Anda di halaman 1dari 17

TARIKH AL- ADAB AL- HADITS

“Peralihan Masa Klasik ke Masa Modern dan Pengaruhnya Pada


Perkembangan Sastra Arab di Mesir”

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah Tarikh al-Adab Al-Hadits

Dosen :

Dr. R. Yani‟ah Wardani, M.Ag

Disusun oleh :

Siti Ella Yuliana 11180210000191


Setiawan Wahyudi 11160210000018
Qu Indrawan 11180210000001

PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA ARAB

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat, taufiq, hidayahnya
kepada kami semua sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Tarikh Al- Adab
Al- Hadits yang berjudul “Peralihan Masa Klasik ke Masa Modern dan Pengaruhnya Pada
Perkembangan Sastra Arab di Mesir”.

Sholawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. seorang
nabi yang diutus oleh Allah SWT. menebarkan rahmat kepada umat di dunia, dan juga
sebagai sosok manusia termulia yang pernah ada.

Ucapan terima kasih kami ucapkan kepada Ibu Dr. R. Yani‟ah Wardani , M.A.g yang
telah membimbing kami pada mata kuliah Tarikh Al- Adab Al- Hadits di program studi Bahasa
dan Sastra Arab, serta ucapan terima kasih kepada teman - teman yang telah membantu
menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan baik.

Makalah ini kami susun semaksimal mungkin dengan berbagai refrensi dari buku –
buku yang ada. Dengan demikian ucapan maaf kami sampaikan apabila penyusunan makalah
ini terdapat kekurangan sehingga kritik dan saran sangat kami harapkan demi kesempurnaan
makalah kami berikutnya.

Ciputat , 22 September 2021

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………….2

DAFTAR ISI………………………………………………………………………3

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………4

A. Latar Belakang…………………………………………………………….4
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………5
C. Tujuan……………………………………………………………………..5

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………6

A. Peralihan Sastra Arab pada Era Klasik……………………………………6


B. Peralihan Sastra Arab pada Era Modern…………………………………..9
C. Latar Belakang Kebangkitan Sastra Arab Modern di Mesir……………..11
D. Faktor Pendorong Kebangkitan Sastra Arab Modern di Mesir…………...12

BAB III PENUTUP……………………………………………………………..16

Kesimpulan……………………………………………………………………….16

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………17

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejarah Islam bermula dengan peristiwa turunnya wahyu Al- Qur‟an dari Allah swt,
kepada Nabi Muhammad saw, pada 611 Masehi. Ayat-ayat Al- Qur‟an turun secara
berangsur dalam waktu lebih dari dua decade, sebagian diturunkan di Mekah dan
sebagian diturungkan di Madinah.

Nabi Muhammad tidak pernah berhenti menerima wahyu dari Allah swt, mujlai dari
berusia 40 tahun hingga wafatnya di usia 63 tahun. Nabi Muhammad saw berusaha
sangat keras memperkenalkan Islam kepada penduduk kota Mekah dan mengajak mereka
mengimani agama Islam tersebut. Dalam satu decade permulaan dakwahnya merupakan
tahun-tahun yang sangat sulit sehingga memaksanya untuk hijrah ke utara menuju kota
Madinah (semula bernama Yatsrib).

Hijrah ke Madinah ini 622 M menjadi titik balik bagi usaha dakwah Nabi Muhammad
saw. Madinah ternyata lebih terbuka menyambut dakwahnya, sejak itu keberhasilan
agama Islam telah dimulai. Pada tahun 629 di Mekah, kota yang tadinya memusuhi dan
mengusir Nabi Muhammad akhirnya berhasil ditaklukan dan masyarakat menyatakan
keislaman mereka. Maka ketika Nabi Muhammad saw wafat pada 632 M dapat dikatakan
bahwa hampir seluruh jazirah Arab telah memeluk agama Islam.

Pada priode setelah abad ke-19 disebut sebagai priode modern dalam kajian sejarah
Islam. Dalam konteks ini kata “modern” digunakan sebagai kata sifat yang menunjukan
satu rentang waktu sebagai kelanjutan dari priode klasik dan priode pertengahan. Maka
ketika disebutkan Islam modern yang dimaksudkan adalah fenomena historis Islam yang
terjadi sejak tahun 1800 hingga saat ini.

Sebuah priode sejarah tentu saja terbentuk karena adanya perubahan yang serius dan
substantive. Para pengkaji sejarah Islam pada umumnya menyarankan tiga priode sebagai

4
mewakili masa kemajuan pesat (klasik), masa kemandekan (pertengahan), dan
kebangkitan kembali (modern).1

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Peralihan sastra Arab pada era klasik dan era modern?
2. Apa saja pengaruhnya pada perkembangan sastra Arab di Mesir?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui sejarah Islam dalam peralihan masa klasik ke masa
modern.
2. Untuk mengetahui bahwa ada pengaruh dalam peralihan masa yakni dalam
perkembangan sastra Arab di Mesir.

1
Asari, Hasan, Sejarah Islam Modern: Agama dalam Negosiasi Historis Sejak Abad XIX, Medan: Perdana
Publishing. 2019

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Peralihan Sastra Arab pada Era Klasik :

Bahasa Arab Era Klasik Menurut ahli bahasa, bersatunya bahasa arab adalah
merupakan hasil percampuran bahasa penduduk-penduduk yang mendiami semenanjung
jazirah arab. Tidak diketahui secara pasti kapan bahasa tersebut berbentuk seperti bentuk
sekarang ini dan juga tidak diketahui sebab-sebab yang membawa percampuran bahasa dari
penduduk tersebut. Sejauh apa yang dapat dimengerti dari peninggalan zaman batu serta
berbagai riwayat bahwa di selatan dan utara semenanjung arab mempunyai bahasa yang
berbeda dengan bahasa arab yang sampai kepada kita. Perbedaan bahasa tersebut kalau
dipelajari dapat kita lihat dari lahjah-lahjah (dialek-dialek) dan segi I‟rab dan isytiqaqnya
serta persamaan kata-katanya. maka sejarah sastra arab dibagi dalam empat periodisasi:2

1. Periode Jahiliyah
Periode ini merupakan periode pembentukan dasar-dasar bahasa Arab. Pada
periode ini ada kegiatan-kegiatan yang dapat membantu perkembangan bahasa Arab,
yakni kegiatatn di suq (pasar) Ukaz, Zu al-Majaz, dan Majannah yang merupakan
festival dan lomba bahasa Arab antara suku Quraisy dan sukusuku lain yang datang
ke Mekkah untuk berbagai keperluan, yang dapat membentuk suatu kesusastraan yang
baku. bahasa arab yang kita kenal sekarang ini adalah merupakan bahasa hasil dari
campuran bahasa arab yang berbeda-beda.
Adapun sebab-sebab percampuran bahasa adalah:
2
Nasir, Amin. Bahasa Arab Era Klasik dan Modern: Tinjauan Pembelajaran Teoritis, Kudus: IAIN Kudus,
2014. https://journal.iainkudus.ac.id/index.php/Arabia/viewFile/1393/1266

6
a. Hijrahnya bani Khathan ke semenanjung arab, percampuran mereka dengan
arab Baidah di Yaman yang kemudian terpencar ke seluruh penjuru jazirah
akibat pecahnya bendungan ma‟rib.
b. Hijrahnya Isma‟il ke jazirah arab dan percampuran keturunannya dengan
Qahthan dengan adanya perkawinan, bertetangga, penggembalaan, peperangan
dan perdagangan. Tempat yang paling terkenal dalam percampran bahasa arab
adalah haji.

Dialek Bahasa Arab pada masa klasik;

Perbedaan Lahjah Arab Bangsa arab pada akhirnya terdiri dari dua
golongan besar yaitu Qahtani atau Yamani dan Adnani atau Nizzari. Dari kedua
golongan ini terpencar menjadi qabilahqabilah yang masing-masing mempunyai
lahjah yang berbeda antara satu dengan yang lainya, tetapi dari satu asal kecuali
bahasa Himyar dari Qahtan dapat mengalahkan saudaranya yang kemudian
kemasukan beberaa lafadz dan susunan kata-katanya dari golongan Adnan yang
sedikit mempunyai perbedaan lahjah.

1) Kalam Arab Tujuan kalam arab sebagaimana kalam-kalam yang lainnya,


ialah untuk mengungkapkan fikiran-fikiran yang tersimpan didalam jiwa
seseorang, untuk mendapatkan tanggapan dan cara-cara untuk mempermudah
pekerjaan dalam kehidupan, dimana fikiran selalu mengadakan pembaharuan
yang tiada henti-hentinya, maka gambaran bentuk yang menyatakan fikiran
inipun selalu mendapat pembaharuan menurut kemampuan daya cipta yang
sesuai dengan keadaan.
Pembagian Kalam Arab Kalam arab terbagi menjadi dua bagian, yaitu natsar
dan nadzam.
Nadzam adalah kalam yang berwazan dan bersajak, sedangkan natsar adalah
kalam yang tidak tergantung pada wazan dan sajak.

2. Periode Permulaan Islam


Sejak datangnya Islam sampai berdirinya Bani Umayyah. Setelah Islam
Berkembang luas, terjadilah perpindahan orangorang Arab ke daerah-daerah baru.

7
Mereka tinggal dan menetap di tengah-tengah penduduk asli, sehingga mulailah
terjadi assimilasi dan pembauran yang memperkuat kedudukan bahasa Arab.
Sastra pada periode permulaan islam ditandai dengan turunnya al-Quran al-Karim
melalui pelantara nabi Muhammad SAW, alQuran menjadi landasan utama bagi umat
islam dalam menjalani kehidupan sehari-harinya.
Dengan landasan tersebut umat islam termotivasi untuk memajukan peradaban
dan menebar benihbenih kebaikan, sehingga mendorong untuk lebih mendalami ilmu
pengetahuan dari berbagai cabang disiplin ilmu, termasuk di dalamnya ilmu bahasa
yang mempelajari kesusastraan.
1. Periode Bani Umayyah Periode umayah adalah periode yang paling gencar
dengan sastra sya‟irnya, Pada masa bani Umayah terdapat banyak golongan-
golongan muncul dalam islam diantaranya adalah Syi‟ah dan Khowarij dan
pengikut Abdullah bin Zubair dan lainlain.
Keadaan sedemikian itu menyebabkan posisi sya‟ir justru menjadi
penyambung lidah sesuai dengan tujuan dari tiap-tiap golongan islam tersebut.

Apalagi pada zaman bani Umayah khalifah memberikan kebebasan kepada


para penyair untuk mengekpresikan bentuk sya‟irnya masing-masing Jenis
sya‟ir pada masa bani umayah :
a. Puisi Politik (Syiir al-Siyasi) Seiring dengan munculnya golongan atau
partai politik, maka munculah para penyair yang mendukung golongan
atau partai politik tersebut, sehingga melahirkan puisi yang bernuansa
politik seperti: Kasidah al-Kumait yang mendukung ahlu bait, Al-
Qithry ibn AlFajaah pendukung Khawarij, dan Al-Akhthal pendukung
bani umayah.

b. Puisi Polemik (Syiir al-Naqoid), Puisi Al-Naqoid yaitu jenis puisi


yang menggabungkan antara kebanggaan (fakhr), pujian(madh), dan
satire (haja‟).
c. Puisi cinta (Syiir al-Ghazal), Puisi jenis ini berkembang menjadi seni
bebas/independent yang mengkhususkan pada kasidah-kasidah. Tujuan
sya‟ir pada masa bany umayah.
d. Al-Hija’ (celaan atau ejekan), Sesuai namanya sya‟ir hija‟ adalah
sya‟ir yang bertujuan untuk mencela penya‟ir lainnya, sehingga pada

8
saat itu sering terjadi perang sya‟ir antara satu penya‟ir dngan penya‟ir
yang lainnya.
e. Al-Madah (pujian), Para penyair arab dimasa bani Umayyah sering
menggunakan sya‟ir Al-Madah sebagai alat untuk mendapatkan uang
dari penguasa, sehingga memuji penguasa menjadi sebuah pekerjaan
bagi seorang penya‟ir. Akan tetapi tidak semua penya‟ir memuji
tujuannya hanya untuk mendapatkan uang akan tetapi ada juga yang
hanya sebatas membanggakan kelompoknya.
f. Al-Fakhru (membangga-banggakan), Dalam sya‟ir fakhru, penya‟ir
arab sering membanggabanggakan dirinya atau kelompoknya lewat
sya‟ir-sya‟irnya. Adapun yang mereka banggakan adalah seperti
bangga dengan kekayaan, kedudukan dan istri yang cantik

3. Periode Abbasiyah
Selama periode ini perkembangan bahasa dan sastra Arab tetap mendapat
perhatian. Lapangan kehidupan di masa pemerintahan Abbasiah, lebih makmur dan
maju, ilmu pengetahuan Islam banyak digali di zaman ini.
Maka kerajaan Bani Abbasiah besar 40 Amin Nasir : Bahasa Arab Era Klasik
dan Modern sekali jasanya untuk kemajuan peradaban dunia Islam. Berkat kemajuan
yang diperoleh tersebut, rakyatnya dapat bergembira dengan hasil cocok tanam
mereka dan kemegahan kota Baghdad sebagai ibu kota kerajaannya. Sampai saat ini
terkenal sebagai salah satu tempat kejayaan kebudayaan Islam. Ibu kota kerajaan itu
menjadi tempat tujuan penyair.
Para penyair tersebut saling berlomba untuk mendapatkan kesenangan dari
raja dengan jalan menjadi dan mengagungkannya. Kebolehan seperti itu akan
mendapat pujian pula dari rakyat.

Adapun tujuan-tujuan bahasa pada masa Abbasiyah adalah sebagai berikut:


a) Penyusunan ilmu-ilmu syari‟at yang belum pernah ditulis pada masa
sebelumnya. Penyusunan ilmu tersebut mencakup tentang penyusunan ilmu
Fikih, Aqidah, Balaghah, Ushul Fiqh dan Nahwu dan Sorof.
b) Penerjemahan buku-buku bahasa asing kedalam bahasa arab, khususnya ilmu-
ilmu yang lahir dari bangsa yunani kuno. Ilmu seperti ini dapat kita jumpai

9
dalam ilmu mantik (logika) seperti yang penah dilakuan oleh Imam Abdul
Rahman al-Ahdlori.
c) Penggarapan sektor industry sebagai buah dari kemajuan peradaban dalam
bidang sains dan teknologi yang dicapai pada masa Abbasiyah.
d) Mulai menjamurnya kegiatan-kegiatan ilmiah seperti seminar, diskusi, dan
pengajaran ilmu-ilmu pengetahuan.

4. Periode Abad Pertengahan Kehancuran kota Baghdad

menyebabkan hancurnya pusat ilmu pengetahuan umat Isalam. Penyerbuan


tentara Mongolia ke Baghdad yang dipimin oleh Hulagu Khan menyebabkan
banyaknya para ilmuan islam meningal dunia dan sebagian penyair ada yang lari ke
Syam dan Kairo, maka pada akhirnya kedua kota ini menjadi pusat Islam dan bahasa
Arab. Perkembangan syair di masa ini sangat lemah.
Kegairahan penyair untuk mencipta jauh berkurang dari masa sebelumnya .
Bait-bait syair pada masa itu hanya ditujukan untuk mendekatkan diri pada khaliq dan
bahkan sampai ada yang menjadian al-Quran hanya sebagai obat dan jimat, sehingga
makna yang terkandung dalam al-Quran menjadi tabu dan tidak berkembang.

B. Peralihan Sastra Arab Pada Era Modern

Pada akhir abad XVIII ketika bangsa Arab di bawah pemerintahan Daulat Usmaniyah
keadaannya sangat lemah. Bangsa Eropa setelah melihat keadaan ini, kembali mengulangi
ekspansinya ke Timur Tengah. Mereka datang tidak dengan kekerasan tetapi kedatangan
ini dengan dalih untuk menyebarkan ilmu pengetahuan dan memperluas roda
perdagangan.

Pemerintahan berikutnya yang jatuh kepada Muhammad Ali (yang semula diangkat
oleh Sultan Usmani menjadi Gubernur Mesir) berusaha untuk menerima kebudayaan
Barat dan hasil ilmu pengetahuan Barat, Ali tidak lagi mementingkan pemerintah dan
pembangunan, maka perkembangan di bidang sastra berkurang.

Pada masa ini munculah Penulisan prosa berupa cerita-cerita pendek modern dalam
bahasa Arab, demikian juga novel dan drama, yang baru dimulai pada akhir abad lalu.

10
Belakangan ini bentuk puisi juga mengalami perubahan yang cukup besar. Puisi-puisi
Arab modern sudah banyak yang tidak terikat lagi pada gaya lama yang dikenal dengan
„Ilm al-‟Arūd. seperti penyair Mahmud Ali Taha (w.1949). Puisi-puisinya sangat halus,
romantis, tetapi sangat religius.

Beberapa pengamat menganggapnya banyak terpengaruh oleh romantisme Perancis


abad ke-19, terutama Lamartine. Mungkin sudah terdapat jarak antara penyair ini dan
penyair-penyair modern semiklasik sebelumnya, seperti Ahmad Syauqi atau Hafidz
Ibrahim (1872-1932) yang dipandang sebagai penyair-penyair besar. Dalam sastra Arab
modern, Mesir dapat dikatakan merupakan pembuka jalan meskipun dari para sastrawan
itu banyak yang berasal dari Libanon dan Suriah.

Mereka pindah ke Mesir untuk menyalurkan bakatnya di negeri ini. Terlebih lagi
karena di Mesir sudah ada universitas yang terkenal yaitu Unversitas al-Azhar Cairo yang
dibangun pada masa dinasti Fatimiyah. Di kawasan arab termasuk Arab Saudi, dikenal
istilah dengan sebutan as-Sā‟ir al-Mahjar atau The Emigran Poet, ialah penyair-penyair
yang berimigrasi umumnya ke Amerika Selatan.

Ciri khas perkembangan bahasa dalam sastra Arab Modern ialah digunakannya
bahasa percakapan dalam dialog, sekalipun dalam pemerian tetap dengan bahasa baku.
Kecenderungan seperti ini ada pembelanya, tetapi juga banyak penentangnya. Bahkan
pernah ada kecenderungan sebagian kalangan yang ingin mengubah huruf Arab
sedemikian rupa supaya dapat juga dibaca dalam huruf Latin. Di Libanon malah ada
sekelompok sastrawan yang mencoba menggantikan huruf Arab dengan huruf Latin.
Bahkan sudah ada novel yang terbit dalam bahasa Arab dengan menggunakan huruf
Latin.

C. . Latar belakang kemunculan sastra arab modern di mesir

Sejarah kesustraan Arab telah mengalami perjalanan yang begitu panjang dari masa ke
masa diawali pada masa jahili, masa islam, masa dinasti muawiyah, abbasiyah, masa dinasti
utsmani, dan masa modern hingga sekarang. Pada masa abbasiah merupakan masa keemasan
sastra arab dan mengalami kemunduran saat masa turki usmani. Tidak berkembangnya sastra
arab di masa itu, karena adanya politik penguasa turki usmani yang tidak terlalu menaruh

11
perhatian terhadap segala hal yang berkaitan dengan arab yang menjadi wilayah
kekuasaannya.

Sebagai penguasa, turki usmani menerapkan kebijakan turkinisasi atau menanamkan


pengaruh turki di setiap wilayah kekuasaannya,seperti bahasa turki, tradisi turki dan lain
sebagainya. Setelah beberapa kawasan arab, seperti mesir, diambil alih oleh prancis pada
tahun 1789 yang memperkenalkan beragam perlengkapan modern seperti peralatan cetak
serta model-model bahasa dan sastra yang baru maka lambat laun sastra Arab kembali
menggeliat. Perkembangan sastra Arab mengalami perkembangan yang signifikan setelah
hengkangnya Prancis dari bumi piramida pada tahun 1801 dan disusul dengan naiknya
Muhammad Ali sebagai penguasa Mesir. Karena perhatian Ali yang cukup besar terhadap
ilmu pengetahuan, maka ia mengirimkan duta-duta Mesir untuk menimba beragam ilmu
pengetahuan di berbagai negara Eropa seperti Prancis, Inggris dan Italia. Sekembalinya para
pelajar tersebut ke Mesir, maka dimulailah beragam inovasi terhadap aneka ilmu pengetahuan
yang termasuk di dalamnya sastra Arab.

Dari sini geliat kebangkitan sastra Arab semakin menampakkan eksistensinya yang
merupakan perpaduan dari proses panjang asimilasi dengan berbagai kebudayaan seperti
Prancis dan Inggris, penerjemahan beragam karya asing, peniruan berbagai naskah asing
yang dilakukan oleh beragam pihak yang berkecimpung dalam dunia sastra Arab.

D. Faktor Pendorong Kebangkitan Sastra Arab Modern di Mesir

Kebangkitan kesusastraan Arab modem secara luas ditandai dengan adanya kontak antara
dunia Arab dan Eropa modern, yakni ketika Napoleon Bonaparte menginjakkan kakinya di

tanah Arab pada tahun 1798 M. Ekspedisi Napoleon ke Mesir, baik secara kultural
maupun politis, telah mengguncangkan pondasi negeri yang menggunakan bahasa Arab
tersebut. Mereka memperkenalkan budaya Perancis dan ilmu pengetahuan Barat pada orang-
orang Mesir, kemudian kepada orang-orang Arab secara keseluruhan3. Kebangkitan sastra
Arab di Mesir ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya ialah:

1. Al-Madaris (Sekolah-sekolah)

12
Sekolah merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi sastra Arab di Mesir, pada masa
kepemimpinan Muhamad Ali Basya ia membangun sekolah yang bermacam-macam dengan
bantuan para pengajar dari Eropa dan beberapa ulama Mesir. Seperti yang dikemukakan oleh
Umar Thayyib, bahwa pada masa Ali Basya beliau memakai dua jalan dalam membangkitkan
kemabali Mesir, yakni pengiriman delegasi ilmiah ke Prancis, dan mendirikan beberapa
sekolah serta menyebarkan ilmu-ilmu barat. Dalam pengirimannya ke Prancis, Rifa'at at-
Tahthawi merupakan salah salah satu utusan yang dikirim beliau ke Eropa. Dan didirkanlah
sekolah tarjamah modern dalam bahasa Arab, dan ini berperan penting dalam Sastra Arab
Kontemporer.

Pada tahun 1825, Muhammad Ali mendirikan Sekolah Tentara. Di sekolah ini, selain
diajarkan bidang ketentaraan, juga diajarkan pula kesusasatraan Arab. Ada juga lembaga
Daarul 'Ulum yang didirikan oleh Ali Mubarak Pasya, atas perintah Ismail Pasya pada 1872,
lembaga tersebut merupakan pusat kajian bahasa dan sastra Arab. Pada masa Sa'ied
ditutuplah sekolah-sekolah, karena beliau takut akan berkembangya peradaban di Mesir.
Sedangkan pada masa Isma'il dia banyak mendirikan sekolah-sekolah dasar (Madrosah
Ibtida'iyyah), sekolah lanjutan (Madrosah ats-Tsanawiyyah), serta sekolah perempuan
(Madrosah lil Banat). Oleh sebab itu, pada zaman beliau ilmu itu digunakan seutuhnya untuk
keilmuwan.

2. Al-Mathba'ah (Percetakan)

Diketahui bahwa percetakan di Eropa itu ada sejak abad ke 15.9 dan orang Eropa mencetak
beberapa kitab berbahasa Arab pada abad ke 16, percetakan tersebut dikenalkan di Turki pada
abad ke 17, dan pada abad ke 18 di Suria. Adapun di Mesir tidak diketahui, sampai datangnya
Napoleon ke Mesir. Dan percetakan ini pada awalnya tidak diterima di Mesir, karena
khawatir orang bisa dengan mudahnya mendapa**... buku. Namun, tak faham isinya
sehingga diciptakanlah pen 7/21 pertama oleh Muhammad Ali yang dikenal dengan
percetakan Burung Kemudian dicetaklah beberapa mushaf-mushaf dan beberapa kitab ilmu
sastra.

13
Dan diantara kitab-kitab yang terpenting yang tercetak untuk menghidupkan kembali bahasa
Arab dan kesusastraannya, yaitu kitab kitab yang berbentuk kamus istilah dan beberapa
penjelasan, lisanul Arab yang sifat khusus membahas kalamul Arab, dan beberapa kitab
sastra seperti: kitab Al- Aghani Wal Aqdul Farid karangan Al Hariri, Al Badi, Amali Qoli
dan Shahi A'syaa. Dan beberapa kitab-kitab syair yang sangat benyak jumlahnya. Adapun
kitab-kitab sejarah seperti: karangan At-thabari dan ibnu Atsir, kitab mukoddimah karangan
ibnu kholdun, dan beberapa kitab-kitab modern yang lainnya yang tersebar di Eropa."

3. Ash-Shuhuf/Al-Jaro'id (Surat Kabar)

Penyebaran mesin cetak telah menyebabkan munculnya berita, dan ini merupakan faktor
efektif dalam intelektual dan Renaissance Sastra, dan menyadarkan kesadaran, untuk
menganalisis sastra dan sosial, agama, dan politik. Dan pertama munculnya Surat kabar itu
mencerminkan kebijakan operasi militer yaitu Militer Perancis. Dan pada tahun 1828¹2
Muhammad Ali mendirikan Mesir Gazette(Surat Kabar), dan dapat menerbitkan buku yang
telah diedit Tahtawi. Di Suriah muncul kabar "kasus cermin," tahun 1855, dan tertarik dalam
politik, begitupun di Beirut muncul Koran "Taman News" pada tahun 1858, dan
menampilkan surat kabar "Al-Ahram" di Mesir pada tahun 1875

4. Tarjamah

Salah satu faktor kemajuan sastra arab dimesir adalah tarjamah, menerjemahan ilmu-ilmu
pengetahuan Barat ke dalam bahasa Arab. Bermula dari Rumah Alaslan yang didirikan di
Mesir dan dipimpin oleh tahtawi refaa, bekerja pada pengajaran bahasa Inggris, Perancis,
Italia dan Turki, seperti sekolah (tahap) Di Levant, melebar kalangan berpendidikan dan
berkontribusi terjemahan mengeluti buku-buku tentang hukum, sastra, sejarah, dan ilmu
pengetahuan dan bahasa Arab lain, mendapatkan manfaat dari ini adalah pelajaran dalam
beberapa baru kata mengungkap istilah-istilah ilmiah dalam berbagai bidang.

14
Sebelumnya Muhammad Ali memerintahkan kepada mahasiswa dikirim ke Eropa untuk
belajar Hukum dan Seni dan Sastra, dan menerjemahkan apa yang telah mereka pelajari
dengan bahasa Arab, dan hasil terjemahan tersebut banyak memberi manfaat terhadap bahasa
Arab di bidang ilmu pengetahuan dan seni dan sastra, yang dilakukan baik oleh individu
maupun kelompok.

15
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Bahasa Arab Era Klasik Menurut ahli bahasa, bersatunya bahasa arab adalah
merupakan hasil percampuran bahasa penduduk-penduduk yang mendiami semenanjung
jazirah arab. Tidak diketahui secara pasti kapan bahasa tersebut berbentuk seperti bentuk
sekarang ini dan juga tidak diketahui sebab-sebab yang membawa percampuran bahasa dari
penduduk tersebut. Sejauh apa yang dapat dimengerti dari peninggalan zaman batu serta
berbagai riwayat bahwa di selatan dan utara semenanjung arab mempunyai bahasa yang
berbeda dengan bahasa arab yang sampai kepada kita. Perbedaan bahasa tersebut kalau
dipelajari dapat kita lihat dari lahjah-lahjah (dialek-dialek) dan segi I‟rab dan isytiqaqnya
serta persamaan kata-katanya. maka sejarah sastra arab dibagi dalam enam periodisasi:

1. priode jahiliyyah

2. priode permulaan Islam

3. priode Abassiyah

4. priode Abad Pertengahan

Peralihan sastra Arab pada masa Modern adalah Ciri khas perkembangan bahasa
dalam sastra Arab Modern ialah digunakannya bahasa percakapan dalam dialog, sekalipun
dalam pemerian tetap dengan bahasa baku. Kecenderungan seperti ini ada pembelanya, tetapi
juga banyak penentangnya. Bahkan pernah ada kecenderungan sebagian kalangan yang ingin
mengubah huruf Arab sedemikian rupa supaya dapat juga dibaca dalam huruf Latin. Di
Libanon malah ada sekelompok sastrawan yang mencoba menggantikan huruf Arab dengan
huruf Latin. Bahkan sudah ada novel yang terbit dalam bahasa Arab dengan menggunakan
huruf Latin.

Factor pengaruh kebangkitan sastra Arab di Mesir:

1. Al- Madaris (sekolah-sekolah)

2. Al- Mathba‟ah (Percetakan)

3. Ash- Shuhuf/ Al- Jaro‟id (surat kabar)

4. Tarjamah

16
DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Zainal, Mudzakarah fi tarikhi al-adabi al-arabi, (Dewan Bahasa dan Pustaka,
Kementrian Pendidikan Malaysia, 1987)

Achmad, Bahrudin Sejarah dan Tokoh Kesusastraan Arab Modern. (E-book, 2011),
http//bahrudinblog.wordpress.com

Asari, Hasan, Sejarah Islam Modern: Agama dalam Negosiasi Historis Sejak Abad XIX,
Medan: Perdana Publishing. 2019

Maryam, Siti. Historisitas Aliran Neo-Klasik Dalam Kesusastraan Arab, Yogyakarta: UIN
Sunan Kalijaga, 2019

Moh. Kanif Anwari, Madzhab Puisi Arab Modern Dialektika Barat-Timur, Yogyakarta:
Adab Press 2012

Nasir, Amin. Bahasa Arab Era Klasik dan Modern: Tinjauan Pembelajaran Teoritis, Kudus:
IAIN Kudus, 2014.

17

Anda mungkin juga menyukai