Anda di halaman 1dari 32

Tugas UTS

Perkembangan Individu “Pola Asuh Orang Tua Pada Perkembangan Anak Akhir”

Dosen Pembimbing

Prof. Dr. Syamsul Bachri Thalib, M.Si

Akhmad Harum, S.Pd., M.Pd

Fitriana, S.Pd, M.Pd

Disusun Oleh:

Hastriani Rahayu (210404501014)

BK A 21

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2022
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Segala puji bagi Allah SWT tuhan semesta alam yang telah mencurahkan
Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Ujian
Tengah Semester (UTS) yang berjudul “Pola Asuh Orang Tua Pada
Perkembangan Anak Akhir ” dengan tepat waktu.
Tujuan dari pembuatan Laporan Ujian Tengah Semester (UTS) kali ini yaitu
untuk menyelesaikan tugas pada Mata Kuliah Perkembangan Individu. Serta
menambah pengetahuan Pola Asuh Orang Tua Pada Perkembangan Anak
Akhir yang nantinya akan bermanfaat bagi pembaca maupun penulis.
Tak lupa pula saya mengucapkan terimakasih yang sebesar – besarnya
kepada Bapak Prof. Dr. Syamsul Bachri Thalib, M., Bapak Akhmad Harum,
S.Pd., M.Pd dan Ibu Fitriana, S.Pd, M.Pd. Si selaku dosen pada Mata Kuliah
Perkembangan Individu yang telah membimbing saya dalam pembuatan Laporan
ini.
Terimakasih saya ucapkan pula kepada Ibu Anni Gunco dan Bapak
Dermawan selaku orangtua konseli yang telah mengizinkan kami melakukan
observasi dan membagikan ilmu pengetahuannya kepada saya dalam menunjang
pembuatan Laporan.
Laporan ini masih memiliki kekurangan, untuk itu diperlukan saran dan
kritik kepada teman – teman dalam mengembangkan Laporan ini agar lebih baik
lagi ke depannya.
Makassar, 13 April 2022

Hastriani Rahayu

ii
DAFTAR ISI
Cover ...............................................................................................................
Kata Pengantar .............................................................................................. ii
Daftar Isi ......................................................................................................... iii
BAB I Pendahuluan ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
BAB II Analisis Data...................................................................................... 3
A. Identitas Subjek .................................................................................... 3
B. Alasan Memilih Subjek ........................................................................ 3
C. Uraian Hasil Data ................................................................................. 4
BAB III Pembahasan ..................................................................................... 8
A. Fase Perkembangan Anak SD .............................................................. 8
B. Tugas Perkembangan .......................................................................... 13
C. Karakteristik Perkembangan Anak Akhir ............................................ 17
D. Pola Asuh Orang Tua ........................................................................... 17
BAB IV Penutupan ........................................................................................ 20
A. Kesimpulan .......................................................................................... 20
B. Saran ..................................................................................................... 21
Daftar Pustaka ................................................................................................ 22
Lampiran ........................................................................................................ 23
A. Dokumentasi Laporan ............................................................................ 23
B. Pedoman Wawancara.............................................................................. 25
C. Hasil Observasi Perkembangan ............................................................. 29
Anak Akhir

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan adalah perubahan yang sistimatis, progresif, dan
berkesinambungan dalam diri individu sejak lahir hingga akhir hayatnya.
Perubahan tersebut dijalani setiap individu khususnya sejak lahir hingga mencapai
kedewasaan atau kematangan.
Tugas perkembangan yang dimiliki oleh anak berbeda sesuai dengan
kondisi perkembangan anak tersebut. Cepat atau lambat penguasaan keterampilan
oleh setiap anak akan berbeda dengan anak yang lainnya. Dalam mencapai tugas
perkembangannya seorang anak harus melewati beberapa fase perkembangan. fase
perkembangan diartikan sebagai tahapan atau pembentukan tentang kehidupan
individu yang di memiliki ciri khusus atau pola tingkah laku tertentu. Untuk
mencapai fase tertentu tersebut, pertumbuhan biologis merupakan dasar utama
dalam pembentukan fase perkembangan seorang individu. Tingkat kematangan
fisik dan mental pada setiap individu terjadi pada waktu dan tempo yang berbeda-
beda. Ada yang cepat dan ada yang lambat. Setiap individu akan mengalami fase-
fase perkembangan dalam hidupnya, yaitu: bayi, kanak-kanak, anak, remaja,
dewasa, dan masa tua.
Kekuatan biologis individu dan kekuatan psikologis serta sosiologis
menggiring individu menuju tugas perkembangan yang harus dikerjakannya dalam
upaya usaha menuju individu yang berhasil. Dalam menjalani hidupnya, individu
akan berusaha untuk melakukan tugas perkembangan yang sesuai dengan fase
perkembangannya agar mereka mendapatkan kebahagiaan bagi kehidupan
bermasyarakatnya.(Khaulani et al., 2020)
Masa kanak-kanak tengah dan akhir merupakan masa periode
perkembangan dengan rentang usia sekitar 6, 10 sampai 11 tahun, dimana anak-
anak berada pada tingkatan sekolah dasar. Selama periode ini, anak-anak
menguasai keterampilan dasar membaca, menulis, dan berhitung, dan anak-anak
akan berhadapan dengan lingkungan yang lebih luas di daerah sekitarnya.

1
Keberhasilan dalam mencapai tugas tersebut akan membawa suatu rasa
kebahagiaan dan keberhasilam dalam melakukan tugas pada fase berikutnya,
sedangkan bila gagal dalam mencapai tugas itu akan membawa rasa kecewa dan
ketidak bahagiaan dalam kehidupan bermasyarakat serta akan menemui kesulitan
dalam tugas berikutnya.
Dari uraian diatas mengenai pentingnya memahami tugas perkembangan
individu dalam laporan ini akan dibahas “Keberhasilan Pola Asuh Orang Tua Anak
Usia 9 Tahun” dimana pada subjek yang saya pilih merupakan anak yang normal
dan berprestasi disekolahnya. Hal ini dapat diartikan bahwa ia telah berhasil
melewati capaian tugas perkembangan yang juga didukung oleh faktor pola asuh
orangtua anak.

2
BAB II
ANALISIS DATA
A. Identitas Subjek
Nama : Alinka Maulidia Darmawan
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 9 Tahun
Tanggal Lahir : 25 Desember 2012
Pendidikan : Kelas 3 SD
Institut Pendidikan : SD Inpres Mamajang 3
Nama Orang Tua
a. Ayah : Darmawan
b. Ibu : Anni Gunco
Alamat : Bonto Biraeng, Kec. Mamajang,
Kota Makassar, Sulawesi Selatan
B. Alasan Memilih Subjek
Alasan saya memilih subjek tersebut karena Alinka merupakan anak yang
berprestasi disekolah dan berhasil melewati dengan normal pada tugas
perkembangan individunya. Di usianya yang menginjak 9 tahun cenderung
memiliki sifat dewasa hal ini berdasarkan wawancara orang tua konseli.
“Alinka ini anaknya dewasa mi, beda dengan adek – adeknya. Kalau bunyi mi
masjid dia langsung siap – siapkan semua alat solatnya apa semua. Pergi mandi
tanpa disuruh. Dia juga pintarmi cuci piring dan menyapu” (wwc02/0t).
Sehingga perilaku Alinka ini menarik untuk diobservasi yang berkaitan
dengan keberhasilan pencapaian tugas perkembangan individu hingga masa anak
akhir yang tentunya dipengaruhi pada pola asuh orangtua terhadap tugas
perkembangan individu yang dilewati.

3
C. Uraian Hasil Data
Hasil yang didapatkan dari wawancara bersama Alinka dan Orangtua
Alinka adalah pada saat Alinka berusia jalan 3 bulan ia sudah mulai belajar
tengkurap, mengengam tangan dan mengangkat kepala. Memasuki 4 bulan
keahlian tengkurapnya mulai bertambah yaitu tengkurap bolak – balik secara
perlahan, disini juga Alinka mulai belajar duduk walaupun dengan sentuhan
orangtua . Pada usia 6 bulan Alinka mulai mengerakan kepala Menginjak usia 9
bulan Alinka sudah dapat duduk dari posisi tidurnya dan mulai belajar berdiri
sambil berpegangan saat memasuki usia 11 bulan, usia 1 tahun Alinka dapat
berjalan sambil merangkak walaupun sedikit – sedikit jatuh, pada usia 2 tahun
Alinka sudah dapat berjalan beberapa langkah lebih banyak tanpa bantuan dari
orangtuanya. Pada usia 6 tahun Alinka mulai bermain dengan cara melempar,
suka mecoret – coret buku dan belajar memasukan baju kedalam tubuhnya. Pada
usia 9 tahun Alinka telah sempurna mengeluarkan bahasa yang artikulasinya jelas,
tidak ada celat untuk mengatakan huruf “R” dan anaknya aktif berinteraksi sosial
dengan teman sebayanya, serta mulai membentuk suatu circle. Sehingga untuk
tahap perkembangan individu Alinka berjalan dengan normal yang tentunya
dengan bantuan dari pola asuh orangtua Alinka.
Untuk kecerdasan intelektual Alinka bisa dibilang Anak yang pintar
dengan perolehan rangking 1 pada kelas 1 SD, Rangking 2 pada kelas 2 SD, dan
saat ini Alinka masih duduk dibangku 3 SD. Selain itu, tidak mengalami kesulitan
belajar dari pembelajaran yang dilakukan di sekolah, Alinka suka pelajaran
menghitung dan ia juga telah lancar membaca, pemahaman materi pelajaran cukp
mudah ia pahami, dan daya ingatnya kuat.
Secara sosial dan emosional Alinka mulai mampu berinteraksi sosial
dengan teman sebayanya, mudah bergaul dan tidak canggung berbicara dengan
orang yang baru ia kenal. Emosionalnya sendiri dapat ia kontrol dengan nada
suara tidak membentak dan tinggi apabila berbicara dengan kedua orangtuanya.
Emosi yang positif membantu Alinka mendapatkan banyak teman pada ligkungan
sosialnya.

4
Perkembangan bahasa Alinka juga baik, ia telah mampu memahami dan
berkomunikasi dengan baik dan lancar bersama lawan bicaranya asalkan bahasa
yang digunakan bukan bahasa tinggi. Dapat mengucapkan huruf “R” dan tidak
terbaata – bata dalam berbicara.
Perkembangan moral agama Alinka baik dan dapat ia wujudkan secara
langsung bersamaan dengan parakteknya dalam kehidupan sehari – hari. Di
usianya yang menginjak 9 tahun telah mampu berpuasa penuh dan menunaikan
kewajibannya untuk solat saat adzan berkumandang tanpa adu mulut dengan
orangtuanya.
Berdasarkan pemapran diatas tahapan perkembangan Alinka berjalan
dengan normal. Hal ini berkaitan dengan dukungan dan juga pola asuh pada orang
tua Alinka. Pola asuh orangtua Alinka menerapkan pola asuh demokrasi
mengarahkan anak secara rasional dan selalu sikap terbuka kepada anak, dan
mengajari anak untuk selalu hidup mandiri. Buktinya Alinka selalu mengerjakan
tugasnya sendiri tanpa bantuan dari orangtua, jika ia tidak mengerti dia akan
bertanya pada google dan mengikuti langkah – langkahnya lewat google pula.
Walaupun Alinka diberikan kebebasan bermain HP tetapi tetap diawsi dan diberi
batasan hingga jam 10 malam, itupun dengan syarat telah menyelesaikan tugas
yang diberikan.

5
BAB III
PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Alinka merupakan siswa SD Inpres Mamajang 3 yang menduduki
bangku kelas 3 SD. Saat ini Alinka berusia 9 tahun, berjenis kelamin perempuan
dan memiliki ciri – ciri kulit tinggi badan 120 cm, kulit sawo matang, rambut
lurus dan jatuh, gigi rapih dan lengkap. Alinka merupakan anak bungsu dari 4
bersaudara. Ibunya bernama Anni Gunco dan Bapaknya bernama Darmawan.
Konseli merupakan siswa yang berprestasi disekolahnya. Pada saat kelas 1 SD ia
mendapat rangking 1, kelas 2 SD mendapat rangking 2, dan saat ini ia menduduki
kelas 3 SD.
Pada masa pertumbuhan Alinka yang terjadi selama proses
perkembangan dan pertumbuhan individu berlangsung secara normal. Tidak
terjadi hambatan dalam tahap – tahap perkembangannya.Hal itu berdasarkan hasil
wawancara orangtua Alinka
“Perkembangannya dia normal ji. Umur 1 tahun belajar tengkurap, mengesot,
merangkak, dan belajar jalan” (wwc/01/s)
Selain pertumbuhan yang terjadi berlangsung secara normal, Alinka juga tidak
mengalami keterlambatan dalam berbicara, menagkap pembicaraan dari orang –
orang sekitarnya dan mampu menguasai banyak kosa kata. Hal itu berdasarkan
wawancara subjek
“Tidak nak usia 2 tahun pintarmi berbicara dan membaca sedikit – sedikit”
(wwc/01/s)
Konseli merupakan salah satu tipe periang dan mudah bergaul dengan
teman sebayanya, periang, dan tidak canggung berbicara kepada orang baru yang
ia kenal. Hal ini sesuai hasil wawancara orangtua Alinka
“Oh … dia itu anaknya ramah ke semua orang nak, biar belum terlalu dikenal
kalau di ditanya nah jawab ji. Cerewet orangnya itu Alinka” (wwc/02/ot)
Selain dari sisi kepribadian diatas yang mengundang keramahan diantara
lingkungan sekitarnya. Alinka memiliki moral yang baik secara keagamaan. Hal
itu berdasarkan hasil wawancara bersama orangtua Alinka

6
“Alinka itu orangnya seperti orang dewasami, menurut dan tidak membangkang.
Rajin juga biasa menyapu, cuci piring apami semua. Kalau dengarmi adzan asar
nah persiapkanmi semua Al –Quranya, sajadah, mukenah pergi mengaji sama
temannya ada dibelakang rumah, selesai taraweh barupi pulang” (wwc/02/ot).
Hal itu dikarenakan pola asuh orang tua yang membentuk karakter Alinka
mejadi lebih baik. Dengan pemberian nasihat, dilakukan secara lembut dan
disesuaiakan dengan kepribadian si anak. Berdasarkan hasil wawancara orangtua
Alinka
“Dia itu baik sendiri mi karakternya, beda sama kakak – kakaknya. Kan karakter
anak berbeda – beda toh…Cuman biasa itu ji lagi, sebagai orang tua mendidik
anak sesuai dengan karakter anak, kalau bandel dan susah mendengar yah kita
ubahmi menjadi cara yang lembut dikasi nasihat dan arahan. Yah kalau tetap tidak
di dengar gunakan lagi cara yang tegas” (wwc/02/ot).
Kemampuan dalam memahami materi dengan mudah dibuktikan pada
peraihan rangking kelas yang dia dapatkan selama menduduki bangku SD yang ia
peroleh berdasarkan prosesnya yang cendrung mandiri dan tidak meminta
contekan kepada temannya. Ia tidak mengalami kesulitan belajar dalam tumbuh
kembangnya. Berdasarkan wawancara Subjek konseli
“ Kalau saya tidak mengerti biasa ku cari di Google atau bertanya ke mama.Tapi
biasa ku tau sendiri” (wwc/01/s).
Kemampuan yang dimiliki sesorang anak diturunkan dari orangtua, Faktor
gen/keturunan seperti kecerdasan orangtua juga menurun kepada anaknya. Selain
dari faktor keturunan diperlukan fasilitator pengasahan bakat yang tentunya tidak
terjadi secara instan, diperlukan juga proses untuk menggapainya yang dilakukan
secara terus – menerus. Hal tersebut berdasarkan hasil wawancara subjek konseli
“Kalau ada ulangan saya biasa belajar biasa tidak. Jam belajar saya itu habis isya
sampai jam 9 malam” (wwc/01/s) .

7
B. Pembahasan
Hasil menunjukkan Alinka merupakan anak yang berhasil melewati tugas
perkembanganya dengan baik. Hal ini didapatkan berdasarkan hasil wawancara
yang dilakukan peneliti terhadap Alinka dan orangtua Alinka. Dalam hasil
wawancara tidak ada keterlambatan perkembangan individu yang dialami Alinka
selama beberapa tahun dalam tahapan proses perkembanganya.
Sikap dan karakter Alinka adalah penurut terhadap kedua orangtuanya,
rajin, peduli, tidak mudah emosi, mandiri dan cerdas. Dari segi fisik Alinka tidak
mengalami cacat dalam tubuhnya. Selain itu, semasa perkembanganya Alinka
mampu menjalankan dengan baik.
Tugas-tugas merupakan suatu tugas yang muncul pada periode tertentu
dalam rentang kehidupan individu, yang apabila tugas itu dapat berhasil
dituntaskan akan membawa kebahagiaan dan kesuksesan dalam menuntaskan
tugas berikutnya, sementara apabila gagal, maka akan menyebabkan
ketidakbahagiaan pada diri individu yang bersangkutan,menimbulkan penolakan
masyarakat, dan kesulitan-kesulitan dalam menuntaskan tugas-tugas berikutnya,
Peserta didik pada usia sekolah dasar ini tentu saja sangat membutuhkan
pendampingan baik dari orang tua maupun guru disekolah. Penelitian (Dina,
2020).

1. Fase Perkembangan Anak SD


Havigurst mengatakan bahwa tugas perkembangan individu adalah tugas
yang tampak pada suatu periode tertentu dalam kehidupan individu. Keberhasilan
akan dapat memberikan kebahagiaan serta memberi kemudahan dalam menjalani
tugas-tugas berikutnya, dan apabila gagal akan menimbulkan kekecewaan bagi
individu tersebut, dan mengalami kesulitan untuk tugas perkembangan berikutnya.
Fase perkembangan anak SD dapat dilihat dari beberapa aspek utama
kepribadian individu anak, yaitu aspek sebagai berikut:

8
a. Fisik-motorik
Pertumbuhan fisik anak pada usia SD ditandai dengan anak menjadi lebih
tinggi, berat, dan kuat hal ini tampak pada perubahan sistem tulang, otot dan
keterampilan gerak. Bentuk tubuh Alinka yaitu berbadan kurus tidak terlalu
gendut, dengan tinggi badan 120 cm. memiliki ciri – ciri kulit sawo matang,
rambut lurus dan jatuh, gigi rapih dan lengkap.
Anak-anak berubah relatif sedikit dalam ukuran tubuh selama masa-masa
sekolah dasar. Untuk menggambarkan anak khas pada masa-masa sekolah dasar,
kita harus menggambarkan seorang anak dalam kondisi fisik yang baik. Anak
perempuan sedikit lebih pendek dan lebih ringan daripada anak laki-laki hingga
sekitar usia 9 tahun, ketika tinggi dan bobot badan kira- kira sama untuk laki-laki
dan perempuan. Perkembangan otot dikalahkan perkembangan tulang dan
kerangka. (Sabani, 2019)
b. Kognisi
Perkembangan kognisi merupakan perkembangan yang berhubungan
dengan kemampuan kognitif yang dimiliki oleh anak, yakni kemampuan untuk
berpikir dan memecahkan masalah. Teori perkembangan Piaget merupakan salah
satu teori perkembangan kognitif yang terkenal. Dalam teorinya, Piaget
menjelaskan anak usia SD yang pada umumnya berusia 7 sampai 11 tahun, berada
pada tahap ketiga dalam tahapan perkembangan kognitif yang dicetuskannya yaitu
tahap operasional konkret.
c. Perkembangan sosio – emosional
Alinka dengan usianya 9 tahun memiliki teman pergaulan dan mudah
untuk melakukan proses interaksi sosial. Selain dengan keluarga, anak juga mulai
dapat menjalin ikatan baru dengan teman sebaya (Tusyana & Trengginas, 2019).
Ia tidak lagi memiliki rasa canggung apabila bertemu dengan orang baru.
Perkembangan sosial pada anak ditandai dengan proses pencapaian kematangan
dalam kehidupan sosialnya, bagaimana dia menyesuaikan diri dengan
lingkungannya, berinteraksi dengan lingkungannya dan mengikuti aturan yang
terdapat pada lingkunag sosialnya (Latifa, 2017).
Anak usia 9-10 tahun, anak dapat mengatur ekspresi emosi dalam situasi
sosial dan dapat berespon terhadap distress emosional yang terjadi pada orang

9
lain. Selain itu, anak dapat mengontrol emosi negatif seperti takut dan sedih. Anak
belajar apa yang membuat dirinya sedih, marah atau takut sehingga belajar
beradaptasi agar emosi tersebut dapat dikontrol. Pada tahap ini anak mempelajari
cara untuk meredam emosi negatif yang muncul lalu mencari cara agar hal
tersebut dapat mereda. (Labudasari, 2018). Setiap anak memiliki kebutuhan
emosional yaitu kebutuhan untuk dicintai, dihargai, merasa aman, merasa
kompeten, dan kebutuhan untuk mengoptimalkan kompetensi. Apabila kebutuhan
emosi ini dapat dipenuhi akan meningkatkan kemampuan anak dalam mengelola
emosi, terutama yang bersifat negatif.
Pengolahan emosi Alinka cenderung lebih dapat diatur dan jarang
memberontak. Terkadang mampu mengkondisikan emosi dengan sikapnya yang
sabar. Perkembangan emosi menjadi sebuah krisis dalam perkembangan anak.
Dimana, emosi merupakan faktor yang dominan dalam mempengaruhi tingkah
laku individu, dalam hal ini termasuk pula perilaku belajar. Emosi merupakan
perasaan intens yang ditunjukkan oleh seseorang atas suatu kejadian atau
peristiwa (Latifa, 2017). Dampak negatif dari emosi adalah mengganggu
keterampilan motorik serta mengganggu aktivitas mental. Terlalu sering merasa
takut akan mengganggu kepercayaan diri anak. Hal ini akan mengganggu dimensi
perkembangan lainnya. Emosi yang memuncak dapat mengganggu kemampuan
motorik anak. Anak yang terlalu tegang akan memiliki gerakan yang kurang
terarah, dan apabila ini berlangsung lama dapat mengganggu keterampilan
motorik anak. Selain berdampak terhadap diri anak itu secara pribadi, emosi juga
dapat mempengaruhi ranah sosial anak. Emosi dapat dijadikan sumber penilaian
diri dan sosial. Pengelolaan emosi oleh anak sangat mempengaruhi perlakuan
orang dewasa terhadap anak, dan ini menjadi dasar bagi anak dalam menilai
dirinya sendiri. Emosi dapat mewarnai pandangan anak terhadap kehidupan.
Peran-peran anak dalam aktivitas sosial, seperti keluarga, sekolah, masyarakat,
sangat dipengaruhi oleh perkembangan emosi mereka, seperti rasa percaya diri,
rasa aman, atau rasa takut.
Meningkatnya intensitas hubungan anak dengan teman-teman sebayanya
serta ketergantungan anak terhadap keluarga menjadi berkurang. Pada fase ini
hubungan atau kontak sosial lebih baik dari sebelumnya sehingga anak lebih

10
senang bermain dan berbicara dalam lingkungan sosialnya. teman sebaya
memiliki peranan yang penting dalam perkembangan sosial anak, karena melalui
teman sebaya anak bisa belajar dan mendapat informasi mengenai dunia anak di
luar keluarga (Murni, 2017).
Perkembangan emosi sangat berkaitan erat dengan perkembangan sosial
anak. Jika anak telah dapat berhubungan dan memiliki emosi postif dengan orang
lain maka anak akan lebih mudah untuk berinteraksi sosial dengan orang lain.
Oleh karena itu perkembangan emosi dan sosial sering disebut sebagai
perkembangan sosial-emosi.(Dasar et al., 2020)
d. Perkembangan bahasa
Perkembangan bahasa anak akan berkembang dari awal masa sekolah
dasar dan mencapai kesempurnaan pada akhir masa remaja. Pada usia 9-12 tahun,
pembendaharaan kata anak berkembang sekitar 80.000 kata, anak sudah lancar
dalam menggunakan kosa kata yang berhubungan dengan bidang akademik
Pada kecakapan berbahasa Alinka telah mampu menyebutkan huruf “R”
dengan jelas, artikulasi pengucapan abjad telah mampu ia beda – bedakan dan
melontarkan dengan jelas dari pengucapan kalimat yang keluar. Alinka telah
mampu memahami tata bahasa yang berada dilingkungan sekitar tempat ia
tinggal. Oleh karena itu, hendaknya orang tua dan masyarakat menggunakan
istilah- istilah bahasa yang lebih selektif .
Para psikolog telah lama melakukan penelitian tentang perkembangan
bahasa manusia. Menurut teori perkembangan bahasa dapat dikelompokkan
menjadi empat yaitu sebagai berikut.
1) Teori behaviorisme, perkembangan bahasa anak yang memperoleh
kemampuan berbahasa sangat dipengaruhi oleh faktor penguatan dengan
bentuk demontrasi suara atau ucapan.
2) Teori sosial kognitif, perkembangan bahasa anak ditentukan oleh peniruan
atau imitasi terhadap orang dewasa berbicara.
3) Teori nativisme, secara genetik anak memiliki kemampuan untuk
memahami dan mengucapkan bahasa ujar dan hal tersebut berlangsung
sangat cepat. Noam Chomsky (1972, 1976) adalah bapak dari teori
nativisme yang mengemukakan bahwa kemahiran anak dalam menguasai

11
bahasa bersifat genetik, yang merupakan seperangkat proses keterampilan
berbahasa yang memungkinkan anak memahami dan menggunakan urutan
berbahasa secara benar.
4) Teori sosial kultural, perkembangan bahasa menurut teori yang
dikembangkan oleh Vygotsky bahwa lingkungan sosial sangat
mempengaruhi perkembangan bahasa, Artinya internalisasi nilai budaya
akan memberi makna tertentu pada anak dalam mengembangkan
pengetahuannya dan kemampuan berbicaranya.
e. Perkembangan moral keagamaan
Keluarga Alinka merupakan pendidikan awal untuk menjadi dasar dan
pusat dalam perkembangan moral bagi anak. Alinka dalam segi moral tergolong
baik seperti pergi solat asar pada saat adzan berkumandang dan segera pergi ke
masjid. Memiliki karakter taat tentunya menjadi suatu kebanggan tersendiri bagi
kedua orang tuanya. Hal itu di dasari dari pengajaran lingkungan sekitar mengenai
tanggapan fenomena yang terjadi.
Alinka dalam menjalani pergaulan memiliki rasa empati untuk menghargai
teman sebayanya dengan cara mendengarkan cerita teman sebayanya.
Berdasarkan periodesasi perkembangan Piaget, anak sekolah dasar kelas I, II, III,
dan IV berada dalam periode transisi, yaitu meninggalkan periode moral realisme
memasauki periode moral otonom. Akibat periode transisi itu tingkah laku moral
anak kadang-kadang seperti tingkah laku moral anak periode heterenom dan
kadang- kadang seperti tingkah laku anak yang otonom. Dalam periode transisi
masih banyak tingkah laku yang belum wajar dapat dimaklumi oleh orangtua
Alinka. Misalnya seperti rebutan Hp dengan kakaknya yang berujung adu mulut,
bertengkar hingga akhirnya salah satu diantaranya ada yang menanggis.
Pada masa perkembangan kanak-kanak awal, moral anak belum
berkembang pesat karena disebabkan oleh perkembangan kognitif anak yang
belum mencapai pemahaman menganai prinsip benar salah menganai suatu hal,
pada masa ini anak belum mampu membedakan hal-hal yang benar untuk
dilakukan dan hal-hal yang tidak boleh dilakukan. (Murni, 2017).

12
2. Tugas Perkembangan
a. Havig Hurst dan Erikson
Tugas perkembangan anak usia sekolah dasar dikemukakan oleh Havig
Hurst dan Erikson. Havig Hurst mengemukakan ada 9 tugas perkembangan yang
seharusnya dicapai oleh anak usia sekolah dasar yaitu sebagai berikut:
1. Mempelajari keterampilan fisik yang diperlukan untuk melakukan berbagai
permainan. Pada periode ini pertumbuhan otot dan tulang berlangsung secara
cepat, anak belajar menggunakan otot-ototnya utnuk mempelajari berbagai
keterampilan. Oleh karena itu, kebutuhan untuk beraktivitas dan bermain
sangantlah tinggi. Anak laki-laki aktivitasnya lebih tinggi jika dibandingkan
dengan anak wanita. Baik laki-laki dan wanita senang bermain dalam
kelompok. Makin tinggi kelas anak (usia) makin jelas ciri khas permainan
mereka. Implikasinya tyerhadapa sekolah adalah bahwa sekolah berkewajiban
untuk membantu anak untuk mencapai tugas perkembangan ini secara optimal.
Untuk itu ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh pendidik
untuk mengoptimalkan pencapaian tugas
a. Merencanakan dengan serius pemberian kesempatan-kesempatan kepada
anak untuk melakukan aktivitas-aktivitas fisik atau bermain.
b. Dalam belajar membatasi gerakan-gerakan anak secara ketat tidaklah
pantas dibandingkan tuntutan tugas perkembangan mereka.
c. Usaha yang terencana dan serius dalam menanggulangi gangguan
perkembangan fisik anak. Sangat diharapkan dari sekolah anak-anak yang
sakit harus diobati atas prakarsa sekolah. Perlu disadari betul oleh sekolah,
bahwa anak yang sakit fisik sangat terganggu perkembangan mentalnya,
yaitu anak menjadi pemurung, rendah diri dan kegairahan belajarnya
berkurang, bahkan dapat hilang sama sekali.
2. Membina sikap hidup yang sehat terhadap diri sendiri, sebagai individu yang
sedang berkembang. Anak hendaknya mampu mengembangkan kebiasaan
untuk hidup sehat dan melakukan berbagai kebiasaan untuk memelihara
keselamatan, kesehatan dan kebersihan diri sendiri. Anak telah tahu bahaya

13
dan penderitaan yang dialami, apabila ia bertingkah laku yang
membahayakan
3. Belajar bergaul dengan teman sebaya Anak hendaknya mampu membina
keakraban dengan orang lain diluar lingkungan keluarga. Anak mampu
menguasai pola pergaulan yang penuh kasih sayang, keramahan dan
memehami perasaan orang lain, khusunya teman sebaya, sifat suka menolong,
bertenggang rasa, dan jujur perlu dipelajari anak.
4. Mulai mengembangkan peran sesuai dengan jenis kelamin secara tepat Pada
usia 9 dan 10 tahun anak mulai menyadari peranna sesuai dengan jenis
kelaminnya. Anak wanita menampilkan tingkah lakunya sesuai dengan yang
diharapkan masyarakat sebagai wanita, demikian juga dengan anak pria.
5. Mengembangkan keterampilan dasar untuk membaca, menulis dan berhitung
Karena perkembangan intelektual dan biologis sudah matang untuk
bersekolah, maka anak telah mampu belajar di sekolah. Anak dapat belajar
membaca, menulis dan berhitung, karena kemampuan berfikirnya yang
memungkinkan memahami konsep-konsep dan simbol-simbol.
6. Mengembangkan konsep-konsep yang diperlukan dalam kehidupan sehari-
hari. Pada periode ini anak hendaknya mempunyai berbagai konsep yang
diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Inti dari tugas perkembangan saat ini
adalah mengenal konsep-konsep untuk memudahkannya dalam memahami
tentang pekerjaan sehari-hari, kemasyarakatan, kewarganegaraan dan masalah
yang menyangkut sosial.
7. Mengembangkan kata hati, moral dan skala nilai Pada periode sekolah dasar
anak hendaknya dapat mengontrol tingkah laku sesuai dengan nilai dan moral
yang berlaku, kecintaan terhadap nilai dan moral hendaknya dikembangkan
dengan sebaik-baiknya. Contohnya, anak dapat menghargai miliknya dan
milik orang lain, menaati peraturan, menerima tanggung jawab dan mengakui
adanya perbedaan dirinya dengan orang lain.
8. Mengembangkan sikap terhadap kelompok dan lembaga-lembaga sosial.
Anak mampu belajar untuk menyadari keanggotaannya sebagai masyarakat
sekolah. Anak harus belajar mematuhi aturan-aturan sekolah dan mampu
menyeimbangkan antara keinginannya. Untuk melakukan kebebasan dengan

14
kepatuhan terhadap kekuasaan orang tua, guru maupun orang dewasa lainnya.
Anakpun harus belajar untuk menyadari bahwa dalam kehidupan
bermasyarakat, baik masyarakat kecil maupun masyarakat luas ada
pembagian tugas, seperti tugas orang tua, guru, polisi, dokter dan tugas dalam
jabatan lainnya

b. Kajian Psikologi
Sedangkan menurut kajian Psikologi tugas perkembangan anak usia sekolah dasar
meliputi:
1. Perkembangan kognitif.
a. Pengurutan,mampu untuk mengurutan objek menurut ukuran, bentuk, atau
ciri lainnya.
b. Klasifikasi,mampu untuk memberi nama dan mengidentifikasi benda
c. Decentering,mempertimbangkan beberapa aspek untuk memecahkan
masalah.
d. Reversibility, memahami bahwa jumlah atau benda-benda dapat diubah,
kemudian kembali ke keadaan awal.
e. Konservasi,memahami bahwa kuantitas, panjang, atau jumlah benda-
benda adalah tidak berhubungan dengan pengaturan atau tampilan dari
objek atau benda-benda tersebut.
f. Penghilangan sifat Egosentrisme—kemampuan untuk melihat sesuatu dari
sudut pandang orang lain
2. Perkembangan Moral
a. (usia 6 sampai9 tahun) menempati posisi apa untungnya buat saya,
perilaku yang benar didefinisikan dengan apa yang paling diminatinya.
Penalaran tahap dua kurang menunjukkan perhatian pada kebutuhan orang
lain, hanya sampai tahap bila kebutuhan itu juga berpengaruh terhadap
kebutuhannya sendiri. semua tindakan dilakukan untuk melayani
kebutuhan diri sendiri saja.
b. (Usia 9 – 12 tahun), seseorang memasuki masyarakat dan memiliki peran
sosial. Individu mau menerima persetujuan atau ketidaksetujuan dari
orang-orang lain karena hal tersebut merefleksikan persetujuan masyarakat

15
terhadap peran yang dimilikinya. Mereka mencoba menjadi seorang anak
baik untuk memenuhi harapan tersebut, karena telah mengetahui ada
gunanya melakukan hal tersebut. Penalaran tahap tiga menilai moralitas
dari suatu tindakan dengan mengevaluasi konsekuensinya dalam bentuk
hubungan interpersonal, yang mulai menyertakan hal seperti rasa hormat,
rasa terimakasih, dan golden rule.
3. Perkembangan mental emosional dan social anak usia sekolah dasar tugas
perkembangannya yaitu:
a. Melalui interaksi sosial, anak-anak mulai mengembangkan rasa bangga
dalam prestasi dan bangga pada kemampuan mereka.
b. Anak-anak yang didorong dan dipuji oleh orang tua dan guru
mengembangkan perasaan kompetensi dan kepercayaan keterampilan
mereka. Mereka yang menerima sedikit atau tidak ada dorongan dari
orangtua, guru, akan meragukan kemampuan mereka untuk menjadi
sukses.
c. Mereka yang layak menerima dorongan dan penguatan melalui eksplorasi
pribadi akan muncul dari tahap ini dengan perasaan yang kuat tentang diri
dan rasa kemerdekaan dan kontrol. Mereka yang tetap yakin dengan
keyakinan dan keinginan mereka akan tidak aman dan bingung tentang diri
mereka sendiri dan masa depan.
4. Perkembangan Psikomotor anak usia sekolah dasar pada perkembangannya
mencakup
a. Mampu melompat dan menari
b. Menggambarkan orang yang terdiri dari kepala, lengan dan badan
c. Dapat menghitung jari – jarinya
d. Mendengar dan mengulang hal – hal penting dan mampu bercerita
e. Mempunyai minat terhadap kata-kata baru beserta artinya
f. Memprotes bila dilarang apa yang menjadi keinginannya
g. Mampu membedakan besar dan kecil
h. Ketangkasan meningkat
i. Melompat tali
j. Bermain sepeda

16
k. Mengetahui kanan dan kiri
l. Mungkin bertindak menentang dan tidak sopan
m. Mampu menguraikan objek-objek dengan gambar
Kegagalan mencapai tugas-tugas perkembangan ini akan melahirkan perilaku
yang menyimpang (delinquency). Penyimpangan yang terjadi pada anak yang
berusia sekolah dasar antara lain:
a. Suka membolos dari sekolah
b. Malas belajar
c. Keras kepala

3. Karakteristik Perkembangan Anak Akhir


Karakteristik perkembangan anak yang berada di kelas awal SD adalah
anak yang berada pada rentangan usia dini. Masa usia dini ini merupakan masa
perkembangan anak yang pendek tetapi merupakan masa yang sangat penting bagi
kehidupannya. Oleh karena itu, pada masa ini seluruh potensi yang dimiliki anak
perlu didorong sehingga akan berkembang secara optimal. (Sabani, 2019)
Anak usia SD (6-12 tahun) disebut sebagai masa anak-anak (midle childhood).
Pada masa inilah disebut sebagai usia matang bagi anak-anak untuk
belajar. Hal ini dikarenakan anak- anak menginginkan untuk menguasai
kecakapan-kecakapan baru yang diberikan oleh guru di sekolah, bahwa salah satu
tanda permulaan periode bersekolah ini ialah sikap anak terhadap keluarga tidak
lagi egosentris melainkan objektif dan empiris terhadap dunia luar. Jadi dapat
disimpulkan bahwa telah ada sikap intelektualitas sehingga mas ini disebut
periode intelektual.

4. Pola Asuh Orangtua


Pola asuh orangtua menjadi penting untuk mendukung tahapan perkembangan
individu. Orangtua Alinka tidak pernah memaksakan apa yang menjadi tujuan
dari orang tua Alinka. Namun, membiarkan Alinka untuk tumbuh kembang sesuai
bakat dan minat yang berpotensi dalam dirinya. Pola asuh orang tua merupakan
salah satu komponen pendukung tercapainya tugas perkembangan bicara dan
bahasa anak sesuai dengan tahapan usianya. Orangtua tidak boleh menghukum

17
atau menjauhkan diri dari anak, sebaliknya orangtua harus mengembangkan
aturan- aturan dan memberikan kasih sayang kepada anak agar anak dapat
mencapai tugas perkembangan sesuai usia anak (Mulqiah et al., 2017).
Dalam memberikan pengarahan orangtua Alinka melakukan dengan cara yang
lembut, tidak membentaj dan tidak kasar. Pola asuh orang tua merupakan cara dan
kebiasaan yang dilakukan orang tua dan dirasakan oleh anak, sehingga pola
tersebut tentu akan berbeda pada setiap orang tua.
Keluarga memiliki peran sebagai media sosialisasi pertama dan marasah
pertama anak. Peran inilah yang membuat orang tua Alinka memiliki tanggung
jawab terhadap perkembangan fisik dan mental seorang anak. Di keluargalah
Alinka mulai dikenalkan terhadap ajaran-ajaran yang sesuai dengantatanan
masyarakat. Semua aktivitas anak dari mulai prilaku dan bahasa tidak terlepas dari
perhatian dan binaan orang tua. istilah pola asuh merupakan sejumlah model atau
bentuk perubahan ekspresi dari orang tua yang dapat mempengaruhi potensi
genetic yang melekat pada diri individu dalam upaya memelihara, merawat,
membimbing, membina dan mendidik ana-anaknya baik yang masih kecil ataupun
yang belum dewasa agar menjadi manusia dewasa yang mandiri dikemudian hari.
Secara teoritis, pola asuh yang dilakukan orang tua memiliki 3 jenis yang
terdiri dari pola asuh otoriter, permisif dan otoritatif
a. pola asuh orangtua tipe otoriter adalah orangtua yang berusaha untuk
“membentuk, mengendalikan, dan mengevaluasi, perilaku serta sikap
anak” berdasarkan kemauan orangtua. Kemauan orangtua dari tipe ini,
selalu menginginkan kebaikan terhadap anaknya, tetapi malah anak justru
salah tanggap terhadap orangtua, sehingga anak merasa tertekan atau stress
bahkan bisa juga menimbulkan depresi.
b. pola asuh permisif adalah menerima dengan secara terbuka kemauan anak,
tetapi kepada hal yang positif, apa yang anak kerjakan. Tipe ini juga,
orangtua sangat longgar terhadap anak sehingga anak diberi kebebasan
semaunya.
c. pola asuh orangtua tipe demokratis atau autoritatif adalah mengarahkan
anak secara rasional dan selalu sikap terbuka kepada anak, dan mengajari
anak untuk selalu hidup mandiri. Ketiga pola asuh itu memiliki pengaruh

18
besar terhadap pembentukan kepribadian anak, untuk itu pola asuh orang
tua sangat menentukan watak, sikap dan prilaku anak. (Insania, 2019)
Bentuk pola asuh demokratis yang diterapkan oleh orang tua tidak terlepas
dari proses sosialisasi atau interaksi dalam diri seseorang. Hal tersebut
sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh (Putro, dkk 2020) pola
Pola asuh menurut (Viandari & Kadek., 2019) mengemukakan pola asuh
merupakan sikap orang tua dalam berinteraksi, membimbing, membina dan
mendidik anaknya dalam kehidupan sehari- hari dengan harapan menjadikan
anak sukses dalam menjalani kehidupan. Pola asuh orang tua sangat berperan
penting dalam pembentukan prestasi anak, karena orang tua adalah orang yang
paling dekat dengan diri anak. Waktu anak lebih banyak dilalui di rumah
dibandingkan di sekolah, oleh karena itu, orang terdekatnya (orang tua)
merupakan potensi besar yang membentuk prestasi belajar anak. Orang tua
sudah sepatutnya menerapkan pola asuh yang mendorong, memberi semangat,
mengasuh, dan membimbing anak-anaknya. (Setiarani & Suchyadi, 2018)
Alinka merupakan anak yang berprestasi. Saat duduk dibangku 3 SD ia
mendapatkan rengking 1 dikelasnya. Hasil pencapaian rangking ini tentunya
selain dari faktor dorongan orangtua, salah satunya adalah adanya motivasi yang
timbul dalam diri Alinka. Menurut Syah (2017) motivasi belajar dipengaruhi oleh
beberapa faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah faktor yang ada
dalam diri manusia itu sendiri yang berupa sikap, kepribadian, pendidikan,
pngalaman dan cita-cita. Adapun faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari
luar diri manusia itu sendiri yang terdiri dari lingkungaan sosial dan lingkungan
non sosial. Lingkungan sosial meliputi lingkungan masyarakat, tetangga, teman,
orang tua/ keluarga dan teman sekolah. Adapun Lingkungan non sosial meliputi
keadaan gedung sekolah, letak sekolah, jarak tempat tinggal dengan sekolah, alat-
alat belajar, kondisi ekonomi orang tua dan lain-lain. orang tua yang memiliki
latar belakang pendidikan yang tinggi lebih menerapkan kedisiplinan belajar bagi
anak sehingga penerapan kebiasaan mampu memberikan dampak yang positif
bagi anak. Sebaliknya orang tua yang memiliki latar belakang pendidikan yang
tinggi tidak begitu mementingkan proses belajar anak. (Nadhifah & Kanzunnudin,
2021)

19
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setiap anak usia sekolah dasar akan mengalami perkembangan secara
fisik, kognitif, bahasa, sosio-emosional, bahasa, dan moral keagamaan yang
berbeda-beda dalam cara dan waktu pencapaiannya. Seorang anak pada umumnya
diperngaruhi oleh lingkungan anak baik lingkungan rumah, sekolah, dan teman
sebaya. Anak yang mampu berinteraksi dengan cepat akan memperoleh
perkembangan bahasa, emosi, dan sosial yang cepat pula, karena anak akan
banyak menghabiskan waktu dengan berinteraksi dengan orang lain. Oleh karena
itu, perkembangan bahasa, emosi, dan sosial harus sangat diperhatikan.
Perkembangan tersebut juga harus disesuaikan dengan tahap
perkembangan anak. Orang tua dan guru mesti berperan dengan maksimal untuk
perkembangan anak. Sehingga anak dapat beekembangan dengan efektif dan tidak
terpengaruh oleh hal-hal yang negatif yang dan mempengaruhi perkembangan
anak. perkembangan ini dapat dijadikan acuan bagi guru untuk melaksanakan
pembelajaran di sekolah dan untuk melihat permasalah yang terjadi di sekolah.
Dengan demikian dapat menjadi solusi bagi guru untu mengatasi permasalahan
dalam pembelajaran dan perkembangan anak .Setiap anak memiliki kemampuan
yang berbeda, sehingga seorang anak tidak boleh dipaksakan untuk memiliki
aspek perkembangan yang sama dengan anak lain.
Peran orang tua terhadap motivasi belajar anak dirumah menunjukan
bahwa orang tua dalam menerapkan pola asuh yang baik sesuai dengan
perkembangan anak dapat memberikan peran yang penting terhadap proses
perkembangan belajar anak dalam hal ini orang tua menerapkan pola asuh
demokratis. Peran pola asuh orang tua yang menerapkan jenis pola asuh
demokratis mampu meningkatkan motivasi belajar terhadap anak seperti selalu
membiasakan anak untuk disiplin belajar dan beribadah, orang tua juga
memberikan pendampingan belajar yang maksimal terhadap anak, hal tersebut
mampu memberikan dampak positif bagi peningkatan motivasi belajar anak.

20
Tidak hanya itu pola asuh orang tua juga memiliki keterkaitan dalam pendidikan
karakter yang meliputi : religius, disiplin, toleransi, bersahabat dan mandiri.

B. Saran
Laporan ini berguna bagi para pembacanya, terutama calon guru untuk
mewujudkan calon guru yang lebih baik dan paham mengenai pokok – pokok
Pola Asuh Orang Tua Pada Perkembangan Anak Akhir agar lebih baik lagi ke
depannya. Untuk menyempurnakan Laporan ini, penulis mohon maaf apabila
banyak kekurangan dalam pembuatan Laporan ini. Laporan ini masih memiliki
kekurangan untuk itu kami meminta kritik dan saran yang bersifat membangun
dari berbagai pihak untuk menyempurnakan Laporan. Atas ucapannya kami
ucapkan terimakasih,

21
DAFTAR PUSTAKA

Dasar, P. P., Pascasarjana, P., Negeri, U., Dasar, P. P., Pascasarjana, P., & Negeri,
U. (2020). Perkembangan bahasa, emosi, dan sosial anak usia sekolah
dasar. VII(1), 1–11.
Dina, R. (2020). Kata kunci : pencapaian tugas perkembangan, siswa SD. 9(1), 1–
6.
Insania, J. S. (2019). Peran Pola Asuh Orangtua di Era Digital. 7(1), 20–34.
https://doi.org/10.18592/jsi.v7i1.2269
Khaulani, F., S, N., & Irdamurni, I. (2020). Fase Dan Tugas Perkembangan Anak
Sekolah Dasar. Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar, 7(1), 51.
https://doi.org/10.30659/pendas.7.1.51-59
Labudasari, E. (2018). ANAK SEKOLAH DASAR.
Mulqiah, Z., Santi, E., & Lestari, D. R. (2017). POLA ASUH ORANG TUA
DENGAN PERKEMBANGAN BAHASA ANAK PRASEKOLAH ( USIA 3-6
TAHUN ). 5, 61–67.
Nadhifah, I., & Kanzunnudin, M. (2021). Analisis Peran Pola Asuh Orangtua
Terhadap Motivasi Belajar Anak. 7(1), 91–96.
https://doi.org/10.31949/educatio.v7i1.852
Sabani, F. (2019). Perkembangan Anak-anak Selama Masa Sekolah Dasar. 8(2),
89–100.
Setiarani, S., & Suchyadi, Y. (2018). POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP
ANAK TUNA NETRA BERPRESTASI. 01(September), 15–18.

22
LAMPIRAN
A. Dokumentasi Laporan
1. Dokumentasi Anak

23
2. Dokuemntasi Orang Tua Anak

24
B. Pedoman Wawancara
1. Pedoman Wawancara Anak
Nama : Alinka Maulidia Darmawan
Usia : 9 Tahun
Jenis Kelamin : perempuan
Alamat : Mamajang
Kode : wwc/01/s
No Pertanyaan Jawaban
1. Coba Alinka ceritakan Di sekolah itu seru bisa bertemu
bagaimana keseruan saat di banyak teman dan pergi main
sekolah? sama – sama teman. Biasa ku
panggil janjian sama – sama jalan
kaki ke Sekolah
2. Apakah Alinka sering Tidak kak, saya tidak pernah
menyontek? Atau memberi menyontek sama teman. Biasa ku
contekkan kepada teman? kerja sendiri tugasku. Kalau
temanku mau mencontek tidak ku
bolehi ku bilang “Nanti ku tanya
ibu guru”
3. Coba ceritakan bagaimana Kalau ada ulangan saya biasa
persiapan Alinka saat keesokan belajar biasa tidak. Jam belajar
harinya ada ulangan saya itu habis isya sampai jam 9
malam
4. Pelajaran apa yang Alinka suka Suka olahraga kak karena
di sekolah? menyenangkan, suka menggambar
dan suka pelajaran matematika
juga
5. Bagaiamana cara Alinka Kalau saya tidak mengerti biasa
mengatasi tugas pada mata ku cari di Google atau bertanya ke
pelajaran yang sulit? Misalnya mama.Tapi biasa ku tau sendiri
matematika dek yang tidak
dimengerti

25
6. Sejak kapan Alinka pintar main Sejak usia 7 tahun kak belajar
HP dan siapa yang mengajari sendiri ji main HP. Waktu itu saya
dek? liat kakak main HP lalu pengen
HP kaya punya kakak. Saya tau
main HP dari liat kakak main Hp
7. Apakah saat belajar Alinka Mudah dipahami kak. Kalau ada
susah memahami atau sulit yang tidak ku pahami langsung
memahami? bertanya ka di ibu guru
8. Pernah tidak Alinka lupa kerja Pernah kak, ku kerja di sekolah
tugas dirumah? Coba ceritakan? pagi – pagi kalau guru belum
masuk kelas. Kan biasa pagi –
pagi guru belum masuk kalau ku
ingat langsung ku kerja
9. Bagaimana cara belajar Alinka Belajar sendiri kak, belajar habis
kalau dirumah dek? isya sampai jam 9 malam. Atau
biasa di suruh belajar baru belajar,
Kalau ada tugas saya belajar
malamnya kalau saya belajar itu
harus tenang.
10. Apakah Alinka suka mencari Mempelajari yang sudah dikasi
materi – materi lain? Atau ibu guru di sekolah kak
mempelajari yang sudah dikasi
ibu guru?
11. Apakah Alinka pernah dimarah Jarang kak, Ibu guru itu marah
ibu guru di sekolah? Coba kalau tidak mengerjakan PR
ceritakan

26
2. Pedoman Wawancara Orang Tua Anak
Nama : Anni Gunco
Status : Ibu Alinka
Kode : wwc/02/ot
No Pertanyaan Jawaban
1 Bagaimana hubungan Alinka Oh … dia itu anaknya ramah ke
dengan teman sebayanya ibu? semua orang nak, biar belum
terlalu dikenal kalau di ditanya nah
jawab ji. Cerewet orangnya itu
Alinka
2 Bagaiamana kepribadian Alinka Alinka itu orangnya seperti orang
ibu? dewasami, menurut dan tidak
membangkang. Rajin juga biasa
menyapu, cuci piring apami semua.
Kalau dengarmi adzan asar nah
persiapkanmi semua Al –Quranya,
sajadah, mukenah pergi mengaji
sama temannya ada dibelakang
rumah, selesai taraweh barupi
pulang
3 Dalam tahap perkembangan Alinka Perkembangannya dia normal ji.
saat berusia 2 tahun apakah ada Umur 1 tahun belajar tengkurap,
yang dia lewati seperti merangkak, mengesot, merangkak, dan belajar
belajar berdiri, di teta kemudian jalan
langsung berjalan bu?
4 Apakah Alinka mengalami Tidak nak usia 2 tahun pintarmi
keterlambatan bicara? berbicara dan membaca sedikit –
sedikit
5 Bagaimana pola asuh yang ibu Dia itu baik sendiri mi karakternya,
terapkan sehingga Alinka memiliki beda sama kakak – kakaknya. Kan
kepribadian yang baik bu? karakter anak berbeda – beda
toh…Cuman biasa itu ji lagi,

27
sebagai orang tua mendidik anak
sesuai dengan karakter anak, kalau
bandel dan susah mendengar yah
kita ubahmi menjadi cara yang
lembut dikasi nasihat dan arahan.
Yah kalau tetap tidak di dengar
gunakan lagi cara yang tegas
6 Bagaiamana upaya yang ibu Anakku biasa ku tanyai apa yang
lakukan dalam menggali bakat dan dia suka. Tidak pernah saya
potensi yang ada pada Anak Ibu? paksakan harus ko pintar ini, harus
ko ambil ini. Ku suruhji lakukan
apa saja yang nah suka. Malah
nanti kalau ada yang tidak dia suka
saya paksa pasti berbalik lagi ke
saya “ mama toh nah suruh –
suruhki ambil ini” apalagi kalau
tidak nah mengerti saya mi
disalahkan. Cuman kalau memang
diharuskan kaya mata pelajaran di
sekolah yah ku bilangmi “jalani
saja nak”
7 Apakah Alinka kecanduan Hp Bu ? Ndaji Nak, kalau pergi mengaji
tidak bawami Hp, pergi jemput dan
main – main sama temannya
8 Bagaiamana upaya ibu saat Alinka Alinka itu biasa belajar sendiri
belajar dirumah? habis isya, apalagi kalau ada
PRnya toh. Kalau sibuk mi main
Hp ku ingatkan “Alinka belajar
nak” pergimi dia itu bekajar
9 Apakah Alinka mudah terpengaruhi Tidak ji nak, Dia itu walau semua
oleh lingkungan teman sebayanya? temanya masih main tapi tetap ji
pergi ke masjid kalau adzan.

28
C. Hasil Observasi Perkembangan Anak Akhir
Nama : Alinka Maulidia Darmawan
Kelas : 3 SD
Usia : 9 Tahun
Tempat : Lingkungan Tempat Tinggal
No Pertanyaan Ya Tidak
1. Mudah bergaul dilingkungan sosial √
2. Suka membantu teman √
3. Pendiam √
4. Bermain Gadget/HP √
5. Kesulitan dalam proses belajar disekolah √
6. Mudah memahami materi √
7. Memiliki waktu belajar dirumah √
8. Mandiri dalam mengerjakan tugas sekolah √
9. Keterlambatan menguasai dalam menghitung, √
membaca, menulis dan memahami suatu materi
10. Memiliki hobi √
11. Mudah terbawa arus pergaulan teman sebaya √
12. Taat kepada orang tua √
13. Membantu kedua orangtua dirumah √
14. Suka membrontak/Mudah emosi √
15. Memiliki masalah disekolah √
16. Memiliki masalah dengan teman sebaya √
17. Suka meminta bantuan pada teman saat √
mengerjakan tugas
18. Mudah beradaptasi dengan orang baru √
19. Mandiri √
20. Kesulitan alat gerak √
21. Keterlambatan berbicara √
22. Gangguan pendengaran √

29

Anda mungkin juga menyukai