Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

MAF’UL LIAJLIH
(‫)مفعول ﻷجله‬

Disusun Guna Memenuhi Tugas :

Mata Kuliah : Bahasa Arab


Dosen Pengampu : Yenni Yunita, S. Pd. I., M. Pd. I

Disusun Oleh :

Anggun Junika Sariani (222410126)


Daniati Adani Salsabilla (222410146)
Helda Pratiwi (222410086)
Ratri Husna Nadia (222410130)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat allah swt, yang atas rahmat-Nya dan karunianya
penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun tema dari makalah ini
adalah “Maf’ul Liajlih”
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
dosen mata kuliah bahasa Arab yaitu Ibu Yenni Yunita, S. Pd.I., M. Pd.I yang telah
memberikan tugas terhadap kami. Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-
pihak yang turut membantu dalam pembuatan makalah ini.
Makalah ini jauh dari kata sempurna. Dan ini merupakan langkah yang baik dari studi
yang sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan kemampuan penulis, maka kritik
dan saran yang membangun senantiasa penulis harapkan semoga makalah ini dapat berguna
bagi saya pada khususnya dan pihak lain yang berkepentingan pada umumnya.

Pekanbaru, Mei 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar belakang ......................................................................................................... 1
B. Rumusan masalah ................................................................................................... 2
C. Tujuan penulisan ..................................................................................................... 2
D. Manfaat penulisan ................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 4
A. Pengertian Maf’ul Liajlih ........................................................................................ 4
B. Pembagian Maf’ul Liajlih ....................................................................................... 4
C. Penggunaan Maf’ul Liajlih ..................................................................................... 5
D. Syarat Untuk Maful Liajlih ..................................................................................... 5
E. Hukum Maf’ul Liajlih ............................................................................................. 6
F. Contoh Maf’ul Liajlih ............................................................................................. 7
BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 9
A. Kesimpulan ............................................................................................................. 9
B. Saran ....................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada masa pra-Islam atau yang lebih dikenal dengan jaman jahiliyah- bahasa Arab
mulai mencapai masa puncaknya (prime condition). Hal ini diawali dengan keberhasilan
orang-orang Arab Badui di bawah pimpinan suku Quraisy- menaklukan penduduk padang
pasir, sehingga mulai saat itu bahasa Arab dijadikan bahasa utama dan mempunyai
kedudukan yang mulia di tengah kehidupan masyarakat sahara.
Bahasa Arab merupakan bahasa al-Qur'an dan menjadi salah satu alat komunikasi
Internasional. Oleh karena itu mempelajari bahasa Arab menjadi kebutulian setiap orang
khususnya umat Islam.
Bahasa Arab terdiri dari beberapa cabang ilmu antara lain: Nahwu, Sharaf,
Balaghah, Muthala ah, Mufradat dan Nushus Adab. Suatu sistem pembelajaran bahasa
Arab yang ideal disamping mampu mengantarkan orang yang mempelajarinya menguasai
cabang-cabang ilmu tersebut di atas, juga mengantarkan orang yang mempelajarinya
mempunyai keterampilan-keterampilan bahasa (maharatul-lughah). Keterampilan-
keterampilan bahasa itu antara lain :
1. Keterampilan mendengar ( ‫)المهارات اﻻستماع‬
2. Keterampilan berbicara ( ‫)مهارات الكﻼم‬
3. Keterampilan membaca (‫)مهارات القراءة‬
4. Keterampilan menulis ( ‫)مهارات الكتابة‬
Pembelajaran bahasa Arab secara garis besar dapat diklasifikasikan menjadi dua
sistem. yaitu: Pertama. Sistem pembelajaran bahasa Arab yang berorientasi pada
penguasaan bahas sebagai ujaran secara langsung.
Sistem pembelajaran bahasa Arab model ini didasarkan pada asumsi bahwa bahasa
adalah gejala alami manusia untuk menyampaikan ide kepada orang lain atau menerima
ide dari orang lain. Dengan kata lain manusia sebagai makhluk sosial menggunakan bahasa
sebagai alat komunikasi dalam berinteraksi dengan sesamanya. Kedua, Sistem
pembelajaran bahasa Arab yang berorientasi pada gramatika. Sistem pembelajaran bahasa
Arab dengan cara ini didasarkan pada asumsi bahwa bahasa adalah merupakan kaidah-
kaidah atau peraturan-peraturan bahasa yang diambil dari teks-teks yang sudah baku.

1
2

Dalam bahasa Arab teks-teks itu adalah al-Qur'an, al-Hadis dan kitab-kitab keilmuan
lainnya yang sudah baku dari segi gramatikanya. Menurut asumsi ini barang siapa yang
ingin mengkaji al-Qur'an, al- Hadis atau kitab-kitab keilmuan lainnya yang mempunyai
konsentrasi kurat terhadap gramatika, maka penguasaan gramatika Arab adalah suatu
keharusan baginya. Diantara gramatika yang penulis maksudkan adalah al-mafail al-
khumsalt yang mencakup antara lain :
1. Maf’ul bih ( ‫) المفعول به‬
2. Maf’ul mutlaq (‫)المفعول مﻄﻠﻖ‬
3. Maf’ul liajlih ( ‫)المفعول ﻷجﻠه‬
4. Maf’ul fiih ( ‫) المفعول فيه‬
5. Maf’ul ma’ah ( ‫) المفعول معه‬
Pada kesempatan kali ini penulis akan membahas tentang maf’ul liajlih.

B. Rumusan Masalah
Pada uraian latar belakang diatas, maka penulis dapat mengambil rumusan
masalahnya adalah sebagai berikut :
1. Pengertian Maf’ul Liajlih
2. Pembagian Maf’ul Liajlih
3. Penggunaan Maf’ul Liajlih
4. Syarat Untuk Maful Liajlih
5. Hukum Maf’ul Liajlih
6. Contoh Maf’ul Liajlih

C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui Apa Itu Maf’ul Liajlih
2. Mengetahui Pembagian Maf’ul Liajlih
3. Mengetahui Pembagian Maf’ul Liajlih
4. Mengetahui Syarat Untuk Maf’ul Liajlih
5. Mengetahui Hukum Maf’ul Liajlih
6. Mengetahui Contoh Maf’ul Liajlih
3

D. Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan makalah ini adalah dapat memberikan wawasan baru bagi kawan-
kawan dan juga bagi penulis sendiri dalam ilmu bahasa Arab terutama dari tema yang kami
ambil yaitu, maf’ul liajlih.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Maf’ul Liajlih


‫ﺐ ُوقُ ْوعِ ْال ِف ْعل‬ َ ‫ب الﱠذِي يُ ْذ َﻛ ُر َب َياﻧًا ِل‬
ِ ‫ﺴ َﺒ‬ ُ ‫ﻻ ْس ُﻢ ْال َم ْن‬
ُ ‫ص ْو‬ ْ ‫ْال َمــ ْف ُع ْـو ُل ِﻷجْ ِﻠ ِه َو ُه َو ا‬
Maf’ul li ajlih adalah isim yang dinashab yang dinyatakan sebagai penjelasan bagi
penyebab terjadinya fi’il (perbuatan).
Maf'ul Liajlih adalah salah satu konsep tata bahasa dalam bahasa Arab yang merujuk
pada objek yang membutuhkan kata kerja transitif untuk memahaminya. Dalam bahasa
Arab, kata kerja transitif adalah kata kerja yang memerlukan objek untuk melengkapi
makna kalimat. Dalam konteks ini, Maf'ul Liajlih merupakan objek dari kata kerja transitif
yang diletakkan setelah kata kerja dalam kalimat.
Maf’ul liajlih adalah masdar yang menunjukkan sebab sebelumnya atau menjelaskan
illatnya dan bersatu dengan amil dan failnya dalam satu waktu. Sayyid Ahmad Al Hasyimy
mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan maf’ul liajlih adalah isim yang disebutkan
untuk menjelaskan sebab terjadinya suatu perbuatan, dan merupakan jawaban terhadap
pertanyaan kenapa perbuatan tersebut dilakukan serta disyaratkan bolehnya menasab maful
liajlih yang masdar.
Berdasarkan dua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian maful
liajlih adalah masdar yang menunjukkan sebab terjadinya suatu perbuatan dan
menunjukkan kesatuan antara amil dan illatnya pada satu waktu serta merupakan jawaban
terhadap pertanyaan kenapa perbuatan tersebut dilakukan.
Selain nama maf'ul liajlih (‫)مفعول ﻷجﻠه‬, ia juga disebut dengan nama maf'ul min ajlih
(‫ ) مفعول مﻦ أجﻠه‬/ maf'ul sababi (‫ ) مفعول سﺒﺒﻲ‬dan ghard fa'il (‫( )غرض فاﻋل‬tujuan si pelaku).

B. Pembagian Maf’ul Liajlih


Pembagian Maful liajlih Maful lajlih terbagi kepada tiga bagian:
1. Apabila tidak ber alif lam dan mudaf, maka kebanyakan dinashob.
ً ‫ﺣقﺖ إلى المدرسة طﻠﺒا‬: ‫ مثال‬،ً‫إذا جاء المفعول ﻷجﻠه مﺤرﻛا ً مﻦ ال ومﻦ اﻹضافة فينصﺐ غالﺒا‬
‫لﻠعﻠﻢ‬.
2. Apabila ber alif lam, maka maful lajlih di jar.
‫وقﻠﺖ لﻼﺣترام‬: ‫ مثال‬،‫أما إذا جاء معرفا ً بال فيكون مﺤرورا بمﻦ‬.

4
5

3. Apabila maful liajlih mudaf sandar, maka boleh dinasab atau dijar.
‫سعرات الﺒﻠقاء العﻠمية أو سافرات اﻻتﺤاد‬: ‫أﻧا إذا ﺣان مﻀافا ً فيجوز ﻧصﻠة أو مراة ﻋﻦ مثال‬
‫العﻠﻢ‬

C. Penggunan Maf’ul Liajlih


Maf’ul li ajlih digunakan sebagai jawaban terhadap pertanyaan ‫ اَمِ ل‬atau ‫ اَاذَمِ ل‬artinya
“mengapa”, seperti kalau ada sebuah pertanyaan “mengapa anda membaca banyak buku?”
jawabannya yang menggunakan maf’ul liajlihi adalah “Saya membaca banyak buku karena
cinta ilmu”, ungkapan “karena cinta” itulah yang berposisi sebagai maf’ul liajlihi. Dalam
kalimat bahasa Arab pertanyaan dan jawabannya tersebut di atas adalah :
‫ لماذا تقرأ الكﻠﺐ الكﺒيرة‬:‫س‬
‫ أقرأ الكتﺐ الكثيرة ﺣﺐ العﻠﻢ‬: ‫ج‬

D. Syarat Untuk Maf’ul Li Ajlih


1. Harus mashdar
2. Harus berupa mashdar qalbi, yang dimaksd dengan mashdar qolbi adalah kata itu tidak
menunjukkan perbuatan yang dilakukan oleh anggota badan seperti tangan atau lisan,
misalnya membaca dan memukul tapi dilakukan oleh perbuatan hati seperti rasa takut,
cinta dan sopan.
3. Harus sebagai alasan (sebab) dari apa yang sebelumnya (sebab dilakukan fi’il yang
disebutkan sebelumnya).
4. Amil dan isimnya itu harus satu dalam hal waktu. Amil dalam hal ini adalah fi’il madhi
atau fi’il mudhari’. Fi’il madhi adalah kata kerja yang telah dilakukan di masa/waktu
lampau, sedangkan fi’il mudhari’ adalah kata kerja yang sedang atau akan dilakukan.
5. Isim dan amilnya harus satu pula dengan fa’ilnya.
Contoh :
ً ‫ضربْﺖُ اِ ْبنِ ْﻲ تَأ ْ ِد ْي‬
a) ‫ﺐا‬ َ : (Saya memukul anak laki-lakiku dalam rangka mendidiknya)
b) ‫ارا ِلﺰَ ْي ٍد‬
ً ‫ظ‬َ ِ‫ام ْال َمﺴ ِْج ِد اِﻧَثث‬
َ ‫ﻒ ا َ َم‬
ُ ِ‫ ق‬: (Saya berdiri di depan masjid dalam rangka menunggu
zaid)
Kata ‫ ت َأ ْ ِد ْيﺒًا‬dan ‫ارا‬
ً ‫ظ‬َ ِ‫ اِﻧَثث‬merupakan mashdar qalbi karena padanya tidak
dilakukan oleh lisan dan anggota badan, dan kata ini merupaakan sebab (alasan)
dilakukannya tindak pemukulan, perbuatan ini pun dengan fi’il ُ‫ضربْﺖ‬
َ terjadi dalam
waktu yang sama dan fa’il kedua tindangan itupun sama. Dan kedua kata ini juga
6

mengandung jawaban dari pertanyaan ‫ لماذا‬dan ‫لما‬. Contoh dengan perkataan ‫اقﻒ؟ لما‬
(Mengapa saya berdiri). Jawabnya: ‫ارا لِﺰَ ْي ٍد‬
ً ‫ظ‬َ ِ‫( اِﻧَثث‬Karena untuk menunggu Zaid).
Semua isim yang memenuhi syarat-syarat diatas, boleh dii’rob dengan di-nashob-
kan atau di-jar-kan dengan huruf jar yang menunjukkan makna ta’lil (alasan), seperti huruf
‫الﻼم‬. Namun, terkadang amil dan isimnya bisa saja tidak bersamaan dalam satu waktu.
ِ ‫( ِج ْﺌتُﻚَ ْال َي ْو َم ِل‬Aku datang padamu hari ini untuk memuliakanmu
َ ‫ﻼ ْﻛ َر ِام‬
Contohnya: ‫غدًا‬
besok). Dalam keadaan ini, maka digunakanlah huruh jar ‫الﻼم‬.
Isim yang berkedudukan sebagai maf’ul li ajlih mempunyai 3 keadaan:
1. Ber-alif dan lam
Dalam keadaan ini isim yang menjadi maf’ul li ajlih harus di-jar-kan dengan ‫الﻼم‬
‫( التعﻠيل‬lam sebagai alasan).
ِ ِ‫ض َربْﺖُ اِ ْبنِ ْﻲ ِلﻠتأ ْ ِدي‬
Contohnya: ‫ﺐ‬ َ (Aku memukul anak laki-lakiku dalam rangka
mendidiknya).
2. Sebagai mudhof
Jika kata itu adalah mudhof, maka boleh di-nashob-kan dan boleh pula dijar-kan.
Contohnya:
َ ‫( ُز ْرت ُ َﻚ َم َﺤﺒﱠةَ أ َ َد ِب‬Saya mengunjungimu karena saya menyenangi adabmu)
a) ‫ﻚ‬

َ َ‫( ُز ْرت ُ َﻚ ِل َم َﺤﺒﱠ ِة أ َ َدب‬Saya mengunjungimu karena saya menyenangi adabmu)


b) ‫ﻚ‬
3. Tidak ber-alif dan lam dan tidak di-idhofah-kan
Jika kata itu tidak ber-alif dan lam dan bukan pula mudhof maka seringnya kata
itu di-nashob-kan dan jarang di-jar-kan.
ْ ُ ‫( قُ ْمﺖُ ِإج َْﻼ ًﻻ ِل ْﻸ‬Saya berdiri untuk memuliakan ustadz).
Contohnya: ‫ستَا ِذ‬

E. Hukum Maf’ul Liajlih


1. Pengertian hukum maf’ul li ajlih
Hukum maf’ul li ajlih adalah boleh nashob sekiranya terdapat tiga syarat
sebagimana tersirat dalam bait diatas, yaitu:
a) Isim mashdar
b) Lit-ta’lil/penjelasan faktor alasan
c) Bersatu dengan amilnya dalam satu waktu dan satu fa’il atau kalimah yg mencukupi
tiga syarat tersebut juga boleh dijarkan dengan huruf jar lit-ta’lil.
Jika salah satu saja dari ketiga syarat ini tidak terpenuhi maka wajib dijarkan
dengan huruf jar lit-ta’lil berupa huruf lam, min, fiy atau huruf ba’.
7

2. Contoh-contoh hukum maf’ul li ajlih


a) Yang tidak bersatu dengan Amilnya dalam hal satu Fa’il/Subjek:
‫ش ْم ِس‬ ِ ُ‫ص َﻼة َ ِلدُل‬
‫وك ال ﱠ‬ ‫أقِ ِﻢ ال ﱠ‬
“dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir” (al-isro’ :78).
Perbedaan fa’il/subjek dalam ayat ini adalah pada lafal “aqim=dirikanlah”
subjeknya berupa dhamir wajib mustatir takdirannya anta/kamu dan lafal
“duluuki=tergelincir” subjeknya berupa lafal “asy-syamsi=matahari” (kemiringan
matahari dari tengah-tengah atas langit/zhuhur). juga terdapat perbedaan waktu
dalam ayat ini yaitu waktu mendirikan sholat tentunya lebih akhir dari waktu
tergelincirnya matahari.
b) Yang tidak bersatu dengan Amilnya dalam hal satu Waktu:
ً ‫جﺌتﻚ اليوم لﻺﻛرام غدا‬
(aku mendatangimu hari ini untuk penghormatan esok hari).
c) Yang tidak memenuhi syarat Isim Mashdar:
‫جﺌتﻚ لﻠكتاب‬
(aku mendatangimu karena kitab itu)
3. Hukum i'rab maf'ul liajlih
a) Wajib Manshub Mar’ul liajlih
Wajib manshub ketika huruf Jar Lam ta'lil dibuang dan sudah memenuhi
ketiga syarat di atas, yaitu bentuknya mashdar, menjadi faktor penyebab dan
menyatu dengan aminya dalam satu waktu dan satu fail.
b) Harus Didahului Huruf Jar
Apabila maful liajlih tidak memenuhi salah satu syarat di atas, dia harus
dimasuki Lam ( ‫)ﻻم تعﻠيل‬.
‫وط َﻛ ِﻠ ُﺰ ْه ٍد ذَا قَنِ ْع‬ َ ‫ف َو َﻷَي‬
ِ ‫ َمعَاﻻ ْش ُر‬# ‫ْس يَ ْمتَنِ ُع‬ ِ ‫ فَا ْج ُر ْرهُ بِاﻷ َ َﺣ ْر‬: ‫قال ابﻦ ماﻻك‬

F. Contoh Maf’ul Liajlih


Org muslim pergi kemasjid dlm rangka berdzikir kpd allah: ‫ب ْال ُم ْﺴ ِﻠ ُﻢ اِلَﻲ ْال َمﺴ ِْج ِد ِذ ْﻛ ًرا §ِّذَ َه‬
َ
Saya datang dalam rangka menuntut ilmu : ‫ط َﻠﺒًا ل ِْﻠع ِْﻠ ِﻢ‬
َ ‫اَﻧَا قَا ِد ٌم‬
Saya melarikan diri karena takut dibunuh : ‫ف ا ْل َقتْ ِل‬
َ ‫ه ََربْﺖُ خ َْو‬
َ ‫صدﱠ ْقﺖُ اِ ْبتِغِا َء َم ْر‬
Saya bersedekah untuk mengharap rahmat/ridho Allah : ِّ‫ضاةِ ﷲ‬ َ َ‫َوت‬
Saya berdiri didepan masjid untuk menunggu ustadz : ‫ارا ِﻷ◌ُ ْست َا ٍذ‬
ً ‫ظ‬َ ِ‫اَقُ ْو ُم اَ َما َم ْال َمﺴ ِْج ِد اِ ْﻧت‬
8

َ ‫ة َ ا ِْمﻼَق ٍَوﻻَتَ ْقتُﻠُ ْوا أ َ ْوﻻَدَ ُﻛ ْﻢ َخ ْش‬


“Dan janganlah kalian membunuh anak-anak kalian karena : ‫ﯽ‬
takut kemiskinan” (QS. Al-Isra:31)
Saya bermaksud menemuimu untuk mencari kebaikan : َ‫صدْتُﻚَ اِ ْبتِغَا َء َم ْع ُرفِﻚ‬
َ َ‫ق‬
Saya marah karena sayang kepadamu : َ‫ﻀﺐُ ُﺣﺒا لَﻚ‬ َ ‫غ‬ َ َ‫ا‬
‫ي اِلَﻲ ْال َمﺴ ِْج ِد خ َْوفًا لِﻠ ﱠ‬
َ ‫ش ْي‬
Saya berlari ke mesjid karena takut syaitan : ‫ﻄاﻧِاَجْ ِر‬
Anda terlena karena kedengkian anda : َ‫ا َ ْﻧﺖَ َم ْعﺒ ُْو ٌن َﺣ َﺴدًا لَﻚ‬
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Maf’ul li ajlih adalah isim yang dinashab yang dinyatakan sebagai penjelasan bagi
penyebab terjadinya fi’il (perbuatan). Maful liajlih adalah masdar yang menunjukkan sebab
terjadinya suatu perbuatan dan menunjukkan kesatuan antara amil dan illatnya pada satu
waktu serta merupakan jawaban terhadap pertanyaan kenapa perbuatan tersebut dilakukan.
Maf’ul li ajlih digunakan sebagai jawaban terhadap pertanyaan ‫ اَمِ ل‬atau ‫ اَاذَمِ ل‬artinya
“mengapa”.
Syarat Untuk Maf’ul Li Ajlih
1. Harus mashdar
2. Harus berupa mashdar qalbi
3. Harus sebagai alasan (sebab) dari apa yang sebelumnya (sebab dilakukan fi’il yang
disebutkan sebelumnya).
4. Amil dan isimnya itu harus satu dalam hal waktu.
5. Isim dan amilnya harus satu pula dengan fa’ilnya.
Semua isim yang memenuhi syarat-syarat diatas, boleh dii’rob dengan di-nashob-
kan atau di-jar-kan dengan huruf jar yang menunjukkan makna ta’lil (alasan).
Hukum i'rab maf'ul liajlih ada 2 yaitu: wajib manshub mar’ul liajlih dan harus
didahului huruf jar
Contoh maf’ul liajlih: Saya datang dalam rangka menuntut ilmu : ‫ط َﻠﺒًا ل ِْﻠع ِْﻠ ِﻢ‬
َ ‫اَﻧَا قَا ِد ٌم‬

B. Saran
Makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan, maka dari itu kami sebagai penyusun
atau penulis makalah ini sangat mengharapkan kritik, saran, dan masukan dari pembaca
dan dosen pengampu mata kuliah bahasa Arab agar makalah ini jadi lebih sempurna.
Semoga makalah ini membawa manfaat bagi para pembaca.

9
Daftar PUSTAKA

Muldiani, E. & Javanica, E. (2019). Al-Maf'uul Li Ajlihi Wa Al-Maf'uul Ma'ahu. Stembi


Bandung. Bandung.
https://www.academia.edu/42835332/Makalah_Al_Maf_uul_Li_Ajlihi_Wa_Al_Maf_uul
_Ma_ahu
P, Surismi Nada. (2012). Makalah Bahasa Arab Maf’ul Liajlih. Sekolah Ilmu Tinggi
Tarbiyah Al-Quraniyah Manna Bengkulu Selatan. Bengkulu.
http://almauyahya.blogspot.com/2015/01/makalah-bahas-arab-maful-li-ajlih.html?m=1
Rappe, M. (2019). Analisis Tentang Penerapan Al-Maf’ul Liajlih Dan Al-Maf’ul Ma’ah
Dalam Kalimat Bahasa Arab. Jurnal Shaut Al-Arabiyah. Vol 7. (1).
S, Japar. (2013). Maf’ul Liajlih. Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar. Makassar.
https://www.academia.edu/4076177/MAKALAH_MAFUL_LI_AJLIH

Anda mungkin juga menyukai