Al-Quran merupakan kitab suci yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi
Muhammad SAW, Melalui perantara malaikat Jibril sebagai petunjuk untuk seluruh
umat manusia dan sebagai pedoman hidup di dunia dan di akhirat. Al-Quran sebagai
mukjizat agung yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW, salah satu
kemukjizatannya adalah bahasa yang digunakan yaitu bahasa Arab. Bahasa arab
adalah bahasa yang sangat indah. Kedudukannya sangat penting karena Allah SWT
memilihnya sebagai bahasa al-Quran dan sebagai bahasa umat islam untuk ajaran-
ajaran agama.
Dalam menafsirkan al-Quran yang sangat indah dan kaya akan makna dan
sumber utama umat Islam yang melahirkan berbagai disiplin ilmu. Salah satu
disiplin ilmu yang perlu dikuasi untuk memahami al-Quran adalah ilmu Balaghah.
Kalam Insya’ thalabi adalah kalmat atau kalam awal yang tidak
menghendaki adanya kebedaran atau kebohongan. Kalam jenis ini berupa amar
(perintah), nahi (larangan), istifham (kata tanya), tamanni (kata untuk menyatakan
harapan terhadap sesuatu yang sulit terwujud), taraji (kata untuk menyatakan
harapan yang bisa terwujud), nida’ (kata panggilan). Dalam masing-masing jenis
kalam insya’ thalabi di atas mempunyai makna-makna tertentu selain makna hakiki
(makna yang keluar dari makna asli).
Alasan pememilih surat Yusuf karena surat Yusuf adalah Ahsanul Qoshashi
(kisah yang paling baik) memuat kisah perjalanan hidup nabi Yusuf yang dramatis
dan mengisahkan kisah tersebut adalah Allah SWT yang di dalam kisah tersebut
terdapat banyak pelajaran yang dapat menghantarkan kita pada keteguhan hati di
jalan Allah (Khoiru, 2015, h. 155). Alasan lain penulis memilih surat Yusuf, karena
surat Yusuf merupakan surat yang penuh dengan peristiwa-peristiwa dan
petualangan emosi dan perasan cinta. Alurnya yang sangat indah yang di dalamnya
terdapat tahap pengenalan, pemunculan konflik, konflik memuncak, konflik
menurun, dan tahap penyelesaian dengan akhir dalam surat yusuf ini yang begitu
Indah dan bahagia. Kisah dalam surat ini bermuara dari awal sampai akhir pada satu
bentuk di mana pembaca akan merasakan adanya kekuasaan Allah dan terlaksana
perintanya meskipun banyak manusia berusaha menentang aturan-Nya.
Penelitian ini bukanlah penelitian yang pertama, melainkan sudah ada banyak
penelitian mengenai kalam insya’ thalabi dengan berbagai obyek yang berbeda,
ataupun dengan objek yang sama dengan teori dan perspektif yang berbeda juga
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu dapat dibuktikan bahwa dalam Surat al-kahfi
terdapat berbagai macam bentuk dan makna kalam insya’ thalabi baik itu makna
asli maupun makna Idhofi (Khoiriah, Murtadho, hanafi, 2012, h. 2).
Kemudian penelitian lain mengenai kalam insya’ thalabi juga terdapat dalam surat
Yunus. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat dibuktikan bahwa dalam Surat
Yunus terdapat berbagai macam bentuk dan makna kalam insya’ thalabi baik itu
makna asli maupun makna keluar dari makna asli (Purnawati, 2017, h. 8).
Adapun terkait penelitian sebelumnya mengenai surat yusuf Banyak sekali nilai-
nilai kehidupan, prinsip tauhid yang mampu membentenginya. Kajian
interdisipliner psikologi sastra mampu mengungkap sisi-sisi psikologi tokoh Yusuf
yang dapat diambil sebagai pelarajan bagi umat manusia (Mahliatussikah, 2016, h.
1).
Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui (1) Ayat-ayat
yang mengandung kalam insya’ thalabi dalam surat Yusuf, (2) Bentuk-bentuk
kalam insya’ thalabi dalam surat Yusuf, (3) Makna yang terdapat dalam kalam
insya’ thalabi dalam surat Yusuf.
METODE
Dalam menentukan metode penelitian ini, digunakan motode deskriptif
kualitatif, karena tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan secara
sistematis kalam insya’. Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini
ada dua macam, yaitu sumber data primer dan data sekunder. Sumber data primer
disini peneliti menggunakan kitab suci al-Quran yaitu ayat-ayat al-Quran surat
Yusuf dan kitab kitab balaghah yang membahas tentang kalam insya’ thalabi.
Adapun sumber sekundernya adalah buku-buku, atau karya lainnya yang
menunjang serta berkaitan dengan objek penelitian.
HASIL
Dalam surat Yusuf terdapat ayat-ayat yang mengandung kalam insya’
thalabi, diantaranya adalah sebagai berikut: (1) Amar/perintah ada 37 kata, yang
terdapat dalam 28 ayat, (2) nahi/larangan ada 5 ayat, (3) istifham/pertanyaan ada 12
ayat, (4) taroji/harapan ada 8 ayat, (5) tamanni/harapan ada 2 ayat, (6)
nida/panggilan ada 18 ayat. Diantara kalam insya’ thalabi yang terdapat dalam
ayat-ayat surat Yusuf, beberapa sampel peneliti uraiakan diantaranya:
1. Amar (perintah)
َ ْ َ ُ َّ ۢ َ ْ َ ْ َ َ ََٰ ْ َ ْ ْ َ ُ ُ ُ
: يوسوف-اطِـ َين ِ يوسف أع ِرض عن هذا وٱستغ ِف ِرى ِلذن ِب ِك ِإن ِك ك
ِ نت ِمن ٱلخ
-29
2. Nahi/larangan
َْ َ ُ َ ْ َ ََ ُ ْ َ َّ َ
-60 : يوسوف-ندى َوالتق َرُبو ِن
ِ ف ِإن ل ْم تأتو ِنى ِب ِهۦ فال كي َل لكم ِع
"Maka jika kamu tidak membawanya kepadaku, maka kamu tidak akan
mendapat jatah (gandum) lagi dariku dan jangan kamu mendekatiku."
3. Istifham/kalimat tanya
ً َٰ َ ُ َّ َ ُ ْ َ َ َ ُ َ َ َّ َ ُ َ َق
ٍ ٱّلل خ ْي ٌر َح ِفظا ال َه ْل َء َام ُنك ْم َعل ْي ِه ِإال ك َما أ ِم ُنتك ْم َعل َٰى أ ِخ ِيه ِمن قبل ٍ ف
ََّٰ ُ َ ْ َ َ ُ َ
-64 : يوسوف- ٱلر ِح ِم َين وهو أرحم
“Dia (Ya'qub) berkata, "Bagaimana aku akan mempercayakannya
(Bunyamin) kepadamu, seperti aku telah mempercayakan saudaranya
(Yusuf) kepada kamu dahulu?" Maka Allah adalah penjaga yang terbaik
dan Dia Maha Penyayang di natara maha penyayang.”
4. Taroji/harapan
ْ َ ُ َّ َ ال َب ْل َس َّو َل ْت َل ُك ْم َأ ُنف ُس ُك ْم َأ ْم ًرا ٍ َف
َ َق
ٱّلل أن َيأ ِت َي ِنى ِب ِه ْم يل ٍ َع َس ى
ٌ ص ْب ٌر َج ِم
5. Tamanni/harapan
ُ َ َ َ َّ َ َ َ ْ ُ َ َ َ ُ ُ ْ ّ َ َ ُ َ ُ ُ َ َ َ ا
: يوسوف- وسف ٍ ل ْوال أن ت َف ِّن ُدو ِن وملا فصل ِت ٱل ِعير قال أبوهم ِإ ِنى أل ِجد ِريح ي
-94
“Dan ketika kafilah itu telah keluar (dari negeri Mesir), ayah mereka
berkata, "Sesungguhnya aku mencium bau Yusuf, sekiranya kamu tidak
menuduhku lemah akal (tentu kamu membenarkan aku)."
6. Nida’/panggilan
َ ْ َ ْ َّ َ ً َ ْ َ َ َ َ َ َ َ ُ ْ َ َ ّ َ َ ْ َ َ ُ ُ ُ َ َا
س َوٱل َق َم َر َرأ ْي ُت ُه ْم ِلى ِإذ قال يوسف ِأل ِب ِيه يأب ِت ِإ ِنى رأيت أحد عشر كوكبا وٱلشم
َ ََٰسجد
ين ِ ِ
-4: يوسوف-
“(Ingatlah), ketika Yusuf berkata kepada ayahnya, "Wahai Ayahku!
Sungguh, aku (bermimpi) melihat sebelas bintang, matahari, dan bulan;
kulihat semuanya sujud kepadaku."
ada dua bentuk huruf nida yaitu يا dan ياأيها. Kemudian taroji mempunyai dua
bentuk kata yaitu عس ىdan لعلsedangkan tamanni hanya ada satu bentuk yaitu
لو.
1. Amar/ perintah
Dalam ayat-ayat surat Yusuf, peneliti menemukan makna asli amar yaitu
kata perintah yang mengandung arti perintah sebanyak 23 ayat dan makna idhofi
dari amar yaitu kata perintah yang bukan makna perintah sebanyak 14 ayat. Jumlah
tersebut sudah mencakup semua makna lain amar yang terdiri atas 5 makna yaitu
takhyir (pilihan), tamanni (harapan), ta’jir (melemahkan), ikram (memuliakan),
iltimas (permintaan kepada sebaya).
2. Nahi/larangan
Peneliti tidak menemukan makna nahi haqiqi melainkan menemukan nahi
yang keluar dari makna asli sesuai dengan konteks sebanyak 5 kata yang tersebar
dalam 5 ayat. Makna lainya itu adalah tahdid (ancaman), iltimas (larangan kepada
sebaya), irsyad (larangan berupa petunjuk), tasliyyah (menghibur/memberi
semangat).
3. Istifham/ kata tanya
Makna asli istifham (kata pertanyaan asli) sebanyak 4 kata yang tersebar
dalam 4 ayat dan makna istifham majazi (yang bukan bermakna pertanyaan)
sebanyak 8 kata yang tersebar dalam 7 ayat, di dalamnya termasuk dua makna lain
istifham yaitu taqrir (penegasan), lilinkar (untuk bantahan/mengingkari).
4. Taroji/ harapan
Makna taroji hanya mengandung makna asli dari taroji itu sendiri yaitu
harapan yaitu mengharapkan ssuatu yang disenangi dan mungkin terjadi. Dalam
surat Yusuf ini ada 8 ayat.
PENJELASAN
Bersumber pada hasil temuan di atas, maka pada ayat 29 ditemukan kata
ْ َأ ْعر
ض تغفرى ْ
ِ dan ِ اس keduanya adalah kata perintah termasuk ke dalam kalam
insya’ thalabi amar. Dari ayat 60 terdapat kata التقربو ِن yang tergolong kata
larangan kalam insya’ thalabi nahi dikarenakan ayat itu merupakan suatu larangan.
Di samping itu ayat 64 dalam surat Yusuf ini dengan huruf هلialah huruf istifham,
jadi ayat tersebut dapat dimasukan ke dalam kalam insya’ thalabi istifham. Pada
ayat 83 ada kata عس ىyang merupakan tanda taroji, maka ayat tersebut termasuk
kalam insya’ thalabi taroji. Kemudian pada ayat 94 terdapat huruf لو yang
merupakan tanda dari tamanni, maka ayat tersebut termasuk kalam insya’ thalabi
tamanni. Yang terakhir pada ayat 4 terdapat huruf يآyang merupakan huruf nida,
maka ayat tersebut adalah kalam insya’ thalabi nida.
Beralaskan penelitian ini, bentuk amar yang ada dalam ayat-ayat surat
Yusuf, terdapat satu bentuk amar, yaitu fi’il amar saja. sedangkan fi’il mudhori
yang didahului oleh lam amar tidak ditemukan. Nahi mempunyai satu bentuk saja
yaitu fi’il mudhori’ yang kemasukan lam nahi (perintah untuk menjauhi /melarang).
Huruf istifham yang telah dittemukan dalam ayat-ayat surat Yusuf hanya ada tiga
َّ
bentuk. Yaitu أ ، ما،هل. Sedangkan أنى، متى، أين، أيان، من، كيف، كم، أيtidak
ditemukan. Bentuk nida’ hurufnya disini ada dua yaitu ياdan أيهاhuruf nida ini
digunakan untuk memanggil munada yang jauh. Bentuk tamanni hanya ada satu
yaitu لوyang berfungsi mengharapkan sesuatu yang mustahil terjadi atau hanya
sekedar harapan saja. bentuk taroji dalam ayat-ayat surat Yusuf ini ada dua bentuk
yaitu لعلdan عس ىyang berfungsi sebagai harapan yang bisa saja terjadi atau
mengaharapkan sesuatu yang disenangi dan diharapkan dan mungkin terjadi.
Dari segi makna, hasil dalam penelitian ini menunjukan bahwa makna
kalam insya’ thalabi tidak harus dan tidak mengandung makna asli dari kalam insya
thalabi tersebut tetapi bisa saja mengandung makna lain yang keluar dari makna
asli atau bisa saja sesuai dengan konteks dalam pernytaannya. Jadi makna kalam
insya’ thalabi surat Yusuf antara lain:
1. Amar/ perintah ada dua jenis makna yaitu makna hakiki (makna yang benar-
benar perintah). Makna hakiki contohnya adalah sebagai berikut:
َ ْ َ ُ َّ ۢ َ ْ َ ْ َ َ ََٰ ْ َ ْ ْ َ ُ ُ ُ
-29 : يوسوف-اطِـ َين
ِ خ ٱل ن م
ِ نت
ِ ك ك إ ك بنذل ى
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ يوسف أع ِرض عن هذا وٱست
ن رف غ
. “Wahai Yusuf! Lupakanlah ini, dan (istriku) mohonlah ampunan atas dosamu,
karena engkau termasuk orang yang bersalah.” . “Wahai Yusuf! Lupakanlah ini,
dan (istriku) mohonlah ampunan atas dosamu, karena engkau termasuk orang
yang bersalah.”
Kata أعرض (lupakanlah), ialah ungkapan printah untuk orang kedua
tunggal (laki-laki ) أنت, dan dilihat dari konteks kalimatnya ungkapan itu sat perintah
dari raja kepada Yusuf untuk melupakan yang telah dilakukan oleh istrinya.
Kata ( استغفرىmohon ampunlah) dilafalkan untuk orang kedua perempuan tunggal
(yaitu istri al-Aziz). Sedangkan makna makna yang keluar dari makna aslinya
sebanyak 14 ayat yang terdiri atas atas 6 makna yaitu:
Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa III Tahun 2019
519
HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
P-ISSN 2598-0637 Peluang dan Tantangan bagi Mahasiswa Bahasa dan
E-ISSN 2621-5632 Sastra Arab
-78
Pada ayat ini penuturnya adalah saudara Yusuf kepada Yusuf sebagai salah
satu penguasa di Mesir, konteks kalimat ini suruhan saudara Ysusf kepada Yusuf
untuk memilih tetap tinggal sebagai ganti rugi atas barang yang hilang.
b. Tamanni (harapan)
َ ُ ََٰ َ َّ َ َ َ ْ َ ْ َ َّ َ ْ َ َ َّ ُ َّ َ َ ْ َ ْ َٔ ْ َ
-82 :ص ِدقون– يوسوف وسـ ِل ٱلقرية ٱل ِتى كنا ِفيها وٱل ِعير ٱل ِتى أقبلنا ِفيها ٍ و ِإنا ل
Lafal ini dituturkan oleh saudara tertua dari mereka (Yusuf dan saudar-
saudaranya) saudara tertua itu membela diri mereka dengan menyebutkan bukti
bahwa mereka tidak bersalah dengan cara menyuruh Yusuf untuk bertanya kepada
penduduk negeri tempat mereka tinggal dan kafilah yang bersama mereka pergi ke
mesir agar Yusuf (raja) mempercayai mereka.
c. Ta’jir (melemahkan)
َّ َ َ َ َ َ َ َ َ ْ َ ْ َ َ َ َ ََٰ ْ َ ْ َ َّ َ َ َّ ْ َٰ
ٱّلل ٍ ِإ َّن ُ ۥه َ ِرّبى
ِ ال معاذ َو َر َو َدت ُه ٱل ِتى ُه َو ِفى َب ْي ِت َها َعن َّن ْف ِس ِهۦ وغلق ِت ٱألبوب وقالت هيت لك ٍ ق
َ ََّٰ َ َ َأ ْح َس َن َم ْث َو
-23 :اى ٍ ِإ َّن ُ ۥه ال ُي ْف ِل ُح ٱلظ ِل ُمون– يوسوف
Ayat di atas menjelaskan sisi lain yang dialami oleh nabi Yusuf, yaitu
godaan dari istri al-aziz yang ketika itu nabi Yusuf tinggal di rumahnya. Karena dia
adalah laki-laki yang tampan Zulaikha tergoda oleh ketampanannya, sehingga dia
nekad masuk ke kamar nabi yusuf kemudian mengunci pintu-pintu kamar, dan
berkata dengan perkataan yang melemahkan هيت لك tapi nabi Yusuf disini tidak
tergoda sama sekali, hanya saja konteks dalam ayat diatas kata-kata tersebut
merupakan lafal yang melemahkan.
d. Ikram (memuliakan)
Pada ayat ini kata “( ”ادخلواmasuklah) untuk kamu yang lebih dari tiga
orang adalah kata yang memuliakan dilihat dari konteksnya ketika nabi ya’qub
bersama keluarga besarnya ke Mesir menuruti pesan nabi Yusuf. Maka ketika
mereka sudah sampai di Mesir dan masuk ke tempat yang telah di sediakan, nabi
Yusuf merangkul orang tuanya seraya berkata kepada semua keluarganya masuklah
kamu ke negeri mesir, insyaa Allah kalian masuk ke dalam tempat yang aman.
-9:يوسوف
“bunuhlah Yusuf atau buanglah dia ke suatu tempat agar perhatian ayah
tertumpah kepadamu, dan setelah itu kamu menjadi orang yang baik.”
Kata “ اقتلواbunuhlah” dan “ اطرحوbuanglah” yaitu ungkapan perintah
untuk orang lebih dari tiga (laki-laki banyak )أنتم, dan melihat dari segi konteks
kalimatnya uangkapan diatas adalah perintah salah satu dari saudara Yusuf rasa
kesal terhadap Yusuf untuk membunuh atau membuang adiknya untuk mengobati
rasa kesal dari mereka (saudara Yusuf).
2. Nahi /larangan
Dari semua kalam nahi dalam surat Yusuf tidak ditemukan nahi yang
bermakna asli melainkan ditemukannya nahi idhofi (maknanya yang keluar dari
makna asli) diantara nya adalah sebagai berikut:
a. Tahdid (ancaman)
َ َ ُ َ ْ َ ََ ُ ْ َ َّ َ
-60:يوسوف-ندى َوال ت ْق َرُبو ِن
ِ ف ِإن ل ْم تأتو ِنى ِب ِهۦ فال كي َل لك ْم ِع
Kata ال تقربو ِن “jangan kamu mendekatiku” ungkapan ancaman yang
dituturkan oleh nabi Yusuf yang menjadi seorang raja di Mesir, mengingatkan
mereka, maka jika kamu tidak membawanya(saudara, bunyamin) kepadaku pada
saat kedatangan saudara-saudaranya nanti, maka mereka tidak mendapat gandum
lagi dan mereka tidak boleh mendekat Yusuf.
-5:يوسوف-ُّم ِب ٌين
untuk itu dalam perkatannya nabi yaqub meminta kepada anak-anak nya untuk
mencari Yusuf dan Bunyamin dan beliau memberikan semangat kepada anak-
anaknya untuk tidak putus asa atas rahmat Allah.
dalam konteks kalimat ini bahwa saudara yusuf benar-benar bertanya kepada
penyeru tadi. Kemudian makan idhofi (yaitu pertanyaan yang keluar dari makna
sesungguhnya) yaitu:
a. taqrir (penegasan)
َ ُ َْ ْ َ َ ُ ُ ْ ُ ْ َ َ َّ ْ ُ ْ َ ْ َ َ َ
-89:وسف َوأ ِخ ِيه ِإذ أن ُت ْم َج ِاهلون– يوسوف قال هل ع ِلمتم ما فعلتم ِبي
Ayat diatas penuturnya adalah nabi Yusuf untuk saudarasaudaranya,
pertanyaan yang dilontarkan oleh nabi Yusuf penegasan terhadap saudara-
saudaranya dengan bentuk pertanyaan agar mereka berfikir dengan kesalahan
mereka di masa lalu.
b. lilinkar (untuk bantahan/mengingkari).
َ اع ُة َب ْغ َت ًة َو ُه ْم َال َي ْش ُع ُر
– ون َّ ٱّلل َأ ْو َت ْأت َي ُه ُم
َ ٱلس َّ َ َ ْ ّ ٌ َ ََٰ ْ ُ َ ْ َ َ ُ َ َ َ
ِ ِ ابِ أفأ ِمنوا أن تأ ِتيهم غ ِشية ِمن عذ
-107:يوسوف
Manusia banyak yang berpaling dari pengajaran para rosul maupun tanda-
tanda kekuasaan di alam semesta seperti yang ditegaskan pada ayat tersebut adalah
Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa III Tahun 2019
523
HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
P-ISSN 2598-0637 Peluang dan Tantangan bagi Mahasiswa Bahasa dan
E-ISSN 2621-5632 Sastra Arab
bantahan terhadap orang-orang kafir dan orang-orang yang lalai terhadap hukum
Allah.
4. Taroji/ harapan yang jelas
Taroji (harapan yang jelas adanya) hanya mempunyai satu makna saja yaitu
makna hakiki (makna asli) dalam surat ini ada dua macam adat taroji diantaranya
لعلdan عسىseperti pada ayat-ayat berikut:
َ ُ ْ ُ ََٰ ُ ۢ ُ ْ َ َ ٌ َ ٌ ْ َ َّ ُ ُ ُ ْ َ َ َْ ُ ّّ َ ُ ُ ُ
ض ٍر َوأخ َريق أف ِت َنا ِفى َس ْب ِع َب َق ََٰر ٍت ِسم ٍان يأكلهن سبع ِعجاف وسب ِع سنبل ٍت خٱلص ِد
ِ ا هَ يُّ أ يوسف
َ َ َّ َ َّ َ ُ ْ َ َ ََٰ َّ َ ا
-46:اس ل َعل ُه ْم َي ْعل ُمون –يوسوف ِ ي ِابس ٍت لع ِلى أر ِجع ِإلى ٱلن
kata لعلdisini mengandung makna sebuah harapan, yang bisa dicapai dalam
dalam ayat tersebut teman nabi Yusuf yang berkata kepada nabi Yusuf terkait
mimpi raja tentang tujuh ekor sapi betina yang gemuk-gemuk yang dimakan oleh
tujuh ekor sapi betina yang kurus-kurus dan tujuh bulir gandum yang hijau dan
tujuh lainnya yang kering, begitulah orang tersebut bertanya kepada nabi Yusuf
agar dia mengetahui dan cepat kembali kepada mereka.
5. Tamanni
Tamanni (harapan) dalam ayat-ayat surat Yusuf hanya didapatkan satu
makna saja yaitu makna idhofi (makna yang keluar dari makna aslinya). Makna
tersebut tersebar dalam 2 ayat yang keduanya bermakna ta’jiz (melemahkan)
contohnya
َ ْ ْ َو َل َق ْد َه َّم ْت بهۦ ٍ َو َه َّم ب َها َل ْ َوال َأن َّر َءا ُب ْر ََٰه َن َرّبهۦ ٍ َك ََٰذل َك ل َن
ُّ صر َف َع ْن ُه
ٍ ٱلسو َء َوٱل َف ْحشا َء ِ ِ ِ ِِ ِ ِِ
َ ْ ُْ َ
-24:ِإ َّن ُ ۥه ِم ْن ِع َب ِادنا ٱملخل ِص َين –يوسوف
Pada lafal di atas ini mengandung makna lain dari tammni, yaitu sebagai
makna ta’jiz (melemahkan). Penutur kalimat ini adalah Allah dan petuturnya adalah
nabi Muhammad. Konteks kalimat ini sebagai ungkapan melemahkan ketaatan
Yusuf, jika yusuf tidak melihat tanda kebesaran Allah, maka sudahlah Yusuf
terpengaruh oleh ajakan Zulaikha tetapi itu tidak mungkin karena Yusuf sudah
ditakdirkan untuk taat kepada Allah SWT.
6. Nida/ panggilan
makna nida ada yang asli nida (maknanya tidak keluar dari makna asli) ada
juga makna nida yang keluar dari makna aslinya sebanyak 8 ayat dari ayat tersebut
didalamnya termasuk 5 makna lain diantaranya:
a. Ikhtishos (mengukhususkan)
َ س َو ْٱل َق َم َر َ َرأ ْي ُت ُه ْم لى ََٰسجد
– ين َّ ف َألبيه ََٰي َأ َبت إ ّنى َ َأ ْي ُت َأ َح َد َع َش َر َك ْو َك ًبا َو
َ ٱلش ْم وس ِ ِ ِ ِ ِ ِ ر
ُ ُ ُ َ َ ْ
ِإذ قال ي
ِ ِ ِ
-4:يوسوف
Penutur kata lafal ini adalah nabi Yusuf kepada ayahnya nabi yaqub, dalam
kontek ini nabi Yusuf memanggil ayahnya dengan kalimat يأبت
ِ yaitu panggilan
pengkhususan untuk orang yang sangat dicintai.
b. Nudbah (ratapan)
َ َٰ َ َ َ ُ ُ َٰ َ َ َّ ََ۫ ْ َ َ َ َ َ َ َ َ ََٰ ُ َ
-11:وسف َو ِإ َّنا ل ُ ۥه ل َن ِص ُحون –يوسوف قالوا يأبانا ما لك ال تأمنا على ي
Penutur lafal di atas adalah saudara- saudara nabi Yusuf yang berkata
kepada ayahnya, apa yang menyebabkan ayah mereka tidak mempercayai mereka
padahal mereka menginginkan kebaikan untuk Yusuf (setalah adanya rencana jahat
saudara mereka)
c. Ta’jub (mengagungkan)
َ ُ ْ ُ ََٰ ُ ۢ ُ َ ْ َ َ ٌ َ ٌ ْ َ َّ ُ ُ ُ ْ َ َ َ ّ َْ َ َ َ
ض ٍر َوأخ َر َي ِاب ََٰس ٍتال ٱمل ِل ُك ِإ ِنى أ َر َٰى َس ْب َع َب َق ََٰر ٍت ِسم ٍان يأكلهن سبع ِعجاف وسبع سنبل ٍت خ وق
-43:يوسوف-ون َ ٍ ََٰي َأ ُّي َها ْٱمل َ ُأل َأ ْف ُتونى فى ُر ْء ََٰي َى إن ُك ُنت ْم ل ُّلر ْء َيا َت ْع ُب ُر
ِ ِ ِ ِ
Perkataan raja terhadap dalam ayat tersebut menggunakan kalimat يأيها المل أ
yang artinya (wahai orang-orang terkemuka dari kalangan orang-orang pandai dan
orang-orang bijak) memanggil sekaligus meminta para orang terkemuka itu dengan
panggilan yang mengagungkan orang tersebut artinya raja sangat menghormati para
tamu undangan tersebut.
Lafal di atas mengandung makna lain dari nida’, sebagai makna istogosah
(permohonan pertolongan). Penutur kalimat tersebut adalah teman Yusuf yang dulu
sama-sama di penjara (palayan) orang tersebut. Setelah berjumpa dengan Yusuf,
dia berkata untuk memohon petolongan dengan menggunakan kata-kata “hai orang
yang dapat dipercaya” kemudian dia meminta pertolongan kepada Yusuf untuk
mengartikan mimpi sang raja.
-63:يوسوف
SIMPULAN
Dalam surat Yusuf setelah diteliti, ayat-ayatnya mengandung kalam insya’
thalabi yang terdiri dengan amar (perintah) sebanyak 37 kata yang tersebar dalam
28 ayat, nahi’ (larangan) 5 kata yang tersebar dalam 5 ayat, istifham (pertanyaan)
12 kata yang tersebar dalam 13 ayat, taroji (harapan) ada 8 kata yang tersebar dalam
6 ayat, tamanni (harapan) ada 2 kata dalam 2 ayat yang berbeda, nida’ (panggilan)
sebanyak 19 kata yang tersebar dalam 17 ayat.
Kemudian bentuk kalam insya’ thalabi dalam surat Yusuf adalah: Amar
(perintah) yang hanya terdiri dari fi’il amar saja, nahi (larangan) yang hanya ada
satu bentuk saja yaitu fi’il mudhori dimasuki lam nahi, istifham (pertanyaan) yang
mengandung huruf-huruf istifham diantanya ما، أ، هلdan ماذا, yang paling banyak
menggunakan huruf )همزة( أdan ما, taroji (harapan yang bisa terjadi) yang terdiri
atas dua bentuk kata yaitu لعلdan عس ى. kemudian nida’ (panggilan) yang terdiri
atas dua huruf yaitu ياdan يأيها. Dari segi makna kalam insya’ thalabi dalam surat
Yusuf, menunjukan makna di dalamnya tidak hanya makna yang sebenarnya saja,
tetapi ada juga yang mengandung makna keluar dari makna asli kalam insya’
thalabi tersebut sesuai konteks.
DAFTAR RUJUKAN
Agratama, Efranjy. 2016. Express Mudah Belajar Bahasa Arab. Jakarta: PT
Grasindo, Anggota IKAPI
Dhanawi, amiin, Ahmad. 2010. Mu’iin al-Thalib Fi Ilmi al-Balaghah (Ilmu al-
Ma’ani, Ilmu al-Badii’, Ilmu al-bayan). Edisi kedua. Libanon: Dar Al-
Kotob Al-Ilmiyah.
Khairu, Sulistyawati. 2015. Takdir dan Mukjizat Manusia Tertampan Yusuf Alaihi
Salam. Jakarta: Kunci Iman.
Khoiriah, Lailatul, Fathul & Murtadho, Nurul & Hanafi, Yusuf. 2012. Kalam insya’
thalabi dalam surat al-Kahfi (online)
http://mulok.library.um.ac.id/oaipmh/../home.php?s_data=Skripsi&s_fiel
d=0&mod=b&cat=3&id=52739 diakses pada tanggal 28 Februari 2019.
Mahliatussikah, Hanik. 2016. “ Analisis kisah nabi Yusuf dalam Al-Quran malalui
pendekatan interdisipliner psikologi sastra”. Jurnal Arobia: Jurnal of
Arabic Studies (IMLA), Vol. 1, No. 2, Universitas Negeri Malang.
Nikma, Fuad. 2015. Panduan Lengkap Belajar Bahasa Arab Otodidak (Jilid 2
Kitab Sharaf). Jakarta: TUROS.
Purnawati, indah, Retno, Dahliani. 2017. Kalam Insya’ Thalabi dalam Al-Quran
SuratYunus.(online) http://repository.unja.ac.id/3169/1/I1A213002%20-
%20ARTIKEL.pdf diakses pada tanggal 28 Februari 2019.
Qalasyi, Ahmad. 1995. Taisiirul Balaghah. Edisi Kedua Ditambah Dan Revisi.
Jeddah: Matba’ah Al-Sagar.
Tahir, Bin, Zulfiqar, Saidina. 2008. Cara Praktis Bahasa Arab. Cetakan Kedua.
Jakarta: Qalam Media Pustaka.
Yusuf, Muri, A. 2017. Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian
Gabungan. Edisi keempat. Jakarta: PT Fajar Interpratama Mandiri.