sempurna. Contoh:
KETERANGAN:
Lafadz ﺐ
ْ ُاْﻛُﺘdisebut satu jumlah sekalipun terdiri dari satu kata, karena mempunyai arti; Tulislah
oleh kamu. Demikian juga lafadz ;إْﻗَﺮءbacalah, ﺲ
ْ ﺟِﻠ
ْ ;ِاduduklah, ﺳَﻤْﻊ
ْ ;ِاdengarkanlah.
Susunan kalimat sempurna dalam bahasa Arab terdiri dari dua pola:
Kalimat yang tersusun dari Subjek + Predikat. Disebut dengan Jumlah Ismiyyah.
Kalimat yang tersusun dari Predikat + Subjek. Disebut dengan Jumlah Fi’liyyah.
Susunan kalimat diatas tidak dikenal dalam istilah bahasa Indonesia. Dalam proses
menterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia tetap didahulukan subjek daripada predikatnya.
Contoh:
Sementara, jika mau menterjemahkan ke dalam bahasa Arab,seperti: “ayahku sedang sholat di
mesjid”. Bisa ditulis dengan dua pola, yaitu;
ﺠِﺪ
ِ ﺴ
ْ ﺼِّﻠﻰ أِﺑﻰ ِﻓﻰ اﻟَﻤ
َ ُﻳatau ﺠِﺪ
ِ ﺴ
ْ ﺼِّﻠﻰ ِﻓﻲ اﻟَﻤ
َ أِﺑﻰ ُﻳ
Contoh:
Pembahasan:
Jika kita lihat contoh-contoh di atas, maka semuanya tersusun dari dua kata, bahkan lebih.
Salah satunya pada contoh pertama, kata pertama ‘ﺖ
ُ ’اﻟَﺒْﻴdan kedua ‘ﻞ
ٌ ﺟِﻤْﻴ
َ ’. Jika kita hanya
menggunakan satu kata saja misal ‘ﺖ
ُ اﻟَﺒْﻴ/Rumah’ maka itu tidak memahamkan dan hanya
mempunyai arti tunggal yaitu rumah, satu kata ini tidak cukup untuk memahamkan lawan bicara
ٌ ﻲ
kita, begitu juga jika kita hanya menggunakan kata keduanya saja yaitu ‘bagus’, pasti /ل ْ ﺟِﻤ
َ
memunculkan pertanyaan, apa yang bagus? siapa yang bagus? apanya yang bagus?.
Maka dari itu kita gabungkan kedua kata tersebut sesuai tata Bahasa Arab yang benar maka
menjadi ‘ﻞ
ٌ ﺟِﻤْﻴ
َ ﺖ
ُ ‘ ’اﻟَﺒْﻴRumah itu bagus’, dengan begitu kita sudah paham secara sempurna dan
kalimat tersebut menambah informasi berfaidah yang sempurna bahwa ‘Rumah itu lah yang
bagus’. Begitu juga dengan contoh-contoh kalimat selanjutnya.
Sampai sini kita paham bahwa hanya satu kata saja itu tidak cukup untuk berkomunikasi, tapi
butuh susunan dua kata atau lebih sampai membuat orang yang mendengarkan itu
mendapatkan informasi penting yang lengkap dan utuh.
’!Berdirilah‘ ْ ُﻗ
ﻢ
’!Duduklah‘ ﺲ
ْ ﺟِﻠ
ْ إ
’!Bicaralah‘ ْ َﺗَﻜَّﻠ
ﻢ
yang secara dhohir kata-kata di atas hanyalah sendirian atau tunggal, tapi sebenarnya kata di
atas sudah cukup memahamkan kepada lawan bicara, karena sebenarnya kata-kata di atas
tidaklah hanya tersusun dari satu kata saja, melainkan sebenernya kata-kata di atas adalah
kalimat yang tersusun dari dua kata, salah satu di antaranya terucap, contoh pada kata di atas
َ ن
kamu’ yang dipahami oleh /ت ْ ‘اkata tersebut terucap tapi yang tidak terucap adalah kata ,’ﻢ
ْ ‘ُﻗ
pendengar dari percakapan tersirat walaupun tidak diucapkan.
Kaidahnya:
Susunan yang memberikan pemahaman secara sempurna atau informasi berfaidah yang utuh
adalah jumlah [kalimat] mufidah [bermanfaat], dan disebut juga dengan kalam.
kalimat yang mufidah terkadang tersusun dari dua kata, bahkan terkadang juga tersususun
lebih dari dua kata, dan setiap kata yang ada pada kalimat tersebut adalah bagian dari kalimat
itu sendiri.