Anda di halaman 1dari 10

1

MODUL PERKULIAHAN

W612100022-
KODE ETIK
PSIKOLOGI

Pedoman umum (pasal 1-2)


Bab mengatasi Isu Etika (pasal 3-
6)

Abstrak Sub-CPMK (lihat di RPS)

Pembahasan mengenai Sub-CPMK 4.


pedoman umum psikologi Kode Etik Psikologi tentang Pedoman
dan mengatasi isu etika Umum dan Mengatasi isu etika
Fakultas Program Studi (CPMK2)Tatap Muka Disusun Oleh

04
Amy Mardhatillah, Ph.D
Psikologi Psikologi
Pendahuluan
Pasal 1: Pengertian pedoman umum

Bab satu dari kode etik psikologi Indonesia menjelaskan mengenai berbagai
pengertian dan definisi diantara lain:

 Definisi kode etik psikologi

 Definisi psikologi

 Definisi psikolog

 Definisi ilmuwan psikologi

 Definisi layanan psikologi.

Sebagaimana sudah dijelaskan pada modul sebelumnya, kode etik psikologi


adalah pedoman dan seperangkat nilai nilai dan norma norma yang harus dipatuhi dalam
memberikan pelayanan psikologi.

Adapun pengertian dari psikologi itu sendiri adalah cabang ilmu pengetahuan yang
mempelajari perilaku manusia dan proses mental secara ilmiah. Psikologi secara garis
besar dibagi menjadi dua yaitu psikologi sebagai kelompok profesi yang mempelajari hal
praktis dalam perilaku manusia dan juga psikologi sebagai ilmu termasuk ilmu murni dan
juga ilmu terapan.

Berdasarkan dua pengetian psikologi ini, seseorang yang bekerja dalam bidang
ilmu psikologi pun terbagi menjadi dua yaitu psikolog dan ilmuwan psikologi. Menurut
kode etik HIMPSI (2010) yang dimaksud dengan:

 Psikolog adalah : seseorang yang berlatar belakang pendidikan Sarjana Psikologi


lulusan program pendidikan tinggi psikologi strata 1 (S1) sistem kurikukum lama
atau yang mengikuti pendidikan tinggi psikologi strata 1 (S1) dan lulus dari
pendidikan profesi psikologi atau strata 2 (S2) Pendidikan Magister Psikologi
(Profesi Psikolog). Psikolog memiliki kewenangan untuk memberikan layanan
psikologi yang meliputi bidang-bidang praktik klinis dan konseling; penelitian;
pengajaran; supervisi dalam pelatihan, layanan masyarakat, pengembangan
kebijakan; intervensi sosial dan klinis; pengembangan instrumen asesmen

2021 Kode Etik Psikologi


2 Melani Aprianti, M.Psi., Psikolog
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
psikologi; penyelenggaraan asesmen; konseling; konsultasi organisasi; aktifitas-
aktifitas dalam bidang forensik; perancangan dan evaluasi program; serta
administrasi. Psi-kolog DIWAJIBKAN MEMILIKI IZIN PRAKTIK PSIKOLOGI
sesuai dengan ketentuan yang berlaku
 Ilmuwan psikologi adalah: ahli dalam bidang ilmu psikologi dengan latar belakang
pendidikan strata 1 dan/atau strata 2 dan/atau strata 3 dalam bidang psikologi.
Ilmuwan psikologi memiliki kewenangan untuk memberikan layanan yang meliputi
bidang-bidang pe-nelitian; pengajaran; supervisi dalam pelatihan; layanan
masyarakat; pengembangan kebijakan; intervensi sosial; pengembangan
instrumen asesmen psikologi; pengadministrasian asesmen; konseling
sederhana;konsultasi organisasi; peran-cangan dan evaluasi program.
Adapun yang dimaksud dengan layanan psikologi adalah:

 segala aktifitas pemberian jasa dan praktik psikologi dalam rangka menolong
individu dan/atau kelompok

 dimaksudkan untuk pencegahan, pengembangan dan penyelesaian masalah-


masalah psikologis.

 layanan psikologi dapat berupa :

1. praktik konseling dan psikoterapi;

2. penelitian;

3. pengajaran;

4. supervisi dalam pelatihan;

5. layanan masyarakat;

6. pengembangan kebijakan;

7. Intervensi sosial dan klinis;

8. pengembangan instrumen asesmen psikologi;

9. penyelenggaraan asesmen;

10. konseling karir dan pendidikan; konsultasi organisasi;

2021 Kode Etik Psikologi


3 Melani Aprianti, M.Psi., Psikolog
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
11. aktifitas-aktifitas dalam bidang fo-rensik; perancangan dan evaluasi program;
dan administrasi.

Pasal 2: Prinsip pedoman umum

BAb pengantar kode etik dalam modul terdahulu, sudah menjelaskan berbagai
prinsip umum dalam profesi psikologi untuk menjadi panduan bersama. Adapun menurut
HIMPSI prinsip prinsip umum dalam menjadi seorang psikolog dan ilmuwan psikologi
adalah:

 Penghormatan pada harkat dan martabat manusia:

Psikolog dan ilmuwan psikologi harus menjunjung tinggi hak asasi manusia dalam
memberikan pelayan psikologi, menghormati pilihan pribadi manusia, berhati hati
dalam memberikan pelayanan kepada komunitas khusus dengan keterbatasan
agar terjaga hak asasi mereka dalam pengambilan keputusan, menghormati
perbedaan (budaya, status sosial,usia suku, dll) serta berusaha untuk menjauhkan
diri dari faktor faktor bias yang disebabkan oleh adanya perbedaan latar belakang
individu dan menghindari diri dari aktifitas aktifitas yang berbau prasangka.

 Integritas dan sifat ilmiah

Psikolog dan ilmuwan psikologi harus memberikan pelayanan berdasarkan etika


dan langkah langkah ilmiah yang sudah disepakati oleh komunitas psikologi,
menjaga kejujuran dan kebenaran tindakan serta menjauhkan diri dari melakukan
mal praktik, tidak melakukan penipuan, pemalsuan dan menyampaikan fakta yang
tidak benar secara disengaja, menjaga ketepatan dan dapat memilih untuk tidak
menyampaikan fakta secara keseluruhan HANYA bila itu dapat meminimalkan
dampak psikologis yang buruk bagi individu, bertanggung jawab untuk terhadap
konsekuensi ataupun akibat buruk yang muncul akibat penggunaan teknik teknik
psikologi.

 Profesional :

Mempunyai kemampuan dan pengetahuan untuk memberikan pelayan psikologi,


menyadarinya adanya tanggung jawab professional dan ilmiah, menjunjung tinggi
kode etik dan berupaya untuk mengelola konflik yang dapat mengarah kepada
dampak buruk, bekerja sama dengan teman sejawat atau institusi lain dalam
rangka memberikan pelayanan terbaik, memperhatikan kepatuhan etis dan

2021 Kode Etik Psikologi


4 Melani Aprianti, M.Psi., Psikolog
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
profesional kolega dan juga profesi lain, bersedia menggunakan waktu
profesionalnya untuk pengabdian profesi dan pengabdian masyrakat.

 Keadilan:

memberikan layanan psikologi secara adil dan merata tanpa membeda bedakan
hak individu, menggunakan penilaian yang dapat dipertanggung jawabkan dan
terhindar dari keberpihakan.

 Manfaat:

Berusaha maksimal memberikan manfaat kepada kesejahteraan manusia, apabila


terjadi konflik berusaha untuk meminimalkan dampak buruk dikarenakan
keputusan dan tindakan tindakan ilmiah psikolog/ilmuwan psikologi dapat
mempengaruhi kehidupan pihak pihak lain, perlu menyadari adanya kemungkinan
faktor faktor pribadi ataupun politik yang dapat mengarah kepada penyalahgunaan
atas pengaruh psikolog dan ilmuwan psikologi.

Pasal 3: Majelis psikologi Indonesia

Psikologi Indonesia berada dalam naungan wadah organisasi dalam bentuk


majelis psikologi Indonesia yang juga menajdi anggota dari Himpunan Psikologi Indonesia
(HIMPSI). Majelis psikologi Indonesia adalah penyelenggara organisasi yang memberikan
pertimbangan etis, normatif maupun keorganisasian dalam kaitan dengan profesi
psikologi baik sebagai ilmuwan maupun praktik psikologi kepada anggota maupun
organisasi. HIMPSI menyelesaikan masalah pelanggaran kode etik serta juga
memberikan perlindungan kepada psikolog dan ilmuwan psikologi yang sudah
memberikan pelayanan sesuia kode etik. Apabila terdapat etika yang belum diatur dalam
memberikan pelayan psikologi, maka HIMPSI hendaklah mnegundang majelis psikologi
untuk membahasnya dan membuat rapat untuk membuat keputusan mengenai etika yang
harus disepakati.

2021 Kode Etik Psikologi


5 Melani Aprianti, M.Psi., Psikolog
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Pasal 4: Penyalah gunaan di bidang psikologi

Setiap pelanggaran dalam memberikan pelayan psikologi diatur dalam wadah


yang disebut juga dengan angaran dasar, anggraran rumah tangga himpunan psikologi
Indonesia dan juga kode etik Psikologi Indonesia.

Ababila ilmuwan psikologi dan psikolog menemukan pelanggaran dalam


pelayanan yang diberikan, mereka wajib mengambil langkah langkah untuk mengurangi
pelanggaran tersebut sesuai dengan kode etik dan anggran dasar untuk mengurangi
kesalahan yang terjadi.

Adapun yang dimaksud dengan pelanggaran kode etik psikologi adalah segala
tindakan Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi yang menyimpang dari ketentuan yang
telah dirumuskan dalam Kode Etik Psikologi Indonesia. Termasuk dalam hal ini adalah:
 Pelanggaran oleh Psikolog terhadap janji/sumpah profesi
 Praktik psikologi yang dilakukan oleh mereka yang bukan Psikolog
 Psikolog yang tidak memiliki Ijin Praktik
 Layanan psikologi yang menyimpang dari ketentuan yang berlaku dalam Kode Etik
Psikologi Indonesia
Adapun jenis jenis pelanggarn kode etik terdiri dari:

 Pelanggran Ringan:

Tindakan yang dilakukan oleh seorang Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi


yang tidak dalam kondisi yang sesuai dengan standar prosedur yang telah
ditetapkan, sehingga mengakibatkan kerugian bagi salah satu dari yang
berikut ini termasuk ilmu psikologi,profesi psikologi, pengguna jasa

2021 Kode Etik Psikologi


6 Melani Aprianti, M.Psi., Psikolog
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
psikologi,individu yang menjalani pemeriksaan psikologi dan pihak pihak yang
terkait dalam masyarakat umum.

 Pelanggran Sedang:

Tindakan yang dilakukan oleh Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi karena


kelalaiannya dalam melaksanakan proses maupun penanganan yang tidak
sesuai dengan standar prosedur yang telah ditetapkan mengakibatkan
kerugian bagi salah satu yang berikut ini termasuk ilmu psikologi,profesi
psikologi, pengguna jasa psikologi,individu yang menjalani pemeriksaan
psikologi dan pihak pihak yang terkait dalam masyarakat umum.

 Pelanggran Berat :

Tindakan yang dilakukan oleh Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi yang


secara sengaja memanipulasi tujuan, proses maupun hasil yang
mengakibatkan kerugian bagi salah satu yang berikut ini termasuk ilmu
psikologi,profesi psikologi, pengguna jasa psikologi,individu yang menjalani
pemeriksaan psikologi dan pihak pihak yang terkait dalam masyarakat umum

Pasal 5: Penyelesaian isu etika

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyelesaian isu etika antara lain:

 Pertentangan kode etik dengan hukum yang berlaku :

Ababila terjadi pertentangan diantara kode etik dengan hukum yang berlaku
psikolog/ilmuwan psikologi hendaklah berkomitment mengikuti kode etik,
namun apabila konflik tidak dapat diselesaikan juga psikolog dan ilmuwan
psikologi diharapkan patuh kepada lembaga hukum dan otoritas lainnya.

 Pertentangan kode etik psikologi dengan profesi atau afiliasi lain :

Apabila psikolog dan ilmuwan psikologi berafialiasi dengan lembaga dan


profesi lain dan pertentangan kode etik terjadi, psikolog/ilmuwan psikologi
wajib menjelaskan kode etik psikologi dan berusaha menyelesaikan konflik
sesuai dengan kode etik psikologi

2021 Kode Etik Psikologi


7 Melani Aprianti, M.Psi., Psikolog
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
 Pelaku pelanggaran kode etik :

Pelanggaran terhadap etika profesi psikologi dapat dilakukan oleh Psikolog


dan/atau Ilmu-wan Psikologi, perorangan, organisasi pengguna layanan
psikologi serta pihak-pihak lain. Pelaporan pelanggaran dibuat secara tertulis
dan disertai bukti terkait ditujukan kepada Himpunan Psikologi Indonesia untuk
nantinya diserahkan kepada Majelis Psikologi Indonesia.

 Penyelesaian konflik melalui kerja sama HIMPSI dengan majelis psikologi :

Kerjasama antara Pengurus Himpsi dan Ma-jelis Psikologi Indonesia menjadi


bahan pertim-bangan dalam penyelesaian kasus pelanggaran Kode Etik.
Kerjasama tersebut dapat dilakukan dalam pelaksanaan tindakan investigasi,
proses penyidikan dan persyaratan yang diperlukan untuk dapat mencapai
hasil yang diharapkan dengan memanfaatkan sistem di dalam orga-nisasi
yang ada. Dalam pelaksanaannya di-usahakan untuk menyelesaikan
permasalahan yang ada dengan tetap memegang teguh prinsip kerahasiaan

 Penyelesain konflik dengan bekerja sama dengan pengurus daerah :

Apabila terjadi pelanggaran Kode Etik Psikologi Indonesia, Pengurus Pusat


bekerjasama dengan Pengurus Wilayah terkait dapat memberi masukan
kepada Majelis Psikologi Wilayah atau Pusat dengan prosedur sebagai berikut:
1. Mengadakan pertemuan
2. Meminta klarifikasi kepada pihak yang melakukan pelanggaran
3. Menetukan jenis pelanggran

 Pembuat keputusan mengenai pelanggran kode etis :

2021 Kode Etik Psikologi


8 Melani Aprianti, M.Psi., Psikolog
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Klarifikasi pelanggran akan dilakukan oleh Majelis psikologi Indonesia. Majelis
psikologi akan membuat keputusan berdasarkan data data yang dikumpulkan

 Ketidakpuasan keputusan pelanggaran :

Jika anggota yang diputuskan melakukan pelanggaran oleh majelis psikologi


tidak puas dengan keputusan yang dibuat majelis, apabila dipandang perlu,
Pengurus Pusat bekerjasama dengan Pengurus Wilayah terkait dapat
mendampingi Majelis Psikologi untuk membahas masalah tersebut, baik
kepada anggota yang bersangkutan maupun untuk diumumkan sesuai dengan
kepentingan

PAsal 6: Diskriminasi yang tidak adil

Himpunan Psikologi Indonesia dan Majelis Psikologi tidak menolak siapapun yang
mengajukan keluhan karena terkena pelanggaran etika. Keluhan harus di dasarkan pada
fakta-fakta yang jelas dan masuk akal

Kesimpulan

Modul in menjelaskan bab 1 dan bab 2 dari kode etik psikologi Indonesia yang
dibuat oleh Himpunan Psikologi Indonesia pada tahaun 2010. Bab satu terdiri dari pasal
satu dan dua. Pasal satu menjelaskan berbagai pengertian seperti pengertian psikologi,
psikolog, ilmuwan psikologi dan layanan psikologi. pasal dua menjelaskan mengenai
prinsip prinsip umum dalam memberikan layanan psikologi. Bab dua terdiri dari
penjelasan mengenai mangatasi masalah isu etika dan pelanggaran kode etik, jenis jenis
pelanggaran dan penjelasan majelis psikologi sebagai wadah yang menentukan
pelanggaran kode etik.pasal terakir dalam bab dua juga menjelaskan bahwa Himpunan
Psikologi Indonesia dan Majelis Psikologi tidak menolak siapapun yang mengajukan
keluhan karena terkena pelanggaran etika. Keluhan harus di dasarkan pada fakta-fakta
yang jelas dan masuk akal.

2021 Kode Etik Psikologi


9 Melani Aprianti, M.Psi., Psikolog
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Daftar Pustaka

American Psychology Association code of conduct retrieved from


www.apa.org/ethics/code/principles.

http://www.psychwiki.com/wiki/Why_is_it_important_to_follow_APA
%27s_Ethical_Principles

Kode Etik Psikologi Indonesia. Juni 2010. http://himps.or.id/

2021 Kode Etik Psikologi


10 Melani Aprianti, M.Psi., Psikolog
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/

Anda mungkin juga menyukai