Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“BENTUK-BENTUK KEGIATAN PARENTING”

(Mata Kuliah : Desain Program Parenting)

Dosen Pengampu :

Nur Anisyah,M.Pd.I
 

Disusun oleh :

Ernayanti (201200129)
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

SEMESTER VI

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MA’ARIF JAMBI


TAHUN AKADEMIK 2022/2023
 
KATA PENGANTAR 

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga Saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Bentuk-Bentuk Kegiatan Parenting” ini tepat pada waktunya.

Adapun  tujuan  dari  penulisan  dari  makalah  ini  adalah untuk


memenuhi  tugas ibu Siti Marwah,M.Pd.I sebagai dosen pengampu di mata
kuliah Desain Program Parenting. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang Bentuk-Bentuk Kegiatan Parenting bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak selaku dosen pengampu


mata kuliah ini yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang Saya tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga Saya dapat menyelesaikan
makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang Saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan Saya
nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Jambi, 1 Febuari  2023

                                                                                                          Ernayanti

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................ii

DAFTAR ISI....................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................1

A. LATAR BELAKANG.........................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH....................................................................1
C. TUJUAN MASALAH.........................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................2

A. PENGERTIAN PARENTING ...........................................................2


B. TIPE-TIPE PARENTING...................................................................4
C. PRINSIP-PRINSIP PARENTING......................................................6
D. BENTUK-BENTUK KEGIATAN PARENTING..............................8

BAB III PENUTUP.........................................................................................10

A. KESIMPULAN...................................................................................10
B. SARAN...............................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dan tidak bisa lepas
dari kehidupan manusia. Pendidikan berfungsi membentuk kepribadian dan
memahami ilmu pengetahuan. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk
baik atau buruknya pribadi manusia. Menyadari akan hal tersebut, pemerintah
sangat serius menangani bidang pendidikan, sebab dengan sistem pendidikan
yang baik diharapkan muncul generasi penerus bangsa yang berkualitas dan
mampu menyesuaikan diri untuk hidup bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.

Menurut Undang-undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional bahwa “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa Pengertian Parenting?
2. Apa Tipe-Tipe Parenting?
3. Apa Prinsip-Prinsp Parenting?
4. Apa Bentuk-Bentuk Kegiatan Parenting?

C. TUJUAN MASALAH
1. Untuk Mengetahui Pengertian Parenting
2. Untuk Mengetahui Tipe-Tipe Parenting
3. Untuk Mengetahui Prinsip-Prinsp Parenting
4. Untuk Mengetahui Bentuk-Bentuk Kegiatan Parenting

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PARENTING

Secara terminologi, parenting dapat didefinisikan sebagai proses


mengasuh anak-anak. Didalam bahasa Indonesia kata mengasuh mengandung
makna sebagai metode atau cara orang tua mencukupi kebutuhan fisiologis
dan psikis, mendidik dan mengajar anak agar memiliki pengetahuan dan
keterampilan serta menanamkan norma, nilai rohani dan bagaimana
berinteraksi atau bersosialisai dengan lingkungan.1

Secara ringkas, parenting anak-anak dapat digambarkan sebagai


rangkaian tindakan, perbuatan dan interaksi dari orang tua untuk mendorong
pertumbuhan dan perkembangan anak-anak agar mereka tumbuh dan
berkembang sesuai dengan pola asuh yang baik dan benar. Parenting bukanlah
kegiatan satu pihak atau satu arah dari orang tua untuk mengayomi, mengasuh,
mendidik, melindungi atau membesarkan mereka melainkan proses interaksi
dua belah pihak yakni antara sekolah dan rumah atau antara guru dan orang
tua.2

Menurut Surbakti (2012:3), parenting merupakan suatu caraorangtua


untuk mengajarkan pola interaksi dan relasi yang patut kepada anak, atau cara
terbaik yang ditempuh oleh orang tua dalam mendidik anak sebagai
perwujudan dari rasa tanggung jawab kepada anak.

Sedangkan menurut Shohib (1998:20), Parenting adalah upaya orang


tua yang diaktualisasikan pada penataan lingkungan sosial, lingkungan
budaya, suasana psikologis serta perilaku yang ditampilkan pada saat
terjadinya pertemuan dengan anak-anak.

1
Surbakti, Parenting Anak-Anak (PT Elex Media Komputindo: Jakarta, 2012), hal. 3.
2
Surbakti, Parenting Anak-Anak, (PT Elex Media Komputindo: Jakarta, 2012 hal. 6

2
3

Menurut brooks (1991:56), parenting merupakan serangkaian interaksi


antara orangtua dan anak yang terus berlanjut, dimana proses tersebut
mempunyai perubahan kedua belah pihak.

Brooks (1991:58) menambahkan bahwa parenting terjadi dalam


sebuah konteks sosial yang menyediakan dukungan bagi orangtua.Parenting
adalah bagaimana cara mendidik orang tua terhadap anak baik secara langsung
maupun tidak langsung. Parenting menyangkut semua perilaku orang tua
sehari-hari baik yang berhubungan langsung dengan anak maupun tidak, yang
dapat ditangkap maupun dilihat oleh anak-anaknya, dengan harapan apa yang
diberikan kepada anak (pengasuhan) akan berdampak positif bagi
kehidupannya terutama bagi agama, diri, bangsa, dan juga negaranya.

Dapat pula diartikan sebagai suatu tugas yang berkaitan dengan


mengarahkan anak menjadi mandiri di masa dewasanya, secara fisik dan
psikologis.Shanock (Garbarino & Benn, 1992:156). Kegiatan parenting yaitu
meliputi hal-hal seperti:3

1. Merancang “Rencana Berkeluarga” secara matang.


2. Melaksanakan pengasuhan (mengasuh) dengan baik.
3. Memberikan perlindungan (melindungi) secara total

Pengertian Program parenting yaitu bentuk kegiatan informal yang


dilakukan untuk menyelaraskan kegiatan-kegiatan pengasuhan dan pendidikan
anak antara di kelompok bermain dan di rumah (Harahap, 2009). Parenting ini
ditujukan kepada para orang tua, pengasuh, dan anggota keluarga lain yang
berperan secara lang-sung dalam proses perkembangan anak. Kegiatan
parenting (pertemuan orang tua) sangat diperlukan mengingat pentingnya
pendidikan sedini mungkin.

Parenting merupakan satu di antara hal penting dalam tumbuh


kembang anak. Dengan adanya parenting, anak akan mendapat bimbingan dan

3
Soemiarti Patmonodewo, Pendidikan Anak Prasekolah (PTRineka Cipta: Jakarta, 2003), hal.125.
4

arahan dari setiap orang tua mulai dari masih dalam kandungan hingga anak
menjadi mengerti akan arti kehidupan.

B. TIPE-TIPE PARENTING

Secara umum dikenal beberapa tipikal pengasuhan terhadap anak-


anak, yaitu:4

1. Authoritarian (otoriter)
Pola asuh authoritarian (otoriter) alah pola asuh yang bersifat
mutlak atau absolut atau otoriter. Artinya, menganut paham kepatuhan
mutlak anak-anak terhadap orang tua mereka. Dalam sistem pola asuh
authoritarian (otoriter), peran orang tua sangat penting dan sentral
karena orang tua yang membimbing, mengajar atau mengarahkan
anak-anak secara mutlak.

2. Indulgent (serba boleh)


Pola asuh indulgent (serba boleh) adalah pola asuh yang
menekankan pada kebaikan, kesabaran atau keramahan atau
kemurahan seperti arti dari indulgent itu sendiri. Dalam sistem pola
asuh indulgent (serba boleh) orang tua membiarkan atau mengizinkan
anak melakukan apa saja yang mereka inginkan. Dengan kata lain
menganut sistem pengasuhan serba boleh.

3. Authoritative (tanpa pemaksaan)


Pola asuh authoritative (tanpa pemaksaan) adalah pola asuh
yang menggunakan pengasuhan yang tegas, kuat dan kokoh terhadap
perilaku anak namun tetap menghormati kemerdekaan (kebebasan) dan
kepribadian anak. Sistem pola asuh authoritative (tanpa pemaksaan)
menetapkan tuntunan, patokan dan peraturan kepada anak sehingga

4
Tadkiroatun Musfiroh, Memilih, Menyusun Dan Menyajikan Cerita Untuk Anak Usia Dini
(TiaraWacara: Yogyakarta, 2008), hal. 15-16.
5

mereka memiliki panduan dalam menjalankan kehidupan mereka


sehari-hari, tanpa memaksakan kehendak terhadap anak.
Oleh karena itu pola asuh authoritative (tanpa pemaksaan) bisa
juga disebut sebagai pola pengasuhan yang bersifat demokratis.

4. Neglectful (sembrono)
Pola asuh Neglectful (sembrono) adalah pola asuh yang tidak
memiliki patokan atau aturan yang jelas. Pada pola pengasuhan ini
orang tua mengabaikan, melalaikan, tidak peduli atau tidak
menghiraukan kebutuhan anak-anak.

Pengasuhan terhadap anak usia dini dilakukan dalam bebagai


lingkungan baik itu disekolah, masyarakat dan yang utama ada didalam
keluarga. Pengasuhan didalam keluarga menjadi penting, karena kepribadian
anak akan tumbuh dan berkembang sesuai dengan pola pengasuhan orang tua
mereka masing-masing. Seperti yang diketahui, fungsi keluarga adalah
sebagai wahana untuk mendidik, mengasuh dan mensosialisasikan anak,
menggembangkan seluruh anggotanya agar dapat menjalankan fungsinya di
masyarakat dengan baik serta memberikan kepuasan dan lingkungan yang
sehat guna tercapainya keluarga sejahtera. Untuk mencapai tujuan dari fungsi
keluarga tersebut, maka keluarga perlu menerapkan pola pengasuhan yang
tepat terhadap anak.

Didalam keluarga terdapat pola pengasuhan yang biasa dilakukan.


Pola pengasuhan yang umum didalam keluarga adalah sebagai berikut:

1. Pola Asuh Otoriter Merupakan pola asuh dimana orang tua


dominan, anak tidak diakui sebagai pribadi, kontrol terhadap
tingkah laku anak sangat ketat dan orang tua menghukum anak
apabila anak tidak patuh.
2. Pola Asuh Demokratis Pola asuh yang didalamnya ada kerjasama
antara orang tua dan anak, anak diakui sebagai pribadi, ada
6

bimbingan dan pengarahan dari orang tua dan ada kontro dari
orang tua yang tidak kaku.
3. Pola Asuh Permisif Merupakan pengasuhan yang dominan
terhadap anak, sikap longgar dari orang tua. Tidak ada bimbingan
dan pengarahan dari orang tua, serta kontrol dan perhatian orang
tua sanggat kurang.5

Pola pengasuhan terhadap anak usia dini tidak hanya dilakukan didalam
keluarga saja, tetapi juga dilakukan oleh sekolah dan masyarakat atau
lingkungan dimana anak tinggal. Semua pihak yang terkait, khususnya orang
tua dan guru. Berasarkan pada empat tipikal parenting dan pola pengasuhan
didalam keluarga, semuanya dapat diterapkan kepada anak usia dini. Anak
perlu mendapatkan bimbingan dan peraturan dalam melakukan berbagai hal,
tetapi anak juga butuh kebebasan.

Pola pengasuhan yang tepat yang dapat diterapkan oleh orang tua dan
guru adalah pola asuh yang memiliki aturan dan kebebasan yang diterapkan
sesuai dengan kondisi anak.6

C. PRINSIP-PRINSIP PARENTING

Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan dalam


pelaksanaan hubungan sekolah dengan masyarakat atau orang tua murid,
adalah sebagai berikut:7

1. Prinsip Keterpaduan
Prinsip ini mengandung makna bahwa semua kegiatan antara
sekolah dan masyarakat harus terpadu. Dalam arti apa yang dijelaskan,
disampaikan dan disuguhkan kepada masyarakat harus berupa
informasi yang terpadu antara informasi akademik mapun informsi
yang bersifat non akademik.
5
Setiyo Widodo, Smart Parenting Technology (PT Elex Media Komputindo: Jakarta, 2011),hal. 9.
6
Surbakti, Parenting Anak-Anak (PT Elex Media Komputindo: Jakarta, 2012), hal. 7-8.
7
Al. Tridhonanto, Menjadikan Anak Berkarakter (Ptelex Media Komputindo: Jakarta,2014), hal.
114.
7

Hal ini sanggat penting untuk meningkatkan penilaian dan


kepercayaan masyarakat atau orang tua murid terhadap sekolah.
Dengan kata lain transparansi lembaga pendidikan sangat diperlukan.

2. Prinsip Kesinambungan
Hubungan antara sekolah dan masyarakat harus dilakukan
terusmenerus. Jagan hanya dilakukan secara insidental atau sewaktu-
waktu. Perkembangan informasi, perkembangan kemajuan sekolah,
permsalahan-permasalahan sekolah dan siswa selalu ada.
Oleh karena itu, diperlukan penjelasan informasi yang terus
menerus dari lembaga pedidikan utnuk masyarakat/ orang tua murid
sehingga mereka sadar akan pentingnya keikut sertaan mereka dalam
meningkatkan mutu pendidikan putra-purtinya.
3. Prinsip Penyeluruh
Kegiatan pemberian informasi hendaknya menyeluruh dan
mencakup semua aspek/ faktor atau substansi yang perlu disampaikan
dan diketahui oleh masyarakat. Prinsip ini juga mengandung makna
bahwa hendaknya informasi lengkap, akurat dan up to date.

4. Prinsip Kesederhanaan
Prinsip ini menghendaki agar dalam proses hubungan sekolah
dan masyarakat yang dilakukan, baik komunikasi personal maupaun
kelompkok pihak pemberi informasi atau sekolah dapat
menyederhanakan berbagai informasi yang disajikan kepada
masyarakat sesuai dengan konsisi dan karakteristik masyarakat.

5. Prinsip Kontruktif
Program hubungan sekolah dengan masyarakat hendaknya
kontrukktif, dalam arti sekolah memberikan informasi yang kontruktif
kepada masyarakat. Dengan demikian, masyarakat akan memberikan
respon positif terhadap sekolah.
8

Dalam menyampaikan informasi hendaknya objektif tanpa


emosi dan rekayasa tertentu. Penjelasan yang kontruktif akan menarik
dan diterima masyarakat tanpa prasangka tertentu. Hal ini akan
mengarahkan mereka untuk berbuat sesuatu sesuai dengan keinginan
sekolah. 8

6. Prinsip Penyesuaian
Program hubungan sekolah dan masyarakat hendaknya
disesuaikan dengan keadaan didalam lingkungan masyarakat tersebut.
Terutama penyesuaian antara aktivitas, kebiasaan dan budaya yang ada
didalam kehidupan masyarakat.

D. BENTUK-BENTUK KEGIATAN PARENTING

Menurut Gordon Kegiatan parenting akan lebih bermakna jika


kelompok bermain dapat menyusun suatu kegiatan parenting sehingga
“kumpul kumpul orangtua” mempunyai makna. Bentuk bentuk kegiatan
parenting yang dapat dilakukan antara lain:9

1. Think-thank, yaitu sumbang saran yaitu mengeluarkan pendapat


dan diskusi tentang pembelajaran yang paling tepat bagi anak usia
dini misalnya pembelajaran tematik, setiap anggota dapat
menyampaikan gagasan-gagasan atau permasalahan-permasalahan
yang ada sekaligus melakukan pembahasannya.
2. Arisan Bicara, yaitu setiap anggota, secara undian bergilir menjadi
pembicara untuk menyampaikan gagasan sesuai topik yang telah
ditentukan.
3. Seminar, mengundang narasumber dan sponsor.

8
Rulam Ahmadi, Pengantar Pendidikan (Ar-Ruzz Media: Jakarta, 2016), hal. 203- 205.
9
Niken Farida, dkk. 2021.“ Parenting “Peran & strategi orang tua dalam pendampingan belajar
anak di masa pandemi melalui daring”, Jurnal Pengabdian Masyarakat Universitas Sari Mutiara
Indonesia. Vol. 2, No.
9

4. Praktek ketrampilan, misalnya membuat alat permainan edukatif,


memasak makanan bergizi untuk anak, dan sebagainya.
5. Outbond, yakni kegiatan di luar ruangan yang dilakukan secara
bersama- sama oleh semua anggota keluarga, yang disisipkan
kegiatan diskusi atau praktek permainan-permainan yang dapat
dilakukan oleh anggota keluarga secara bersama-sama.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Parenting merupakan satu di antara hal penting dalam tumbuh kembang
anak. Dengan adanya parenting, anak akan mendapat bimbingan dan
arahan dari setiap orang tua mulai dari masih dalam kandungan hingga
anak menjadi mengerti akan arti kehidupan.
2. Tipe-Tipe Parenting:
a. Authoritarian (Otoriter)
b. Indulgent (Serba Boleh)
c. Authoritative (Tanpa Pemaksaan)
d. Neglectful (Sembrono)
3. Prinsip-Prinsip Parenting:
a. Prinsip Keterpaduan
b. Prinsip Kesinambungan
c. Prinsip Penyeluruh
d. Prinsip Kesederhanaan
e. Prinsip Kontruktif
f. Prinsip Penyesuaian
4. Bentuk-Bentuk Kegiatan Parenting:
a. Think-Thank
b. Arisan Bicara
c. Seminar
d. Praktek Ketrampilan
e. Outbond

B. SARAN

Akhirnya Saya ucapkan syukur kepada Allah atas segala pertolongan


dan petunjuk-Nya, sehingga Saya dapat menyelesaikan penulisan makalah ini
dengan segala keterbetasan. Saya menyedari bahwa karya ini masih banyak

10
11

terdapat kekurangan, oleh karenanya, penulis mengaharapkan kritik dan saran


yang konstruktif dari semua pihak demi menuju kepada perbaikan. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi Saya, khususnya dan pembaca pada
umumnya.
DAFTAR PUSTAKA

Ardi Wiyani Novan, 2017. Manajemen PAUD Berdaya Saning Gava


Media:Yogyakarta

Ardi Wiyani, Novan. 2012. Pendidikan Karakter Berbasis Iman Dan Taqwa.
Yogyakarta: Teras.

Bafadal, Ibrahim. 2004. Dasar-Dasar Manajemen Dan Supervisi Taman


KanakKanak. Jakarta: PT Bumi Aksara. Ardi Wiyani, Novan. 2012.
Pendidikan Karakter Berbasis Iman Dan Taqwa. Yogyakarta: Teras.

Lestari, s. 2012. Psikologi Keluarga: Penanaman Nilai dan Penanganan Konflik


dalam Keluarga. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.

Iskandar. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan Dan Sosial Kuantitatif Dan


Kualitatif Jakarta: Gaung Persada Press.

12

Anda mungkin juga menyukai