Anda di halaman 1dari 4

METODE GRAMATIKA-TERJEMAH DALAM BAHASA

ARAB

BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian Metode Gramatika-Terjemah


Metode Gramatika-Tejemah adalah cara menyajikan bahan pelajaran dengan jalan
menghafal aturan-aturan atau berbagai kaidah tata bahasa asing. Dasar pokok metode ini adalah
hafalan kaidah, analisis gramatika terhadap wacana, lalu diterjemahkan ke dalam bahasa yang
digunakan sebagai pengantar pelajaran. Titik tekan metode ini bukan melatih para peserta didik agar
pandai berkomunikasi secara aktif, melainkan memahami bahasa secara logis yang didasarkan pada
analisis cermat terhadap aspek kaidah tata bahasa.
Tujuan metode Gramatika-Terjemah adalah agar peserta didik pandai daalam menghafal
dan memahami tata bahasa. Selain itu, siswa juga mampu mengungkapkan ide-ide dengan
menerjemahkan bahsa ibu atau bahasa pertama ke dalam bahasa asing yang dipelajari. Tujuan
lainnya dari metode ini adalah untuk membekali mereka agar mampu memahami teks bahasa asing
dengan enerjemahkannya ke dalam bahasa sehari-hari atau sebaliknya.[1]

B.       Karakteristik Metode Gramatika-Terjemah


Karakteristik Metode Gramatika-Terjemah adalah sebagai berikut:
1)        Tujuan mempelajari bahasa asing adalah agar mampu memahami karya sastra dalam bahasa target
(BT), atau kitab keagamaan dalam kasus belajar bahasa Arab di Indonesia.
2)        Materi pelajaran terdiri atas: buku nahwu, kamus atau daftar kata, dan teks bacaan.
3)        Tata bahasa disajikan secara deduktif, yakni dimulai dengan penyajian kaidah diikuti dengan
contoh-contoh, dan dijelaskan secara rinci dan panjang lebar.
4)        Kosa kata disajikan dalam bentuk kamus dwibahasa, atau kosa kata beserta terjemahannya.
5)        Teks bacaan berupa karya sastra klasik atau kitab keagamaan lama.
6)        Basis pembelajaran adalah penghafalan kaidah tata bahasa dan kosa kata, kemudian penerjemahan
harfiah dari bahasa target ke bahasa pelajar dan sebaliknya.
7)        Bahasa Ibu pelajar digunakan sebagai bahasa pengantar dalam kegiatan belajar mengajar.
8)        Peran guru aktif sebagai penyaji materi. Peran pelajar pasif sebagai penerima materi.[2]
9)        Gramatika yang diajarkan adalah gramatika formal.
10)    Latihan ucapan atau berbicara tidak diberikan, walaupun diberikan namun hanya bersifat sesekali.
[3]
11)    Pemahaman akan kaidah-kaidah dan bahan bacaan pun diuji melalui terjemahan. Para siswa
dikatakan telah dapat mempelajari bahsa tersebut kalau mereka dapat menerjemahkan paragraf-
paragraf atau bagian-bagian prosa dengan baik.[4]
C.      Langkah-langkah Penyajian Metode Gramatika-Terjemah
Adapun langkah-langkah penyajiannya pada umumnya adalah sebagai berikut:
1)        Pendahuluan, memuat berbagai hal yang berkaitan dengan materi yang akan disajikan, baik berupa
apresiasi atau tes awal tentang materi, atau yang lainnya.[5]
2)        Guru memulai pelajaran dengan menjelaskan definisi butir-butir tata bahasa kemudian memberikan
contoh-contohnya. Buku teks yang dipakai memang menggunakan metode deduktif.
3)        Guru menuntun siswa menghafalkan daftar kosa kata dan terjemahannya, atau meminta siswa
mendemonstrasikan hafalan kosa kata yang telah diajarkan sebelumnya.
4)        Guru meminta siswa membuka teks bacaan kemudian menerjemahkannya kata per kata atau
kalimat per kalimat. Atau guru meminta siswa membaca dalam hati kemudian mencoba
menerjemahkannya per kata atau kalimat; guru membetulkan terjemahan yang salah dan
menerangkan beberapa segi ketatabahasaan (nahwu-sharaf) dan keindahan bahasanya (balaghah).
Pada waktu lain guru juga meminta siswa melakukan analisis tata bahsa (meng-i’rab).[6]

D.      Kekuatan Metode Gramatika-Terjemah


1)        Pelajar menguasai dalam arti hafal di luar kepala kaidah-kaidah tata bahasa BT.
2)        Pelajar memahami isi detail bahan bacaan yang dipelajarinya dan mampu menerjemahkannya.
3)        Pelajar memahami karakteristik BT dan banyak hal lainnya yang bersifat teoritis, dan dapat
membandingkannya dengan karakterisik bahasa ibu.
4)        Metode ini memperkuat kemampuan pelajar dalam mengingat dan menghafal.
5)        Bisa dilaksanakan dalam kelas besar dan tidak menuntut kemampuan guru yang ideal.[7]
6)        Pelajar dapat menghafal kosa kata dengan jumlah yang relatif banyak dalam setiap pertemuan.
7)        Melatih mental disiplin dan ulet dalam mempelajari bahasa.[8]
8)        Cocok bagi semua tingkat kemampuan pelajar (mustawa mubtadi’, mutawasith, mutaqadim).
9)        Pelajar sangat menguasai kemampuan membaca bahasa Arab.[9]

E.       Kelemahan Metode Gramatika-Terjemah


1)        Metode ini banyak mengajarkan “tentang bahasa” bukan mengajarkan “kemahiran berbahasa”.
2)        Metode ini hanya mengajarkan kemahiran membaca, sedang 3 kemahiran yang lain (menyimak,
bebicara, menulis) diabaikan.
3)        Terjemahan harfiah sering mengacaukan makna kalimat dalam konteks yang luas, dan hasil
terjemahannya tidak lazim menurut cita rasa bahasa ibu siswa.
4)        Pelajar hanya mempelajari satu ragam bahasa, yaitu ragam bahasa tulis klasik. Sedangkan bahasa
tulis modern dan bahasa percakapan tidak diperoleh.
5)        Kosa kata, struktur dan ungakapan yang dipelajari oleh siswa mungkin sudah tidak dipakai lagi
atau dipakai dalam arti yang berbeda dalam bahasa modern.
6)        Karena otak siswa dipenuhi oleh masalah-masalah tata bahasa maka tidak tersisa lagi tempat untuk
ekspresi dan kreasi berbahasa.[10]
7)        Metode ini lebih mengajarkan tentang bahasa daripada mengajarkan berbahasa.[11]
‫]‪F.       Contoh Materi Menggunakan Metode Gramatika-Terjemah[12‬‬
‫الكلم على الفعل‬
‫الباب األول‬
‫في املاضي واملضارع واألمر‬
‫ينقسم الفعل إلى ماض ومضارع وأمر‪:‬‬
‫َ َ‬
‫(دل على ح ((دوث ش يء مض ّي قب ((ل زمن التكلم مث ((ل (ق( َرأ وعالمت ((ه أن يقب ((ل ت ((اء‬
‫فاملاض ي م ((ا ي ( ّ‬
‫َ َ ْ‬ ‫َ ْ ُ‬
‫الفاعل كق َرأت وتاء التأنيث الساكنة كق َرأت‪.‬‬
‫(دل على ح ((دوث ش يء في زمن التكلم أو بع ((ده فه ((و ص ((الح للح ((ال واالس ((تقبال‪.‬‬ ‫واملض ((ارع م ((ا ي ( ّ‬
‫ّ‬
‫ّ(‬
‫النافي(ة نح((و (إني ليحزن((ني أن ت((ذهبوا ب((ه)‪( ،‬وم((ا ت((دري نفس م((اذا تكس((ب‬ ‫ويعين((ه للح((ال الم التوكي((د وم((ا‬
‫(أي أرض تم(وت)‪ .‬ويعين((ه لالس((تقبال الس((ين وس((وف وأن وإن نح((و (سيص((لى ن((ارا)‪،‬‬ ‫غ((دا وم((ا ت((دري نفس ب ّ‬
‫اّل‬ ‫(س(وف ي(رى)‪( ،‬لن ت(راني)‪( ،‬وأن تص(وموا خ(ير لكم)‪( ،‬وإن ّ‬
‫يتفرق(ا يغن هللا ك من س(عته)‪ ،‬وعالمات(ه أن‬
‫َ ْ ْ‬
‫يص ((ح وقوع ((ه بع ((د لم كل ْم َي ( (ق َرأ‪ ،‬و الب ( ّ(د أن يب ((دأ بح ((رف من أح ((رف (أنيت) ف ((الهمزة للمتكلم الواح ((د أو‬
‫املتكلمة والنون له مع غيره أو لها مع غيرها والهاء للغائب املذكر وجمع الغائبة والت(اء للمخ(اطب مطلق(ا‬
‫ومفرد الغائبة ومثناها‪.‬‬
‫ْ ْ‬
‫واألمر ما يطلب به حصول شيئ بعد زمن التكلم مثل ِاق َرأ وعالمته أن يقبل نون التوكيد م((ع‬
‫داللته على الطلب‪.‬‬

‫‪Contoh di atas dikutip dari kitab Qawa’id al-Lughah al-Arabiyah oleh Hifni Nashif dkk.‬‬
‫‪yang banyak dipakai dalam pengajaran bahasa Arab di Mesir pada akhir abad 18. Seperti‬‬
‫‪disebutkan di depan, dalam metode Gramatika-Terjemah, pengajaran qawaid (gramatika) sangat‬‬
‫‪diutamakan, dan diajarkan secara deduktif. Untuk pemahamannya bagi penutur asing, guru‬‬
‫‪menggunakan teknik terjemah. Para pembelajar juga dilatih untuk menghafalkan definisi-definisi‬‬
‫‪dan kaidah-kaidah nahwu di luar kepala. Untuk memudahkan hafalan itu pula, materi dalam bentuk‬‬
‫‪nazham banyak dipakai seperti kitab Alfiyah karya Ibnu Malik yang sangat terkenal di lingkungan‬‬
‫‪pondok pesantren di Indonesia. Contoh beberapa bait dari kitab Alfiyah adalah sebagai berikut:‬‬

‫واسم وفعل‪ ،‬ثم حرف – الكلم‬ ‫كالمنا لفظ مفيد‪ :‬كاستقم۞‬


‫وكلمة بها كالم قد يؤم‬ ‫واحده كلمة‪ ،‬والقول عم۞‬
‫لشبه من الحروف مدني‬ ‫واالسم منه معرب ومبني۞‬
BAB III

PENUTUP

A.      Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

Nuha, Ulin. Metodologi Super Efektif Pembelajaran Bahasa Arab. Jogjakarta: DIVA Press, 2012.

Mustofa, Bisri dan Abdul Hamid. Metode dan Strategi Pembelajaran Bahasa Arab. Malang: UIN-MALIKI
Press, 2012.

Effendy, Ahmad Fuad. Metodologi Pengajaran Bahasa Arab. Malang: Misykat, 2009.

[1] Ulin Nuha, Metodologi Super Efektif Pembelajaran Bahasa Arab, (Jogjakarta: DIVA Press,


2012), hlm. 202-203
[2] Ahmad Fuad Effendy, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab, (Malang: Misykat, 2009), hlm.
41-45

[3] Ulin Nuha, Metodologi Super Efektif Pembelajaran Bahasa Arab, hlm. 204

[4] Bisri
Mustofa dan Abdul Hamid, Metode dan Strategi Pembelajaran Bahasa
Arab,  (Malang: UIN-MALIKI Press, 2012), hlm. 29

[5] Ulin Nuha, Metodologi Super Efektif Pembelajaran Bahasa Arab, hlm. 204 


[6] Ahmad Fuad Effendy, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab, hlm. ,,,,,,,,,,

[7] Ibid., hlm. ,,,,,,,,

[8] Ulin Nuha, Metodologi Super Efektif Pembelajaran Bahasa Arab, hlm. 206

[9] Bisri Mustofa dan Abdul Hamid, Metode dan Strategi Pembelajaran Bahasa Arab, hlm. 31
[10] Ahmad Fuad Effendy, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab, hlm. ,,,,,,,,,,

[11] Bisri Mustofa dan Abdul Hamid, Metode dan Strategi Pembelajaran Bahasa Arab, hlm. 32

[12] Ahmad Fuad Effendy, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab, hlm. ,,,,,,,,,,

Anda mungkin juga menyukai