ARCHETYPE
KETIDAKSADARAN
1
2
SELF
KOLEKTIF
ARCHETYPE :
1.
2.
3.
4.
CENTRAL
PERSONA
ANIMA&ANIMUS
SHADOW
KEPRIBADIAN MANA
SELF
bahwa
ego
berkembang
ketika
berumur
empat
tahun
(Howard&Miriam,2009)
Jung melihat ego sebagai pusat kesadaran, namun bukan inti dari kesadaran itu
sendiri. Ego harus dipenuhi oleh diri (self). Kesadaran hanya mempunyai peran kecil
dalam psikologi analitis ini karena Jung lebih menekankan kepada penelusuran psike
seseorang yang menyebabkan ketidakseimbangan. Menurut Jung, individu yang sehat
adalah individu yang dapat berhubungan dengan dunia kesadarannya dan dapat
mengalami ketidaksadarannya lalu mencapai individuasi (Feist&Feist,2009)
pasangan psikis dari insting. Arketipe dan insting dibentuk secara tidak sadar dan
keduanya berperan dalam membentuk kepribadian (Feist&Feist,125).
Arketipe menurut Jung :
ANIMA&ANIMUS
PERSONA
SELF
KEPRIBADIAN
MANA
SHADOW
a. Persona (topeng)
Persona adalah sisi kepribadian seseorang yang ditunjukkan ke seluruh dunia
karena tuntutan sosial semata, dan bukan apa adanya diri individu tersebut.
Persona memiliki peran penting dalam setiap kepribadian individu namun, jika
individu terlalu identik dengan persona, individu tersebut tidak mempunyai
kebebasan untuk menunjukkan jati diri (innerself) dirinya masing-masing.
Setiap individu pasti mempunyai persona karena persona sendiri mempunyai
fungsi yaitu agar dapat diterima secara sosial. Maksudnya adalah Jung percaya
akan setiap manusia terlibat dalam peranan tertentu yang dituntut oleh sosial.
Contohnya, seorang politikus harus bersikap tegas di depan masyarakatnya
agar masyarakatnya yakin akan sosoknya.
b. Shadow (bayangan)
Shadow adalah sisi jiwa yang gelap yang sengaja disembunyikan dari diri
sendiri dan orang lain yang ada pada setiap individu. Dengan memahami
bayangan, individu dapat mencapai tahap awal individuasi diri. Jika individu
tidak dapat memahami atau menyadari bayangannya, individu tersebut akan
terus menerus berada dalam situasi yang buruk serta tidak mendapatkan
dukungan untuk diri mereka sendiri.
c. Anima&Animus
Anima adalah jiwa perempuan yang berada di dalam diri seorang pria. Seperti,
lemah lembut, memafkan, penyayang, sabar dan lain sebagainya. Untuk dapat
menguasai anima, seorang pria harus dapat melewati batasan intelektualnya,
jauh ke dalam ketidaksadarannya dan menyadari sisi feminim pria tersebut.
Anima tidak selalu tampil dalam mimpi sebagai sosok wanita, tetapi bisa
berupa perasaan atau mood. Seorang pria tidak akan mau mengakui sisi
feminimnya selama ia mengalami hal ini. Anima juga mempunyai beberapa
simbol yaitu, sapi, kucing, macan, gua, kapan dan bumi.
Animus adalah jiwa pria yang berada di dalam diri seorang perempuan.
Seperti, tegas, dominan, maskulin dan lain sebagainya. Sama seperti anima,
animus juga muncul dalam bentuk mimpi, fantasi dan penampakan. Animus
terkadang muncul di dalam mimpi dengan simbol dari proses berpikir dan
bernalar. Bila seorang perempuan lebih dominan oleh animus, maka
perempuan tersebut tidak memiliki pemikiran yang logis atau bahkan emosi
yang mampu mengguncangkan kepercayaan. Selain itu animus juga memiliki
simbol-simbol yaitu, banteng, burung elang, singa, menara, antena, dan penis
yang tegak.
d. Kepribadian mana
Berasal dari bahasa polinesia yang berarti kekuatan yang suci atau ilahi. Orang
yang baru mengenal ini biasanya mengartikan kepribadian mana adalah
kekuatan yang begitu besar dalam diri seseorang dan berupa kebijaksanaan.
Dan di dalam mimpi biasanya muncul seperti, orang tua yang bijak (wise old
man), ibu yang agung(great mother), dan pahlawan (hero).
o Great mother (ibu yang agung)
Great mother adalah arketipe yang menampilkan wujud seorang ibu
yang memiliki dua dorongan yaitu, sisi baik dan sisi buruk. Satu sisi,
kesuburan
dan
pengasuhan,
sisi
yang
lain,
kekuatan
untuk
menghancurkan. Kedua sisi ini sama seperti halnya dengan ibu yang
sebenarnya. Kesuburan dan kekuatan disatukan agar melahirkan
konsep rebirth (kelahiran kembali) yang disebut dengan individuasi,
reinkarnasi, kebangkitan dan lain sebagainya.
o Hero (pahlawan)
Pahlawan adalah seseorang yang sangat kuat dan baik yang berperang
melawan musuh untuk menyelamatkan orang lain dari bahaya dan
kejahatan (naga, iblis, monster dan lain sebagainya). Kebalikan dari
arketipe ini adalah iblis (demon), yang termanifestasi dalam bentuk
kekejaman dan kejahatan (Howard&Miriam,2009). Contoh seorang
pahlawan adalah superman, superman hanya mempunyai satu
kelemahan, yaitu Kriptonit. Orang yang tidak bisa mati atau tidak
meiliki kelemahan tidak akan pernah bisa menjadi seorang pahlawan
(Feist&Feist,2009).
e. Self (diri)
Arketipe ini berada di lapisan terdalam dari kesadaran. Pribadi yang sehat
menurut arketipe ini adalah individu yang berupaya memunculkan self ke
kesadaran. Di dalam mimpi biasanya arketipe ini muncul dengan sosok yang
aneh, tidak dikenal dan impersonal. Dari sekian banyak arketipe, arketipe diri
ini lah yang paling komprehensif karena siftanya yang menarik arketipe lain
dan menyatukan semuan dalam sebuah realisasi diri. Realisai diri yang utuh
jarang dicapai, namunhal tersebut akan eksis di ketidaksadaran kolekttif yang
ada pada diri semua orang. Arketipe ini disimbolkan sebagai ide seseorang
akan kesempurnaan dan keutuhan dan simbolnya adalah sebuah mandala.
Mandala menjelaskan sebuah diri yang sempurna yang mengindikasikan
spritualisme.
Jung juga mengatakan bahwa perilaku manusia deibentuk oleh kausalitas dan teologi
dan penjelasan dari keduanya haruslah seimbang.
Progresi dan Regresi
Pogresi dan regresi sangat penting bagi manusia jika ingin mencapai tingkat
perkembangan individu dan realisasi diri. Progresi merupakan adaptasi ke dunia luar,
ia bereaksi secara konsisten, sedangkan regresi kebalikan dari progresi, ia beradaptasi
ke dalam dan bergantung pada energi yang berlawanan arahnya serta suatu langkah
mundur yang diperlukan jika ingin menuju kesuksesan. Jika berdiri sendiri, keduanya
tidak akan bergerak menuju pembangunan diri. Akan tetapi jika keduanya bersatu,
keduanya dapat bekerja sama menuju pembangunan diri yang baik dan sehat. Regresi
mendominasi dirinya sendiri pada saat progresi mendekati titik nadir. Jung pernah
bergerak di masa ini dan tertarik dengan dunia luar. Tetapi, pengalaman regresif yang
ia dapat telah membekas dan membuat Jung berubah, namun ia mempercayai bahwa
sangat regresif diperlukan agar menciptakan keseimbangan kepribadian dan dapat
menumbuhkan proses realisasi diri (Feist&Feist,2009)
Tahap Perkembangan Jung
a. Masa kanak-kanak
Pada masa ini Jung membagi masa kanak kanak menjadi tiga, yaitu :
o Fase Anarkis : Banyaknya kesadaran yang kacau. Pulau kesadaran
akan nampak, namun hanya sedikit atau bahkan tidak ada.
o Fase Monarkis : Perkembangan ego dan masa berpikir secara logis dan
verbal dimulai. Anak-anak akan melihat dirinya secara objektif dan
mendefenisikan bahwa mereka adalah orang ketiga. Pulau kesadaran
akan berkembang.
o Fase Dualistis : Menerima ego yang mulai tumbuh yang terbagi
menjadi objektif dan subjektif. Anak-anak pada fase ini mulai sadar
akan dirinya sebagai orang pertama. Pulau kesadarannya menjadi satu.
b. Masa Muda
Periode atau masa yang ditandai dari pubertas sampai masa pertengahan (paruh baya).
Anak muda mencoba mencari kebebasan fisik dan psikis dari orang tuanya,
mendapatkan pasangan, membangun keluarga dan lain sebagainya. Jung berpendapat
bahwa masa muda seharusnya menjadi masa dimana aktivitas semakin meningkat,
namun kesulitan utamanya adalah bagaimana mereka mengatasi kecenderungan yang
dialami pada masa pertengahan dan usia lanjut yaitu dengan menghindari masalah
yang relevan pada masanya dan keingin tersebut disebut prinsip konservatif
(Feist&Feist,2009).
c. Masa pertengahan (paruh baya)
Masa ini berawal pada usia kira-kira 35-40 tahun. Pada masa ini dapat menyebabkan
manusia meningkat kecemasannya, namun merupakan sebuah fase yang potensial.
Menurut Jung, dominan dari kita tidak berani menuju ke fase berikutnya tetapi kita
tidak dapat mengandalkan kehidupan di masa muda untuk ke fase berikutnya karena
menurut Jung, sesuatu yang tampak baik dimasa muda tidak terlihat baik di masa tua
dan apa yang dianggap benar dimasa muda akan menjadi suatu kebohongan di masa
tua.
d. Masa tua
Pada masa tua manusia akan megalami penurunan kesadaran. Jika seseorang takut
hidup dalam fase sebelumnya, maka orang tersebut akan takut pada fase berikutnya
yaitu takut akan kematian yang biasa disebut sebagai proses normal. Jung
mempercayai bahwa kematian adalah tujuan dari kehidupan dan hidup akan terpenuhi
saat kematian nampak. Jung mempunya banyak pasien yang rata-rata dari masa
pertengahan (paruh baya) atau lebih tua lagi yang menderita akibat terlalu berfikis
pada masa lau. Jung merawat pasiennya dengan cara membangun tujuan mereka dan
mempelajari kematian serta arti hidup dalam kehidupan yang baru.