Anda di halaman 1dari 12

BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Teori Adler
Adler berpendapat bahwa manusia adalah makluk sosial yang bertanggung jawab.
Ia percaya manusia sejak lahir dikaruniai dengan kesadaran bersosial dan hanya
keterpaksaan (kompetinsi) yang mampu bertanggung jawab kepada manusia lain untuk
dapat mencari sebuah kesejahteraan yang baik bagi dirinya dan orang lain. Pada akhirnya
adler meyakini bahwa manusia adalah makluk yang menyimpan interest sosial yang
dalam

B. Sejarah teori kepribadian


Dalam perkembangan karirnya, adler segera beralih ke arah: dia tertarik untuk
mempelajari psikoatri. Pada 1920, sigmund freud mengundangnya untuk bergabung
dengan kelompok diskusi psikoanalitik. Adler memerankan kunci dalam perkembangan
psikoanalisis. Ia adalah saalah satu tokoh besar pertama yang melepaskan diri unruk
memetuk aliran pemikiran sendiri.
Setelahberjalan beberapa waktu, dia memisahkan diri dari sigmund freud, karena
memiliki perbedaan pendapat dengan beberapa teori freud.
Pada tahun 1912, A. Adler mendirikan masyarakat psikologi induvidu. Adler memandang
bahwa setiap orang memiliki rasa rendah diri. Sejak kecil, orang bekerja untuk mengatasi
inferioritas dengan menunjukan keunggulannya kepada orang lain. Adler menyebutnya
sebagai “berjuang untuk keunggulan” dan percaya bahwa dinamika tersebut adalah
kekuatan pendorong di belakang perilaku manusia, emosi, dan pikiran. Adler menyebut
teori psikologi induvidu karena ia merasa setiap orang adalah unik dan tidak ada teori
sebelumnya yang dapat diterapkan oleh semua orang
.
C. perkembangan abnormal menurut teori Adler
1. Perkembangan abnormal
Adler percaya bahwa manusia adalah gambaran dari apa yang mereka ciptakan
atau mereka buat dalam hidupnya sendiri daya kreatif membantu manusia, sampai
batasan tertentu, dengan kebebasan untuk menjadi sehat secara psikologis atau tidak sehat
secara psikologis dengan kebebasan untuk menjadi sehat secara psikologis dan untuk
mengikuti gaya hidup yang berguna atau tidak.
 Deskripsi abnormal
Menurut adler (1956), satu factor yang mendasari semua jenis ketidakmampuan untuk
menyesuaikan diri adalah minat social yang tidak berkembang selain kurang nya minta
social, orang-orang neurotik cenderung untuk 1. menetapkan tujuan yang terlalu tinggi, 2
hidup dalam dunianya sendiri, dan 3 mempunyai gaya hidup yang kaku dan dogmatis
ketiga karakteristik ini terjadi karena kurang minat sosial. Pendeknya, manusia
mengalami kegagalan dalam hidupnya karena mereka terlalu memperhatikan diri mereka
sendiri dan kurang memperhatikan orang lain.
Orang yang tidak mampu menyesuaikan diri menentukan tujuan hidup yang tinggi
sebagai kompensasi yang berlebih karena adanya perasaan inferior yang berlebihan
tujuan yang tinggi ini menyebabkan adanya perilaku yang dogmatis, dan semakin tinggi
tujuan semakin kaku perjuangan yang dilakukan untuk meraihnya untuk
mengompensasikan perasaan tidak mampu dan tidak aman yang sangat mendalam,
individu-individu seperti ini mempersempit cara pandangannya dan berjuang secara
kompulsif serta kaku untuk mencapai tujuannya.
Sifat dasar seorang neurotic yang berlebihan dan tidak realistis memisahkan mereka dari
orang lain pendekatan mereka untuk masalah-masalah pertemanan, seks, dan pekerjaan
berasal dari cara pandang pribadi yang menghalangi munculnya solusi memiliki apa yang
tepat. Cara mereka memandang dunia tidak berfokus pada orang lain dan mereka
memeiliki apa yang disebut adler ( 1956) sebagai “makna pribad” orang-orang ini setiap
hari menjalani hidup dengan kerja keras dan usaha yang besar. Adler (1929/1964)
menggunakan analogi untuk menggambarkan bagaimana orang-orang ini menjalani
hidup.

D. Factor-faktor penyebab ketidakmampuan menyesusaikan diri(neorotik)


Adler (1964) menyebutkan empat factor penyebab, satu diantaranya cukup untuk
menyebakan munculnya ketidaknormalan pada kepribadian seorang individu, 1.
kelemahan fisik dan berlebihan, 2 gaya hidup manja, dan 3. gaya hidup terabaikan dan 4.
Kecenderungan untuk melindungi
1. Kelemahan fisik yang berlebihan
Kelemahan fisik yang berlebihan, baik itu karena factor bawaan ataupun akibat
kecelakaan maupun penyakit, tidak cukup menyebabkan ketidakmampuan menyesuaikan
diri. Hal ini harus disertai dengan perasaan inferior yang menonjol. Perasaan ini adalah
hasil dari daya kreatif.
Setiap orang lahir ke dunia dengan “dikaruniai” kelemahan fisik, dan kelemahan ini
mengarah pada perasaan inferior. Orang-orang dengan kelemahan fisik yang berlebihan
terkadang membentuk perasaan inferior yang berlebihan karena mereka berusaha keras
untuk melakuan kompensasi terhadap kelemahan mereka. Mereka cenderung menjadi
terlalu peduli pada diri sendiri dan kurang mempertimbangkan keadaan orang lain.
Mereka merasa seakan-akan hidup ditemapat musuh, rasa takut telah mengalahkan hasrat
mereka untuk mencapai keberhasilan, dan mereka yakin bahwa masalah utama dalam
hidup dapat diselesaikan hanya dengan sikap mementingkan diri sendiri. (Adler, 1927)

2. Gaya hidup manja


Gaya hidup manja kebanyakan ada dalam hidup orang-orang neurotic orang-orang yang
manja memiliki minta social yang lemah, namun punya hasrat yang kuat untuk terus
mempertahankan hubungan yang sifatnya parasit, seperti hubungan yang mereka miliki
sebelumnya dengan salah satu atau kedua orang tua mereka. Mereka mengharapkan
orang lain untuk merawat, melindungi, dan memuaskan kebutuhan mereka. Karakteristik
yang menonjol diri mereka adalah putus asa yang berlebihan, kebimbangan,
oversensitive, tidak sabar, dan emosi yang berlebihan, terutama kecemasan. Mereka
memandang dunia dengan kacamata pribadi dan meyakini bahwa mereka berhak untuk
menjadi yang pertama bagi segalanya( adler, 1927, 1964)
Anak-anak yang manja tidak menerima terlalu banyak kasih sayang. Sebaliknya, mereka
merasa tidak dicintai. Orang tua mereka memperlihatkan kurangnya kasih sayang dengan
cara melakukan terlalu banyak untuk anaknya dan memperlakukan mereka seolah-olah
mereka tidak mampu menyelesaikan masalah mereka sendiri. Oleh karena anak-anak ini
merasa dimanja, maka mereka membentuk gaya hidup yang manja pula. Anak-anak ini
mungkin juga merasa diabaikan. Terbiasa dilindungi oleh orang tua ang kekanak-kanakan
sehingga mereka takut untuk berpisah dengan orang tua seperti itu. Ketika mereka harus
mengurus diri mereka sendiri, mereka merasa ditinggalkan, diperlakukan tidak baik, dan
diabaikan. Pengalaman-pengalaman seperti ini menambah timbunan perasaan inferior.

3. Gaya hidup terabaikan


Faktor eksternal ketiga yang menyebabkan ketidakmampuan menyesuaikan diri adalah
pengabaian. Anak-anak yang merasa tidak dicintai dan tidak diinginkan akan membentuk
gaya hidup ang terabaikan. Pengabaian adalah konsep relative. Tidak ada orang yang
merasa benar-benar diabaikan atau tidak diinginkan. Kenyataan bahwa seorang anak bisa
melewati masa bai adfalah bukti bahwa seseorang merawat anakana dan benih minat
social telah ditanam (Adler,1927)
Anak-anak ang disiksa dan diperlukan tidak baik mempunai minta social ang minim dan
cenderung menciptakan gaya hidup terabaikan. Mereka hanya sedikit memiliki rasa
percaa diri dan membuat perkiraan yang terlali jauh ang berkaitan dengan masalah-
masalah utama dalam hidup. Mereka tidak percaa pada orang lain dan tidak mampu
bekerja sama untuk kebaikan bersama. Mereka melihat masaarakat sebagai musuh,
merasa terasing dari orang lain, dan mengalami rasa iri yang kuat terhadap keberhasilan
orang lain. Anak-anak yang terabaikan puna banak karakteristik seperti anak-anak manja,
tetapi secara umum mereka lebih mudah curiga dan memiliki kemungkinan lebih besar
untuk membahaakan orang lain (Adler, 1927).

4. Kecenderungan untuk melindungi


Adler percaya bahwa manusia menciptakan pola perilaku untuk melindungi perasaan
berlebihan akan harga diri mereka terhadap rasa malu dimuka umum. Alat perlindungan
ini, disebut kecenderungan untuk melindungi (safeguarding tendencies) membuat
manusia mampu menyembunyikan cita diri mereka yang tinggi ( inflated self-image) dan
mempertahankan gaya hidup yang mereka jalani saat ini.
Konsep Adler mengenai kecenderungan untuk melindungi ini bisa dibandingkan dengan
konsep freud tentang mekanisme pertahanan diri. Dasar dari keduanya adalah gagasan
tentang gejala-gejala ang dibentuk sebagai perlindungan terhadap kecemasan. Akan
tetapi, ada perbedaan penting diantara kedua konsep tersebut. Mekanisme pertahanan diri
Freudian dilakukan secara tidak sadar untuk melindungi ego dari kecemasan, sedangkan
kecenderungan untuk melindungi harga diri seseorang yang rapuh dari rasa malu dimuka
umum. Selain itu, mekanisme pertahanan diri dari Freud adalah hal yang umum nya ada
pada setiap orang, tetapi Adler (1956) mengaitkan kecenderungan untuk melindungi
hanya dengan hal-hal ang bereknaan dengan konstruksi gejala-gejala neurotic. Membuat
alasan, agresi, dan penarikan diri adalah tiga hal yang umunya terjadi akibat
kecenderungan untuk melindungi. Masing-masing hal tersebut dibentuk untuk
melindungi gaya hidup seseorang ang dijalaninya.
 Akibat kecenderungan untuk melindungi
1.Membuat alasan
Kecenderungan untuk melindungi yang paling umum adalah membuat alasan, yang
sering diekspresikan dalam bentuk “ya, tetapi” atau “jika saja”. Dalam alasan “ya, tetapi”,
orang pertama-tama akan menyatakan sesuatu yang akan mereka lakukan- sesuatu yang
terdengar bagus untuk orang lain-kemudian diikuti dengan alasan. Pernyataan “jika saja”
adalah bentuk alasan yang sama seperti “ya, tetapi” yang di ekspresikan dengan cara yang
lain. “jika saja suami saya lebih mendukung, maka saya akan lebih cepat berkembang
dalam pekerjaan saya”. Alasan-alasan ini melindungi rasa harga diri yang lemah-namun
dibesar-besarkan secara artificial dan mengecoh orang untuk percaya bahwa mereka lebih
superior dari pada yang sesungguhnya (Adler,1956).

2. Agresi
Adelr (1956) menyakini bahwa beberapa orang menggunakan agresi untuk melindungi
superioritas mereka yang berlebihan, yaitu untuk melindungi harga diri mereka yang
rapuh. Perlindungan melalui agresi bia berbentuk depresiasi, atau mendakwa diri sendiri.
Depresiasi adalah kecenderungan untuk menilai rendah pencapaian orang lain dan
meninggikan penilaian terhadap diri sendiri. Kecenderungan untuk melindungi semacam
ini jelas terlihat dalam perilaku agrsi, seperti kecaman dan gosip. Satu-satu nya alasan
mengapa Kenneth mendapatkan pekerjaan yang saya lamar adalah karena ia adalah
seorang African American”. Kalau kamu teliti lebih jauh, maka kamu akan melihat
bahwa jill berusaha keras untuk menghindari pekekerjaan”. Maksud dibelakang perilaku
depresisasi semacam itu akan ditempatkan dengan lebih baik.
Dakwaan adalah kecenderungan untuk menyalahkan orang lain untuk kegagalan
seseorang dan untuk membalas dendam demi melindungi harga dirinya yang lemah.
 Contoh; “saya ingin menjadi seorang seniman, tetapi orang tua saya untuk masuk sekolah
kedokteran. Sekarang, saya memiliki pekerjaan yang membuat saya menderita”.
Adler 1956) percaa bahwa ada elemen dakwaan agresif dalam semua gaya hidup yang
tidak sehat. Orang yang tidak sehat, tanpa kecuali, bertindak untuk membuat orang lain
disekitarnya lebih menderita dari pada dirinya.
Mendakwa diri sendiri ditandai dengan menyiksa diri sendiri dan memenuhi diri sendiri
dengan perasaan bersalah. Beberapa orang menyiksa dirinya sendiri, termaksud
didalamnya masokisme, depresi, dan bunuh diri, sebagai cara untuk melukai orang yang
dekat dengan mereka. Rasa bersalah sering kali adalah bentuk perilaku mendakwa diri
sendiri, orang merendahkan dirinya untuk menimbulkan penderitaan pada orang lain
sambil melindungi harga dirinya yang dibesar-besarkan. Adapun bentuk-bentuk agresi
adalah,
1. Depresiasi (merendahkan) adalah kecenderungan menilai rendah prestasi orang lain dan
menilai tinggi prestasi diri sendiri.
2. Accusation (menuduh) adalah kecenderungan menyalahkan orang lain atas kegagalan
yang dilakukunnya sendiri dan kecenderungan untuk mencari pembalasan dendam,
sehingga mengamankan kelemahan harga dirinya sendiri.
3. Self-accusation (menuduh diri sendiri) ditandai oleh menyiksa diri dan perasaan berdosa.
3. Menarik diri
Perkembangan kepribadian bisa berhenti ketika manusia lari dari kesulitan. Adler
menyebut kecenderungan ini sebagai menarik diri atau perlindungan dengan membuat
jarak. Beberapa orang secara tidak sadar melarikan diri dari masalah hidup dengan
membuat jarak antara diri mereka dengan masalah-masalh yang ada.
Adler(1956) menebutkan emapt cara perlindungan dalam menarik diri
1. bergerak mundur
2. berdiam diri
3. keragu-raguan
4. membangun penghalang

 bergerak mundur adalah kecenderungan untuk melindungi tujuan superiortas fiksional


seseorang dengan secara psikologis kembali pada periode kehidupan yang lebih aman.
Bergerak mundur mirip dengan konsep regresi dari Freud dimana keduanya melingkupi
usaha untuk kembali pada fase kehidupan awal yang lebih nyaman. Regresi terjadi secara
tidak sadar dan melindungi sseorang dari pengalaman ang penuh kecemasan, sedangkan
bergerak mundur kadang-kadang terjadi secara sadar dan dimaksud untuk
mempertahankan superioritas yang berlebihan. Bergerak mundur bertujuan untuk
memperoleh simpati, sikap menggangu yang ditawarkan secara berlebihan kepada anak-
anak yang manja.
 Jarak psikologis juga bisa dibentuk dengan berdiam diri. Kecenderungan menarik diri ini
mirip dengan bergerak munduru, tetapi secara umum tidak terlalu parah. Orang-orang
yang berdiam diri tidak bergerak kearah manapun. Jadi, mereka menghindari semua
tanggung jawab dengan melindungi diri mereka sendiri dari ancaman kegagalan.
Mereka melindungi harapan fiksional mereka karena mereka tidak pernah melakukan
sesuatu yang membuktikan bahwa mereka tidak mampu menyelesaikan tujuan-tujuan
mereka.
 Berkaitan erat dengan berdiam diri adalah keragu-raguan. Ada oarng yang ragu-ragu atau
bimbang ketika dihadapkan dengan masalah yang sulit. Penundaan-penundaan yang
mereka lakukan pada akhirnya memberikan mereka alsan untuk berkata “ sekarang sudah
terlambat”.
Walaupun keragu-raguan tampak dimata orang lain sebagai tindakan ang merugikan diri
sendiri, namun keadaan ini membuat individu-individu neurotic untuk mempertahankan
rasa harga diri mereka ang tinggi.
 Bentuk penarikan diri yang paling tidak parah adalah membangun penghalang. Beberapa
orang membangun rumah dari jerami untuk menunjukan kalau mereka bisa
merobihkannya. Dengan mampu mengatasi masalah, mereka melindungi harga diri dan
wibawa mereka. Jika mereka gagal untuk mengatasinya, maka mereka selalu bisa
mencari alasan.
Secara ringkas, kecenderungan untuk melindungi ditemukan hamper disetiap orang,
tetapi ketka kecenderungan itu berubah menjadi terlalu kaku, maka perlindungan ini
menjadi perilaku yang merusak diri. Orang yang terlalu sensitive menciptakan
kecenderungan untuk melindungi diri mereka sendiri dari ketakutan akan rasa malu,
untuk menghilangkan perasaan inferior yang berlebihan, dan untuk memperoleh harga
diri. Akan tetapi, kecenderungan untuk melindungi adalah hal yang merusak diri karena
bentuk tujuan mereka akan kepentingan diri sendiri dan superioritas pribadi sebenarnya
mengahalangi mereka untuk memperoleh harga diri yang sebenarnya. Banyak orang
gagal menyadari bahwa harga diri mereka bisa lebih terlindungi kalau mereka berhenti
mementingkan diri sendiri dan mengembangkan kepedulian kepada orang lain.
1. Ingatan masa kecil dan pilihan karir
Adler percaya bahwa pilihan karir mencerminkan kepribadian seseorang “jika saya
diminta untuk memberikan bimbingan karir, maka saya selalu bertanya pada orang
tersebut mengenai apa yang ia minati selama masa kecilnya. Ingatannya akan periode ini
menunjukan dengan jelas dalam hal apa ia sudah melatih dirinya secara kontinu (Adler,
1958, seperti di kutip di kasler & nevo, 2005, hal. 221 dalam freist,2014 hal 221). Peneliti
yang terinspirasi dengan adler kemudian memprediksi bahwa jenis karir yang dipilih
seseorang ketika dewasa sering tergambar di ingatan masa kecilnya.
Untuk menguji hipotesis ini, jon kasler dan ofra nevo (2005) mengumpulkan ingatan
masa kecil dari 130 partisipan. Ingatan ini kemudian dikodekan oleh dua orang penilai
berdasarkan jenis karir yang digambarkan oleh ingatan tersebut. Ingatan-ingata ini di
klsifikasikan menggunkan tipe minat pekerjaaan holland (1973), yaitu realistik,
infrestigatif, artistik, sosial, enterprising dan konfentional.
Minat karir dari para partisipan diukur dengan alat ukur berupa penilaian diri (self-
report), kuesioner the self-directed (SDS) (holland, 1973 dalam freist) SDS mengukur
minat pekerjaan, secara independen dikategorikan ke dalam 6 tipe holland, dimana
ingatan masa kecil juga dikategorikan didalamnya. Oleh karena itu, para peneliti
sebelumnya telah mengklasifikasikan ingatan masa kecil dan minat karir ketika dewasa
kedalam 6 tipe karir, dan mereka ingin memeriksa apakah ingatan masa kecil sesuai
dengan minat karir.
Kasler dan nevo (2005) menemukan bahwa ingatan masa kecil memang sesuai dengan
tipe karir ketika dewasa, sedikitnya untuk 3 tipe karir yang diwakili dengan baik oleh
sampel mereka (relistik, artistik, dan sosial) arah unum dari jalur karir partisipan bisa di
identifikasi dari tema tema yang muncul dalam ingatan masa kecil. Gambaran ini
konsisten dengan pendapat adler tentang ingatan masa kecil dan memperlihatkan
bahaimana gaya hidup mempunyai kaitan dengan pilihan pekerjaan.
2. Masa kanak kanak awal dan isu yang terkait dengan kesehatan
Menurut susan belangee (2006), diet, makan berlebihan, dan bulimia bisa dilihat sebagai
cara yang umum untuk mengekspresikan perasaan inferior. Belangee menyebutkan
penelitian oleh lowes dan tiggeman (2003), yang meneliti kepuasa terhadap tubuh pada
135 anak usia 5-8 tahun dan hasilnya ditemukan bahwa 59% dari mereka ingin lebih
kurus. Penelitian lain menemukan bahwa 35% perilaku diet yang masih muda
berkembang menjadi diet yang patologis
Teori adlerien juga menjelaskan tentang perilaku lain yang terkait kesehatan-kebiasaan
minum yang berlebihan. Walaupun peminum berat diantara para mahasiswa sudah
menjadi sejarah lama dan menghancurkan, pola konsumsi alkohol ini semakin meningkat
dari tahun terakhir dimana mahasiswa memiliki kemungkinan lebih besar daripada
mahasiswi untuk mengalami kebiasaan minum berlebihan dalam periode waktu yang
singkat (brannon &feist, 2007).
Teresa Laird dan andrea shelton (2006) meneliti isu tentang kebiasaan minum yang
berlebihan dan urutan kelahiran pada mahasiswa dan mahasiswi. Para peneliti ini
menemukan perbedaan signifikan diantara mahasiswa yang berkenaan dengan dinamika
keluarga, konsumsi alkohol, dan pola minum. Anak bungsu dalam sebuah keluarga
memiliki kemungkinan untuk minum berlebihan, dimana anak-anak yang lebih tua dalam
keluarga menunjukan lebih bisa mengendalikan kebiasaan minum. Peneliti menjelaskan
hubungan ini menggunakan teori adlerian, bahwa anak bungsu lebih bergantung pada
orang lain, dan ketika orang yang dependen mengalami stress, mereka kemungkinan
besar mengatasinya meminum berlebihan.
3. Ingatan masa kecil dan hasil konseling
Beberapa bukti menunjukan bahwa ingatan masa kecil memang berubah melalui
serangkaian konseling. Contohnya, gary savill dan danel eckstein (1987) mendapatkan
ingatan masa kecil dan status mental pasien psikiatris sebelum dan sesudah konseling
kemudian membandingkannya dengan Ers dan status mental kelompok kontrol. Mereka
menemukan perubahan signifikan dalam status mental dan ingatan masa kecil pada
kelompok yang mendapatkan konseling, tetapi tidak untuk kelompok kontrol. Konsisten
dengan teori adlerian, penemuan ini menunjukan bahwa ketika konseling berhasil dengan
baik, pasien mengubah ingatan masa kecil mereka.
4. Kritik terhadap adler
Teori adler, seperi juga freud, menghasilkan banyak konsep yang sulit untuk dibuktikan
atau disanggah. Contohnya, walaupun penelitian secara konsisten telah menunjukan
hubungan antara ingatan masa kecil dengan gaya hidup seseorang saat ini (clark, 2002).
Hasil ini tidak membuktikan pemikiran adler bahwa gaya hidup yang dianut seseorang
saat ini membentuk ingatan masa kecilnya. Sebagai gantinya, penjelasan kausal juga
mungkin, yaitu pengalaman masa kecil bisa menyebabkan munculnya gaya hidup saat
ini. Jadi, salah satu konsep adler yang paling penting—asumsi bahwa gaya hidup saat ini
menentukan ingatan masa kecil dan bukan sebaliknya—sulit dibuktikan ataupun
disanggah
PSIKOLOGI KEPRIBADIAN
“TEORI A.ADLER”

KELOMPOK 4 :
Irma Rahmawati(17011026)
Lia Elvira(17011032)
Miftahul Rizki(17011105)
Tria Pratiwi (17011199)

PSIKOLOGI(G)

PSIKOLOGI
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Psikoanalitis dan psikologis analitis sangat dipengaruhi oleh pandangan positivistic yang
mendasari fisika dan biologi pada abad ke-19. Manusia dipikirkan sebagai system kompleks
energy yang memlihara diri dengan berhubungan dengan dunia luar,dengan tujuan
mempertahankan diri dan jenis menurut hukum evolusi. Disamping pikiran diatas ,pikiran
lain yang dipengaruhi oleh sosiologi dan antropologi yang sedang berkembang pesat pada
masa itu. Menurut ilmu-ilmu social, manusia adalah makhluk sosial dari pada makhluk
biologis.
Sedikit demi sedikit pandangan ini masuk dalam psikologi dan mulai mendewasakan
psikologi, yang akhirnya mempengaruhi pula teori kepribadian yang memakai cara
pendekatan psikologi sosial adalah individual psikologi yang didirikan oleh Alfred Adler.

B. Rumusan masalah
1. Pengertian teori adler?
2. Apa saja pokok-pokok teori adler?
3. Pengaruh apa saja yang diberikan Adler?
4. Bagaimana perkembangan abnormal?
BAB III
KESIMPULAN

Adler berpendapat bahwa manusia pertama-tama dimotivasi oleh dorongan sosial. Teori
psikologi individual Adler ini,memang lebih banyak berupaya menyadarkan manusia,bahwa ia
merupakan makhluk yang berdaya dan memiliki rarsa sosial yang dalam, sehingga itu pulalah ia
dapat”survive” dalam menjalani hidup. Teori ini pula, memiliki kekuatan dalam hal memprediksi
perilaku manusia melalui tujuan semu atau akhir dari perilaku yang diperbuatnya, sebagai tujuan
akhir yang merupakan gambaran dari diri manusia tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Suryabrata,Sumadi.2005.Psikologi Kepribadian. Jakarta:Pt RajaGrafindo Persada

Anda mungkin juga menyukai