Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

“HUKUM PERKEMBANGAN DAN METODE PENILITIAN


DALAM PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ”

(Mata Kuliah : Psikologi Perkembangan)

Dosen Pengampu :

Putri Rahmi Virani Lubis,M.Si

Disusun oleh :

1. Fina Jauharotul Hamidah (2013000041)


2. Fadli Hardiansyah (2013000045)
3. Triyah Rahayu (2013000044)

BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN ISLAM (REG SORE)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MA’ARIF JAMBI

TAHUN AKADEMIK 2021/2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan


rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas
makalah yang berjudul “Hukum Perkembangan dan Metode
Penilitian Dalam Psikologi Perkembangan” ini tepat pada
waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk


memenuhi tugas Ibu Putri Rahmi Virani Lubis,M.Si pada Mata
Kuliah Psikologi Perkembangan. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang “Hukum
Perkembangan dan Metode Penilitian Dalam Psikologi
Perkembangan” bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu selaku dosen


pengampu mata kuliah ini yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai
dengan bidang studi yang saya tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak


yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Jambi, Oktober 2021

Pemakalah

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................... 2


DAFTAR ISI .......................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 4
A. LATAR BELAKANG ............................................................. 4
B. RUMUSAN MASALAH ......................................................... 4
C. TUJUAN ................................................................................. 4
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................... 5
A. PENGERTIAN PERKEMBANGAN ...................................... 5
B. HUKUM PERKEMBANGAN ANAK .................................... 5
C. METODE PENELITIAN PSIKOLOGI PERKEMBANGAN 11
BAB III PENUTUP................................................................................ 19
A. KESIMPULAN ........................................................................ 19
B. SARAN .................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 20

3
BAB I

PENDAHHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Psikologi perkembangan merupakan salah satu bidang


psikologi yang memfokuskan kajian atau pembahasannya
mengenai perubahan tingkah laku dan proses perkembangan dari
masa konsepsi (pra-natal) sampai mati. Pengetahuan tentang
perkembangan anak dapat membantu mereka mengembangkan
diri, dan memecahkan masalah yang dihadapinya, melalui
pemahaman tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan anak. Berbagai upaya untuk memfasilitasi
perkembangan tersebut, baik di lingkungan keluarga, sekolah
maupun masyarakat. Serta upaya untuk mencegah berbagai
kendala atau faktor-faktor yang mungkin akan mengkontaminasi
(meracuni) perkembangan anak dapat diantisipasi.

Psikologi perkembangan lebih mempersoalkan tentang


faktor-faktor umum yang mempengaruhi proses perkembangan
yang terjadi di dalam diri kepribadian itu sendiri. Titik berat yang
diberikan oleh para psikolog perkembangan ada pada relasi antara
kepribadian dan perkembangan. Menurut Kartono dalam Psikologi
Anak, psikologi perkembangan (psikologi anak

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa Pengertian Perkembangan
2. Apa Hukum Perkembangan Anak
3. Apa Metode Penelitian Psikologi Perkembangan

C. TUJUAN MASALAH
1. Untuk Mengetahui Pengertian Perkembangan
2. Untuk Mengetahui Perkembangan
3. Untuk Mengetahui Metode Penelitian Psikologi Perkembangan

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PERKEMBANGAN

Istilah perkembangan (develpment) dalam psikologi


merupakan sebuah konsep yang cukup rumit dan kompleks. Di
dalamnya terkandung banyak dimensi. Oleh sebab itu, untuk dapat
memahami konsep perkembangan, perlu terlebih dahulu
memahami beberapa konsep lain yang terkandung di dalamnya, di
antaranya yaitu pertumbuhan (growth), kematangan (maturation),
dan perubahan (changed).

Menurut Reni Akbar Hawadi perkembangan secara luas


menunjuk pada keseluruhan proses perubahan dari potensi yang
dimiliki individu dan tampil dalam kualitas kemampuan, sifat, dan
ciri-ciri yang baru. Dalam istilah perkembangan juga tercakup
konsep usia, yang diawali dari saat pembuahan dan berakhir
kematian. Menurut F.J. Monks, dkk., pengertian perkembangan
menunjuk pada suatu proses ke arah yang lebih sempurna dan tidak
dapat diulang kembali. Perkembangan menunjuk pada perubahan
yang bersifat tetap dan tidak dapat diputar kembali. Perkembangan
juga dapat diartikan sebagai proses yang kekal dan tetap yang
menuju ke arah suatu organisasi pada tingkat integrasi yang lebih
tinggi, berdasarkan pertumbuhan, pematangan, dan belajar

B. HUKUM PERKEMBANGAN ANAK


1. Hukum Mempertahankan dan Mengembangkan Diri

Dalam kehidupan timbul dorongan dan hasrat untuk


mempertahankan diri. Dorongan yang pertama adalah
dorongan mempertahankan diri, kemudian disusul dengan
dorongan mengembangkan diri. Dorongan memepertahankan
5
diri terwujud pada dorongan makan, dan menjaga keselamatan
diri sendiri. Anak menyatakan perasaan lapar, haus, dan sakit
dalam bentuk menangis. Ia mempertahankan dirinya dengan
cara menangis. Jika ibu-ibu mendengar anaknya menangis,
tangisannya itu dianggap sebagai dorongan untuk
mempertahankan diri.

Dalam perkembangan jasmani dan rohani terlihat hasrat


dasar untuk mengembangkan pembawaan. Untuk anak-anak
dorongan mengembangkan diri ini berbentuk hasrat mengenai
lingkungan, usaha belajar berjalan, kegiatan bermain, dan lain-
lain. Di kalangan remaja timbul rasa persaingan dan perasaan
belum puas terhadap apa yang telah tercapai. Hal ini dapat
dianggap sebagai dorongan untuk mengembangkan diri. Tidak
seorang pun manusia normal yang menghendaki kemundura
perkembangan dirinya, ataupun menghendaki kebodohan. Tapi
sebaliknya setiap anak pasti mengehendaki perkembangan diri
ke arah suatu kemajuan dalam suatu tingkat yang lebih tinggi
dari tingkat sebelumnya.1

2. Hukum Tempo dan Ritme Perkembangan

Tahapan perkembangan berlangsung secara berurutan,


terus-menerus, dan dalam tempo perkembangan yang relatif
tetap serta berlaku umum. Perbedaan waktu, mengenai cepat
lambatnya suatu penahapan perkembangan atau suatu masa
perkembangan dijalani, menampilkan adanya perbedaan
individual. Semakin lambat masa-masa perkembangan
disbanding dengan norma-norma umum yang berlaku semakin
menunjukkan adanya tanda-tanda gangguan atau hambatan-
hambatan dalam proses perkembangan. Hubungan antara satu

1 Abu Ahmadi dan Munawar Sholeh, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: PT Rineka


Cipta, 2005), 12

6
aspek dengan aspek lainnya saling mempengaruhi. Jika tidak,
ada faktor khusus yang mempengaruhi perkembangan itu. Oleh
karena itu, setiap gejala yang baru dapat dijelaskan berdasarkan
perkembangan sebelumnya. Secara umum, ada dua hal sebagai
petunjuk keterlambatan pada keseluruhan perkembangan
mental, yaitu :

a. Apabila perkembangan kemampuan fisik untuk berjalan


sangat tertinggal dari patokan umum, tanpa ada sebab
khusus, fungsionalitas fisiknya terganggu.
b. Apabila perkembangan kemampuan berbicara sangat
terlambat dibandingkan dengan anak lain pada masa
perkembangan yang sama. Seorang anak yang pada
umur empat tahun, misalnya masih mengalami
kesulitan berbicara, mengemukakan sesuatu dan
terbatas perbendaharaan katanya, ia akan mengalami
kelambatan pada seluruh aspek perkembangan
mentalnya.

Cepat atau lambatnya suatu masa perkembangan dilalui


dan seluruh perkembangan yang dicapai, selain berbeda antara
perkembangan filogenetik dengan onto-genetik, juga
menunjukkan perbedaan secara perseorangan, meskipun
tingkat perbedaannya tersebut tidak terlalu besar. Cepat atau
lambatnya suatu masa perkembangan dilalui akan menjadi ciri
yang menetap sepanjang hidupnya jika tidak ada hal-hal yang
bisa mempengaruhi proses perkembangan secara hebat,
misalnya pengalaman traumatic akibat kecelakaan atau trauma
fisik, sehingga proses perkembangan menjadi lambat atau
terhambat.

Ritme atau irama perkembangan akan semakin jelas


tampak pada saat kematangan fungsi-fungsi fisiknya. Pada saat
ini terlihat adanya selingan diantara cepat dan lambatnya

7
perkembangan, yang kurang lebih konstan sifatnya. Inilah yang
dinamakan irama perkembangan.2

Setiap tahap perkembangan tidak berlangsung secara


melompat-lompat, tetapi menurunkan suatu pola tertentu
dengan tempo dan irama tertentu pula, yang ditentukan oleh
kekuatan-kekuatan dari dalam diri anak. Tidak banyak yang
dapat dilakukan oleh seorang guru atau orang tua untuk
mengubah, mempercepat atau memperlambat tempo dan irama
perkembangan tersebut.3

3. Hukum Masa Peka

Masa peka adalah suatu masa yang paling tepat untuk


berkembang suatu fungsi kejiwaan atau fisik seorang anak.
Istilah masa peka ini pertama kali diperkenalkan oleh ahli
biologi Belanda yaitu Prof. Hugo de Vries dengan meneliti
seekor lebah betina (lebah ratu) yang sedang mengalami masa
peka. Masa peka ialah suatu masa ketika fungsi-fungsi jiwa
menonjolkan diri keluar, dan peka akan pengaruh rangsangan
yang datang. Ketika sang lebah ratu peka, kemudian ia
mendapatkan zat-zat makanan tertentu ia akan berkembang
biak dnegan cepat.

Masa peka diperkenalkan dalam dunia pendidikan oleh


Dr. Maria Montessori. Menurut M. Montessori masa peka
merupakan masa pertumbuhan ketika suatu fungsi jiwa mudah
sekali dipengaruhi dan dikembangkan. Usia 3 sampai 5 tahun

2 Ibid Hal 42

3 Sri Purnami S. Psi. Psilogi perkembangan. Teras. Yogyakarta. 2008


8
adalah masa yang baik sekali utnuk mempelajari bahasa ibu
dan bahasa di daerahnya. 4

4. Hukum Rekapitulasi

Pengertian rekapitulasi merupakan pengulangan


ringkasan dari kehidupan suatu bangsa yang berlangsung
secara lambat selama berabad-abad. Jika dihubungkan dengan
psikologi dapat diartikan bahwa rekapitulasi ini berarti
perkembangan anak mengalami ulangan ringkas dari sejarah
kehidupan umat manusia. Hukum rekpaitulasi dapat dibagi
dalam beberapa masa.

a. Masa memburu dan menyamun

Masa ini dialami ketika anak berusia sekitar 8


tahun. Tanda-tandanya anak senang bermain kejar-kejaran,
perang-peragan, memanah, dan menangkap binatang.

b. Masa menggembala

Masa ini dialami ketika anak berusia sekitar 10


tahun. Tanda-tandanya anak senang memelihara binatang
seperti ayam, kambing, kelinci, burung, dan sebagainya.

c. Masa becocok tanam

Masa ini diawali ketika anak berusia sekitar 12


tahun. Tanda-tandanya anak senang berkebun, menyirami
bunga, dan lain-lain.

4 ElfiYuliana Rochmah, Psikologi Perkembangan, 34.

9
d. Masa berdagang

Dialami ketika anak berusia sekitar 14 tahun.


Tanda-tandanya anak senang bertukar menukar perangko
dengan temannya, berkirim foto dengan sahabat pena,
beramin jual-jualan, dan sebagainya. 5

5. Hukum Masa Menentang

Peyelidikan dalam ilmu psikologi pekembangan anak


menunjukan bahwa perkembangan jiwa anak tidaklah
berlangsung secara tenang dan teratur. Akan tetapi ada masa
dimana anak mulai mengalami goncangan dan terdapat
sentuhan radikal dalam perkembangan anak.

Hal ini biasanya terjadi pada saat anak berusia 14-17


tahun yang mengalami adanya perubahan radikal dalam
perkembanganya, adanya kenakalan dan sikap menentang atas
petunjuk orang tua sehingga disebut dengan masa menentang.6

6. Hukum Penjelajahan dan Penemuan

Anak lahir sebagai warga yang baru, kehidupan yang baru


dan kondisi yang baru, hal ini juga yang menuntut adanya
pencarian tentang hal yang baru pula, maka dimulailah anak
dengan melakukan penjelajahan untuk menemukan hal yang baru,
dan dengan segala penemuan yang anak dapatkan anak akan
mengalami perkembangan.

5 Ibid, 10

6 Abu Ahmadi, Psikologi Perkembangan, 27

10
C. METODE PENELITIAN DALAM PSIKOLOGI
PERKEMBANGAN
1. Metode Cross-Centural

Pelaksanaan metode ini adalah dengan meneliti


seseorang atau sekelompok anak yang setaraf dalam waktu
tertentu untuk selanjutnya hasilnya dibandingkan (disilang)
dengan anak setaraf lainnya, dan kemudian disimpulkan
sebagai wujud hasil akhir penelitian. Metode ini pernah
digunakan oleh Arnold Gesell.7

2. Metode Longtudinal

Operasionalisasi dari metode ini adalah dengan cara


meneliti seseorang atau beberapa orang anak tertentu dimulai
dari dalam kandungan, sampai lahir hingga dewasa, tanpa
diadakan cross (silang). Di dalam metode ini perlu diingat akan
kemungkinan gangguan kontinuitas penelitian. Metode ini
pernah digunakan oleh Willard C. Olson.

3. Metode Ekperimental

Istilah Eksperimen (Percobaan) dalam psikologi berarti


pengamatan secara teliti terhadap gejala-gejala jiwa yang kita
timbulkan dengan sengaja. Hal in dimaksudkan untuk “menguji”
hipotesa pembuat eksperimen tentang reaksi-reaksi individu atau
kelompok dalam situasi tertentu atau di bawah kondisi tertentu,
jadi tujuan eksperimen ialah : untuk mengetahui sifat-sifat umum
dari gejala-gejala kejiwaan. Misalnya mengenai pikiran, perasaan,
kemauan, ingatan, fantasi dan lain sebagainya.8 Metode

7 Zulkifli L, Psikologi Perkembangan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), 9

8 Ahmadi Abu, Psikologi Umum, (Jakarta : PT Rinieka Cipta, 1998)

11
eksperimen dalam buku yang lain dierangkan sebagai metode yang
dipergunakan oleh penyelidik terhadap objeknya dengan jalan
mengadakan eksperimen-eksperimen, tujuannya adalah jika
penyelidik ingin menemukan kebenaran atas pendapat-pendapat
orang lain tentang sesuatu.

Eksperimen sejati melibatkan manipulasi satu atau


beberapa factor dan pengukuran (Observasi) terhadap efek-efek
manipulasi tersebut pada pelaku. Eksperimen efektif untuk
menguji hipotesis karena memungkinkan kita untuk melaksanakan
pengontrolan dengan tingkat yang relative tinggi dalam sebuah
situasi.9 Metode eksperimen dapat dibedakan antara eksperimen
murni dan eksperimen lapangan. Perbedaan antara keduanya
tersebut ada dalam factor tertentu dengan gejala-gejala
perkembangan. Pada eksperimen murni maka kontrol terhadap
situasi lebih dapat dilakukan dengan baik,dengan demikian
hubungan antara suatu variable dengan suatu gejala perkembangan
lebih dapat ditentukan.

Eksperimen lapangan bertitik tolak dari situasi kehidupan


nyata. Dalam hal ini sering kali hubungan antara suatu variable
dengan suatu gejala perkembangan dapat dilihat dengan pasti.

Dalam suatu eksperimen maka semua variable, kecuali


satu, dibuat konstan, kemudian dengan memanipulasi variable
yang satu tersebut (variable bebas) dapatlah diketahui pengaruhnya
terhadap efek yang ditimbulkannya (variable dependen/
tergantung).10

9 FJ.Knoers.AMP,Psikologi perkembangan,(Yogyakarta : Gajahmada University


Perss.1982)

10 Zulkifli L, Psikologi Perkembangan,11

12
4. Metode Non Eksperimental

Pada dasarnya, metode eksperimental hanyalah salah


satu dari sekian banyak cara yang dilakukan para ahli psikologi
untuk mengkaji perilaku. Pengkajian perilaku tidak selalu dapat
atau perlu dilakukan di laboratorium. Bayi yang masih kecil,
umpamanya, mungkin berperilaku amat berbeda di dalam
laboratorium dengan di rumah bersama orang dan mainan yang
dikenalnya di sekitar dirinya.

5. Metode Observasi (Pengamatan)

Pada dasarnya metode ini adalah metode yang paling dasar


dilakukan dari semua metode yang ada. Yakni mengadakan
pengamatan secara cermat, dan sistematis serta membutuhkan
adanya keluwesan tertentu (tidak kaku).11 Agar semua aktivitas
anak yang diselidiki selalu wajar. Kegiatan ini harus diiringi
dengan pencatatan hasil secara teliti dari gejala yang ada. Dalam
hal ini observasi dapat melalui dua cara:

a. Introspeksi

Pengamatan yang dilakukan dengan sengaja


memperhatikan atau mempelajari proses kejiwaan pada diri
sendiri disebut introspeksi. Anak-anak tidak dapat
mempergunakan metode introspeksi. Melakukan
introspeksi berarti mempelajari jiwa sendiri, kesadaran
tentang jiwa sendiri yang dapat dikenal secara langsung.

Perbuatan mempelajari jiwa sendiri membutuhkan


latihan dan pengertian. Itulah sebabnya para ahli tidak

11 Abu Ahmadi dan Munawar Sholeh, Psikologi Perkembangan,

13
sependapat untuk menggunakan metode ini untuk anak-
anak.

b. Ekstrospeksi

Pengamatan yang dilakukan dengan maksud


mempelajari kejiwaan orang lain disebut ekstrospeksi.
Hanya pekerjaan kejiwaan pada diri sendiri yang langsung
dapat dipelajari. Pekerjaan kejiwaan pada diri orang lain
hanya dapat kita duga. Hal-hal yang dapat diperhatikan
hanya terbatas pada unsur-unsur yang dapat ditangkap
pancaindera.

Dengan memperhatikan perubahan roman muka dan


perubahan yang dilakukan orang lain, kemudian kita coba
menduga isi hatinya untuk mengetahui apa yang sedang
dipikirkannya. Bila cara memperhatikannya dilakukan lebih
teratur dan saksama, dapat diharapkan akan diperoleh
kesimpulan yang mendekati kenyataan.12

6. Metode Studi Kasus

Disebut juga dengan metode sejarah kasus, yaitu


deskripsi mengenai individu berdasarkan hasil pengamatan
atau hasil tes psikologi formal yang rinci, tentang masa kanak –
kanak, mimpi, fantasi, segala sesuatu hal yang dapat
menggambarkan pribadi seseorang.

12 Abu Ahmadi dan Munawar Sholeh, Psikologi Perkembangan, 13

14
7. Metode Naturalistik

naturalistik adalah metode penelitian yang digunakan


dalam psikologi dan ilmu sosial lainnya di mana peserta
penelitian diamati di lingkungan alaminya. Tidak seperti
eksperimen laboratorium yang melibatkan pengujian hipotesis
dan variabel pengontrol, pengamatan naturalistik hanya
membutuhkan pencatatan apa yang diamati dalam pengaturan
tertentu.

8. Metode Bimbingan

Bimbingan psikologi atau konseling anak adalah suatu


proses yang terjadi antara anak dan seorang pembimbing atau
konselor yang tugasnya membantu anak – anak untuk
mendapatkan pemahaman mengenai apa yang terjadi kepada
mereka. Tujuan bimbingan psikologi pada anak adalah untuk
membantu anak – anak memulihkan diri dan juga
mengembalikan rasa percaya dirinya, karena itu selama sesi
konseling seorang anak didorong untuk dapat menyatakan
perasaannya.

Terkadang, anak merasa sulit untuk mengungkapkan


dirinya kepada orang dewasa, padahal secara emosional
mereka masih bergantung kepada orang dewasa yang dekat
dengannya, dan membutuhkan sedikit dorongan untuk itu.13

9. Metode Interview

Menggunakan metode ini sangat lazim dan praktis


digunakan oleh para orang tua. Pendidik untuk menyelidiki

13 Abu Ahmadi dan Munawar Sholeh, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: PT Rineka


Cipta, 2005) 13

15
kondisi anak-anak didiknya dengan cara mengadakan Tanya
jawab atau wawancara. Walaupun tampaknya sederhana
metode inipun membutuhkan adanya keterampilan tersendiri
dan menghindari kesan yang dibuat-buat (semu), sehingga
menyulitkan diperolehnya data yang dikehendaki yakni data
yang asli.

10. Metode Tes daan Angket

Metode tes adalah cara yang digunakan untuk


mengukur subjeknya dengan metode tertentu. Tes adalah suatu
instrumen penelitian yang penting dalam bidang psikologi
kontemporer, dan gunanya untuk mengukur segala jenis
kemampuan, minat, sikap dan hasil kerja dari anak – anak
mengenai bidang tertentu.

Dalam metode angket, ini dengan cara membuat angket


yang berisi pertanyaan yang mudah dipahami oleh anak dengan
tujuan penelitian. Setelah diperoleh jawaban maka
disimpulkan, dianalisis dan didata statistik.

Suatu perbedaan antara pengumpulan data melalui


metode klinis dan pengumpulan data melalui angket ialah
bahwa metode klinis dapat memberikan informasi mengenai
tingkah laku, sedangkan angket mengadakan pencatatan
mengenai pemberitaan tingkah laku.

11. Metode Pengumpulan

Metode ini dapat dikerjakan dengan mengumpulkan


segala sesuatu yang merupakan karya atau kegemaran anak-
anak, antara lain: surat-surat catatan harian (dairy), karangan,
perangko, lukisan dll. Dari bahan tersebut sangat bermanfaaat
untuk dipelajari dan selanjutnya dianalisis serta diambil
16
kesimpulan. Kegiatan ini pernah juga dilakukan oleh J. Sully
dan lain-lain.14

a. Angket

Bentuk angket berupa daftar pertanyaan yang


disusun secara sistematis untuk mendapatkan data-data dan
informasi dari objek yang akan dipelajari. Daftar
pertanyaan itu disampaikan kepada anak (responden) untuk
memperoleh data dan informasi. Kemudian dilakukan
pengolahan dan analisa terhadap data-data dan informasi
yang terkumpul.

b. Biografi

Jiwa anak dipahami dengan mempelajari riwayat


hidupnya, baik yang mereka tulis sendiri maupun yang
dituliskan orang lain mengenai dirinya; kedua karya itu
dapat mengungkapkan jiwa orang yang memiliki biografi
itu. Riwayat hidup yang ditulis sendiri oleh orang yang
punya riwayat dinamakan autobiografi. Riwayat hidup
yang ditulis orang lain dinamakan biografi. Kedua, riwayat
hidup itu menjadi sumber yang berharga untuk
mendapatkan bahan-bahan yang dapat digunakan untuk
meneliti kejiwaan anak yang sedang diselidiki.

c. Buku harian

Menyelidiki jiwa anak melalui buku hariannya


dipelopori oleh Charlotte Buhler. Biasanya anak pubertas
suka menulis buku harian. Buku itu sangat bermanfaat
untuk mengungkapkan kejiwaan. Buku harian yang dibuat

14 Ibid, 13

17
anak di masa pubertasnya harus hati-hati memperlajarinya.
Alasan pertama Karena tidak memberikan kesan-kesan
yang umum. Kedua, karena hanya sedikit anak-anak yang
suka membuat buku harian untuk jangka waktu yang lama.
Alasan lainnya, kalangan tertentu tidak menulis buku
hariannya dengan teratur dan sistematis sehingga tidak
mungkin menjadikan buku harian itu sebagai pedoman
untuk memahami keadaan remaja.15

15 Zulkifli L, Psikologi Perkembangan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), 11

18
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Istilah perkembangan (develpment) dalam psikologi
merupakan sebuah konsep yang cukup rumit dan kompleks. Di
dalamnya terkandung banyak dimensi.
2. Hukum Perkembangan Anak
 Hukum Tempo Perkembangan
 Hukum Irama perkembangan
 Hukum Masa Peka
 Hukum Rekapitulasi
 Hukum Masa menantang
 Hukum Eksprolasi dan Penemuan
3. Metode Penelitian Psikologi Perkembangan
 Metode Cross-Sectional
 Metode Longtudinal
 Metode Cross-Cultural
 Metode Eksperimental
 Metode Non Eksperimental
 Metode Observasi
 Metode Studi Kasus
 Metode Naturalistik
 Metode Bimbingan
 Metode Interview
 Metode Tes dan Angket
 Metode pengumpulan
B. SARAN

Dengan adanya makalah ini semoga kita semua dapat


menghargai dan mengambil hikma dari setiap kejadian di masa
lalu, yang bisa kita sebut dengan sejarah.

19
DAFTAR PUSTAKA

Abu Ahmadi dan Munawar Sholeh, “Psikologi Perkembangan “, PT


Rineka Cipta,Jakarta, 2005.

Alex Sobar,” Psikologi Perkembangan” CV Pustaka Setia,Bandung,


2010.

Brian Marwensdy, “Perkembangan Manusia” Salemba Humanika,


Jakarta,2009. Desmita, “Psikologi Perkembangan Peserta Didik”,PT
Remaja Rosdakarya, Bandung, 2011.

Abu Ahmad & Munawar Sholeh , “Psikologi Perkembangan”,Edisi


Revisi. Rineka Cipta, Jakarta,2005.

Elfi Yuliana Rochmah, “Psikologi Perkembangan(Sepanjang Rentang


Hidup)”, Ponorogo: STAIN Po Press,Ponorogo, 2014.

Elfi Yuliani Rocmah, “Perkembangan anak”, STAIN Ponorogo Press,


Ponorogo, 2011.

20

Anda mungkin juga menyukai