Anda di halaman 1dari 2

Wawancara Klinis

Wawancara klinis merupakan salah satu prosedur penting dalam hal mengenal diri seorang
individu. Kasus-kasus biasanya dirujuk oleh disiplin lain seperti, dokter umum,organisasi,
perusahaan, sekolah ataupun kepolisian. Wawancara klinis dapat diawali dengan wawancara
pembuka, dimana wawancara pembuka digunakan untuk memeproleh masukan mengenai klien.
Setelah itu dapat dilakukan wawancara diagnostik untuk menentukan diagnosis sementara.
Wawancara dilakukan untuk mengumpulkan data-data tentang riwayat hidup seseorang, keluarga
asal, kehidupan berumah tangga (bila sudah menikah), kehidupan social, kehidupan kerja,
penyesuaian diri sebelumnya dan peristiwa yang terjadi sebelum kasus dirujuk. Data-data
tersebut dikumpulkan untuk menentukan status mental seorang individu yang dirujuk tersebut.
Pewawancara
Pewawancara merupakan salah satu elemen penting dalam wawancara klinis. Hal ini karena
pewawancara adalah seseorang yang melaksanakan wawancara klinis.
Keterampilan Umum
Sommer-Flanagan dan Sommers-Flanagan (2009) telah mendiskripsikan beberapa persyaratan
tentang keterampilan-keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang pewawancara sebelum ia
melakukan wawancara. Persyaratan-persyaratan tersebut adalah: menenangkan diri, mengenali
diri sendiri, dan mengembangkan hubungan kerja yang positif.
Menenangkan diri
Hal pertama yang harus dilakukan oleh pewawancara adalah menenangkan diri atas pola
berpikir internal yang ditujukan untuk dirinya sendiri. Hal ini karena pewawancara memiliki
tugas penting untuk mendengarkan klien. Sehingga, suara dari pikiran pewawancara sendiri
seharusnya tidak mengganggu ataupun menginterupsi suara klien.
Mengenali diri
Hal kedua yang harus dimiliki oleh pewawancara adalah mengenali diri ataupun kesadaran
tentang diri. Kesadaran tentang diri seharusnya dimaksimalkan, yaitu kemampuan pewawancara
untuk mengetahui bagaimana kecenderungan dirinya dalam mempengaruhi orang lain dalam
berhubungan interpersonal dan bagaimana orang lain cenderung berhubungan dengan dirinya.
Mengembangkan hubungan kerja positif.
Mengembangkan hubungan kerja positif perlu dilakkukan oleh pewawancara. Hal ini karena,
seorang klien wawancara memiliki kemungkinan besar akan menjadi klien psikoterapi, sehingga
membangun hubungan kerja yang positif juga akan dapat menguntungkan kedua belah pihak.
Sikap yang Spesifik
Setelah menguasai tentang keterampilan yang harus dimiliki seorang pewawancara, tugas
selanjutnya adalah untuk “menguasai alat yang digunakan”, sikap spesifik yang menjadi ciri
pewawancara efektif.
Kontak Mata
Kontak mata berhubungan dengan mendengarkan. Kontak mata bukan hanya memfasilitasi
perilaku mendengarkan, namun juga mengomunikasikan perilaku mendengarkan. Artinya,
apabila seorang klien melihat kontak mata yang pantasdan terus-menerus, klien merasa
didengarkan. Namun, budaya tentunya memiliki peranan penting dalam makna kontak mata.
Pada beberapa budaya, kontak mata yang telalu intens dan lama mungkin dapat
mengomunikasikan ,ancaman, rayuan ataupun pesan-pesan lainnya yang sebaiknya dihindari
oleh seorang pewawancara. Di sisi lain, kontak mata yang jarang mungkin dilihat kurang
perhatian oleh klien.
Bahasa Tubuh
Terdapat beberapa aturan umum untuk pewawancara, seperti menghadapi klien, tampak penuh
perhatian, meminimalkan kegelisahan, menunjukkan ekspresi wajah yang tepat. Namun, aturan-
aturan dasar ini juga dipengaruuhi oleh interpretasi kultural atau interpretasi budaya, dan seorang
klien mungkin tidak merasa dipahami apabiila seorang pewawancara tanpa sadar
mengomunikasikan ketidaktertarikannya melalui bahasa tubuh.
Kualitas Suara
Pewawancara yang terampil bukan hanya menguasai tentang kata-kata dalam wawancara namun
juga bagaimana kata-kata itu terdengar di telinga klien. Pewawancara menggunakan tinggi-
rendah nada, volume, dan fluktuasinya sendiri dalam rangka memberitahukan pada klien bahwa
kata-kata dan perasaan klien benar-benar diapresiasi.
Penelusuran Verbal
Pewawancara yang efektif dapat mengulangi kembali kata-kata atau frasa-frasa kunci yang
diucapkan klien untuk dapat meyakinkan klien bahwa apa yang diucapkannya telah
didengarkan secara akurat.
Menyebut Klien dengan Nama yang Pantas
Menyebut nama klien dengan pantas adalah salah satu hal yang juga harus dilakukan oleh
pewawancara.Wawancara awal yang dilakukan oleh pewawancara adalah kesempatan terbaik
untuk menanyakan apa nama panggilan yang disukai klien dan mengkonfirmasi melakukan hal
itu dengan benar.

Anda mungkin juga menyukai