Anda di halaman 1dari 30

PERAN IQ, EQ, SQ, CQ DAN AQ

DALAM PERKEMBANGAN PROFESI

KELOMPOK IV

Ahmad Rasul Warta (321 17 00)


Firman Eko Putra (321 17 045)
Andi Kharisma Ramadhan (321 17 037)
Pengertian
Kecerdasan

Skema Ciri-ciri
Pengambilan orang yang
keputusan berintelegen
PERAN IQ, EQ,
SQ, CQ DAN AQ
DALAM
PERKEMBANGAN Faktor-faktor
Analisis
SWOT PROFESI penyebab
kecerdasan

Peranan
Kecerdasan Jenis-jenis
terhadap
professional kecerdasan
tenaga kerja
Pengertian Kecerdasan

Secara Umum

Menurut
Pengertian
Pandangan
Kecerdasan
Para Ahli

Menurut KBBI
Pengertian Kecerdasan

 Pengertian Kecerdasaran Secara Umum :

Kecerdasan ialah istilah umum yang digunakan untuk menjelaskan sifat pikiran yang
mencakup sejumlah kemampuan, seperti kemampuan menalar, merencanakan,
memecahkan masalah, berpikir abstrak, memahami gagasan, menggunakan bahasa, dan
belajar.
Pengertian Kecerdasan
 Pengertian Kecerdasan Menurut Beberapa Pandangan Para Ahli :
 Menurut David Wechsler (1939) kecerdasan sebagai kumpulan kapasitas
seseorang untuk bereaksi serah dengan tujuan, berpikir rasional dan mengelola
lingkungan secara efektif.
 Menurut Gregory, kecerdasan adalah kemampuan atau keterampilan untuk
memecahkan masalah atau menciptakan produk yang berrnilai satu atau lebih
 Menurut Anita E. Woolfolk, kecerdasan adalah kemampuan untuk belajar,
keseluruhan pengetahuan yangdiperoleh dan kemampuan beradaptasi dengan
situasi baru atau lingkungan pada umumnya.
 Menurut H.H. Goddard (1946), kecerdasan adalah tingkat pengalaman seseorang
untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dan mengantisipasi msalah yang akan
datang.
Pengertian Kecerdasan

 Pengertian Kecerdasan Menurut KBBI :

kecerdasan adalah daya reaksi atau penyesuaian yang cepat tepat, baik secara fisik
maupun mental terhadap pengalaman baru, membuat pengalaman dan pengetahuan
yang telah dimiliki siap untuk dipakai apabila dihadapkan pada fakta atau kondisi baru.
Ciri-ciri orang yang berintelegen

 Masalah yang dihadapi merupakan masalah baru bagi yang bersangkutan.


 Serasi tujuan dan ekonomis (efesien)
 Masalah mengandung tingkat kesulitan
 Keterangan pemecahannya dapat diterima
 Sering menggunakan abstraksi
 Bercirikan kecepatan
 Memerlukan pemusatan perhatian
Faktor-Faktor Penyebab Kecerdasan
Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kecerdasan, sebagai berikut :
 Bawaan / biologis : kapasitas / batas kesanggupan. Faktor kecerdasan ini ditentukan
oleh sifat yang dibawa sejak lahir.
 Kematangan : telah mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya, erat kaitan
dengan umur.
 Pembentukan : pengaruh dari luar.
 Minat : keinginan dari dalam jiwa.
 Kebebasan : terutama dalam memecahkan masalah.
 Skema Jenis-Jenis Kecerdasan :

Jenis- Jenis
Kecerdasan

Intelegent Emotional Spiritual Cretivity Adversity


Quotient (IQ) Quotient (EQ) Quotient (SQ) Quotient (CQ) Quotient (AQ)
Intelegent Quotient (IQ)
 Pengertian Intelegent Quotient (IQ) :
Kecerdasan pikiran atau mental (Intelligence Quotient (IQ) adalah Kemampuan
manusia untuk menganalisis, berpikir, dan menentukan hubungan sebab-akibat,
berpikir secara abstrak, menggunakan bahasa, memvisualisasikan sesuatu dan
memahami sesuatu. Intellegensi juga merupakan keseluruhan kemampuan individu
untuk berfikir dan bertindak secara logis, terarah, serta mengolah dan menguasai
lingkungan secara efektif (Marten Pali, 1993). IQ identik dengan kata rasional, logis,
sistematis dan linear.
 Manfaat Intelegent Quotient (IQ) :
Untuk dapat berfikir kognitif, mengetahui kemampuan bilangan, mengingat dan ruang,
mengetahui seseorang dalam menyelesaikan berbagai soal yang berhubungan dalam
menghitung, berimajinasi, dan dapat mengukur kecenderungan seseorang.
Pengukuran dan Pengklafikasian
Intelegent Quotient (IQ)
Very Superior : >129

Superior : 120 – 129

Brght normal : 110 – 119

Average : 90 – 109

Dull Normal : 80 – 89

Borderline : 70 – 79

Mental Defective : 69 and bellow


Emotional Quotient (EQ)

 Pengertian Emotional Quotient (EQ) :


Kecerdasan emosional atau hati (Emotional Quotient, EQ) adalah Kemampuan untuk
mengenal diri sendiri, kesadaran diri, kepekaan sosial, empati dan kemampauan untuk
berkomunikasi secara baik dengan orang lain. Termasuk kepekaan mengenai waktu yang
tepat, kepatutan secara sosial, keberanian mengakui kelemahan, serta menyatakan dan
menghormati perbedaan.
 Manfaat Emotional Quotient (EQ) :
Dapat mengendalikan diri sendiri, melatih diri agar dapat menghadapi berbagai
persoalan secara positif , Dapat mengenali emosi diri sendiri dan orang lain, dan Dapat
mengenali emosi dan mampu mengatasi emosi.
Pembagian Aspek EQ (Salovely dan
Goldman)
Kemampuan mengenal diri (kesadarandiri).

Kemampuan mengelola emosi (penguasaandiri).

Kemampuan memotivasi diri.

Kemampuan mengendalikan emosi orang lain.

Kemampuan berhubungan dengan orang lain (empati).


Ciri-Ciri Perilaku Cerdas Emosi
Menghargai emosi negative orang lain.

Sabar meng hadapi emosi negative orang lain.

Sadar dan menghargai emosi diri-sendiri.

Emosi negative untuk membinan hubungaan.

Peka terhadap emosi orang lain.

Tidak bingung menghadapi emosi orang lain.

Tidak menganggap lucu emosi orang lain.


Spritual Quotient (SQ)
 Pengertian Spiritual Quotient (SQ) :
Menurut beberapa pandangan ahli atau pakar, kecerdasan spiritual (SQ) memiliki
definisi, sebagai berikut :
 Menurut Agus N. Germanto dalam buku (Moh. Solihin, 20013:137) Spiritual adalah
inti dari pusat diri sendiri. Kecerdasan spiritual adalah sumber yang mengilhami,
menyemangati dan mengikat diri seseorang kepada nilai-nilai kebenaran tanpa batas
waktu.
 Danar Zohar dan Ian Marshall (2007:4) menarik kesimpulan sebagai berikut: SQ
merupakan kecerdasan untuk menghadapi dan memecahkan persoalan makna dan
nilai,
 Paul Edwar dalam Moh Solihin (2013:138) SQ adalah bukti ilmiah. Ini adalah benar
ketika anda merasakan keamanan (SECURE), kedamaian (PEACE), penuh cinta
(LOVED), dan bahagia (HAPPY).
Ciri-ciri SQ Tinggi
Memiliki Prinsip dan visi yang kuat

Mampu melihat kesatuan dalam keanekaragaman

Mampu memaknai semua kehidupan

Mampu mengelola dan bertahan dalam kesulitan dan pendengaran.


Manfaat Spiritual Quotient (SQ)

Dapat
Dapat Menjadikan
Melatih diri mengatasi
menyelesaikan seseorang
untuk melihat berbagai
masalah lebih cerdas
segala sesuatu persoalan yang
menggunakan dalam
menggunakan berhubungan
berbagai kaitannya
mata hati makna
sarana spiritual dengan agama
kehidupan.
Creativity Quotient (CQ)
 Pengertian Creativity Quotient (CQ) :

Kreativitas adalah potensi seseorang untuk memunculkan sesuatu yang penemuan


penemuan baru dalam bidang ilmu dan teknologi serta semua bidang dalam usaha
lainnya.
Ciri-Ciri Kreativitas menurut (Guil Ford)

kelancaran : kemampuan memproduksi banyak ide.

keluwesan : kemampuan untuk mengajukan bermacam-macam pendekatan jalan pemecahan


masalah.

keaslian : kemampuan untuk melahirkan gagasan yang orisinal sebagai hasil pemikiran sendiri.

penguraian : kemampuan menguraikan sesuatu secara terperinci.

Perumusan kembali : Kemampuan untuk mengkaji kembali suatu persoalan melalui cara yang
berbeda dengan yang sudah lazim.
Kiat-kiat untuk memunculkan gagasan kreatif
 Kuantitas Gagasan
Teknik-teknik kreatif dalam berbagai tingkatan keseluruhannya bersandar pada
pengembangan pertama sejumlah gagasan sebagai suatu cara untuk memperoleh gagasan
yang baik dan kreatif.
 Teknik Brainstorming
Merupakan cara yang terbanyak digunakan, tetapi juga merupakan teknik pemecahan
kreatif yang tidak banyak dipahami.
 Sinektik
Suatu metode atau proses yang menggunakan metafora dan analogi untuk menghasilkan
gagasan kreatif atau wawasan segar ke dalam permasalahan
 Menfokuskan Tujuan
Membuat seolah-olah apa yang diinginkan akan terjadi besok, telah terjadi saat ini dengan
melakukan visualisasi yang kuat.
Adversity Quotient (AQ)
 Pengertian Adversity Quotient :

Kecerdasan adversitas adalah kemampuan yang dimiliki individu untuk dapat


mengatasi suatu kesulitan, dengan karakteristik mampu mengontrol situasi sulit,
menganggap sumber-sumber kesulitan berasal dari luar diri, memiliki tanggung jawab
dalam situasi sulit, mampu membatasi pengaruh situasi sulit dalam aspek
kehidupannya, dan memiliki daya tahan yang baik dalam menghadapi situasi atau
keadaan yang sulit.
Dimensi kecerdasan Adversitas (Menurut Stolz)
 Control C
Dimensi ini bertujuan untuk mengetahui seberapa banyak atau seberapa besar kontrol yang
dirasakan oleh individu terhadap suatu peristiwa yang sulit.
 Origin dan Ownership
Dimensi ini mempertanyakan dua hal, yaitu apa atau siapa yang menjadi penyebab dari suatu
kesulitan dan sampai sejauh manakah seseorang mampu menghadapi akibat-akibat yang
ditimbulkan oleh situasi sulit tersebut.
 Reach (R)
Dimensi ini merupakan bagian dari kecerdasan adversitas yang mengajukan pertanyaan
sejauh mana kesulitan yang dihadapi akan mempengaruhi bagian atau sisi lain dari
kehidupan individu.
 Endurance
Dimensi keempat ini dapat diartikan ketahanan yaitu dimensi yang mempertanyakan berapa
lama suatu situasi sulit akan berlangsung.
Tipe-tipe Individu (Menurut Paul G Stolz)
 Individu yang behenti (quitters)
Individu yang berhenti (quitters) adalah individu yang menghentikan pendakian,
memilih keluar, menghindari kewajiban, mundur, dan berhenti.
 Individu yang bekemah (campers)
individu yang memiliki kecerdasan adversitas sedang (campers) merupakan individu
yang mulai mendaki, namun karena bosan, individu tersebut mengakhiri pendakiannya
dan mencari tempat yang rata dan nyaman sebagi tempat persembunyian dari situasi
yang tidak bersahabat.
 Individu yang mendaki (Climbers)
Climbers adalah pemikir yang selalu memikirkan kemungkinan-kemungkinan, dan tidak
pernah membiarkan umur, jenis kelamin, ras, cacat fisik atau mental, atau hambatan
lainnya menghalanginya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
kecerdasan Adversitas
 Bakat
 Kemauan
 Kecerdasan
 Kesehatan
 Karakteristik Kepribadian
 Genetika
 Pendidikan
 Keyakinan
Rentang Kecerdasan Adversity Quotient (AQ)

AQ rendah
(0 – 50)
AQ sedang
(95 – 134)
AQ tinggi
(166 – 200)
Korelasi dan Peranan Kecerdasan terhadap Profesionalisme
Tenaga Kerja dalam berbagai Profesi
Korelasi dan peranan kecerdasan terhadap profesionalisme tenaga kerja saling berkaitan
erat. Dimana untuk dapat meningkatkan mutu pekerjaan dan juga profesionalisme tenaga
kerja dalam berbagai macam bentuk profesi tentunya harus di dukung oleh kecerdasan.
Kecerdasan yang dimaksudkan disini ialah bukan hanya kecerdasan cara bernalar, berpikir,
dan berlogika atau kecerdasan intelektual melainkan juga kecerdasan emosional,
kecerdasan spiritual, kecerdasan kreativitas, dan juga kecerdasan adversitas yang masing-
masing saling berkaitan erat satu sama lain. Artinya, bahwa tenaga kerja tidak hanya
dituntut pintar dalam berpikir dan bernalar tetapi juga mereka harus ditutut untuk memiliki
attitude yang baik, spiritual yang baik dan juga kereatifas dan kemampuan untuk
memecahkan masalah yang baik. Dalam peningkatan mutu kuliatas perusahaan, maka
dalam proses rekrutmen perusahaan tidak hanya mencari calon pegawai atau calon tenaga
kerja yang berkompeten tetapi juga pegawai yang memiliki nilai attitude dan spiritual yang
baik. Supaya dapat menghasilkan mutu dan kualitas pekerjaan yang baik pula.
Analisis SWOT

Analisis SWOT merupakan suatu teknik yang dapat digunakan untuk menelaah
tingkat keberhasilan pencapaian cita-cita/karier.
SWOT
 “S” Strenght (Kekuatan), adalah sebuah potensi yang ada pada diri sendiri
yang mendukung cita-cita / karier.
 “W” Weakness (Kelemahan), adalah seluruh kekurangan yang ada pada diri
sendiri dan kurang mendukung cita-cita/ karier.
 “O” Opportunity, (Peluang), adalah segala sesuatu yang dapat menunjang
keberhasilan cita-cita/karier.
 “T” Traits (Ancaman), adalah segala sesuatu yang dapat menggagalkan
rencana cita- cita/karier yang berasal dari diri sendiri atau lingkungan.
Skema Pengambilan Keputusan

Keputusan
Spiritual
Masalah Kebebasan Keputusan
Timbul Memilih Emosional
Keputusan
Persepsi
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai