Pendahuluan
Pada tahun 1907, Adler menerbitkan Study of Organ Inferiority and Its
Psychical Compensation, yang berisikan asumsinya bahwa kekurangan fisik
membentuk dasar motivasi manusia. Pada 1911, sebagai presiden Vienna
Psychonalytic Society, Adler mengutarakan bahwa dorongan untuk superioritas
lebih sesuai sebagai motivasi dasar daripada seksualitas. Pada Oktober 1911,
Adler mengundurkan diri dari Vienna Psychonalytic Society. Kemudian ia
membentuk Free Psychoanalitic Study, yang kemudian diubah menjadi Society
for Individual Psychology.
Alfred Adler cenderung lebih kurang dikenal daripada Freud dan Carl Jung.
Hal tersebut karena Adler tidak membangun organisasi yang dijalankan dengan
kuat untuk melestarikan teorinya. Sebagian besar buku Adler dikumpulkan oleh
beberapa editor untuk menggunakan bahan pengajaran Adler yang tersebar di
berbagai tempat. Dan banyak pandangan Adler yang tergabung dalam karya
teoretikus selanjutnya.
Menurut Adler, manusia lahir dengan tubuh yang lemah dan inferior. Oleh
sebab itu, perasaan menyatu dengan orang lain (minat sosial) sudah menjadi sifat
manusia dan merupakan standar akhir untuk kesehatan psikologis. Berikut ini
diadaptasi dari daftar yang mewakili final pernyataan psikologi individual;
Menurut Adler (1965), manusia berjuang demi sebuah tujuan akhir, baik itu
superioritas pribadi atau keberhasilan untuk semua umat manusia. Tujuan tersebut
bersifat khayal dan tidak berwujud. Tujuan akhir memiliki makna yang besar
karena mempersatukan kepribadian dan membuat semua perilaku dapat dipahami.
Orang yang sehat secara psikologis adalah mereka yang dimotivasi oleh
minat sosial dan keberhasilan untuk semua umat manusia. Mereka peduli dengan
tujuan-tujuan yang melebihi diri mereka sendiri. Tujuan mereka merupakan
kecenderungan alami untuk mencapai keutuhan atau kesempurnaan. Manusia
yang berjuang untuk meraih keberhasilan daripada superioritas pribadi mampu
mempertahankan keadaan dirinya, tetapi mereka lebih melihat masalah dari sudut
pandang perkembangan masyarakat daripada sudut pandang keuntungan pribadi.
4. Persepsi Subjektif
4.1. Fiksionalisme
Fiksi kita yang paling penting adalah tujuan meraih superioritas atau
keberhasilan, tujuan yang kita ciptakan di awal kehidupan mungkin tidak
dipahami secara jelas. Tujuan akhir yang fiksional dan subjektif ini menuntun
gaya hidup kita dan menyatukan (mengintegrasikan) kepribadian kita. Gagasan
Adler akan fiksionalisme adalah gagasan yang tidak mempunyai bentuk nyata,
namun memengaruhi manusia, sehingga seolah gagasan tersebut adalah nyata.
Fiksi ini menuntun kehidupan sebagai besar dari kita. Manusia dimotivasi oleh
persepsi subjektif mereka tentang apa yang benar.
4.2. Kelemahan Fisik
Minat sosial berasal dari potensi dalam setiap orang, namun hal ini harus
dikembangkan sebelum dapat dijadikan sebagai gaya hidup yang bermanfaat.
Minat sosial bersumber dari hubungan ibu dan anak selama bulan-bulan pertama
masa kanak-kanak. Kemudian setiap individu yang berhasil melewati masa kanak-
kanak dirawat oleh pengasuh yang memiliki sejumlah minat sosial. Setiap orang
memiliki benih minat sosial yang dikembangkan selama tahun-tahun pertama
kehidupan mereka.
Kedua orang tua memengaruhi minat sosial seorang anak dengan cara yang
berbeda. Tugas seorang ibu adalah mengembangkan ikatan yang mendorong
kedewasaan minat sosial anak dan membantu berkembangnya minat bekerja
sama. Idealnya, ibu harus memiliki cinta yang tulus dan mengakar untuk
anaknya. Hubungan kasih yang sehat berkembang dari perhatian yang tulus untuk
anaknya, suaminya, dan orang lain.
Ayah yang ideal bekerja sama dengan ibu dalam memperhatikan dan
memperlakukan anak sebagai manusia. Adler menyatakan bahwa seorang ayah
yang berhasil adalah ayah yang bisa menghindari dua kesalahan, yaitu
keterlepasan emosional dan sikap otoriter orang tua. Keterlepasan emosional
seorang ayah menyebabkan anak membentuk tujuan yang didasari oleh
superioritas pribadi daripada minat sosial. Sikap otoriter orang tua menyebabkan
gaya hidup yang tidak sehat. Adler meyakini bahwa setelah umur 5 tahun, efek
keturunan dikaburkan oleh pengaruh kuat dari lingkungan sosial anak.
Bagi Adler, minat sosial adalah satu-satunya standar untuk menilai seberapa
berharganya seseorang. Minat sosial adalah standar yang digunakan untuk
menentukan seberapa bermanfaatnya hidup seseorang. Individu yang sehat dan
dewasa secara psikologis, memiliki minat sosial pada tingkat tertentu, dimana ia
menaruh perhatian pada sesama dan memiliki tujuan keberhasilan yang mencakup
kesejahteraan manusia. Seseorang membentuk gaya hidup yang bermanfaat atau
tidak bermanfaat secara sosial tergantung pada bagaimana orang tersebut
memandang perasaan inferior yang ada dalam dirinya.
7. Gaya Hidup
Individu yang secara psikologis tidak sehat sering menjalani hidup yang
tidak fleksibel yang ditandai dengan ketidakmampuan untuk memilih cara baru
dalam bereaksi dengan lingkungannya. Individu yang sehat secara psikologis
cenderung berperilaku dengan cara yang berbeda dan fleksibel dalam gaya hidup
yang kompleks, terus berkembang, dan berubah.
8. Daya Kreatif
Manusia adalah makhluk kreatif yang lebih dari sekadar hasil dari faktor
keturunan dan lingkungan semata. Manusia berekasi terhadap lingkungan,
melakukan tindakan atasnya dan menyebabkan lingkungan bereaksi terhadap
mereka.
9. Perkembangan Abnormal
Adler meyakini bahwa manusia adalah gambaran dari apa yang mereka
ciptakan dalam hidupnya sendiri. Daya kreatif membantu manusia menjadi sehat
atau tidak sehat secara psikologis.
a. Membuat Alasan
Membuat alasan (excuse) diekspresikan dalam bentuk “Ya, tetapi” atau
“Jika ya”. Alasan-alasan digunakan untuk melindungi rasa penghargaan
diri yang lemah dan mengecoh orang untuk meyakini bahwa mereka
lebih superior daripada yang sesungguhnya.
b. Agresi
Beberapa orang menggunakan agresi untuk melindungi superioritas
mereka yang berlebihan, yaitu melindungi penghargaan-diri mereka
yang rapuh. Bentuk-bentuk agresi sebagai kecenderungan untuk
melindungi, diantaranya;
Depresiasi, yaitu kecenderungan untuk menilai rendah pencapaian
orang lain dan meninggikan penilaian terhadap diri sendiri, dengan
tujuan untuk merendahkan orang lain, sehingga individu yang
berbicara tersebut memiliki posisi yang lebih baik.
Dakwaan (accusation), yaitu kecenderungan untuk menyalahkan
orang lain atas kegagalan yang terjadi dan membalas dendam demi
melindungi harga dirinya yang lemah. Orang yang tidak sehat secara
psikologis cenderung bertindak untuk membuat orang lain di
sekitarnya lebih menderita daripada dirinya.
Mendakwa diri sendiri (self-accusation) ditandai dengan menyiksa
diri sendiri dan memenuhi diri sendiri dengan perasaan bersalah.
Mendakwa diri sendiri menurut Adler, yaitu merendahkan dirinya
untuk menimbulkan penderitaan pada orang lain sambil melindungi
harga dirinya yang dibesar-besarkan.
c. Menarik Diri (Withdrawal)
Beberapa orang secara tidak sadar melarikan diri dari masalah hidup
dengan membuat jarak antara dirinya dengan masalah-masalah yang
dihadapi. Terdapat 4 cara perlindungan dalam menarik diri yang
diungkapkan Adler, diantaranya;
Bergerak mundur (moving backward), yaitu kecenderungan
untuk melindungi tujuan superioritas fiksional dengan secara
psikologis kembali pada periode kehidupan yang lebih aman.
Bergerak mundur seringkali disadari dan bertujuan untuk
memperoleh simpati.
Berdiam diri (standing still), dimana individu tidak bergerak ke
arah manapun, dan menghindari semua tanggung jawab dengan
melindungi diri mereka sendiri dari ancaman kegagalan. Mereka
melindungi harapan fiksional karena tidak pernah melakukan
sesuatu untuk membuktikan bahwa mereka tidak mampu
menyelesaikan tujuan-tujuan tersebut.
Keragu-raguan (hesitating). Adler meyakini bahwa perilaku-
perilaku kompulsif bertujuan untuk membuang-buang waktu.
Membangun Penghalang (constructing obstacle). Dengan
mengatasi masalah, individu melindungi penghagaan-diri dan
wibawa mereka. Jika mereka gagal mengatasinya, mereka selalu
bisa mencari alasan.
Menurut Adler, kehidupan psikis wanita pada dasarnya sama dengan pria.
Adler meyakini bahwa budaya dan praktik sosial memengaruhi banyak pria dan
wanita dalam melebih-lebihkan pentingnya kejantanan, suatu kondisi yang disebut
Adler sebagai masculine protest.
Anak laki-laki cenderung lebih banyak diajarkan untuk menjadi maskulin,
berarti menjadi berani, kuat, dan dominan. Sedangkan, anak perempuan belajar
untuk menjadi pasif dan menerima posisi inferior dalam masyarakat. Beberapa
wanita melakukan perlawanan terhadap peran feminin mereka dengan berbagai
cara yang dipengaruhi faktor budaya dan sosial. Perlawanan terhadap feminin
mereka dilakukan dengan cara;
Menurut Adler, anak kedua memulai hidup dalam situasi yang lebih
baik untuk mengembangkan kerjasama dan minat sosial. Kepribadian anak
kedua dibentuk oleh persepsi mereka tentang sikap anak sulung terhadap
mereka. Anak kedua tumbuh dengan memiliki daya saing yang cukup serta
keinginan yang sehat untuk mengalahkan saingannya yang lebih tua. Jika anak
mencapai suatu keberhasilan, anak tersebut kemungkinan besar akan terbentuk
sikap revolusioner dan menganggap bahwa setiap otoritas bisa ditantang.
Menurut Adler anak bungsu biasanya yang paling dimanjakan dan
akibatnya anak memiliki risiko tinggi menjadi anak yang bermasalah. Mereka
cenderung memiliki perasaan inferior yang kuat dan kurangnya rasa
kemandirian. Mereka memiliki motivasi tinggi untuk melebihi kakak-kakaknya
dan ingin selalu unggul dalam segala hal.
Anak tunggal tidak bersaing dengan saudaranya, namun terhadap ayah atau
ibunya. Mereka seringkali membentuk rasa superioritas tinggi dan konsep diri
yang besar.
Urutan
Sifat Positif Sifat Negatif
Kelahiran
Anak Merawat dan melindungi Memiliki kecemasan yang
sulung orang lain. tinggi.
Organisator yang baik. Memiliki perasaan berkuasa
yang berlebihan.
Permusuhan secara tidak sadar.
Berjuang untuk mendapat
pengakuan.
Harus selalu “benar”,
sedangkan yang lain selalu
“salah”.
Cenderung keras dalam
mengkritik orang lain.
Tidak bisa bekerja sama.
Memiliki motivasi tinggi Daya saing tinggi.
Anak Bisa bekerja sama Mudah berkecil hati.
Kedua Memiliki daya saing yang
cukup.
Anak Ambisi yang realistis. Gaya hidup manja.
Bungsu Bergantung pada orang lain.
Ingin selalu unggul dalam
segala hal.
Ambisi yang tidak realistis.
Perasaan superior yang
berlebihan.
Anak
Matang secara sosial. Sifat kerja sama yang rendah.
Tunggal
Harga diri yang tinggi.
Cara hidup manja.
Adler menegaskan bahwa ingatan masa kecil selalu konsisten dengan gaya
hidup individu saat ini, dan bahwa laporan subjektif mereka tentang
pengalaman ini menghasilkan pemahaman tentang tujuan dan gaya hidup
mereka saat ini. Adler meyakini bahwa ingatan akan pengalaman masa kecil
sebenarnya dibentuk oleh gaya hidup yang dijalani seseorang.
c. Mimpi
d. Psikoterapi
Feist, J. & Feist, G. J. (2017). Teori Kepribadian Buku 1: Edisi 7. Jakarta: Salemba
Humanika.