit yang berada pada selain isim shifat seperti :
- ْ‫ا ِْم ِرىء‬Dan ْْْْْْْْْ‫ =ا ِْم َرأَة‬seseorang (lk/pr)
َ ‫اِ ْن‬Dan ْ‫سانَة‬
- ْ‫سان‬ َ ‫اِ ْن‬ = manusia (lk./pr)

18
ُ Dan ْ‫عالَ َمة‬
- ْ‫غالَم‬ َ = seorang remaja (lk/pr)
- ‫ فَتًى‬Dan ْ‫ = َفتَاة‬seorang pemuda (lk/pr)
- ْ‫ َر ُخل‬Dan ْ‫َر ُخلَة‬ = seseorang (lk/pr)
Pemakai ta’marbuthah juga sering digunakan untuk menunjukkan salah satu
dari jenis benda (makhluk) seperti:
- ْ‫ثَ َمر‬: buah
- ْ‫ثَ َمر‬: buah kurma
- ْ‫نَ ْخل‬: pohon kurma
- ْ‫ش َخر‬
َ : pohon
- ْ‫ث َ َم َرة‬: satu buah
- ْ‫ث َ َم َرة‬: satu buah kurma
- ‫نَ ْخلَ ْة‬: satu batang pohon kurma
- ْ‫ش َخ َرة‬
َ : satu batang pohon
Begitupun pula dipakai untuk menunjukkan salah satu dari jenis hasil industri
(sama dengan makhluk) seperti:
- ْ‫ َخر‬: batu kapur
- ْ‫لَ ِبن‬: batui bata
- ْ‫س ِفيْن‬
َ : perahu
- ْ‫ َخ َّرة‬: sebuah batu kapur
- ْ‫لَبِنَة‬: sebuah batu bata
- ْ‫س ِف ْينَة‬
َ : sebuah perahu
Adakalanya ta’marbuthah ini dipakai untuk mendatangkan arti mubalaghah
(sangat) Seperti :
- ْ‫عالَّ َمة‬
َ = yang sangat alim
- ْ‫ =فَهَّا َمة‬yang sangat paham
- ْ‫ = َرحَّالَة‬yang sering melancong
Ta’ ini juga sebagai huruf pengganti dari :
a. Ya’ nya wazan “ ْ‫“ َمفَا ِع ْي ُل‬:”seperti lafal “ ‫ح‬ ِ ‫ َجح‬Menjadi “ ُ‫َة‬
ُْ ‫َاخ ْي‬ ْ ‫َاجح‬
ِ ‫“ َجح‬.hal ini
sering terjadi pada isim mu’arrab yaitu isim yang berasal dari bukan bahasa
ُْ ‫ َزنَا ِد ْي‬Menjadi ُ‫َزنَا ِدقَ ْة‬
Arab (diarabkan) seperti : ‫ق‬

19
b. Ya’ nisbat, seperti :
No. Asal Jadian Artinya
1. ‫شقَى‬
ْ ‫د ِِم‬ ُ‫شقَ ْة‬
ِ ‫َد َما‬ Bangsa damaskus

2. ‫َح ْنبَ ِلى‬ ْ‫َحنَا ِبلَة‬ Pengikut madzhab


imam ahmad bin
hambal
3. ْ‫َمش ِْرقِى‬ ُ‫َمش َِارقَ ْة‬ Bangsa timur

4. ْ‫َم ْغ ِربِى‬ ُ‫َمغَ ِاربَ ْة‬ Bangsa barat

1. Huruf depan suatu kalimat (fa’ kalimay) yang di buang seperti lafal “
ْ‫ “ ِعدَة‬yang berasal dari “ ْ‫“ َوعْد‬
2. Huruf tengah suatu kalimat (ain kalimat) yang dibuang seperti lafal “ ْ‫اِقَا َمة‬
“ Yang berasal dari “ ْ‫“اِ ْق َوام‬
3. Huruf akhir suatu kalimat (lam kalimat) yang dibuang seperti lafal “ ْ‫“لُغَة‬
Yang berasal dari “ " ْ‫لُغَو‬

ISIM YANG SAMA UNTUK MUDZAKKAR DAN MUANNATS


Isim yang dapat dipakai untuk mudzakkar dan muannats adalah isim shifat
yang mengikuti wazan-wazan sebagai berikut :
No. Wazan Contoh Artinya
1 ْ‫ِم ْفعَل‬ ْ‫ِم ْغشَم‬ Yang gagah berani

2 ْ‫ِم ْفعَال‬ ْ‫ِم ْق َول‬ Yang baik ucapan nya

3 ْ‫ِم ْف ِعيْل‬ ْ‫ِم ْع َطار‬ Yang selalu berbau harum

4 ْ‫ِم ْق َوال‬ Yang baik ucapannya

5 ْ‫ِم ْع ِطيْر‬ Yang selalu berbau harum

6 ْ‫س ِكيْر‬
ْ ‫ِم‬ Yang banyak mabuk

20
Di samping wazan-wazan yangb terdapat pada kolom di atas, masih
terdapat beberapa wazan; yaitu :
- ْ‫فَعُ ْول‬Yang mempunyai makna seperti ْ‫فَا ِعل‬
Contoh:
َ ‫= َر ُجالَ ِوا ْم َرأَة‬lelaki atau perempuang yang cemburu
ْ‫غيُ ْور‬
َ ‫= َر ُخالَ ِوا ْم َرأَة‬lelaki atau perempuan yang sabar
ْ‫صبُ ْور‬

- ْ‫ فَ ِعيْل‬Yang mempunyai makna seperti ْ‫َم ْفعُ ْو ُل‬

Termasuk isim yang sama untuk mudzakkar dan muannats adalah mushdar
yang dimaksud sebagai shifat seperti ْ‫عدْل‬
َ = yang adil ْ‫ =حَق‬yang hak
Lafal-lafal tersebut dapat berlaku mudzakkar dan muannats sehingga tidak
perlu ta’ ta’nits untuk membedakan yang yang muannats dari yang mudzakkar.
Bentuk atau wazan tersebut diatas ada juga ta’ ta’nits namun ini termasuk
syadz (menyimpang). Walaupun ada yang tidak memakai ta’nits seperti firman
Allah :
    
  
     
  
Artinya:”sesungguhnya rahmat Allah itu amat dekat kepada orang-orang yan
berbuat baik”(al-a’arf :56)
Apabila wazan ْ‫ فَ ِعيْل‬mempunyai makna ْ‫َم ْفعُ ْول‬
Dan sebagai shifat dari mushuf yang sudah jelas , maka pada ghalibnya tidak
memakai ta’nits untuk yang muannats seperti:
- ْ‫اِ ْم َرأَة َمجْ ُر ْوحَةْ =ا ِْم َرأَةج َِريْح‬:(wanita yang luka)
- ْ‫ا ِْم َرأَة َم ْقت ُْولَةْ =ا ِْم َرأَةقًتِيْل‬:(wanita yang terbunuh)

21
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Diantara keistimewaan bahasa arab adalah kaya akan kata-kata,
misalkan pada dhomir (kata ganti). Berbeda dengan bahasa Indonesia yang
hanya memiliki 7 kata ganti (dia, kamu, kalian, mereka, kami, kita, dan saya)),
di dalam bahasa Arab kata gantinya ada 12. Antara kata ganti untuk dua orang
dengan lebih dari dua orang dibedakan di dalam bahasa Arab, tidak terdapat
pada bahasa Indonesia bahkan pada bahasa Inggris (read : Bahasa
Internasional). Di antara keistimewaan bahasa arab juga adalah singkat dan
padat, misalnya, jika kita ingin mengungkapkan "dia sedang menulis", maka
cukup dengan menggunakan kalimat ‫ يكتب‬dan ini sekaligus menunjukkan
bahwa yang sedang menulis itu adalah seorang laki-laki, adapun jika yang
menulisnya itu seorang perempuan, maka kita gunakan kalimat ‫ تكتب‬saja.
Singkat dan padat. Dan banyak lagi keunggulan bahasa arab di atas
bahasalain.
Al Kalam menurut ulama nahwu adalah ungkapan dai suatu lafadz yang
brfaidah yang mampu membuat yang diajak bicara diam karena
mengerti. Lafadzh sendiri meliputi Al Kalam (kalimat), Al Kalimah (kata),
dan Al Kalim (akan dijelaskan kemudian). Maksud dari berfaidah adalah bisa
dimengerti oleh yang diajak berbicara.
Perlu diingat bahwa Al Kalam adalah kalimat sedangkan Al Kalimah
adalah kata. Sedangkan Al Kalim adalah istilah untuk sesuatu yang tersusun
dari 3 kata (baik itu fi'il, isim, harf) atau lebih, baik berfaidah atau tidak.
Kalimat dalam Bahasa arab adalah ucapan yang tersusun sehingga pendengar
atau lawan bicara dapat memahami maksudnya. Sesuai dengan objek
pembicaraannya, maka ucapan tersebut harus dalam bahasa Arab.
Kalimat terbagi menjadi tiga, yaitu:
1. Isim, yaitu setiap kata yang menunjukkan nama orang, hewan, tumbuhan,
benda, tempat, waktu, dan sifat yang tidak terikat oleh waktu.

22
2. Fi’il, yaitu kata yang menunjukkan kejadian suatu peristiwa pada waktu
tertentu.
3. Harf adalah kata yang tidak bisa dipahami maknanya kecuali jika
disandingkan dengan kata lain.
4. Mudzakkar adalah isim yang dapat ditunjukkan dengan lafal isyaroh
“‫”هذا‬
5. Isim mudzakkar dapat dibagi menjadi dua yaitu :
a. Mudzakkar Hakiki;
b. Mudzakkar Majazi.
6. Mu’annats adalah isim yang dapat ditunjukkan dengan lafal isyaroh “‫“هذه‬
7. Isim mu’annats dapat dibagi menjadi empat yaitu :
a. Mu’annats lafdzi
b. Mu’annats hakiki
c. Mu’annats maknawi
d. Mu’annats majazi
8. Tanda-tanda Ta’nits yang menunjukkan bahwa suatu isim itu
termasuk mu’annats ada tiga, yaitu :
a. Ta’ marbuthah
b. Alif ta’nits maqshurah
c. Alif ta’nits mamdudah
9. Isim-isim yang dapat dipakai untuk mudzakkar dan mu’annats adalah isim
sifat,dan isim mushdar.

23
DAFTAR PUSTAKA

Mahmud Yunus, Kamus Arab-Inadonesia, Jakarta: Yayasan Penyelenggara


Penterjemah Penafsir Al-Qur'an, 1973.
Sayyid Ahmad al-Hasyimiy, Qawa’id al-Asasiyyat li al-Lugat al-‘Arabiyyat,
Mishr: Sa’adat, 1936. M /1355.
H. Hanafi Bik, Kitab Qawa’id al-Lugat al-‘Arabiyyat Li °ullab al-Madaris al-
anawiyyat, Surabaya : Syarikat Maktab’at Nabhan Wa Auladuhu, t.th.
Ibn ‘Aqil, Baha al-Din, Syrah Ibni ‘Aqil ‘Ala Alfiyyat Ibni Malik, Jilid. I, Juz.
II,Beirut: Dar al-Fikr, 1989. George Merry, Mu’jam Qawa’id al-Lughat al-
Arabiyyat Fiy Jadwalin wa Lughatin, Libnan Beirut: Sanat Riyadh al-
Shulh, 1989.
Mustafa M. Nuri, Pelajaran Qawaid Elementary II, Cet.I, Ujung Pandang:
Lembaga Bahasa IAIN Alauddin, 1976.

24

Anda mungkin juga menyukai