Anda di halaman 1dari 12

MAKALA

“Perkembangan Pemikiran Manusia: Ontologis, Mistis, Fungsional”

Makalah ini Disusun guna memenuh tugas Mata Kuliah Filsafat Ilmu

Dosen Pembimbing : Nanang

Disusun Oleh:

Zia Nurul Zahbia (226141042)

Rista Eka Saputri (226141043)

Aura Khalifatunnisa (226141047)

PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA ARAB

FAKULTAS ADAB DAN BAHASA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN MAS SAID SURAKARTA

TP. 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas nikmat dan karunianya,
sehingga kami dapat Menyelesaikan tugas Makalah yang berjudul,
“Perkembangan Pemikiran Manusia: Ontologis, Mistis, Fungsional”

Makalah ini di tulis dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Filsafat Ilmu dan juga kami ingin memberikan sedikit penjelasan dari makalah
kami.

Dengan terselesaikan makalah ini, kami sangat berterima kasih kepada


pihak-pihak yang sudah membantu dan memberikan bantuan dalam pembuatan
makalah yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu kritik dan saran dari pembaca sangat kami perlukan demi
kesempurnaan makalah ini. Harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi kita semua.

Surakarta, 27 Oktober 2022

Kelompok III

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Pengetahuan merupakan pembentukan pemikiran asosiatif yang
menghubungkan atau menjalin sebuah pikiran dengan kenyataan atau
dengan pikiran lain berdasarkan pengalaman yang berulang-ulang tanpa
pemahaman mengenai kausalitas (sebab-akibat) yang hakiki dan universal.
Dari zaman ke zaman pengetahuan akan semakin berkembang dengan
pesat, dikarenakan rasa ingin tahu yang merupakan ciri khas manusia.

Boleh dikatakan, berkembangnya pengetahuan dengan pesat erat dengan


kaitannya dengan munculnya kesadaran manusia terhadap eksistensi
dirinya sendiri. Manusia menyadari akan dirinya sebagai makhluk hidup
yang berakal Budi. Kesadaran ini telah mengeluarkan manusia dari
kesadaran mistis menuju kesadaran rasional.

Pemahaman tersebut harus dilandasi dengan pemikiran ontologis, mistis


dan fungsional agar tidak terjadi kesalahpahaman bahkan bisa membuat
seseorang menyimpang dari kebenaran dan agamanya sendiri.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari Ontologis?


2. Apa pengertian dari Mistis?
3. Apa pengertian dari Fungsional?
4. Apa hubungan dari Ontologis, Mistis dan Fungsional
5. Apa contoh dalam kehidupan sehari-hari dari ketiga hubungan tersebut?

iv
C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian dari Ontologis


2. Untuk mengetahui pengertian dari Mistis
3. Untuk mengetahui pengertian dari Fungsional
4. Untuk mengetahui hubungan dari Ontologis, Mistis dan Fungsional
5. Untuk mengetahui contoh dalam kehidupan sehari-hari dari ketiga
hubungan tersebut

v
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Ontologis

Ontologi berasal dari kata Yunani On (ada), dan ontos berarti keberadaan.
Sedangkan Logos berarti pemikiran. Prof. Dr. H. Jalaluddin dalam buku
Filsafat Pengetahuan Edisi Kedua mengatakan bahwa Ontologi adalah
ilmu yang mengkaji segala sesuatu dari alam nyata yang sangat terbatas
bagi panca indera kita. Bagaimana realita yang ada ini, adalah materi
semata, apakah wujudnya bersifat tetap kekal tanpa perubahan? Juga
apakah realita itu terbentuk dari satu unsur (monisme), dua unsur
(dualisme) atau banyak unsur (plularisme)?.

Dengan demikian, Ontologi membatasi diri pada ruang kajian keilmuan


yang dapat dipikirkan manusia secara rasional yang bisa diamati melalui
panca indera manusia. Namun tidak hanya dihubungkan semata-mata,
melainkan juga pikiran, maka objeknya telaahnya menjadi tidak terbatas
pada “wujud” materi semata. Tidak hanya objek yang mengandung materi
fisik namun juga mencakup objek yang metafisik (metafisika).

Hal tersebut dijelaskan dalam buku Filsafat Pengetahuan Edisi Kedua


yang mengutip dari Nadiroh:139 bahwa cabang metafisika adalah
Ontologi dan para ahli metafisika juga berupaya menjelaskan pemikiran-
pemikiran manusia mengenai dunia, termasuk keberadaan, kebendaan,
sifat, ruang, waktu, hubungan sebab akibat, dan kemungkinan. Ada dua
tafsiran utama tentang metafisika, yaitu mengenai pemikiran Supranatural
dan Naturalisme. (Nurroh,2017)

6
Supranatural merupakan sebuah keyakinan yang kuat dan di luar nalar
dikarenakan diproses oleh alam bawah sadar dan meyakini roh nenek
moyangnya sebagai kepercayaan nya. Berbeda dengan Supranatural,
Naturalisme merupakan sebuah keyakinan yang berkaitan dengan alam
atau sesuatu yang natural namun diutamakan keiindahan dari wujudnya
karena Naturalisme mengedepankan sebuah wujud tersebut harus tampak
dan ada.

Amsal Bakhtiar dalam bukunya Filsafat Ilmu mengatakan bahwa dari


beberapa pengetahuan dapat disimpulkan bahwa:
1. Menurut bahasa, Ontologi ialah berasal dari bahasa Yunani yaitu,
On/Ontos= ada, dan Logos = ilmu. Jadi, Ontologi adalah ilmu
tentang ada atau keberadaan
2. Menurut istilah, Ontologi ialah ilmu yang membahas tentang
hakikat yang ada, yang merupakan ultimate reality baik yang
berbentuk jasmani/ konkret maupun rohani/abstrak.

Hakikat yang dimaksud adalah hakikat yang menyusun pendapat tentang


suatu objek, dengan kata lain menyusun gambaran yang ada diluar akal,
Apakah gambaran tersebut sesuai dengan fakta atau tidak? Atau apakah
gambaran itu dekat dengan pada kebenaran atau jauh dari kebenaran?.
Untuk mengetahui hakikat kebenaran tersebut dengan cara Realisma atau
realistis dan Idealisme

Menurut Van Peursen corak pemikiran ontologis adalah alam fikiran


manusia mengambil jarak (distansi). Dengan adanya jarak, orang atau
subjek tersebut mengajukan pertanyaan kepada segala sesuatu atau objek
tertentu dengan pertanyaan ‘Apa itu?’. (Rasyid,2015)

2. Pengertian Mistis

Mendengar kata Mistis, semua akan berpikiran dengan hal-hal yang


menyangkut tentang hal yang misterius, menakutkan, hal-hal yang tak

7
terduga yang terjadi diluar nalar yang berhubungan dengan makhluk
astral yang hidup didunia namun beda dimensi dengan manusia atau
yang biasa dikatakan oleh masyarakat sekitar adalah gaib. Mistis pun
dapat dikatakan bagian masyarakat yang masih menganut kepercayaan
nenek moyang pada jaman dahulu. Banyak masyarakat kota khususnya
yang tidak ada lagi yang berhubungan dalam hal-hal tersebut dan
kebanyakan masih percaya akan hal tersebut ialah penduduk yang
tinggal dalam pedalaman desa.

Dikutip dari Jurnal Amhar Rasyid yang berjudul MISTIK,


ONTOLOGIS, DAN FUNGSIONAL (BUDAYA HUKUM ISLAM: A
NEW PERSPECTIVE), dikatakan bahwa Van Peursen menyebutkan
ada 3 tingkatan pemahaman dalam pemikiran manusia. Mistik, disini,
menurutnya, alam fikiran manusia (sebagai subjek) dan dunia (objek)
saling meresapi. Diyakini adanya pengaruh Timbal balik, dan objek
dipercayai memiliki kekuatan tersembunyi. Benda-benda tertentu
diyakini memiliki daya mitos, sehingga subjek (manusia) diyakini
mendapat pengaruh dari benda yang diyakininya tersebut.

Mushlihin seorang blogger menulis dalam blog nya yaitu Mistik juga
bisa diartikan sebagai cinta kepada yang mutlak, sebab kekuatan yang
memisahkan mistik sejati dari sekedar tapa brata (asceticism) adalah
cinta. Cinta Ilahi membuat si pencari mampu menyandang, bahkan
menikmati segala sakit dan penderitaan yang dianugrahkan Tuhan
kepadanya untuk mengujinya dan memurnikan jiwanya, cinta ini bisa
menghantarkan jiwa siahli mistik kehadapan Ilahi“bagaikan Elang
yang membawa mangsanya” yakni yang memisahkanya dari segala
yang tercipta dalam waktu.

Bisa disimpulkan bahwa Mistis adalah suara kepercayaan atau


kepemahaman spritual yang masih berpegang teguh pada kepercayaan
nenek moyang nya dan terkadang bisa mengandalkan pada hal-hal gaib
atau yang tidak terlihat.

8
3. Pengertian Fungsional

Fungsional struktural atau lebih tpopuler dengan ‘struktural


fungsional’merupakan hasil pengaruh yang sangat kuat dari teori
sistem umum di mana pendekatan fungsion alisme yang diadopsi
dalam khususnya ilmu biologi,menekankan pengkajiannya tentang
cara-cara mengorganisasikandan mempertahankan sistem.

Fungsionalisme struktural adalah sebuah sudut pandan luas dalam


sosiologi dan antropologi yang berupanya menafsirkan
masyarakat,sebagai sebuah struktur dengan bagian-bagian yang saling
berhubungan.

Teori fungsionalisme struktural adalah suatu bangunan teori yang


paling besar pengaruhnya dalam ilmu sosial di abad sekarang. Tokoh-
tokoh yang pertama kali mencetuskan fungsional yaitu August Comte,
Emile Durkheim dan Herbet Spencer. Pemikiran structural fungsional
sangat dipengaruhi oleh pemikiran biologis yaitu menganggap masyarakat
sebagai organisme biologis yaitu terdiri dari organ-organ yang saling
ketergantungan, ketergantungan tersebut merupakan hasil atau
konsekuensi agar organisme tersebut tetap dapat bertahan hidup (Anto
2018)
 
Fungsional menanyakan alasan hal tersebut mengapa terjadi dan
bagaimana bisa terjadi, beda dengan ontologis yang menanyakan “Apa
itu?” namun fungsional menanyakan “Bagaimana itu terjadi?” “Mengapa
itu bisa terjadi” . Manusia yang konsep berpikir menggunakan fungsional
akan lebih banyak bertanya dan rasa ingin tahu yang sangat besar tentang
mengapa dan bagaimana hal tersebut terjadi.

4. Hubungan dan Tujuan dari Ontologis, Mistis, dan Fungsional

Ada hubungan dari ketiga tersebut antara konsep berfikir Ontologis, Mistis
dan fungsional. Hubungan ini erat kaitannya dengan kejadian disekitar
masyarakat. Mistis jika tidak dikaitkan dengan konsep berpikir ontologi dan
fungsional akan terjadi kesalahpahaman dan mungkin banyak yang mengira
adalah sulap, jika hal itu terjadi akan semakin banyak masyarakat yang sesat,

9
menyimpang dari kebenaran bahkan menyembah tuhan selain Allah hanya
dikarenakan terjadi diluar nalar pikiran manusia. Karena dari berpikiran ontologis
dan fungsional manusia bisa tahu dan paham namun juga harus dilandasi dengan
kepercayaan pada Tuhan agar tahu bahwa hal tersebut atas kuasa dan kehendak-
Nya. Tujuannya agar manusia tidak terjebak dalam kesesatan dan menyimpang
kebenaran bahkan dari Tuhannya sendiri hanya dikarenakan terjadi
diluar nalar manusia.

5. Contoh Dari Ketiga Pemahaman tersebut

Contoh dari ketiga pemikiran tersebut banyak terjadi disekitar masyarakat


seperti kisah yang terjadi di masyarakat Jawa yaitu Nyi Roro Kidul Penunggu di
Pantai Selatan. Penunggu tersebut sudah terkenal Di Indonesia bahkan masyarakat
Jawa mempercayai akan adanya penunggu tersebut. Seseorang yang berpikiran
menggunakan ontologis hanya menanyakan tentang keberadaan penunggu
tersebut “Siapa itu Nyi Roro Kidul?” “Apa benar dia penunggu di Pantai Selatan
tersebut?”.

Manusia yang berpikiran mistis akan meyakini bahwa memang ada penunggu
di Pantai Tersebut bahkan mereka mempercayai ada nya larangan memakai
pakaian berwarna hijau entah itu baju, celana, rok bahkan hal yang terkecil seperti
jepitan rambut pun tidak boleh berwarna hijau di Pantai Selatan karena bisa
diseret ke dalam pantai sana, dikarenakan Nyi Roro Kidul erat kaitannya dengan
berwarna hijau. Oleh karena itu, banyak mengikuti peraturan disana dan tidak
berani untuk melarangnya karena takut diseret oleh penunggu tersebut bahkan
banyak yang percaya bahwa Nyi Roro Kidul tersebut bukanlah manusia biasa
namun manusia ular atau siluman ular. Seseorang yang berpikiran fungsional akan
menanyakan alasan kenapa dan bagaimana sampai mereka puas akan jawabannya
yang memang belum tentu ada kebenarannya, seperti “Kenapa dia menjadi
penunggu di pantai selatan?” “Bagaimana hal tersebut bisa terjadi?” “Adakah
alasannya dia menjadi penunggu disana?”

10
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Ontologi adalah ilmu yang membahas tentang hakekat tentang ada atau
keberadaan yang mana metafisika menjadi hal dasar untuk
mempelajari tentang ontologi. Konsep berpikir ontologi ialah yang
ditanyakan adalah “Apa itu?” tidak dengan “kenapa hal ini bisa
terjadi” dikarenakan seseorang yang berpikir tentang konsep ontologi
tersebut hanya menanyakan tentang keberadaan hal tersebut tapi tidak
dengan alasan keberadaan tersebut
2. Mistis merupakan hal yang berkaitan dengan hal yang misterius dan
menakutkan dikarenakan hal tersebut terjadi di luar nalar pemikiran
manusia yang dikaitkan dengan alam gaib. Biasanya mistis tersebut
masih berpegang teguh pada prinsip kepercayaan nenek moyangnya.
3. Fungsional adalah ilmu yang membahas tentang alasan mengapa hal
tersebut ada dan bisa terjadi bahkan di luar pikiran Manusia. Konsep
berpikir dari fungsional tersebut adalah “Mengapa hal tersebut terjadi”
dan masih banyak lagi. Bisa dibilang berpikir secara fungsional ialah
seseorang yang memiliki rasa ingin tahu yang besar.
4. Ada hubungan dan tujuannya mengapa manusia harus memahami dari
materi pemahaman ontologi, mistis, dan fungsional dikarenakan agar
tidak terjadi suatu kesalahpahaman tentang hal-hal yang diluar nalar
manusia dan agar tidak terjadi penyimpangan kebenaran dari agama
tersebut
5. Contoh dari hal tersebut dapat diambil dalam kehidupan sehari-hari
agar bisa memilah dengan baik dalam mengetahui hal-hal mistis.

11
DAFTAR PUSTAKA

Rasyid, A. (2015). Mistik, Ontologis, dan Fungsional (Budaya


Hukum Islam: A New Perspektive). In Al-Risalah: Forum Kajian
Hukum dan Sosial Kemasyarakatan (Vol. 15, No. 01, pp. 40-57).
Nurroh, S. (2017).Studi Kasus: Telaah Buku Filasafat Ilmu
(Sebuah Pengantar Populer) Oleh Jujun S. Suriasumantri (hal 7)
Anto, R. (2018). Teori-Teori Sosiologi Hukum Fungsional
Struktural. Perenc. dan Pembang. Masy., no.
1. Rasyid, A. (2015). Mistik, Ontologis, dan Fungsional
(Budaya Hukum Islam: A New Perspektive). In Al-Risalah: Forum
Kajian Hukum dan Sosial Kemasyarakatan (Vol. 15, No. 01, pp.
40-57).
2. Nurroh, S. (2017).Studi Kasus: Telaah Buku Filasafat Ilmu
(Sebuah Pengantar Populer) Oleh Jujun S. Suriasumantri (hal 7)

Bakhtiar, Amsal. 2017. Filsafat Ilmu. PT Rajagrafindo


Persada: Depok

alaluddin. 2019. Filsafat Pengetahuan, edisi kedua. PT Raja


Grafindo Persada: Depok

12

Anda mungkin juga menyukai