Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Psikologi dapat dipelajari secara teoritis dan praktis. Psikologi yang dipelajari secara
teoritis apabila orang dalam mempelajarinya demi ilmu itu sendiri, tidak dihubungkan dengan
soal praktik. Sedangkan yang praktis, psikologi dipelajari dan dihubungkan dengan yang segi
praktik. Dalam segi yang praktis ini orang mencari jalan bagaimana dapat mempraktikkan
psikologi untuk kehidupan sehari hari.

Demikian juga macam bidang yang termasuk dalam psikologi praktis dapat lebih luas
karena dapat diaplikasikan sesuai dengan bidang yang dikehendaki, misalnya dalam bidang
pendidikan-psikologi pendidikaan, dalam bidang industri atau perusahaan – psikologi industri
atau psikologi perusahaan, dalam bidang kriminal – psikologi kriminal, dalam bidang jasa –
psikologi pelayanan dan sebagainya.

Dapat kita tegaskan bahwa untuk dapat berhubungan baik dengan orang lain, kita perlu
memahami perilaku individu. Dengan mempelajari psikologi, kita dapat memahami perilaku
manusia dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Maka dari dapat kita ketahui bahwa dalam
pisikologi adanya pelayanan. Layanan Psikologi adalah segala aktifitas pemberian jasa dan
praktik psikologi dalam rangka menolong individu dan/atau kelompok yang dimaksudkan untuk
pencegahan, pengembangan dan penyelesaian masalah-masalah psikologis.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian pelayanan psikologi dan layanan psikologi?

2. Bagaimana pemberian layanan psikologi dalam keadaan darurat?

3. Bagaimana layanan psikologi melalui organisasi?

4. Bagaimana pengalihan dan penghentian layanan psikologi?

1.3 Tujuan
Agar mengetahui pengertian layanan psikologi serta pemberian layananannya secara
mendalam.

1
  BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pelayanan Pisikologi


Pelayanan merupakan proses interaksi antara seseorang yang berupaya memenuhi
kebutuhan dengan seseorang yang ingin terpenuhi kebutuhannya. Yaitu antara pelanggan / tamu /
klien / nasabah / pasien dan para petugas / karyawan / pegawai. Pisikologi adalah ilmu
pegetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia atau human behaviour.

Pasal 1

Pengertian layanan psikologi


Layanan Psikologi adalah segala aktifitas pemberian jasa dan praktik psikologi dalam
rangka menolong individu dan/atau kelompok yang dimaksudkan untuk pencegahan,
pengembangan dan penyelesaian masalah-masalah psikologis. Layanan psikologi dapat berupa
praktik konseling dan psikoterapi; penelitian; pengajaran; supervisi dalam pelatihan; layanan
masyarakat; pengembangan kebijakan; intervensi sosial dan klinis; pengembangan instrumen
asesmen psikologi; penyelenggaraan asesmen; konseling karir dan pendidikan; konsultasi
organisasi; aktifitas-aktifitas dalam bidang forensik; perancangan dan evaluasi program; dan
administrasi.

Landasan untuk memberikan pelayanan yang baik dalam industri jasa, perlu dipahami
dasar-dasarnya. Menurut Endar Sugiarto ( 1999 : 167) merumuskan delapan dasar pelayanan
yaitu:

1. Pusatkan perhatian pada pelanggan;

2. Berikan pelayanan yang efisien;

3. Naikkan harga diri tamu;

4. Bina hubungan baik dan harmonis dengan pelanggan;

5. Berikan penjelasan dan informasi sebaik mungkin;

6. Ketahuilah apa keinginan pelanggan;

7. Jelaskan pelayanan apa saja yang bisa diberikan oleh perusahaan;

8. Alihkan tugas pada yang lebih mampu bila tak mampu melayaninya sendiri.

2
Layanan Psikologi Indonesia terdiri dari Tenaga Profesional yang berlatarbelakang
Keilmuan Psikologi yang merupakan lulusan dari berbagai Universitas Ternama di Indonesia.
Layanan Psikologi Indonesia memiliki surat izin Profesi Psikologi yang disahkan oleh Himpunan
Psikologi Indonesia (HIMPSI) untuk menyelenggarakan jasa praktik psikologi serta resmi
terdaftar lembaga oleh notaris.

Psikologi tes (psikotes) merupakan metode assesmen untuk mengukur keadaan


psikologis seseorang dengan menggunakan instrument yang telah teruji obyektif dan terstandar
baik dari validtas, reliabilitas maupun budaya. Layanan Psikologi Indonesia melayani Psikotes
Industri / Perusahaan, lembaga Pendidikan / Sekolah baik individu maupun kelompok.

Aspek- aspek yang di ukur dalat psikotes industri atau perusahaan meliputi.

a. Aspek Intelektual meliputi: Kecerdasan Umum,Pemahaman,Logika & Analisa Berfikir,


Daya Abstraksi,Daya Tanggap, Daya Ingat, Kemampuan Numerik, Kemampuan Verbal
& Kreativitas

b. Sikap Kerja meliputi:Kecepatan Kerja, Ketelitian Kerja, Sistematika Kerja, Ketahanan


Kerja, Kerapian, Tanggung Jawab, Inisiatif Diri

c. Kepribadian meliputi: Kepercayaan Diri, Kematangan Emosi, Kemasakan Sosial,


Penyesuaian Diri, Kemandirian, Integritas Diri, Pengambilan Keputusan &
Kepemimpinan.

d. Performance Kerja meliputi: Penampilan Pribadi, Sikap Disiplin, Motivasi Berprestasi,


Kemampuan Kerjasama, Ketrampilan Komunikasi, Loyalitas pada Perusahaan &
Konsisten Diri

e. Aspek Manajerial meliputi:Perencanaan, Problem Solving, Mengembangkan Orang


Lain, Organisasi dan Koordinasi, Orientasi Pada Tugas, Orientasi Pada Hubungan,
Pengawasan dan Pengontrolan

Aspek-aspek tersebut akan disesuaikan dengan level jabatan serta disesuaikan dengan
kebutuhan Psikotes Pendidikan atau Sekolah tujuan untuk mengukur Tingkat Kecerdasan Dasar,
Bakat, Minat dan Kepribadian siswa serta Kelanjutan Studi, Mengenali kelemahan dan kelebihan
masing-masing aspek psikologis pada setiap diri siswa, Mengidentifikasi metode pengembangan
untuk meningkatkan potensi siswa, Menelusuri kesalahan belajar dan pengarahan, serta
Mengukur kemajuan prestasi sekolah maupun prestasi umum siswa. Setelah Sekolah dan
Orangtua tahu tentang masing anak-anak guru dan orang tua dapat memfasiltasi, mengarahkan
anak dengan potensi serta cara belajarnya.

3
2.2 (Pasal 12) Pemberian psikologi dalam keadaan darurat
(1) Keadaan darurat adalah suatu kondisi dimana layanan kesehatan mental dan/atau
psikologi secara mendesak dibutuhkan tetapi tidak tersedia tenaga Psikolog dan/atau Ilmuwan
Psikologi yang memiliki kompetensi untuk memberikan layanan psikologi yang dibutuhkan.

(2) Dalam kondisi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), kebutuhan yang ada tetap
harus dilayani. Karenanya Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi yang belum memiliki
kompetensi dalam bidang tersebut dapat memberikan layanan psikologi untuk memastikan
bahwa kebutuhan layanan psikologi tersebut tidak ditolak.

(3) Selama memberikan layanan psikologi dalam keadan darurat, Psikolog dan/atau
Ilmuwan Psikologi yang belum memiliki kompetensi yang dibutuhkan perlu segera mencari
psikolog yang kompetenmuntuk mensupervisi atau melanjutkan pemberian layanan psikologi
tersebut.

(4) Apabila Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi yang lebih kompeten telah tersedia
atau kondisi darurat telah selesai, maka pemberian layanan psikologi tersebut harus dialihkan
kepada yang lebih kompeten atau dihentikan segera.

2.3 (pasal 21) Layanan psikologi kepada dan/atau melalui organisasi


Psikolog dan/atau Ilumuwan Psikologi yang memberikan layanan psikologi kepada
organisasi/ perusahaan memberikan informasi sepenuhnya tentang:

• Sifat dan tujuan dari layanan psikologi yang diberikan


• Penerima layanan psikologi
• Individu yang menjalani layanan psikologi
• Hubungan antara Psikolog dan/atau Ilmu-wan Psikologi dengan organisasi dan
orang yang menjalani layanan psikologi
• Batas-batas kerahasiaan yang harus dijaga
• Orang yang memiliki akses informasi
Apabila Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi dilarang oleh organisasi peminta
layanan untuk memberikan hasil informasi kepada orang yang menjalani layanan psikologi,
maka hal tersebut harus diinformasikan sejak awal proses pemberian layanan psikologi
berlangsung.

4
2.4 (Pasal 22) Pengalihan dan penghentian layanan psikologi
Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi menyadari pentingnya perencanaan kegiatan dan
menyiapkan langkah-langkah yang perlu dilakukan bila terjadihal-hal yang dapat menyebabkan
pelayanan psikologi mengalami penghentian, terpaksa dihentikan atau dialihkan kepada pihak
lain. Sebelum layanan psikologi dialihkan atau dihentikan pelayanan tersebut dengan alasan
apapun, hendaknya dibahas bersama antara Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi dengan
penerima layanan psikologi kecuali kondisinya tidak memungkinkan.

1) Pengalihan layanan: Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi dapat mengalihkan layanan


psikologi kepada sejawat lain (rujukan) karena:

a) Ketidakmampuan Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi, misalnya sakit atau


meninggal.

b) Salah satu dari mereka pindah ke kota lain.

c) Keterbatasan pengetahuan atau kompe-tensi dari Psikolog dan/atau Ilmuwan

Psikologi.

d) Keterbatasan pemberian imbalan dari penerima jasa layanan psikologi.

(2) Penghentian layanan: Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi harus menghentikan layanan
psikologi apabila:

a) Pengguna layanan psikologi sudah tidak memerlukan jasa layanan psikologi yang
telah dilakukan.

b) Ketergantungan dari pengguna layanan psikologi maupun orang yang menjalani


pemeriksaan terhadap Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi yang bersangkutan
sehingga timbul perasaan tak nyaman atau tidak sehat pada salah satu atau kedua
belah pihak.

5
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat kita simpulkan bahwa Layanan Psikologi adalah segala
aktifitas pemberian jasa dan praktik psikologi dalam rangka menolong individu dan/atau
kelompok yang dimaksudkan untuk pencegahan, pengembangan dan penyelesaian masalah-
masalah psikologis. . Layanan Psikologi Indonesia melayani Psikotes Industri / Perusahaan,
lembaga Pendidikan / Sekolah baik individu maupun kelompok. Aspek aspek yang di ukur dalat
psikotes industri atau perusahaan meliputi.

a. Aspek Intelektual

b. Sikap Kerja

c. Kepribadian

d. Performance Kerja

e. Aspek Manajerial

6
DAFTAR PUSTAKA
Pengurus Pusat Himpunan Psikologi Indonesia. 2010. KODE ETIK PSIKOLOGI
INDONESIA.2010. Jakarta 12240.

Anda mungkin juga menyukai