Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

SEJARAH SINGKAT FIQH AL-LUGHOH

Disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Fiqh Al-lughoh


Dosen pengampuh: Umi Rukhiyatun, M.Hum.

Disusun Oleh:
Zia Nurul Zahbia 22141042
Aura Kholifatunnisa 226141047

BAHASA DAN SASTRA ARAB


FAKULTAS ADAB DAN BAHASA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN MAS’SAID SURAKARTA
TAHUN AJARAN 2022
Kata pengantar

Bismillahirrahmannirahim

Assalaamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan karunia-Nya sehingga
kami dapat menyusun makalah yang berjudul "Sejarah Fiqh al-Lughah" dapat terselesaikan
dengan baik.

Makalah ini bertuuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan penulis. Kami
mengucapkan terimakasih kepada Ibu Umi Rukhiyatun, M.Hum., selaku dosen penganmpu
mata kuliah Foqh al-Lughah yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan kami.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih ada kekurangan dan memerlukan
perbaikan. Oleh sebab itu, kami menerima kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
lebih sempurnanya makalah ini. Atas kritik dan saran yang diberikan, kami mengucapkan
terima kasih dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Surakarta, 20 September
2022

Kelompok II
BAB 1
PEMBAHASAN

Nama Fiqh Lughah sudah ada pada abad ke-4 H atau sekitar abad ke-10 M. Di mulai
atas penamaan kitabnya Abu Mansur Abdul Malik bin Muhammad ats-tsa’aalaby (w 429 H),
yang bernama fiqhu al-lughah. Namun nama pada buku ini tidak sesuai dengan isinya dimana
kesemuanya itu membahas tentang bahasa serta yang berkaitan dengannya. Namun, hanya
sebuah pembahasan saja didalamnya yang berkaitan dengan judul bukunya yaitu hanya
terdapat pada bab terahir yang berjudul Sirrul al-Arabiyah1. Dalam pembahasannya Fiqh
Lughah saat itu masih berbentuk wacana dan belum sempurna. Pada zaman kerasulan
terakhir Bahasa arab mulai mengalami masa kejayaann. Banyak orang-orang disibukan
dengan meningkatkan kemampuan berbahasas Arab, Namun pada waktu itu belum ada
kaidah yang mendasarinya.
Dalam keadaan persaingan Bahasa yang sengit, hadirlah Rasullah SAW yang
membawa Alqu’an yang melumpuhkan semua pihak, sehingga menjadi al-qur’an sebagai
silabus baru dalam Pendidikan mereka.2Yang akhirnya membuat kesan dan perubahan yang
menuntut para ilmuan ketika itu meletakkan cabang-cabang ilmu yang menjadi panduan agar
ketulenan Bahasa terjaga. Maka lahirlah ilmu-ilmu Bahasa seperti Nahwu, Shorf, Dilalah,
Badi’, Ma’ani dan sebagainya.
Fiqh al-lughah sendiri belum seperti penamaannya sekarang ini, dahulu fiqh-lughah di
sebut dengan “Sunan al-Arabiy fi Kalamiha”. Dengan alasan di atas kita bisa berkata bahwa
fiqh al-lughah klasik itu baru berbentuk wacana dan belum mendapatkan kejelasan, sebab
orang –orang pada zaman lalu mendapatkan pengetahuan hanya berupa berita yang
dibicarakan dari telinga ke telinga. Dalam buku yang lain dijelaskan, Fiqh lughah klasik
masih membicarakan persoalan asal mula bahasa, apakah ia pemberian tuhan atau adalah
sebuah proses. Menurut ibnu Faris3 (w 385 H), berkata bahwa bahasa arab itu adalah
pemberian langsung dari tuhan, berdasarkan pada dalil surah al-Baqarah ayat 31 yang
berbunyi: Dan Dia mengajarkan kepada Adam Nama-nama (benda-benda) seluruhnya,
kemudian mengemukakannya kepada Para Malaikat lalu berfirman: “Sebutkanlah kepada-Ku
nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!”.4

Dan Bahasa Arab Ketika itu sudaah mencapai tahap yang dianggap matang dari segi
penentuan skop kajian dan cabang ilmu. Namun para ilmuan ketika itu belum berpuas hati.
Menurut mereka masih ada perkara yang mendasar dan bersifat fundamental yang perlu kaji

1
https://sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/files_dosen/modul/Pertemuan_2PBA7150203.pdf. Diakses tanggal 17
september 2022. Pukul 20:41
2
http://perinducahayaquran.blogspot.com/2012/10/fiqh-lughah.html. Diakses tanggal 21 september 2022.pukul
19:49
3
Nama lengkapnya Abul Husain Ahmad bin Faris bin Zakariya bin Hubaib Al-Qazwini Al-Razi (329-395 H/941-1004
M), Ada pendapat lain yang mengatakan, bahwa aslinya adalah Ahmad bin Zakaria bin Faris lahir di daerah ristaq al-zahra,
sebuah kampung yang termasuk bagian dari desa karsifah jiyanabadz di wilayah qoawin. Guru yang paling berpengaruh
dalam pembetukan karakternya adala Faris bin Zakarian yaitu ayahnya sendiri.
4
https://sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/files_dosen/modul/Pertemuan_2PBA7150203.pdf. Diakses tanggal 18
september 2022. Pukul 20:45
lagi.5 Maka dari itu munculah beberapa tokoh filsafat Bahasa yang menulis buku tentang
Lughah al-Arabiyah, yang membuka ruang kajian akan perkara-perkara penting dari Bahasa
itu sendiri.
Sedangkan pada sekarang ini (fiqh al-lughah modern) meneliti agar dapat mengetahui
sumber bahasa, sejarah yang menyangkut aspek budaya, kajian bahasa dan hal inilah yang
mencegah orang melakukan penyimpangan suatu ilmu dalam bahasa arab dan suatu makna
dengan makna aslinya. Ada yang mengatakan fiqh al-lughah itu matan atau ensiklopedi sebab
didalamnya membicarakan atau membahas tentang bahasa-bahasa serumpun (samiyah)
dengan bahasa arab. Perbedaan-perbedaan dialek mereka, bunyi – bunyi pengucapan bahasa.
Objek kajian fiqh al-Lughah seperti ini disebut dengan fiqh al-lughah kompratif atau
sederhananya adalah metode perbandingan Bahasa.6
Adanya perbedaan penelitian dalam fiqh al-lughah disebabkan oleh pengetahuan
tentang mufradat bahasa arab. Jumlahnya, cara bacanya, penulisan dan penyebutannya. Hal
ini menimbulkan 3 pecahan yaitu Fiqh Lughah fase perintisan, Fiqh Lughah fase
Ada yang mengatakan fiqh al-lughah itu matan atau ensiklopedi sebab didalamnya
membahas tentang bahasa-bahasa serumpun (samiyah) dengan bahasa arab. Perbedaan-
perbedaan dialek mereka, bunyi-bunyi pengucapan bahasa. Objek kajian fiqh al-Lughah
seperti ini disebut dengan fiqh al-lughah (muqarran) komparatif atau metode perbandingan
bahasa. Adanya perbedaan penelitian dalam fiqh al-lughah disebabkan oleh pengetahuan
tentang mufradat bahasa arab. Jumlahnya, cara bacanya, penulisan dan penyebutannya. Hal
ini menimbulkan 3 pecahan pembahasan fiqh al-lughah:7
 Pertama yang meneliti tentang sejarah: memfokuskan atau menggali asal-usul bahasa
yang pertama. Perbedaan satu bahasa dengan bahasa yang lain.
 kedua ilmu south (bunyi) menggali serta mencari informasi dialek serta bahasa dan
pengucapannya, serta perkembangan dan perubahan bunyi bahasa.
 ketiga ilmu dalalah memfokuskan kajiannya pada perkembangan lafadz-lafadaz
bahasa, manfaatnya serta kandungan yang terdapat di balik sebuah makna.
A.SEJARAH FIQH LUGHAH DI KALANGAN ARAB
Studi bahasa Arab telah muncul sejak awal masa,dengan beberapa istilah atau sebutan
bagi kajian-kajian kebahasaan. Istilah tersebut masih terpakai hingga sekarang dengan
metodologi yang berbeda.Diantara istilah-istilah yang popular dalam kajian kebahasaan di
kalangan Arab dahulu adalah al-lughah, al-nahwu, al-arabiyah. Seperti diketahui bahwa para
ulama muslim Arab terdahulu pertama sekali menyebut aktivitas mengoleksi dan
mengumpulkan kosakata-kosakata Arab (al-mufradat al-arabiyah) dengan  istilah al-Lughah.
Jadi yang mereka maksud dengan istilah al-lughah atau ilmu lughah itu adalah ilmu khusus
mengumpulkan kosakata-kosakata bahasa Arab. Hal inimereka lakukan terhadap kosakata-
kosakata Al-Quran yang dianggap aneh dan sulit dan sulit dimengerti. Seperti halnya yang

5
http://perinducahayaquran.blogspot.com/2012/10/fiqh-lughah.html. Diakses tanggal 21 september 2022.pukul
20:32
6
https://sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/files_dosen/modul/Pertemuan_2PBA7150203.pdf. Diakses tanggal 18
september 2022. Pukul 20:45
7
https://miftahfauzi38.blogspot.com/2012/10/sejarah-fiqh-lughoh.html. Diakses tanggal 20 september 2022.
Pukul 12:13
dilakukan Ibn Abbas ketika dia memfokuskan perhatian kepada kosaka-kosakata aneh atau
asing yang ada dalam Al-Quran sehingga lahirlah kitabnya ghorib AL-Qur'an.8
Para ulama terdahulu telah membedakan antara istilah Al-Lughah dan istilah al-
Arabiyah, yang mereka maksud dengan istilah al-Arabiyah adalah al-Nahwu dan istilah al-
Lughah adalah Fiqh Lughah. Pada perkembangan selanjutnya istilah al-Nahwu menunjukan
nama dari ilmu ini, yang terkadang sering digandengkan dengan ilmu Sharf. Ilmu tersebut
memiliki medan kajian sendiri-sendiri, tetapi sering digandengkan dalam penyebutannya,
yakni al-Qawaid.9
Pada abad ke-4 H, muncullah istilah baru dalam wacana keilmuan Arab yakni Fiqh
Lughah hal ini ris menulis sebuah buku yang berjudul al-Shahibi Fiqh al-Lughah wa sunan
al-Arabuyah fi Kalamiha. Buku ini yang pertama menggunakan istilah Fiqh Lughah dalam
khazanah keilmuan Arab. Kemudian dating as tsa'labi dengan menggunakan istilah yang
sama, menulis buku dengan judul Fiqh Lughah wa sirr al-Arabiyah. Kedua buku tersebut
sama-sama membahas permasalahan al-Alfazh al-Arabiyah, maka tema besar Fiqh Lughah
menurut mereka adalah ma'rifah al fazh wa dilalatuha (studi terhadap kosakata Arba dan
maknanya) tashrif hadzihi fi maudu'at (mengklasifikasinya kedalam topik-topik tertentu) dan
segala sesuatu yang berkaitan dengan itu.10
Isitlah Fiqh Lughah murni istilah Arab yang terdiri dari dua kata yaitu Fiqh Lughah.
Secara etimologi fiqh itu berasal dari Bahasa arab yang berarti al- Fahm(pemahaman) 11.
Penjelasan mengenai istilah fiqh lughah yang dikemukakan oleh Ramadan abd al-Tawwab
dalam bukunya fushul fi fiqh al-arabiyah, menjelaskan bahwa Fiqh Lughah adalah suatu
ilmu yang mengungkap rahasia-rahasia Bahasa, menetapkan kaidah-kaidah yang berlaku
dalam hidupnya, mengetahui rahasia perkembangannya, mengkaji fenomena-fenomenanya
yang berbeda-beda, melakukan studi terhadap sejarahnya disatu sisi, dan melakukan studi
diskriptif disisi lain.
Pada abad ke-10 H, Jalaludin al-Suyuti menulis pula sebuah buku yang berjudul al-
Muzhir Fi Ulum al-Lughah wa anwa'iha, yang mengkaji masalah kebahasaan, sementara pada
abad ke-11 H muncul pula sebuah buku dengan judul Syifa al-Ghali fima fi kalam al-Arab al-
Din al-Khafaji, kemudian pada abd ke-13 Hmuncul Ahmad Faris al-Syidyaq dengan bukunya
yang berjudul Sirru al-'Alaqah baina ashwat al-Kalimah wa ma'aniha, Dilalah al-huruf fi
'al-Alfaz 'ula ul-Ashl al-Man'awi, Irja' al -Kalimat, dan sebahainya12.
B.FASE KLASIK 1(PERINTISAN)
Sejarah singkat Fiqh Lughah pada fase klasik 1merupakan fase perintisan pertama
yang dimulai sejak abad 2H.Motif yang mendorong penyusunan Fiqh Lughah adalah
munculnya lahn (kesalahan berbahasa) di kalangan masyarakat Arab,akibat interaksi mereka
dengan masyarakat luar.

8
Muhammad Husain Ali Yasin,al-Dirasat al-Lughawiyah 'Inda al-Arab Ila Hayah al-Qarn al-Tsalis, (Beirut:
Mansyurat Dar-Maktabah al-Hayat. 1980), h.78
9
Muhhad Husain Ali Yasin. Op.cit,h.22
10
Abu Mansur al-Tsa'alibi, Fiqh Lughah wa Sirr al-Arabiyyah, (Beirut : Syirkah Dar Arqam,19999)
11
Ibn Manzhur, Lisan, al-Arab,(Beirut : Dar al-Shadr, t.th,), cet I, Juz 13,h. 522
12
Muhammad Husain Ali Yasin. Op.cit,h.430
Aktivitas ilmiah pertama utama yang dilakukan para ulama adalah mengumpulkan
data-data kebahasaan dari masyarakat Arab pedalaman (badawi) yang bahasa Arabnya
dianggap masih murni.Kemudian para ulama mengkodifikasinya dalam bentuk kamus,buku
qawaid bahasa Arab,dan tafsir Al-Qur’an.
Para ulama bahasa yang sangat menonjol pada fase ini:Abdullah bin Ishaq al-
Hadhramiy, Isa bin Umar, Abu Amr bin al-Ala, al-Khalil bin Ahmad al-Farahidy, 13 Amr bin
Usman bin Qanbar (sibawaih),14 Yunus bin Hubaib, Ali bin Hamzah al-Kisaiy, al-Nadhr bin
Syumail, al-Farra, Abu Ubaidah, Abu Umar al-Syaibany, al-Ashma’iy & Abu Zaid al-
Quraisyiy.
Sementara karya-karya pada fase ini antaranya adalah Al-Sya’a wa al-Ibil wa al-Khail
wa Khalq al-Insan karya al-Ashma’iy, al-Nawadir wa al-Hamz wa al-Mathar karya Zaid al-
Qursyiy, Ma’any Al-Qur’an karya al-Farra, Gharrib al-Hadist karya Abu Ubaidah al-Qasim
bin Salam, Ma’any Al-Qur’an karya al-Akhfasy, Kitab al-‘Ain karya Khalil bin Ahmad, dan
Kitab Sibawaih karya Umar bin Utsman bin Qanbar atau populer dipanggil Sibawaih. Kedua
karya terakhir ini merupakan karya yang di paling menonjol pada fase klasik 1.
Kitab al-‘Ain karya ahli Khalil bin Ahmad al-Farahidy merupakan kamus bahasa
Arab yang pertama. Kamus ini disusun berdasarkan urutan bunyi yang paling dalam dari
aqshal halq (ujung tenggorokan), yaitu bunyi ‘ain, hingga bunyi paling luar dari syafatain
(dua bibir). Dengan demikian, kamus ini dinamai Kitab al-‘Ain. Khalil bin Ahmad
menggunakan metode taqallubiyat dalam penyusunan kamus tersebut (lihat bab Leksikologi
Arab).
Kitab Sibawaih karya Umar bin Utsman bin Qanbar atau populer di panggil Sibawaih,
merupakan buku tata bahasa Arab pertama, Berikut ini usaha-usaha yang telah dilakukan
Sibawaih dalam karyanya tersebut, sebagaimana dikutip dari Thalal’Alamah (1993:152-153):
1. Sibawaih menyempurnakan pekerjaan gurunya, Khalil bin Ahmad al-Faradhy.
Karenanya, Kitab sibawaih dianggap sebagai karya warisan nahwu prosais (natsriy)
yag lengkap yang sampai pada kita sekarang ini.
2. Pembentukan nahwu telah sempurna pada karya Sibawaih ini, atau paling tidak telah
mendekati kesempurnaan.
3. KaryaSibawaih -sebenarnya- telah melewati wilayah kajian nahwu sebagaimana
ditemukann kajian balaghah di dalamnya,walau masih sederhana.
4. Karya Sibawaih telah merepresentasikan pandangan dan konsep-konsep nahwu ulama
Basrah.

13
Nama legkapnya Abu Abdirrrahman al-Khalil bin Ahmad al-Farahidy al-Azdy. Ia merupakan ulama Basrah
generasi ke-3. Ia dilahirkan di Basrah. Ia merupakan murid dari Abu Amr bin al-‘Ala dan Isa bin Umar, dan
merupakan guru Sibawaih. Pemikiran Khalil sangat memengaruhi pandangan Sibawaih sebgaimana ditemukan
dalam karyanya al-kitab. Khalil adalah ulama nahwu yang matang dalam bidang bahasa Arab, dan piawai
dalam merumuskan qiyas, serta masalah-masalah nahwu. Ia dianggap sebgai peletak kajian musikalitas bahasa
Arab serta peletak ilmu ‘Arudh dan Qawafy (al-As’ad, 1992: 53-54).
14
Kata Sibawaih berasal berasal dari bahasa Persia, yang artinya “wangi apel” (sib: apel & waih: wangi).
Sedang orang Persia mengucapkannya “Sibuyah”. Makra kata Sibawaih itu artinya sangat Indah, cantik, dan
bagus. Untuk waktu kelahiran Sibawaih, banyak periwayatan yang kurang kuat. Namun menurut riwayat yang
paling dapat dipercaya, ia lagir di Baidha di wilayah Syiraz, Persia. Sibawaih merupakan julukan bagi seorang
imam yang mendalam dibidang nahwu pada mazhab Basrah (Wajdi, Juz V, tth: 343). Ia merupakan murid
Khalid bin Ahmad al-Farahidy. Ia merupakan ulama Basrah generasi ke-4. Sibawaih adalah nama imam para
ulama nahwu sepanjang masa karena pengaruh karyanya Kitab Sibawaih serta kepopulerannya hingga saat ini
5. Pengembangan pemikiran nahwu yang dilakukan Sibawaih adalah penyempurnaan
teori ‘amil dalam bidang nahwu dan sharaf yang telah ditemukan pleh Khalil bin
Ahmad al-Faradhidy.
6. Sibawaih telah menyempurnakan istilah-istilah nahwu yang telah di temukan sejak
Khalil bin Ahmad.
7. Sibawaih telah menyempurnakan postulat-postulat nahwu (al-ihtimalat al-nahwiyya).
Suatu masalah yang telah mendorong untuk memperluas latihan-latihan dalam bidang
nahwu.
C. FASE KLASIK II (KELAHIRAN DAN PERTUMBUHAN)
Fase kedua sejarah Fiqih Lughah adalah fase kelahiran dan pertumbuhan. Fase ini
dimulai sejak abad ke-4 H. Pada fase karya yang dihasilkan telah diberi nama Fiqih Lughah
atau Ilmu Lughah. Pada fase ini, Fiqih Lughah muncul sebagai suatu subkajian bahasa yang
independen, tidak lagi menempel pada kajian lain sebagaimana pada fase perintisan. Karya-
karya yang muncul pada fase ini adalah kamus-kamus Arab, kitan-kitab qiraat Al-Qur’an,
nahwu, sharaf, ashwat, dan sebagainya. Namun yang paling menonjol padda fase ini adalah
karya-karya dalam bentuk kamus. Diantara kamus yang ditulis pada periode ini adalah al-
jumharah karya Ibnu Duraid, Diwan al-Adab karya al-Faraby, al-Bari’ karya al-Qaly, al-
Tahzib karya al-Azhary al-Shihhah Karya al-Jauhary.
Para ulama yang berjasa merintis ilmu ini adalah sebagai berikut:
1. Abu al-Husain Ahmad bin Faris (-395 H), dengan karyanya al-Shihiby fi Fiqqih al-
Lughah al ‘Arabiyyah wa Masailuha wa sunani al-‘Arab fi Kalamiha.
2. Abu Fath Usma bin Jinniy (300-322 H) dengan karyanya al-Khashaish.
3. Abu Manshur al-Tsa’labiy (-430 H) dengan karyanya Fiqih al-Lughah wa Sirr
al-‘Arabiyyah.
4. Ibnu Sidah (-458 H) dengna karyanya al-Mukhashashah.
5. Abu Manshur al-Tsa’laby (-450 H) dengan karyanya al-Mu’arrab min Kalam al-
A’jamy ‘ala Huruf al-Mu’jamy.
6. Jalaluddin Al-Syuthiy (-911 H) dengan karyanya al-Muzhir fi’Ulum al-Lughah wa
Anwa’iha.
Dari para ulama di atas, ada tiga ulama yang paling berjasa dalam merintis Fiqh Lughah,
yaitu Abu al-Husain Ahmad bin Faris, atau yang lebih dikenal dengan Ibnu Faris, Abu Fath
Usman bin Jinny atau yang lebih dikenal dengan Ibnu Jinny, dan Jaluluddin Al-Suyuthiy.
Ibnu Faris15 telah berjasa dalam membidani kelahiran Fiqh Lughah lewat karyanya al-
Shahiby fi Fiqh al-Lughah:wa Masailuha wa Sunan al-‘Arab fi Kalamiha.Buku ini
merupakan buku Fiqh Lughah pertama yang dinamai dengan Fiqh Lughah.Buku ini sangat
berpengaruh terhadap perkembangan Fiqh Lughah selanjutnya, sehingga istilah ini menjadi
nama disiplin ilmu tersendiri (otonom). Buku ini menghimpun tema-tema utama Fiqh
Lughah, serta pemikiran-pemikiran ulama bahasa sebelumnya.
15
Nama lengkapnya Abu al-Husein Ahmad bin Faris Bin Zakariya bin Muhammad bin Habib. Ia seorang linguis
Arab yang bermahzab Kufa. Ia lahir pada 329 H. dan wafat 396 H di Ray pada bulan Shafar. Ia merupakan
ulama yang produktif, di antara Karyanya adalah Kitab al-Mujmal fi al-Lughah, Al-Shahiby fi fiqh al-Lhughah
wa sunan al-A'rab fi Kalamiha, dan kitab al-Tsalatsa (Houtsman,1993:377). Ia belajar kepada Badi'uzzaman al-
Hamdany dan Abu Thalib Fakhru al-Daulah. Ia dikenal sebagai pribadi yang sangat dermawan (Ya'qub,2006,
Juz 1:257-258).
Berikut ini tema-tema yang dalam Fiqh Lughah Ibnu Faris:
1. Asal usul bahasa
2. Tulisan Arab
3. Karakteristik bahasa Arab
4. Perbedaan dialek bahasa Arab
5. Pembagian kalam
6. Makna haraf-haraf
7. Muthlaq dan Muqayyad
8. Hakikat dan Majaz
9. Qalbu dan Ibdal
10. ‘Umum dan Khusus
11. Hadzfu dan Ikhtishar
12. Ittiba’, naht dan Isyba’
13. Dan sebagainya.
Selain buku Fiqh Lughah,Ibnu Faris juga menyusun dua kamus yang cukup tebal,
yaitu Maqayis al-Lughah dan Mujmal al-Lughah.
Ibnu Jinny16 sangat berjasa dalam membentuk teori-teori Fiqh Lughah dengan dua
karyanya, yaitu al-Khashaish dan Sir Shina’at al-I’rab.Pada buku pertama, Ibnu Jinny
menghimpun banyak sekali problematika kebahasaan serta teori-teori bahasa yang sejalan
bahkan lebih unggul dari teori-teori sarjana modern. Pada buku ini, Ibnu Jinny menyajikan
tema-tema utama Fiqh Lughah, seperti asal-usul bahasa, barometer-barometer kebahasaan
(maqayis al-lughah),penyerapan antar bahasa (tadakhul al-lughat), isytiqaq akbar, idgham,
hubungan antara lafazh dan makna, taqdim-ta’khir,menyimpulkan makna tertentu dari suatu
makna, ibdal.

Sementara pada buku kedua, Ibnu Jinny mengkaji bunyi-bunyi bahasa Arab. Berkat
buku ini, ia dianggap sebagai ulama pertama yang secara khusus menulis kajian bunyi bahasa
(fonologi). Pada buku ini, ia menjelaskan perbedaan antara bunyi (shaut) dengan huruf. Ia
menganalogikan tenggorokan (halq) dengan bibir (fam), dengan seruling. Ia berpendapat
bahwaharakat-harakat merupakan bagian dari huruf-huruf, tempat keluarnya huruf, jenis -
jenis huruf, serta cabang-cabangnya yang baik dan buruk, juga memaparkan polemik para
ulama tentang hal tersebut dengan sangat luas. Ringkasnya, meskipun isi buku tersebut padat
dan komprehensif, namun jelas dan mendalam.

Kemudian ulama ketiga adalah Jalaluddin Al-Suyuthiy. Ia sangat berjasa dalam


bidang ini dengan karyanya al-Muzhir fi ‘Ulum al-Lughah wa Anwa’iha. Dari judul karyanya
itu, Suyuthy menamai kajian linguistik Arab dengan ‘Ilmu al-Lughah. Buku ini merupakan
ensiklopedia linguistik Arab yang di dalamnya terdapat beragam tema kebahasaaraban yang
ia kutip dari ulama-ulama bahsa terdahulu. Di antara tema-tema tersebut adalah asal-usul
bahasa, al-mashnu’wa al-fashih, al-gharib, al-musta’mal wa al-mu’mal, al-lughat (bahasa-
bahasa), al-lahjat (dialek-dialek), ibdal, qalbu, naht, isytiqaq, majaz wa mutaradif,
musytarak, mutadhad dan sebagainya.
16
Ibn Jinny adalah seorang ahli nahwu (tatabasawan) Arab periode terakhir di Baghdad. Nama lengkapnya Abu
al-Fath Usman bin Jinny. Ia dilahirkan di Maushal pada tahun 330 H. Ia telah memilki karya yang cukup
banyak, dan yang angat popular adalah kitab al-Lu'ma, shirru shinaati a;-I'rab dan al-Khashaish (Rawwa,
2003:508).
D. FASE MODERN (PENGEMBANGAN)

Pada fase ini baru dimulai pada abad ke-14 H. Pada fase ini Fiqih Lughah telah
dipengaruhi oleh linguistik Barat. Di antara pengaruhnya adalah sistematika pembahasan
Fiqih Lughah yang dibagi menjadi empat bagian: fonologi (ashwat), morfologi (sharf),
sintaksi (nahw), & semantik (dilalah); pembagian kajian linguistik menjadi diskritptif
(washfiy) & historys (muqaram). Karya-karya pada fase ini ada yang murni menggunakan
teori serta metode linguistik Barat (modern), dan ada juga yang menggabungkan antara teori
dan metode kebebasan Barat dengan Timur (Arab).

Di antara para ulama Fiqih Lughah fase modern beserta karyanya adalah sebagai
berikut:

1. Syeikh al-Allamah Muhammad al-Hadhar Husein al-Tunisiy (1293-1377 H): al-Qiyas


fi al-Lughah al-Arabiyyah, Hayat al-Lughah al-Arabiyyah, dll.
2. Mushtafa Shadiq al-Rafi’iy: Tarikh Adab al-Arabiy.
3. Ibrahim Anis: Min Asrar al-Lughah.
4. Abdul Wahid Wafiy: Fiqih al-Lughah & Ilmu al-Lughah.
5. Abduh al-Rajihiy: Fiqih al-Lughah fi al-Kutub al-Arabiyyah.
6. Hilmi Khalil: Muqaddimah li Dirasat Ilmu al-Lughah.
7. Ibrahim al-Samirai: Fiqih al-Lughah al-Muqaram.
8. Kamal Basyar: Dirasat fi ‘Ilmi al-Lughah.
9. Anis Farihah: Nazhariyyat fi al-Lughah & al-Lahjat wa Uslub Dirasatina.
10. Ahmad Mukhtar Umar: al-Bahts al-Lughawy ‘inda al-‘Arab & ‘Ilmu al-Dilalah.
11. Emil Badi’ Ya’qub: Fiqih al-Lughah al-Arabiyyah wa Khashaishuha.
12. Tammam Hassan: al-Ushul, al-Lughah al-‘Arabiyyah Ma’naha wa Mabnaha, al-
Lughah baina al-Mi’yariyyah wa al-Washfiyyah, & Manahij al-Bahts fi al-Lughah.
13. Taufiq Muhammad Syahin: ‘Ilmi al-Lughah al-‘Amm
14. Hasan ‘Aun: Dirasat fi al-Lughah wa al-Nahw al-Arabiy.
15. Hasan Zhazha: Kalam al-‘Arab.
16. Hasein Nashshar: Dirasat Lughawiyyah.
17. Ramdhan Abd al-Tawwab: Fushul fi Fiqh al-Lughah & al-Thawwur al-Lughawy:
Mazhahiruhu wa “ilaluhu Qawaninuhu”.
18. Dan yang lainnya.
BAB II
KESIMPULAN

Nama Fiqh Lughah sudan ada pada abad ke-2 H, namun pada zaman itu pembahasannya
masih belum sesempurna sekarang. Hal itu membuat upara filsuf bahasa mengkaji lebih
dalam lagi,dan istilah fiqh lughah setelah masa al-Tsa’alibi,tidak lagi digunakan oleh para
ulama dalam kajian-kajian kebahasaan sebagaimana para pendahulunya,seperti ibn Faris dan
al-Tsa’alibi,akan tetapi model-model kajian mereka lebih mengerucut dan fokus kepada
spesifikasi-spesifikasi tertentu yakni tentang tema-tema atay topik-topik khusus yang ada
dalam medan fiqh lughah itu sendiri.
Dan ilmu lughah mengkaji bukan saja bahasa Arab,tetapi juga bahasa lain disebut
linguistik umum.Sedangkan fiqh al-Lughah hanya mengkaji bahasa Arab.Oleh sebab itu,di
antara para linguis Arab ada yang mengatakan bahwa fiqh lughah adalah imu al-lughah al-
arabiyyah yang disebut linguistik Arab.Dan fiqh al-lughah sekarang ini digunakan untuk
menamakan sebuah ilmu yang berusaha untunk mengungkap karakteristik bahasa
Arab,mengetahui kaidah-kaidahnya,perkembangannya serta berbagai hal yang berkaitan
dengan bahasa ini baik secara dikronis maupun sinkronis
DAFTAR PUSTAKA

Taufiq Wildan.Fiqh Lughah (pengantar lunguistik arab).Nuansa Aulia.


http://erigusnedi.blogspot.com/2016/04/makalah-fiqih-lughah-objek-kajian-fiqih.html.
Diakses pada tanggal 17 september 2022. Puku 19:56
https://repositori.uin-alauddin.ac.id/61/1/Prosiding%20Internasional%20Islam%2C
%20Literasi%2C%20dan%20Budaya%20Lokal.pdf. Diakses pada tanggal 17 september
2022. Pukul 19:37
http://perinducahayaquran.blogspot.com/2012/10/fiqh-lughah.html. Diakses pada tanggal 19
september 2022. Pukul 19:56
https://sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/files_dosen/modul/Pertemuan_2PBA7150203.pdf.
Diakses pada tanggal 20 september 2022. Pukul 20:24.
https://miftahfauzi38.blogspot.com/2012/10/sejarah-fiqh-lughoh.html. Diakses tanggal 20 september
2022. Pukul 12:13

Anda mungkin juga menyukai