Makalah ini Disusun guna memenuh tugas Mata Kuliah Filsafat Ilmu
Disusun Oleh:
TP. 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas nikmat dan karunianya,
sehingga kami dapat Menyelesaikan tugas Makalah yang berjudul,
“Perkembangan Pemikiran Manusia: Ontologis, Mistis, Fungsional”
Makalah ini di tulis dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Filsafat Ilmu dan juga kami ingin memberikan sedikit penjelasan dari makalah
kami.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu kritik dan saran dari pembaca sangat kami perlukan demi
kesempurnaan makalah ini. Harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi kita semua.
Kelompok III
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pengetahuan merupakan pembentukan pemikiran asosiatif yang
menghubungkan atau menjalin sebuah pikiran dengan kenyataan atau
dengan pikiran lain berdasarkan pengalaman yang berulang-ulang tanpa
pemahaman mengenai kausalitas (sebab-akibat) yang hakiki dan universal.
Dari zaman ke zaman pengetahuan akan semakin berkembang dengan
pesat, dikarenakan rasa ingin tahu yang merupakan ciri khas manusia.
B. Rumusan Masalah
iv
C. Tujuan
v
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Ontologis
Ontologi berasal dari kata Yunani On (ada), dan ontos berarti keberadaan.
Sedangkan Logos berarti pemikiran. Prof. Dr. H. Jalaluddin dalam buku
Filsafat Pengetahuan Edisi Kedua mengatakan bahwa Ontologi adalah
ilmu yang mengkaji segala sesuatu dari alam nyata yang sangat terbatas
bagi panca indera kita. Bagaimana realita yang ada ini, adalah materi
semata, apakah wujudnya bersifat tetap kekal tanpa perubahan? Juga
apakah realita itu terbentuk dari satu unsur (monisme), dua unsur
(dualisme) atau banyak unsur (plularisme)?.
6
Supranatural merupakan sebuah keyakinan yang kuat dan di luar nalar
dikarenakan diproses oleh alam bawah sadar dan meyakini roh nenek
moyangnya sebagai kepercayaan nya. Berbeda dengan Supranatural,
Naturalisme merupakan sebuah keyakinan yang berkaitan dengan alam
atau sesuatu yang natural namun diutamakan keiindahan dari wujudnya
karena Naturalisme mengedepankan sebuah wujud tersebut harus tampak
dan ada.
2. Pengertian Mistis
7
terduga yang terjadi diluar nalar yang berhubungan dengan makhluk
astral yang hidup didunia namun beda dimensi dengan manusia atau
yang biasa dikatakan oleh masyarakat sekitar adalah gaib. Mistis pun
dapat dikatakan bagian masyarakat yang masih menganut kepercayaan
nenek moyang pada jaman dahulu. Banyak masyarakat kota khususnya
yang tidak ada lagi yang berhubungan dalam hal-hal tersebut dan
kebanyakan masih percaya akan hal tersebut ialah penduduk yang
tinggal dalam pedalaman desa.
Mushlihin seorang blogger menulis dalam blog nya yaitu Mistik juga
bisa diartikan sebagai cinta kepada yang mutlak, sebab kekuatan yang
memisahkan mistik sejati dari sekedar tapa brata (asceticism) adalah
cinta. Cinta Ilahi membuat si pencari mampu menyandang, bahkan
menikmati segala sakit dan penderitaan yang dianugrahkan Tuhan
kepadanya untuk mengujinya dan memurnikan jiwanya, cinta ini bisa
menghantarkan jiwa siahli mistik kehadapan Ilahi“bagaikan Elang
yang membawa mangsanya” yakni yang memisahkanya dari segala
yang tercipta dalam waktu.
8
3. Pengertian Fungsional
Ada hubungan dari ketiga tersebut antara konsep berfikir Ontologis, Mistis
dan fungsional. Hubungan ini erat kaitannya dengan kejadian disekitar
masyarakat. Mistis jika tidak dikaitkan dengan konsep berpikir ontologi dan
fungsional akan terjadi kesalahpahaman dan mungkin banyak yang mengira
adalah sulap, jika hal itu terjadi akan semakin banyak masyarakat yang sesat,
9
menyimpang dari kebenaran bahkan menyembah tuhan selain Allah hanya
dikarenakan terjadi diluar nalar pikiran manusia. Karena dari berpikiran ontologis
dan fungsional manusia bisa tahu dan paham namun juga harus dilandasi dengan
kepercayaan pada Tuhan agar tahu bahwa hal tersebut atas kuasa dan kehendak-
Nya. Tujuannya agar manusia tidak terjebak dalam kesesatan dan menyimpang
kebenaran bahkan dari Tuhannya sendiri hanya dikarenakan terjadi
diluar nalar manusia.
Manusia yang berpikiran mistis akan meyakini bahwa memang ada penunggu
di Pantai Tersebut bahkan mereka mempercayai ada nya larangan memakai
pakaian berwarna hijau entah itu baju, celana, rok bahkan hal yang terkecil seperti
jepitan rambut pun tidak boleh berwarna hijau di Pantai Selatan karena bisa
diseret ke dalam pantai sana, dikarenakan Nyi Roro Kidul erat kaitannya dengan
berwarna hijau. Oleh karena itu, banyak mengikuti peraturan disana dan tidak
berani untuk melarangnya karena takut diseret oleh penunggu tersebut bahkan
banyak yang percaya bahwa Nyi Roro Kidul tersebut bukanlah manusia biasa
namun manusia ular atau siluman ular. Seseorang yang berpikiran fungsional akan
menanyakan alasan kenapa dan bagaimana sampai mereka puas akan jawabannya
yang memang belum tentu ada kebenarannya, seperti “Kenapa dia menjadi
penunggu di pantai selatan?” “Bagaimana hal tersebut bisa terjadi?” “Adakah
alasannya dia menjadi penunggu disana?”
10
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Ontologi adalah ilmu yang membahas tentang hakekat tentang ada atau
keberadaan yang mana metafisika menjadi hal dasar untuk
mempelajari tentang ontologi. Konsep berpikir ontologi ialah yang
ditanyakan adalah “Apa itu?” tidak dengan “kenapa hal ini bisa
terjadi” dikarenakan seseorang yang berpikir tentang konsep ontologi
tersebut hanya menanyakan tentang keberadaan hal tersebut tapi tidak
dengan alasan keberadaan tersebut
2. Mistis merupakan hal yang berkaitan dengan hal yang misterius dan
menakutkan dikarenakan hal tersebut terjadi di luar nalar pemikiran
manusia yang dikaitkan dengan alam gaib. Biasanya mistis tersebut
masih berpegang teguh pada prinsip kepercayaan nenek moyangnya.
3. Fungsional adalah ilmu yang membahas tentang alasan mengapa hal
tersebut ada dan bisa terjadi bahkan di luar pikiran Manusia. Konsep
berpikir dari fungsional tersebut adalah “Mengapa hal tersebut terjadi”
dan masih banyak lagi. Bisa dibilang berpikir secara fungsional ialah
seseorang yang memiliki rasa ingin tahu yang besar.
4. Ada hubungan dan tujuannya mengapa manusia harus memahami dari
materi pemahaman ontologi, mistis, dan fungsional dikarenakan agar
tidak terjadi suatu kesalahpahaman tentang hal-hal yang diluar nalar
manusia dan agar tidak terjadi penyimpangan kebenaran dari agama
tersebut
5. Contoh dari hal tersebut dapat diambil dalam kehidupan sehari-hari
agar bisa memilah dengan baik dalam mengetahui hal-hal mistis.
11
DAFTAR PUSTAKA
12