Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam mempelajari bahasa, khususnya bahasa arab, tidak lepas dari ilmu alat atau ilmu tata
bahasa arab.Termasuk didalamnya ada Ilmu nahwu dan Shorof. Ilmu Shorof dan Nahwu
merupakan sarana atau jembatan untuk dapat memahami serta mendalami makna yang
terkandung dalam Al-Qur’an.

Ilmu Shorof itu dinamakan dengan Umul Ulum (Induknya Ilmu) karena dari ilmu shorof
itu kita dapat mengetahui berbagai macam bentuk perubahan kata yang antar kata satu dengan
yang lainnya mempunyai makna berbeda. Hubungan ilmu shorof dengan ilmu nahwu tidak dapat
dipisahkan bagaikan ibu dan bapak yaitu saling membutuhkan serta saling melengkapi.
Sebagaimana perkataan ulama :

‫الصرف أم العلوم والنحو أبوها‬

“ ilmu shorof adalah ibu atau induk segala ilmu sedangkan ilmu nahwu adalah bapaknya”

Sebelum mempelajari suatu bidang ilmu terlebih dahulu harus diketahui defenisi ilmu tersebut
beserta cakupan-cakupannya, dalam hal ini ilmu Tashrif atau yang biasa disebut dengan ilmu
Shorof.

Shorof merupakan kebutuhan bagi para pelajar yang menginginkan untuk berbahasa
Arab dengan baik dan benar. Dengan adanya shorof, kita bisa mengetahui perubahan –
perubahan disetiap kata dalam Bahasa Arab dan dalam ilmu shorof ada istilah tashrif dan tashrif
lughowi.

1
B. Rumusan Masalah

1. Sebutkan pengertian tasrif?


2. Sebutkan macam-macam tasrif?
3. Jelaskan tasrif istilahi?

C. Tujuan Pembahasan

1. Mengetahui pengertian tasrif


2. Mengetahui macam-macam tasrif
3. Mengetahui tasrif istilahi

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Tasrif

‫صلل ابلل ببهها‬ ‫صبل احلهوابحبد إبهلىَ أهحمثبلهةة لمحختهلبفهةة لبهمهعاةن همحق ل‬
‫صحوهدةة له تهحح ل‬ ‫صهناهعبة تهححبوحيلل حاله ح‬
‫ف بفيِ الللهغبة التلحغيبحيلر هوبفيِ ال ل‬ ‫ابحعلهحم اههلن التل ح‬
‫صبرحي ه‬

Artinya, Ketahuilah, bahwa yg dinamakan Tashrif menurut bahasa: Perubahan. Dan menurut
Istilah: mengubah asal bentuk kalimat yang satu kepada model-model bentuk yang berbeda-beda,
untuk menghasilkan makna-makna yang diharapkan/yang dimaksud/ yang dituju, yang tidak
akan berhasil melainkan dengan cara itu (model-model bentuk tsb).

Maksud dan tujuan dari perubahan ini adalah agar memperoleh makna atau arti yang berbeda.
Dari perubahan satu bentuk ke bentuk lainnya di dalam ilmu shorof dinamakaan shighot. Dari
hal ini, ilmu yang mempelajari berbagaii macam bentuk perubahan kata, asal usul kata atau
keadaannya dinamakan dengan ILMU SHOROF.

B. Macam-macam Tasrif

Dalam ilmu shorof, para ulama telah membagi tashrif ini menjadi dua macam, yaitu TASHRIF
LUGHOWI dan TASHRIF ISTILAHI.

1. Tasrif Lughowi

Pada dasarnya tasrif Lughowi artinya mutlaq perubahan . Namun yang dimaksud disini adalah
perubahan bentuk kalimat satu kebentuk kalimat lain memandang pada mufrod (tunggal),
tasniyah (dua), dan jamak (lebih dari dua). Maka tasrif lughowi adalah tasrifan untuk mengetahui
pelaku dari fi’il tersebut yang berdasarkan dhomir.Dari tashrif ini adalah apa yang telah kita
bahas dalam pembahasan fi’il, dimana kita sebutkan tashrif dari fi’il madhi, fi’il mudhori dan
amr.

Contoh : ‫ ضربوا‬, ‫ ضربا‬, ‫ضرب‬

3
2. Tasrif Istilahi

Tasrif istilahi adalah perubahan kata yang didasakan pada perbedaan bentuk katanya, seperti
merubah sebuah kata kerja bentuk lampau menjadi kata kerja bentuk sedang, kata kerja bntuk
perintah, kata kerja bentuk larangan, dan seterusnya.

Dalam tasrif ini ada namanya sighot. Sighot adalah bentuk kata. Dalam bahasa arab terdapat 3
jenis shigot yaitu shigot fiil, isim, dan huruf.

=>Dalam shigot fiil terdapat empat macam shigot yaitu;

1. Fiil madhi, yaitu kata kerja lampau

2. Fiil mudhari’ yaitu kata kerja sedang atau akan dating

3. Fiil amr, yaitu kata kerja perintah

4. Fiil nahi, yaitu kata kerja larangan

=>Dalam shigot isim terdapat sepuluh shigot yaitu;

1. isim mashdar yaitu bentuk kata dasar atau kata terbitan

2. isim mashdar mim yaitu mashdar yang mendapat tambahan mim

3. isim fail yaitu kata nama yang menunjukkan pengertian pelaku

4. sifatul musyabahah yaitu kata sifat yang disamakan dengan isim fail

5. shighot muballagah yaitu bentuk penyangatan yang bisa diartikan maha

6. isim tafdil yaitu kata nama yang mengandung pengertian lebih

7. isim maf’ul yaitu kata benda yang menunjukkan penderita

8. isim makan yaitu kata benda yang mmenunjukkan tempat

9. isim zaman yatu kata benda yang menunjukkan pengertian waktu

10. isim alat yaitu kata benda yang menunjukkan pengertian alat

4
Perlu diketahui sebelumnya bahwa kalimat baik fi’il ataupun isim dalam bahasa arab paling
sedikinya terdiri dari tiga huruf dan paling banyak adalah 7 huruf, sedangkan bentuk kalimat fi’il
madhi dan mudhori’ dari fi’il tsulâtsî (kalimat fi’il yang terdiri dari tiga huruf) bila ditinjau dari
harkat ‘ain fi’ilnya ada enam bab dan tidak ada yang selain enam ini, yaitu;

a. fathah-dhommah seperti ‫صر‬


‫ين ل‬-‫صر‬
‫ن ه‬

b. fathah-kasroh seperti ‫يضبرب‬-‫ضهرب‬

c. fathah-fathah seperti َ‫يفهتح‬-َ‫فهتح‬

d. kasroh-fathah seperti ‫يعهلم‬-‫عبلم‬

e. dhommah-dhommah seperti ُ‫يحلسن‬-ُ‫حلسن‬

f. kasroh-kasroh seperti ِ‫يحبسب‬-ِ‫حبسب‬

Baru selanjutnya dari enam wazan pokok ini, mengalami penambahan satu huruf sehingga
disebut fiil ruba’i (ruba’ dari kata raabi/arba’ yang berarti empat) :

 ‫ يفبعل‬- ‫فلعل‬

5
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dengan mempelajari pelajaran bahasa arab ini, awal pertama yang wajib kita ketahui terlebih
dahulu ialah mengenal huruf dan bagaimana letak cara penggunaanya. Maka dari itu setelah kita
mengenal berbagai macam huruf, akan lebih mudah membantu kita dalam proses mengenal
tashrifan atau shorof. Maka dari itu Tasrif merupakan salah satu ilmu shorof, dimana tugasnya
tasrif adalah merubah suatu kalimat berdasarkan dhomirnyadan maknanya dari makna yang satu
ke makna yang lain. Berdasarkan pengertian tasrif dibedakan menjadi dua. Yaitu tasrif lughowi
dan tasrif istilahi. Lughowi adalah menurut bahasa. Sedangkan istilahi adalah menurut istilah.

B. Saran

Setelah mempelajari bersama diharapkan mahasiswa mampu mengerti dan memahami Tashrif
yang ada didalam ilmu sharaf. Mampu menguasai apa itu tashrif, macam tashrif beserta
contohnya, karena tashrif amat penting salah saja kita merubahnya kedalam kalimat lain, maka
makna dari kalimat tersebut akan salah. oleh karena itu, sebagai calon guru maka diharuskan
untuk lebih menggali lebih dalam tentang tashrif.

6
7

Anda mungkin juga menyukai