ملع عيدبال
A. MENDETEKSI MUQOBALAH
Muqobalah adalah
بيتتّل ىلع كلذ ىتؤي يننعبم ينقفاوتم وأ رثكأ ثم ىتؤي ابم لباقي
نأ
“Muqabalah adalah mengemukakan dua makna yang sesuai atau lebih kemudian
mengemukakan perbandingannya dengan cara tertib”
Contoh Pertama:
Khalid bin Shafwan menyifati seorang laki-laki:
disambung dengan kalimat و ّ دع في ةينلاعلاyang terdapat dua makna pula, yang berlawanan
dengan kalimat pada bagian pertama tadi secara tertib.
Contoh Kedua:
Yang jadi fokus dalam contoh diatas adalah kata مّائّّللا ّمّنdan ّن
هّتدعّقأ ّم
ّةّياكّن
هّتدعّقأ
ّّ ي
mengumpulkan dua kata yang serasi dalam kalimat, yang keserasiannya bukan bersifat
anonim (perlawanan)
Contoh, (QS. Ar-Rahman: 5)
ّلاشّم بّ ابس ّن
ّ ّ ّ
ّس
matahari dan bulan (beredar) menurut perhitungan.
matahari dan bulan dua kata yang sangat serasi disebut dalam untaian ayat di atas.
Contoh lain seperti perkataan orang yang memuji al-Mahlabi (perdana mentri Mu’izzud-
Daulah al-Buwaihi)
ّمّّمّدّيّ ا لّخلّّق,ّإّ اسّّ عّدّ وّّفيّ عّلاّفّو ّنّأ
ّ ر ّـّيزّو ّّلا
ّو ّّـيس,ّو ّّلا بّ ـّتلا ي فوّّق
ّ ت اه يّأ
ّّشّ ي ّّ ّ ّ ليّ ي
Anda wahai sang perdana mentri! Bagai Nabi Isma’il dalam berjanji, Nabi Syu’aib dalam
memberikan bantuan, Nabi Yusuf dalam mema’afkan, Nabi Muhammad dalam berakhlak.
Keserasian dan keselarasan yang memberikan nilai keindahan pada syi’ir di atas adalah:
a. Penyebutan nama Isma’il, Syu’aib, Yusuf, dan Muhammad. Pasangan kata yang serasi
karena semuanya adalah nama-nama Nabi.
b. Penyebutan ( قللخا, وفعال, قيفوتال, )دعولاsemuanya berupa pasangan kata-kata yang
Seolah-olah bintang kejora itu digantung di pelipisnya, bintang gemini di pipinya, dan
rembulan di wajahnya
Keserasian syi’ir di atas terletak pada penyebutan kata: kejora, gemini, dan rembulan.
Semuanya merupakan nama-nama planet di tata surya.
C. MENGURAIAKAN AL IRSHOD
irshad ( )داصرلااjuga disebut at-Tashim ()ميهستلا
Yaitu membuat lafal sebelum akhir faqrah/bait, yang menunjukan akhir faqrah/bait.
Contoh (QS, al- 'Ankabuut: 40)
ّكّلو
dan Allah sekali-kali tidak hendak Menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang
Menganiaya diri mereka sendiri.
Lafal ‘’ناكامو هللا مهملظيل yang artinya dan Allah sekali-kali tidak hendak Menganiaya
mereka, disebutkan untuk menunjukan adanya kalimat akhir dalam faqrah/bait, yaitu ‘ نكلو
’مهسفنأ اوناك نوملظيyang artinya tetapi merekalah yang Menganiaya diri mereka sendiri.
Contoh lain, (QS, Yunus: 19)
a) Secara leksikal al-madzhab berarti faham atau doktrin, dan al-kalam berarti teologi
(‘aqidah)
b) Secara terminologi badi’ al-Madzhab al-Kalami adalah,
Yaitu mendatangkan hujjah (argumen) bagi makna yang dicari dengan mengikuti cara
cara para pakar teologi (‘Aqidah)
Sebagaimana kita tahu dalam logika kita mengenal istilah Silogisme, yaitu suatu proses
penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua proposisi (pernyataan)
dan sebuah konklusi (kesimpulan). Contoh,
1
Syuruh at-Talkhiish Juz 4 (Beirut, dar al-Hadi, 1992)369
2
Definisi logika sangat sederhana yaitu ilmu yg memberikan prinsip-prinsip yang harus diikuti agar
dapat berfikir valid menurut aturan atau dengan kata lain Logika adalah ilmu pengetahuan dan
kecakapan untuk berpikir lurus ( tepat )
Hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuensi. dan proses seperti inilah yang
disebut menalar yang dalam bahasa filsafatnya dinamakan logika.
Surat al anbiya’ ayat 22 :
ّشّ امّ يّصّ وفّن ّّّالّّإ اللّ فّّلس دّتّ بس الل و
ّ ّ ّ
ّه ّ آّ ّاحّنّ ر ّّعّلا
اكّنّ يّفهّ امّ ة ل ّ
ّّر ب
ّ ّف ّل
Badi’ al-Madzhab al-Kalami tidak berbeda jauh dengan silogisme, yakni sebuah teks
agama yang di dalamnya ada unsur logika,
Sekiranya ada di langit dan di bumi tuhan-tuhan selain Allah, tentulah keduanya itu telah
Rusak binasa. Maka Maha suci Allah yang mempunyai 'Arsy daripada apa yang mereka
sifatkan.
Premis mayornya: andaikata di langit dan di bumi ada tuhan selain Allah tentu akan
hancur binasa
Premis minornya: kenyataannya bumi dan langit tidak hancur.
Konklusinya : di bumi dan di langit tidak ada tugan selain Allah.
Contoh 4, Sabda Nabi SAW,
Seandainya kalian mengetahui apa yang aku ketahui, tentu kalian sedikit tertawa dan
banyak menangis.
Premis mayornya: andaikata kita mengetahui apa-apa yang di ketahui oleh nabi, tentu
kita akan sedikit tertawa dan banyak menangis
Premis minornya : kenyataannya kita banyak tertawa dan hampir tidak pernah
menangus
Konklusinya : kita tidak mengetahui apa-apa yang diketahui oleh baginda Nabi
SAW.
Teks-teks yang mengandung unsur penalaran (logika) seperti contoh-contoh di atas itulah
yang dimaksud badi’ al-madzhab al-kalami,
E. MENGANALISIS AL IDMAJ
F. MEMBUAT CONTOH