Anda di halaman 1dari 12

TEORI PSIKODINAMIKA(BION)

DAN
DAN TEORI PERKEMBANGAN
KELOMPOK (BENNIS)
KELOMPOK 1 (SATU)

NAMA ANGGOTA KELOMPOK :

1. Andrio Agus (200141602444)


2. David Seky Ary zona (200141602438)
3. Linda Ning Tyas (200141602454)
4. M. Syukron Ni’am (200141602443)
5. Riska Dea Sri Wahyuni (200141602511)
6. Shinta Dwi Permatasari (200141602516)
TEORI PSIKODINAMIKA (BION)
Bion mendasarkan teorinya pada hasil pengamatan dan partisipasinya dalam kelompok-kelompok
terapi dan teorinya juga dapat diterapkan pada kelompok lain, secara tersirat dalilnya tentang fungsi
kelompok didasari oleh anggapan-anggapan psikoanalisis. Menurut Bion, Kelompok bukanlah sekedar
kumpulan individu, melainkan suatu satuan dengan dinamika dan emosi tersendiri. Kelompok ini
berfungsi pada taraf tidak sadar, kecemasan dan motivasi dasar pada manusia. Ia menganggap
kelompok sebagai versi makrokosmos dari individu, dengan demikian, pada kelompok terdapat :
1. Kebutuhan-Kebutuhan dan motif-motif (Fungsi Id)
2. Tujuan dan mekanisme (fungsi ego)
3. Keterbatasan-keterbatasan (fungsi superego
KONFLIK DALAM KELOMPOK :

1. Kelompok Kerja
adalah kelompok yang bertujuan melaksanakan suatu tugas dan mempunyai
peraturan serta prosedur untuk mencapai tujuan. Bion menamakan kelompok
kerja ini sebagai kelompok yang bertaraf tinggi (sophisticated) dan relatif tidak
beremosi dan berorientasi pada kenyataan.
Fungsi kelompok kerja ini mirip dengan fungsi ego dengan sifat sifatnya
sebagai berikut :
1.) Dikuasai oleh prinsip realitas.
2.) Diaktifkan oleh kebutuhan untuk mempertahankan diri.
3.) Menyalurkan emosi-emosi untuk mencegah konflik sambil memberi
kesempatan untuk meredakan ketegangan.
4.) Berespons terhadap peraturan dan keterbatasan dari kelompok (super
ego) maupun terhadap tuntutan-tuntutan emosionalnya(id).

.
2. ASUMSI DASAR TENTANG KELOMPOK
a.) Asumsi Ketergantungan, terbentuk karena adanya perasaan ketidakberdayaan dan frustasi
dikalangan anggotanya, anggota kelompok itu mengharapkan perlindungan serta perawatan dari
pemimpinannya yang dianggap mempunyai kemampuan untuk dapat anggota kelompok.

b.) Asumsi Pasangan, terbentuk karena adanya dorongan pada anggota untuk saling berpasangan
serta memilki tujuan seksual yang mengharapkan terjadinya keturunan-keturunan yang akan
mempertahankan eksistensi (kekuatan). Fungsi pemimpin adalah menjaga kelestarian pasangan dan
mempertahankan keutuhan kelompok.

c.) Asumsi Melawan-lari, Emosi yang mendasarkan asumsi ini adalah kemarahan, ketakutan,
kebencian, dan agresifitas. Cara satu-satunya yang diketahui oleh kelompok untuk mempertahankan
eksistensi (kekekalan), mereka berkelahi melawan sesuatu atau lari menghindarinya. Tugas pemimpin
adalah memungkinkan anggota-anggota kelompoknya untuk melawan atau melarikan diri.
3. MENTALITAS KELOMPOK

Mentalitas kelompok adalah fungsi superego dari kelompok dan merupakan kemampuan individu
untuk saling berpendapat demi sebuah kesepakatan kelompok. Jika ada anggota kelompok yang bertingkah
laku menetang asumsi dasar yang sedang berlaku dalam kelompok, maka akan ada suatu mekanisme yang
mengembalikan perilaku orang itu ke jalan yang benar.

4. KEBUDAYAAN KELOMPOK

Kebudayaan kelompok adalah struktur kelompok pada suatu waktu tertentu, pekerjaan yang
dilakukan dan organisasi yang dianutnya dan merupakan hasil konflik antara anggota dan mentalitas
kelompok. Setiap kelompok bisa mempunyai beberapa struktur sekaligus. Dan struktur yang dominanlah
yang berlaku pada saat itu.
SISTEM PRONOMENTAL

Protomental adalah kesatuan yang bersifat abstrak dari ketiga asumsi


dasar serta merupakan sebuah matriks yang ada pada kelompok. Jika satu asumsi
sedang bekerja pada kelompok, asumsi dasar lain seakan bersembunyi dalam system
protomental, sampai tiba saatnya terjadi perubahan terjadi, dimana emosi yang
menyebabkan berfungsinya asumsi dasar yang lain. Jadi, system in merupakan
tempat penyimpanan asumsi-asumsi dasar yang berfungsi meminimalisir konflik antar
asumsi dasar.
TEORI PERKEMBANGAN KELOMPOK (BENNIS)
Teori Perkembangan Kelompok dikemukakan oleh Bennis dan Shepherd pada tahun 1956. Awal
teori ini adalah dari ketidak-sengajaan Kurt Lewin pada tahun 1946 yang menemukan dasar-dasar
munculnya kelompok sensitivitas. Dilanjutkan pada tahun 1960-an adanya kelompok pertemuan, dan Carl
Rogers melihat adanya manfaat dari kelompok pertemuan ini, yaitu pengembangan diri. Cara ini biasa
dilakukan oleh para psikolog untuk melatih pasien menemukan bagaimana dirinya sendiri. Kemudian pada
tahun 1970-an, ditemukan pula bahwa kelompok pertemuan ini juga dapat mempercepat suatu kehancuran
akibat dari kepemimpinan kelompok yang merusak.
ASUMSI DASAR TEORI

Asumsi dasar dari teori ini adalah proses perkembangan kelompok yang terjadi antara orang-
orang yang berada dalam suatu situasi latihan (training) yang awalnya tidak saling mengenal dan
diharuskan saling berinteraksi, melalui tugas tugas yang diberikan oleh seorang pelatih, yang bertujuan untuk
mengembangkan pemahaman yang sama didalam kelompok dan tercipta komunikasi yang seharusnya.
Tujuan Utama Pelatihan Dalam Kelompok
1. Pada Tingkat Individu :
a.) Primer :
membantu peserta untuk mengembangkan pengertianterutama motivasinya dalam
bereaksi terhadap orang lain danmembantu mereka untuk meramalkan secara lebih
tepat konsekuensidari tindakannya
b.) Sekunder:
1.) Peningkatan pemahaman tentang situasi kelompok dan selama
berlangsungnya tingkah laku hubungan antar manusia.
2.) Peningkatan kendali terhadap komunikasi antarmanusia.
3.) Menambah keragaman perilaku sosial pada setiap peserta latihan
2. Pada Tingkat Kelompok :
Membentuk komunikasi yang valid untuk mengomunikasikan perasaan motivasi, keinginan secara tepat
dan bebas.
Ciri ciri komunikasi yang valid
a.) Persepsi masing-masing anggota kelompok tentang posisinya sendiri dalamkelompok sesuai
dengan persepsi anggota kelompok yang lain.
b.) Tujuan kelompok yang disepskati bersama, sejalan dengan keinginan masing-masing anggota.
c.) Antaranggota terbuka kemungkinan untuk berkomunikasi dalam berbagaitingkatan.
Tahap-tahap Perkembangan Kelompok
1. Tahap Otoritas, yaitu tahap dimana keraguan ketergantungan dicairkan. Tahap ini terbagi lagi dalam
tiga subtahap :
a.) Tahapan Ketergantungan
b.) Tahap Pemberontakan
c.) Tahap Pencarian
2. Tahap Pribadi, yaitu tahap dimana dicairkan keraguan saling ketergantungan.Tahap ini dibagi lagi
menjadi tiga subtahap :
a.) Tahap Harmoni
b.) Tahap Identitas Pribadi
c.) Tahap Pencarian Masalah Antar Peribadi
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai