DISUSUN OLEH :
EKO SUMIYANTO
(1157040019)
KELAS :
KIMIA 1A
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2015
KATA PENGANTAR
Pertama kami panjatkan rasa puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah - Nya kepada kami sehingga makalah ini dapat
dikerjakan dengan lancar dan baik.
Makalah ini dikerjakan untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Arab. Makalah ini
dapat tersusun dengan baik karena tidak lepas dari bantuan semua pihak, untuk itu kami
mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ade Bunyamin, M.Ag. yang telah memberikan
motivasi, bantuan baik langsung maupun tidak langsung sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah ini hingga selesai.
Sehubungan dengan adanya bantuan tersebut, kami berdoa semoga amal perbuatannya
diterima Allah SWT dan dijadikan amal sholeh.
Walaupun makalah ini telah diselesaikan , namun penulis menyadari bahwa makalah ini
masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu kami mengharap adanya kritik dan saran yang
konstruktif demi kesempurnaan makalah ini. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini
dapat berguna khususnya bagi penulis sendiri dan umumnya bagi semua pihak yang
membaca.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam mempelajari bahasa, khususnya bahasa arab, tidak lepas dari ilmu alat atau
ilmu tata bahasa arab.Termasuk didalamnya ada Ilmu nahwu dan Shorof. Ilmu Shorof dan
Nahwu merupakan sarana atau jembatan untuk dapat memahami serta mendalami makna
yang terkandung dalam Al-Quran.
Ilmu Shorof itu dinamakan dengan Umul Ulum (Induknya Ilmu) karena
dari
Ilmu shorof itu kita dapat mengetahui berbagai macam berbagai macam
bentuk perubahan pecah-pecahan kata yang antar kata satu dengan yang lainnya
mempunyai
arti berbeda.
Shorof merupakan kebutuhan bagi para pelajar yang menginginkan untuk berbahasa Arab
dengan baik dan benar. Dengan adanya shorof kita bisa mengetahui
perubahan disetiap kata dalam Bahasa Arab dan dalam ilmu shorof
dan tashrif lughowi.
B.
Rumusan Masalah
1.
2.
ada
perubahanistilah tashrif
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Shorof
: , : ,
, , , ,
, , , ,, , ,, , , ,
, , , ,
[1]., ,, ,
Shorof
secara
FA
etimologi
diambil
yang berarti
dengan
dari
merubah
masdar SHO-ROsesuatu
Sedangkan secara terminologi shorof adalah ilmu yang membahas tentang susunan
kata bahasa arab dari bangunan lafadz-lafadznya untuk menjelaskan huruf-huruf aslinya,
tambahan, membuang, mengganti, yang shohih, yang cacat, terbalik, pindah, hdghom, atau
berubahnya dari kata ke kata yang lain untuk memberikan contoh-contoh dari beberapa
mana seperti tasghir, taksir, tatsniyah, jama, dan shighot isim fail atau isim maful serta
bina fiil majhul.
B. Pengertian tashrif
,
].
[2
tashrif menurut bahasa adalah berubah atau mengubah. Mengubah dari bentuk aslinya
kepada bentuk yang lain. Misalnya merubah bentuk bangunan rumah kuno menjadi bentuk
bangunan rumah yag modern.
Adapun menurut istilah, shorof adalah berubahnya bentuk asal pertama yang berupa fiil
madhi, menjadi fiil mudhori, menjadi masdar, isim fail, isim maful, fiil amr, fiil nahi, isim
jaman, isim makan sampai alat.
Maksud dan tujuan dari perubahan ini adalah agar memperoleh makna atau arti yang
berbeda. Dari perubahan satu bentuk ke bentuk lainnya di dalam ilmu shorof dinamakaan
shighot.
C. Pengertian Tashrif Lughawi (Bahasa)
Pada dasarnya tashrif lughowi artinya mutlaqnya perubahan. Namun yang dimaksud disini
ialah perubahan bentuk kalimah satu kebentuk kalimah lain memandang pada mufrod
(tunggal), taszniyah (dua), jamak (lebih dari dua), serta memandang pada mudzakar (lakilaki), muannats (perempua), ghoib (yang dibicarakan laki-laki), ghoibah (yang dibicarakan
perempuan), mukhotob (yang diajak bicara laki-laki), mukhotob (yang diajak bicara laki-laki,
mukhotobah (yang diajak bicara perempuan) dan mutakalim (yang dibicara).[3]
D. Macam-macam Tashrif Lughawi
1.
ditashrif
1)
2)
3)
madli,
baik
mabni
malum
maupun
majhul,
bisa
3 ghaib
:
:
:
:
:
:
3 Ghoibah
3 mukhotob
:
:
3 mukhotobah
)4
:
2 mutakallimin
)5
:
: /
3 Ghoibah
3 mukhotob
3 mukhotobah
2 mutakallimin
)1
)2
)3
)4
)5
Pada fiil amar dan fiil nahi karena huruf akhir dijazemkan, maka membuang
nun kecuali nun jama niswah. Jika akhir fiil berupa huruf shohih dan tidak bertemu dengan
dlomir alif, wawu dan ya, maka tanda jazemnya dengan sukun.
Contoh:
Fiil amar dan fiil nahi yang bertemu nun jama niswah hukumnya
mabni sukun.
Contoh:
Fiil amar dan fiil nahi yang berbentuk takalum tidak ada karena perintah/mencegah pada
bisa ditashrif menjadi 12
diri sendiri itu tidak mungkin. fiil amar dan fiil nahi,
bentuk, yaitu:
1) 3 Ghoib
2) 3 Ghoibah
3) 3 Mukhotob
4) 3 Mukhotobah
][4
Fiil Madhi
Adalah fiil yang menunjukkan makna yang terjadi pada zaman yang lewat.[1]
b.
Fiil Mudhari
Adalah fiil yang menunjukkan makna yang sedang terjadi atau akan terjadi pada masa
mendatang.
c.
Isim Masdar
Isim Fail
Adalah isim, subjek atau orang yang melakukan pekerjaan tersebut (pelaku)
e.
Isim Maful
Fiil Amar
Adalah fiil yang menunjukkan terjadinya peristiwa yang ditunjukkan sebagai permohonan
atau perintah.
g.
Fiil Nahi
Isim Zaman
Isim Makan
j.
Isim Alat
Isim fail
Yang
Isim masdar
melihata Penglihatan
Fiil mudhari
Fiil madhi
Sedang/akan
Sudah melihat
Isim maful
(subjek)
Isim zaman
Fiil nahi
melihat
Fiil amar
Waktu
Jangan melihat!
Lihatlah!
Yang dilihat(objek)
Isim alat
Isim makan
Alat melihat
Tempat
melihat(waktu)
melihat
(keterangan
tempat)
C.
1.
-
2.
BAB III
PENUTUP
9
A.
Kesimpulan
Perbedaan antara shorof atau tahrif adalah sama yaitu sebuah ilmu yang membahas
tentang shighot-shighot dalam bahasa arab dari bentuk aslinya, di tinjau dari shihah, ilal,
dan yang menyerupainya. Hanya saja shorof lebih umum pembahasannya, sedangkan tashrif
lebih khusus terhadap macam-macam tashrifnya yaitu istilahi dan lughowi.
Tashrif lughowi adalah perubahan bentuk kalimah satu kebentuk kalimah lain
memandang pada mufrod (tunggal), taszniyah (dua), jamak (lebih dari dua), serta
memandang pada mudzakar (laki-laki), muannats (perempua), ghoib (yang dibicarakan lakilaki), ghoibah (yang dibicarakan perempuan), mukhotob (yang diajak bicara laki-laki),
mukhotob (yang diajak bicara laki-laki, mukhotobah (yang diajak bicara perempuan) dan
mutakalim (yang dibicara).
B.
Saran
Demikianlah hasil makalah yang dapat kami uraikan, semoga dapat memberikan manfaat
bagi kita semua. Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk pembuatan makalah selanjutnya yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
10
Aziizah Fawwal Ba Baiti, Mujam al mufasshol fii nahwil arabiyyah, Beirut : Daarul kutub
al amaaliyyah.
Jamaaluddin muhammad Ibnu malik, 2003. Sarah Ibnu Aqil alal alfiyah. Indonesia : Daarul
ihya kutub al amaliyyah.
Muhammad Nadjib Sadjak, 2013. Tarjamah Jamiiul Mutun Minal Amtsilah Tashrifiyyah
Bilughotil Indonisia. Tuban : Kampung Kyai.
11