Anda di halaman 1dari 12

Perkembangan Sastra Musik Arab Modern:

Dari Model Nasyid Ummi Kultsum sampai ke Musik Arab Teluk

Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Sastra Islam

Dosen Pengampu : Misbah Khoiruddin Zuhri, M.Ag.

Disusun Oleh :

Ahmad Brychan Mashuri (1904056010)


Hanna Durotul Latifah (1904056012)

ILMU SENI DAN ARSITEKTUR ISLAM

FAKULTAS USHULUDDIN DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG

2021
KATA PENGANTAR 

Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, 
karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga 
makalah ini bisa selesai pada waktunya. 

Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkonstrib
usi  dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik da
n rapi. 

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pemba
ca.  Namaun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kat
a  sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat  me
mbangun demi terciptanya yang lebih baik lagi. 

Semarang, 30 Maret 2021

Penulis
DAFTAR ISI 

KATA PENGANTAR.............................................................................................. ii

DAFTAR ISI............................................................................................................. iii

BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................................ 4

A. Latar Belakang Masalah........................................................................... 4


B. Rumusan Masalah.................................................................................... 4
C. Tujuan Rumusan Masalsah...................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................... 5

A. Siapa Bassr Ibn Burd................................................................................ 5


B. Sejarah Teori Arab Model Bassr ibn Burd............................................... 6
C. Contoh dan Tujuan Puisi Dari Bassr Ibn Burd......................................... 8

BAB III PENUTUPAN ........................................................................................... 12

A. Kesimpulan.............................................................................................. 12

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 13
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kedatangan Islam dengan Al-Qur’an sebagai fondasi utamanya mampu


memberikan pengaruh terhadap perkembangan sastra Arab, karena penyair mu
slim berasal dari bangsa Arab yang karyanya terpengaruh oleh sastra dan keind
ahan Al-Qur’an. Wacana sastra Al-Qur’an akan mendekatkan agama dengan se
ni, seperti syair berisi sanjungan dan pujian kepada nabi Muhammad SAW yan
g diiringi lantunan musik rebana oleh kaum Anshar dalam peristiwa penyambu
tan kedatangan Nabi. Ragam musik islam yang berkembang cukup pesat di dun
ia Arab adalah genre nasyid. Diantara lagu-lagu Arab yang termasuk dalam kat
egori nasyid adalah lagu-lagu Ummi Kultsum yang sangat terkenal di dunia Ar
ab dan dunia Islam. Dewasa ini nasyid mengalami perubahan elemen-elemen
musikalnya, baik dari bentuk penyajiaanya maupun aspek komposisi musik (se
gi lirik lagu, irama atau bahkan keduanya secara bersamaan). Perihal tersebut d
apat diketahui dari penambahan peralatan musik barat dalam musik rebana ber
upa gitar elektrik, keyboard, drum set dan alat musik kontemporer lainnya. Pen
ulisan makalah ini bertujuan untuk memaparkan perkembangan sastra musik
Arab modern dan juga untuk menelaah tentang ummi kultsum dan karya-karya
nya serta music Arab teluk.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan sastra musik arab modern ?
2. Apa itu nasyid Umi Kultsum ?
3. Apa itu musik Arab teluk ?
C. Tujuan Rumusan Masalah
1. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan sastra musik arab modern.
2. Untuk mengetahui apa itu nasyid Umi Kultsum.
3. Untuk mengetahui apa itu musik Arab teluk.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Perkembangan Sastra Musik Arab Modern

Penulisan prosa berupa cerita-cerita pendek modern dalam bahasa Arab,


demikian juga novel dan drama, baru dimulai pada akhir abad lalu. Belakangan
ini bentuk puisi juga mengalami perubahan yang cukup besar.

Puisi-puisi Arab modern sudah banyak yang tidak terikat lagi pada gaya
lama yang dikenal dengan 'Ilm al-'Arūd. Meskipun sebagian penyair dewasa ini
senang juga menciptakan puisi bebas, tetapi masih banyak juga yang bertahan
dengan gaya lama kendati tidak lagi terikat pada persyaratan tertentu, seperti
penyair Mahmud Ali Taha (w.1949). puisi-puisinya sangat halus, romantis,
tetapi sangat religius. Beberapa pengamat menganggapnya banyak terpengaruh
oleh romantisme Perancis abad ke-19, terutama Lamartine. Mungkin sudah
terdapat jarak antara penyair ini dan penyair-penyair modern semi-klasik
sebelumnya, seperti Ahmad Syauqi atau Hafidz Ibrahim (1872-1932) yang
dipandang sebagai penyair-penyair besar.

Dalam sastra Arab modern, Mesir dapat dikatakan merupakan pembuka


jalan meskipun dari para sastrawan itu banyak yang berasal dari Libanon dan
Suriah. Mereka pindah ke Mesir untuk menyalurkan bakatnya di negeri ini.

Sastrawan dan pemikir besar menjelang pertengahan abad ke-20


adalah Muhammad Iqbal (1877-1938) yang lahir di Sialkot dan wafat di
Lahore, Pakistan. Ia mengungkapkan filsafatnya dengan puisi dalam bahasa
Urdu dan Persia. Beberapa prosanya ditulis dalam bahasa Inggris dan bahasa
Arab. Dari kumpulan puisinya, yang terkenal adalah Asrari Khudi di samping
karya filsafatnya, The Reconstruction of Religious Thought in Islam.

Sesudah Perang Dunia I pemikiran-pemikiran intelektual di Mesir, Suriah,


dan Irak semakin terasa. Dalam kesusastraan mereka terbagi ke dalam dua
kelompok besar. Pada satu pihak pengarang-pengarang yang mempunyai latar
belakang pendidikan Barat cenderung pada sastra Perancis dan pada pihak lain
lebih cenderung pada sastra Inggris. Yang pertama diwakili oleh Muhammad
Husein Haekal  (1888-1956) selain sebagai seorang sastrawan, ia juga dikenal
sebagai wartawan terkemuka dan pemikir (1889-1973) dan Ibrahim al-
Mazini (1890-1949).
Al-Aqqad dan Al-Mazini sama-sama tumbuh mula-mula sebagai penyair
pembaharuan yang melepaskan diri dari ikatan tradisi. Selain puisi-puisinya,
al-Aqqad juga terkenal karena novel semi-autobiorafinya, Sarah. Pada tahun-
tahun belakangan ia banyak mencurahkan perhatian pada penulisan buku-buku
ke-Islaman.  

Masing-masing negara berbahasa Arab mempunyai caranya sendiri dalam


membenahi budayanya sehingga tidak ada keseragaman mutlak. Sebagai
contoh, udara sastra di Irak mungkin lebih sering diwarnai oleh agitasi politik
dan ideologi yang mengakibatkan timbulnya pergolakan dan revolusi, seperti
terjadi pada 1958 dan 1960 sampai pada Revolusi 68 yang dikatakan membawa
angin baru kepada seni dan budaya dengan diterbitkannya kembali buku-buku
sastra. Banyak pengarang Irak yang terpengaruh oleh suasana demikian
sehingga pernah lahir yang disebut Penulis Angkatan 60, dan sebagainya.
Namun bagaimanapun ada beberapa penulis cerpen Irak yang cukup dikenal di
tanah airnya, seperti Abdul Malik Nuri (1923), Fu’ad Takerli (1927),
dan Syakir Khusybak, guru besar di Universitas Baghdad. Dari yang terakhir
ini beberapa cerpennya sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.

Sebelum itu, yang dapat dinobatkan sebagai perintis puisi modern di Irak
adalah penyair Jamil Sidqi Az-Zahawi (1863-1936), penyair tua yang bernada
keras dan dikenal sebagai pembela hak-hak perempuan di samping Ma’ruf Ar-
Rusafi (1877-1945).

Masih dalam dunia kepenyairan, seorang penyair yang mati muda, yang
dianggap penyair Arab terbesar sampai waktu itu adalah Badr Syakir As-
Sayyab (1926-1964). Dalam hidup dan pemikiran, ia selalu gelisah.
Bersama Abdul Wahhab Al-Bayyati yang kekiri-kirian, ia menanamkan bibit
neo-klasik untuk menggantikan romantisme. Aliran yang belakangan ini
memang tak dapat bertahan lebih lama di Irak.

Karya-karya sastra Aljazair modern banyak yang dipengaruhi oleh iklim


perang kemerdekaan melawan Perancis. Namun sekaligus timbul paradoks,
yakni banyak sastrawan negera di Afrika Utara ini yang menulis karya-karya
sastranya dalam bahasa Perancis dan gaya penulisannya pun tidak jauh berbeda
dengan gaya pengarang Perancis. Bahkan pemikir dan ulama Aljazair
terkemuka, Malik Bin Nabi, menulis pikiran keagamaannya dalam bahasa
Perancis. Beberapa karya sastra Aljazair ada yang sudah diterbitkan ke dalam
bahasa Indonesia.

Dari kawasan Teluk, termasuk Arab Saudi, belum banyak yang dapat
disebutkan. Yang dikenal dengan sebutan as-Sā'ir al-Mahjar atau The
Emigran Poet ialah penyair-penyair yang berimigrasi umumnya ke Amerika
Selatan.
Perkembangan bahasa pun mengalami perubahan dari gaya tradisional,
kalimat yang panjang-panjang, dan berbunga-bunga akibat pengaruh
pleonasme dan penggunaan kosakata klasik berganti dengan gaya yang sejalan
dengan zaman, serba singkat, dan serba cepat. Ciri khas perkembangan bahasa
dalam sastra Arab Modern dalam pemerian tetap dengan bahasa baku.
Kecenderungan seperti ini ada pembelanya, tetapi juga banyak penentangnya.
Bahkan pernah ada kecenderungan sebagian kalangan yang ingin mengubah
huruf Arab sedemikian rupa supaya dapat juga dibaca dalam huruf Latin. Di
Libanon malah ada sekelompok sastrawan yang mencoba menggantikan huruf
Arab dengan huruf Latin. Bahkan sudah ada novel yang terbit dalam bahasa
Arab dengan menggunakan huruf Latin .

Diantara Ragam music islam yang berkembang cukup pesat di dunia Arab
adalah genre nasyid. Diantara lagu-lagu Arab yang termasuk dalam kategori
nasyid adalah lagu-lagu Ummi Kultsum yang sangat terkenal di dunia Arab
dan dunia Islam.

B. Nasyid Ummi Kultsum

Raj an-Naqqash, seorang wartawan senior di cairo,  menyatakan bahwa


dahulu saat dia kecil, ungkapan kata “mendengar Ummi kultsum” berarti
“mendengar lagu” karena sebagian besar orang dewasa di lingkungannya
ketika mendengarkan musik mereka memutar lagu-lagu ummu kultsum.
Fenomena ini kini tidak dijumpai lagi di mesir karena para penikmat musik
dewasa ini memiliki beragam pilihan jenis musik. Namun Ummi Kultsum
ntetap maestro music arab yang sulit ditandingi (Daniel, 1996)

Ummi Kultsum (1904-1975) adalah seorang penyanyi paling popular dan


terkenal pada abad ke-20 di Dunia Arab. Koleksi lagunya lebih dari 300 judul.
Konser tiap bulan pada kamis malam yang digelar adalah konser yang
legendaries karena pada pertunjukkan itu dia bias tampil solo selama enam jam
setengah dan konser yang dimulai pada pukul 21.30 , biasanya berakhir pukul
04:00 pagi. Dia dikenal sebagai artis yang piawai dan otentik, mendedikasikan
talenta dan karyanya demi kemajuan musik dan puisi arab. Dia menyandang
sebagai “Suara Mesir”. Ketika dia wafat, upacaranya dilaporkan lebih besar
daripada upacara pemakaman presiden Gamal Adun Nasyir.  Sekarang setelah
lebih dari 20 tahun kepergianya, masyarakat Arab masih sering memutar lagu-
lagunya.

Ummi Kultsum adalah musikus wanita yang berkarya dalam lingkungan


dan situasi politik yang tengah bergolak. Sebagai seorang artis komersial, karir
yang dirintisnya adalah manifestsi keterlibatan budaya pop ekonomi dan
politik. Status dan ketenarannya tidak lepas dari dukungan penggemarnya.
Rekaman  Lagu-lagunya mudah dibawa dan diputar dimana saja dan hal ini
menjadi fenomena unik pada saat itu.

Pada tahun 1990-an lagu-lagunya menembus pasar internasional, dan


dirilis ulang dalam format compact disk. Daya tarik musik Ummi Kultsum bagi
penggemarnya sifatnya sangat personal. Adapun sebagian lagu-lagunya, seperti
“Al-Athlal” dan “Inta Umry”, lebih umum sifatnya. Sering kali seseorang
menghubungkan lirik dalam lagu ummi kultsum dengan peristiwa yang terjadi
dalam kehidupan mereka. Dalam bernyanyi, ummi kultsum menggunakan
formula seperti dalam dalam tradisi lisan Yugoslavia, yaitu terlibatnya
terlibatnya interaksi antara penyanyi dengan teks nyanyianya.

Rekaman lagu-lagu ummi kultsum mulai diproduksi dari tahun 1920-an


sampai dengan tahun 1930-an dalam format piringan hitam. Dengan rata-rata
durasi 20 menit per lagu.

Lagu-lagu koloquialnya atau zajal pada tahun 1940-an dicipta oleh


Bayram dan Zakariya Achmad. Untuk kosidah dan lagu-lagu cintanya
diaransemen oleh Riyadhus-Sunbaty, sedangkan liriknya oleh Ahmad Syauqi,
Hafidz Ibrahim dan Ahmad Ramy. Lagu-lagunya yang lebih modern dalam
tampilan orkesta diaransemen oleh Muhammad Abdul Wahab dan Al-Maujy.

Bayram at-Tunusy adalah penyair mesir abad ini, bekerjasama dengan


composer Zakariyya Achmad dalam mencipta lagu lagu “ akar rumput mesir”.
Lirik dan melodinya mengalun indah dan mudah diingat. Bersama suara Ummi
Kultsum. “Ana fi Intidharik” mengungkapkan rasa frustasi menunggu-nunggu
sesuatu yang tidak pasti. Ummi kultsum lihai dalam menyihir emosi
pendengarnya, seperti dalam sebuah lirik lagunya:

“Ayiz a’raf la tikun ghadhban……” dan “Huwa shochihul hawa ghalab”


(benarlah cinta mengalahkan segalanya). Secara bahasa dan music lagu-lagu
ini dibuat dalam frame budaya mesir. Lagu-lagu sedihnya “Ayni ya
‘ayniberkisah” tentang ratapan cinta yang hilang. Pada periode ini lagu-lagu
ummi kultsum berkisah tentang para musafir.

Pada periode yang sama ssesudah perang ummi kultsum  mulai


melantunkan lagu yang berbeda, yaitu dalam bentuk qasidah. Dari sinilah dia
akhirnya dikenal luas sebagai maestro music dunia Arab dengan teknik
vokalnya yang tinggi. Para penggmarnya  banyak mengingat lengkiran
suaranya ketika membawakan sebuah lirik sebagai berikut:

“kamu takkan mendapat apa yang kamu impikan di dunia ini hanya dengan
berharap, kamu harus merebutnya dengan paksaan”.
Lirik ini sering diulang dalam konsernya sebagai ungkapan kejengkelan
terhadap maneuver partai-partai politik yang tengah tumbuh di Mesir saat itu.
Lagu pertamanya, dipersembahkan untuk peringatan Maulid Nabi pada tahun
1912, sedangkan lagu kedua adalah tanggapan atas puisi dari abad ke 13 Al-
Burdah karya Al-Bushiry. Lagu-lagu terbaik ummi kultsum menjadi koleksi
edit dan dirilis oleh Sono cairo pada tahun 1980-an.

Sejak saat itu, Ummi Kultsum terus menyanyikan Al-Athl di seluruh


penjuru dunia Arab dan Paris. Rekaman lagunya memperkaya Khazanah musik
dan budaya Mesir. Kasidah neoklasiknya mendongkrak reputasinya sebagai
“juru kampanye” bahasa dan sastra Arab. Dicirikan dengan permainan musik
yang panjang dengan pola dan ritme yang berubah-ubah.

Sejak kematian ummi kultsum rekaman pertamanya segera dirilis ulang


dalam bentuk format compact. Saat ini lagu-lagunya banyak dinyanyikan oleh
para penyanyi muda. “Ma Li Futin” adalah salah satu lagunya yang
menggambarkan gelora mudanya dan “Afdhihy in Hadal-hawa” adalah lagu
kasidahnya dengan gaya kasidah neoklasik.

Para pendengarnya sering mengatakan bahwa ummi kultsum tidak pernah


menyanyika baris lagunya dengan cara yang sama dua kali. Penampilannya
selalu baru dan berbeda. Oleh karena itu, compact disk yang dirilis oleh sono
cairo walaupun dengan lagu yang sama, penampilannya akan berbeda dengan
beberapa kaset dari rumah produksi lain di kairo. Tampilan videonya juga
menghadapi masalah yang sama. Rekaman lagu ummi kultsum yang terdapat
di Amerika berasal dari berbagai sumbet dan tidak teridentifikasi.

Berdasarkan uraian diatas, dapatlah dikatakan bahwa Ummi Kultsum


adalah penyanyi Arab mesir legendaries yang memiliki daya tarik luar biasa,
baik dalam suara maupun popularitasnya, Ummi Kultsum juga telah berhasil
meninggalkan warisan budaya Arab Mesir khususnya dalam warna dan
kekhasan musik padang pasir. Hal ini yang menjadi acuan para penyanyi Arab
modern di Negara-negara Arab teluk khususnya di Arab Saudi, dan kesultanan
Oman.

C. Musik Arab Teluk

Musik dan lagu Arab Saudi dalam batas-batas regionalnya sendiri,


berpijak pada tradisi lokal, penuh vitalis dan terus mengorbitkan bintang-
bintangnya, baik pria maupun wanita yang sangat digemari oleh masyarakat
semenanjung Arab.
Keunikan suara musik teluk karena pengaruh sejarah internal dan eksternal
kawasan itu. Dulu musik kawasan teluk berbeda dengan yang biasa di dengar
di levant dan mesir. Musiknya didominasi oleh permainan melodi yang
berulang, refleksi dari pengaruh besar musik dan lagu rakyat dan minimnya
interaksi dengan musik barat.

Genre musik teluk merefleksikan ekonomi dan sub budaya yang tumbuh
dan berkembang di semenanjung itu hingga saat booming minyak mengubah
masyarakat tersebut. Setiap sub budaya itu membentuk ragam musik tersendiri.

Tradisi musik Arab juga dapat dilihat pada rombongan kapal pencari
mutiara yang biasanya menyanyikan dan memainkan musik ketika mereka
sedang berlayar di perairan teluk. Kapten kapal menciptakan seorang penyanyi
niham dengan iringan lagu dan musik yang dipimpinnya. Upacara musi
dipimpin oleh niham, para ABK juga turut bernyanyi demi menjaga semangat
kerja dan kekompakan bersama.

Perubahan budaya dan perkembangan ekonomi yang terjadi kota, telah


memberika dampaknya bagi perkembangan dan perubahan musik. Musik kota
berubah menjadi shawt, sebuah musik yang lahir dari perpaduan runit antara
musik tradisional dan unsur-unsur baru.

Tingkat kesejahteraan masyarakat yang semakin meningkat karena minyak


dan membanjirnya musik pop dunia yang tidak terelakkan telah mengubah
atmosfer musik di Teluk. Studio rekaman kini banyak dilengkapi dengan
peralatan mutakhir yang diperuntukkan bagi para penyanyinya. Diantara
mereka adalah Abdul Qadir, Rabab, Abdul Majid, dan Abbu Hilal.

Pada akhirnya pemerintahan Negara Arab teluk merespon aktif


kecenderungan pelestarian musik tradisional rakyat tersebut. Musik kawasan
Arab teluk berbeda dengan musik yang berkembang di negri-negri di sebelah
timur laut tengah dan Mesir. Musika kawsan Arab teluk didominasi oleh
permainan melodi yang berulang dan kurang banyak bersentuhan dengan
musik Barat. Musik mereka ditandai dengan tradisi ritmis (ketukan) musik pan
Arab seperti wachda wa-nusf, adani, dawsari.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Perkembangan bahasa dalam sastra Arab Modern ialah digunakannya
bahasa percakapan (vernacularism) dalam dialog, sekalipun dalam pemerian
tetap dengan bahasa baku. Kecenderungan seperti ini ada pembelanya, tetapi
juga banyak penentangnya. Bahkan pernah ada kecenderungan sebagian
kalangan yang ingin mengubah huruf Arab sedemikian rupa supaya dapat juga
dibaca dalam huruf Latin. Diantara Ragam musik islam yang berkembang
cukup pesat di dunia Arab adalah genre nasyid.

Ummi Kultsum adalah musikus wanita yang berkarya dalam lingkungan


dan situasi politik yang tengah bergolak. Sebagai seorang artis komersial, karir
yang dirintisnya adalah manifetasi keterlibatan budaya pop ekonomi dan
politik. Status dan ketenarannya tidak lepas dari dukungan penggemarnya.
Rekaman  Lagu-lagunya mudah dibawa dan diputar dimana saja dan hal ini
menjadi fenomena unik pada saat itu

Musik kawasan Arab teluk berbeda dengan musik yang berkembang di


negri-negri di sebelah timur laut tengah dan Mesir. Musik kawasan Arab teluk
didominasi oleh permainan melodi yang berulang dan kurang banyak
bersentuhan dengan musik Barat. Musik mereka ditandai dengan tradisi ritmis
(ketukan) musik pan Arab seperti wachda wa-nusf, adani, dawsari.
Daftar Pustaka

Manshur, Fadhli Munawwar. 2011. Perkembangan Sastra Arab dan Teori


Sastra Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Abdullah, Taufik. 1985. Ilmu Sejarah dan Historiografi. Jakarta: PT


Gramedia

Tohari, Ahmad. 1998.. Sastra dan Budaya Islam Nusantara. Yogyakarta:


IAIN Sunan Kali jaga

http://himasaunpad.blogspot.com/2010/10/puisi-arab-pada-masa-modern.h
tml

Anda mungkin juga menyukai