Anda di halaman 1dari 12

MODUL IV

TRAIT FACTOR THEORIES

1.1 HANS EYSENCK

Hans Eysenck lahir di Jerman pada tanggal 4 Maret 1916. Ayahnya adalah seorang
aktor dan bercerai dengan ibunya saat dia baru berusia 2 tahun. Eysenck kemudian dirawat
oleh neneknya. Dia hidup bersama neneknya sampai usia 18 tahun, ketika Nazi mulai
berkuasa. Sebagai seorang simpatisan Yahudi, terang saja kehidupannya terancam.

Dia kemudian pindah ke Inggris guna melanjutkan pendidikanya. Dia menerima gelar
doktor di bidang psikologi dari University of London tahun 1940. Selama Perang Dunia II, dia
bekerja sebagai psikolog di bagian gawat darurat perang. Di sinilah dia melakukan penelitian
tentang kevalidan diagnosis-diagnosis psikiatri. Hasil penelitian inilah yang kemudian
membuatnya sangat menentang psikologi klinik sepanjang kariernya.

Setelah Perang usai, dia mengajar di University of London dan menjadi ketua bagian
psikologi pada The Institute of Psychiatry di Bethlehem Royal Hospital. Karena dia telah
menulis 75 buku dan sekitar 700 artikel, tidak salah kalau dia merupakan salah satu penulis
psikologi paling terpandang. Eysenck pensiun tahun 1983 dan terus berkarya sampai dia
meninggal pada tanggal 4 September 1997.

1.2 HIRARKI FAKTOR-FAKTOR KEPRIBADIAN

Kepribadian sebagai organisasi tingkah laku oleh Eysenck dipandang memiliki empat
tingkatan hirarkis, beturut-turut dari hirarki yang tinggi ke hirarki yang rendah:

1.2.1 Type Organisasi di dalam individu yang lebih umum. Kumpulan dari trait, yang
mewadahi kombinasi trait dalam suatu dimensi yang luas.

1.2.2 Trait Kumpulan habitual response yang saling berkaitan dan memiliki persamaan
tertentu. Ini adalah disposisi kepribadian yang penting dan permanen.

1.2.3 Habitual Response Specific response yang dilakukan secara berulang – ulang.
Tingkah laku/pikiran yang muncul kembali untuk merespon kejadian yang mirip.

1.2.4 Specific Response Tingkah laku yang secara aktual dapat diamati, yang berfungsi
sebagai respon terhadap suatu kejadian tertentu. Sehingga sangat spesifik.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Sitawaty Tjiptorini MBA, PSIKOLOGI KEPRIBADIAN I 1


M.PSi
1.3 TEORI

Eysenck berpendapat dasar umum sifat-sifat kepribadian berasal dari keturunan, dalam
bentuk tipe dan trait. Dia juga berpendapat bahwa semua tingkah laku dipelajari dari
lingkungan. Menurut Eysenck kepribadian adalah keseluruhan pola tingkah laku aktual maupun
potensial dari organisme, sebagaimana ditentukan oleh keturunan dan lingkungan. Eysenck
menemukan dan mengelaborasikan tiga tipe tanpa menyatakan secara eksplisit peluang untuk
menemukan dimensi yang lain pada masa yang akan datang. Masing-masing tipe merupakan
kumpulan dari 9 trait, sehingga semuanya ada 27 trait.

Neurotitisme dan Psikotisme itu bukan sifat patologis, walaupun tentu individu yang
mengalami gangguan akan memperoleh skor yang ekstrim. Tiga dimensi itu adalah bagian
normal dari struktur kepribadian. Semuanya bersifat bipolar; ekstraversi lawannya introversi,
neurotisisme lawannya stabilita, dan psikotisme lawannya fungsi superego. Semua orang
berada dalam rentangan bipolar itu mengikuti kurva normal, artinya sebagian besar orang
berada ditengah-tengah polarisasi, dan semakin mendekati titik ekstrim, jumlahnya semakin
sedikit.

Tiga dimensi tipe Eysenck, yakni:

1.3.1 Ekstraversi (E) Konsep Eysenck mengenai ekstraversi mempunyai sembilan sifat
sebagaimana ditunjukkan oleh trait - trait di bawahnya:

- Sociable
- Lively
- Active
- Assertive
- sensation seeking
- carefree
- dominance
- surgent
- venture some

Dan introversi adalah kebalikan dari trait ekstraversi, yakni:


- tidak social

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Sitawaty Tjiptorini MBA, PSIKOLOGI KEPRIBADIAN I 2


M.PSi
- pendiam
- pasif
- ragu
- banyak pikiran
- sedih
- penurut
- pesimis
- penakut

Eysenck yakin bahwa penyebab utama perbedaan antara ekstraversi dan


introversi adalah tingkat keterangsangan korteks (CAL = Cortical Arausal Level), kondisi
fisiologis yang sebagian besar bersifat keturunan. CAL adalah gambaran
bagaimana korteks mereaksi stimulasi indrawi. CAL tingkat rendah artinya korteks tidak
peka, reaksinya lemah. Sebaliknya CAL tinggi, korteks mudah terangsang untuk
bereaksi. Orang yang ekstravers CAL-nya rendah, sehingga dia banyak membutuhkan
rangsangan indrawi untuk mengaktifkan korteksnya. Sebaliknya introvers CAL-nya
tinggi, dia hanya membutuhkan rangsangan sedikit untuk mengaktifkan korteksnya.
Jadilah orang yang introvers menarik diri, menghindar dari riuh-rendah situasi
disekelilingnya yang dapat membuatnya kelebihan rangsangan.

Orang introvers memilih aktivitas yang miskin rangsangan sosial, seperti


membaca, olahraga soliter (main ski, atletik), organisasi persaudaraan eksklusif.
Sebaliknya orang ekstravers memilih berpartisipasi dalam kegiatan bersama, pesta
hura-hura, olahraga beregu (sepakbola, arung jeram), minum alkohol dan mengisap
mariyuana. Eysenck menghipotesakan ekstravers (dibanding introvers) melakukan
hubungan seksual lebih awal dan lebih sering, dengan lebih banyak pasangan, dan
dengan perilaku seksual yang lebih bervariasi. Ektravers yang ketagihan alkohol dan
narkotik cenderung mengkonsumsi dalam jumlah yang lebih besar.

1.3.2 Neurotisisme (N)

Trait dari neurotisisme adalah:

- Anxious
- Depressed
- Guilt feeling
- Low self esteem
- Tension
- Irrational
- Shy
- Moody
- Emotional

Seperti ekstraversi-introversi, neurotisisme-kestabilan mempunyai komponen


hereditas yang kuat. Eysenck melaporkan beberapa penelitian yang menemukan bukti
dasar genetik dari trait neurotik, seperti gangguan kecemasan, histeria, dan obsesif-
kompulsif. Juga ada keseragaman antara orang kembar-identik lebih dari kembar-
fraternal dalam hal jumlah tingkah laku antisosial dan asosial seperti kejahatan orang
dewasa, tingkah laku menyimpang pada anak-anak, homoseksualitas, dan alkoholisme.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Sitawaty Tjiptorini MBA, PSIKOLOGI KEPRIBADIAN I 3


M.PSi
Orang yang skor neurotiknya tinggi sering mempunyai kecenderungan reaksi
emosional yang berlebihan dan sulit kembali normal sesudah emosinya meningkat.
Namun neurotisisme itu bukan neurosis dalam pengertian yang umum. Orang bisa saja
mendapat skor neurotisisme yang tinggi tetapi tetap bebas dari simpton gangguan
psikologis.

Menurut Eysenck, skor neurotisisme mengikuti model stres-diatesis (diathesis-


stress model); yakni skor N yang tinggi lebih rentan untuk terdorong mengembangkan
gangguan neurotik dibanding skor N yang rendah, ketika menghadapi situasi yang
menekan.

Dasar biologis dari neurotisisme adalah kepekaan reaksi sistem syaraf otonom
(ANS=Automatic Nervous Reactivity). Orang yang kepekaan ANS-nya tinggi, pada kondisi
lingkungan wajar sekalipun sudah merespon secara emosional sehingga mudah
mengembangkan gangguan neurotik. Neurotisisme dan ekstraversi dapat digabung dalam
bentuk hubungan CAL dan ANS, dan dalam bentuk garis absis ordinat. Kedudukan setiap orang
pada bidang dua dimensi itu tergantung kepada tingkat ekstraversi dan neurotisismenya. Pada
gambar 11, A adalah orang introvert-neurotik (ekstrim introvers dan ekstrim neurotisisme) atau
orang yang memiliki CAL tinggi dan ANS tinggi. Orang itu cenderung memiliki simpton-simpton
kecemasan, depresi, fobia, dan obsesif-kompulsif, yang oleh Eysenck disebut mengidap
gangguan psikis tingkat pertama (disorders of the first kind). B adalah orang ekstravers-neurotik
atau orang yang memiliki CAL rendah dan ANS tinggi. Orang itu cenderung psikopatik, kriminal
dan delingkuen, atau mengidap gangguan psikis tingkat kedua (disorders of the second kind). C
adalah orang normal yang introvers; tenang, berfikir mendalam, dapat dipercaya. D adalah
orang yang normal-ekstravers; riang, responsif, senamg bicara/bergaul.

Dimensi CAL ANS Simptom

Subyek
(C) Introver-Stabilita Tinggi Rendah Normal introvers
(A) Introver-Neurotik Tinggi Tinggi Gangguan psikis tingkat pertama
(D) Ekstravers-Stabilitas Rendah Rendah Normal ekstravers
(B) Ekstraver-Neurotik Rendah Tinggi Gangguan psikis tingkat kedua

1.3.3 Psikotisme (P)

Orang yang skor psikotisisme-nya tinggi memiliki trait:


- Aggressive
- Cold
- Egocentric
- Impersonal
- Impulsive
- Antisocial
- Un emphatic
- Creative
- Tough-minded

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Sitawaty Tjiptorini MBA, PSIKOLOGI KEPRIBADIAN I 4


M.PSi
Sebaliknya orang yang skor psikotisismenya rendah memiliki trait:
- Hangat
- Penuh perhaitan
- Akrab
- Tenang
- Sangat sosial
- Empatik
- Kooperatif
- Sabar

Seperti pada ekstraversi dan neurotisisme, psikotisisme mempunyai unsur genetik


yang besar. Secara keseluruhan tiga dimensi kepribadian itu 75% bersifat herediter, dan
hanya 25% yang menjadi fungsi lingkungan. Seperti pada neurotisisme, psikotisisme
juga mengikuti model stres-diatesis (diathesis-stress model).

Orang yang variabel psikotismenya tinggi tidak harus psikotik, tetapi mereka
mempunyai predisposisi untuk mengidap stress dan mengembangkan gangguan
psikotik. Pada masa orang hanya mengalami stress yang rendah, skor P yang tinggi
mungkin masih bisa berfungsi normal, tetapi ketika mengalami stress yang berat, orang
menjadi psikotik yang ketika stress yang berat itu sudah lewat fungsi normal kepribadian
sulit untuk diraih kembali.

Psikotisme, dapat digabung bersama-sama dengan neurotisisme dan ekstraversi,


menjadi bentuk tiga dimensi. Tiga garis yang saling berpotongan ditengah-tengah dan
saling tegak lurus, menggambarkan hubungan antara ketiga dimensi itu. Setiap individu
dapat digambarkan dalam sebuah titik pada ruangan yang diantarai oleh tiga garis
dimensi itu.

Menurut Eysenck dan Gudjonsson, ada korelasi negatif antara androgen (testoterone)
dengan CAL. Androgen dihasilkan oleh kelenjar adrenal kelamin laki-laki (testis) dan
kelenjal adrenal perempuan (ovarium). Semakin tinggi androgen anak, semakin rendah
CAL. Akibatnya muncul sifat-sifat maskulinitas, seperti tingkah laku agresi. Secara
hipotesis, hormon androgen menjadi mediator hubungan antara CAL yang rendah
dengan kriminalitas.

1.4 PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN

Teori kepribadian Eysenck menekankan peran herediter sebagai faktor penentu dalam
perolehan trait ekstraversi, neurotisisme, dan psikotisisme (juga kecerdasan). Sebagian
didasarkan pada bukti hubungan korelasional antara aspek-aspek biologis, seperti CAL dan
ANS dengan dimensi-dimensi kepribadian.

Eysenck juga berpendapat, bahwa semua tingkah laku yang tampak –tingkah laku pada
hirarki kebiasaan dan respon spesifik- semuanya (termasuk tingkah laku neurosis) dipelajari
dari lingkungan. Eysenck berpendapat inti fenomena neurotis adalah reaksi takut yang dipelajari
(terkondisikan). Hal itu terjadi manakala satu atau dua stimulus netral diikuti dengan perasaan
sakit/nyeri fisik maupun psikologis. Kalau traumanya sangat keras, dan mengenai seseorang
yang faktor hereditasnya rentan menjadi neurosis, maka bisa jadi cukup satu peristiwa

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Sitawaty Tjiptorini MBA, PSIKOLOGI KEPRIBADIAN I 5


M.PSi
traumatis untuk membuat orang itu mengembangkan reaksi kecemasan dengan kekuatan yang
besar dan sukar berubah (diathesis stress model).

Sekali kondisioning ketakutan atau kecemasan terjadi, pemicunyaakan berkembang


bukan hanya terbatas kepada obyek atau peristiwa asli, tetapi ketakutan/kecemasan itu juga
dipicu oleh stimulus lain yang mirip dengan stimulus asli atau stimulus yang dianggap berkaitan
dengan stimulus asli. Setiap kali orang menghadapi stimulus yang membuatnya merespon
dalam bentuk usaha menghindar atau mengurangi kecemasan, menurut Eysenck, orang itu
menjadi terkondisi perasaan takut/cemasnya dengan stimuli yang baru saja dihadapinya. Jadi
kecenderungan orang untuk merespon dengan tingkah laku neurotik semakin meluas, sehingga
orang itu menjadi mereaksi dengan ketakutan stimuli yang hanya sedikit mirip atau bahkan tidak
mirip sama sekali dengan objek atau situasi menakutkan yang asli.

Menurut Eysenck, stimulus baru begitu saja dapat diikatkan dengan stimulus asli,
sehingga orang mungkin mengembangkan cara merespon stimuli yang terjadi serta merta
akibat adanya stimulis itu, tanpa tujuan fungsional. Eysenck menolak analisis psikodinamik
yang memandang tingkah laku neurotik dikembangkan untuk tujuan mengurangi kecemasan.
Menurutnya, tingkah laku neurotik sering dikembangkan tanpa alasan yang jelas, sering
menjadi kontraproduktif, semakin meningkatkan kecemasan dan bukannya menguranginya

Jika tingkah laku itu diperoleh dari belajar, logikanya tingkah laku itu juga bisa
dihilangkan denagn belajar. Eysenck memilih model terapi tingkah laku, atau metode
menangani tekanan psikologis yang dipusatkan pada pengubahan tingkah laku salahsuai alih-
alih mengembangkan pemahaman mendalam terhadap konflik di dalam jiwa.

1.5 APLIKASI

ASESMEN KEPRIBADIAN

Diantara instrumen-instrumen yang pernah dikembangkannya, ada empat inventori yang


pengaruhnya luas, dalam arti dipakai oleh banyak pakar untuk melakukan penelitian atau untuk
memahami klien, maupun dalam arti menjadi ide untuk mengembangkan tes yang senada.

1. Maudley Personality Inventory (MPI), mengukur E dan N dan korelasi antara keduanya.
2. Eysenck Personality Inventory (EPI), mengukur E dan N secara independen.

3. Eysenck Personality Questionnair (EPQ), mengukur E, N, P, (merupakan revisi dari EPI,


tetapi EPI yang hanya mengukur E dan N masih tetap dipublikasikan).

4. Eysenck Personality Questionnair-Revised (EPQ-R) revisi dari EPQ.

1.6 EVALUASI

Teori Trait faktor dari Eysenck (dan Cattell) merupakan contoh penelitian kepribadian
yang dengan pendekatan yang sangat empirik. Teori itu dikembangkan melalui pengumpulan
data dari responden yang jumlahnya sangat besar, mengkorelasikan skor-skor yang diperoleh,
dilakukan analisis faktor terhadap matriks korelasinya, dan memakai simpulan faktornya
sebagai aspek penting dalam psikologi. Dengan kata lain, teori trait-faktor mendasarkan diri
kepada psikometrik alih-alih penilaian klinik. Beberapa pakar, pada dasarnya telah menyadari
dan meyakini adanya hubungan antara kepribadian dengan sistem neurologis manusia.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Sitawaty Tjiptorini MBA, PSIKOLOGI KEPRIBADIAN I 6


M.PSi
Kritik utama terhadap Eysenck adalah teorinya terlalu sempit. Teori itu hanya
membahas tiga dimensi kepribadian dan hubungannya dengan biologi-syaraf, tanpa
menyinggung topik-topik yang menjadi pusat perhatian pakar psikologi pada umumnya, seperti
motivasi, drives, kemauan, dan impuls. Eysenck menyinggung perkembangan kecemasan,
tetapi tidak membahas perkembangan itu secara luas.

2. Five Factor Model

Apa perbedaan antara istilah Big Five, Five-Factor Model, dan Five-Factor Theory?
Big Five adalah taksonomi kepribadian (seperti hirarki Eysenck). Big Five didapat
melalui prosedur statistik yang disebut analisis faktor. Analisis faktor digunakan untuk
menganalisis bagaimana berbagai karakter kepribadian berkorelasi.

Five Factor Model (FFM) diciptakan oleh Goldberg dan dikaitkan dengan studi tentang
ciri kepribadian.

Five-Factor Theory dirumuskan oleh Robert (Jeff) McCrae dan Paulus Costa. Five-
Factor Theory adalah penjelasan tentang peran Big Five Factor dalam kepribadian.

Apa saja yang termasuk Five Factor Model?

Dimensi Five Factor Model (Goldberg) adalah:


Surgency meliputi trait: talkative, energik, dan tegas.
Agreeableness meliputi trait: simpatik, baik hati, dan hangat.
Conscientiousness meliputi trait: terorganisasi, teliti, dan penuh rencana.
Emotional Stability meliputi trait: kalem, relaks.
Openness to Experience (kadang-kadang disebut Intellect/Imagination),
meliputi trait: memiliki minat luas, imajinatif dan pemikiran mendalam.

Surgency Emotional Conscientiousness Agreeableness Intellect/


Stability imagination
High Sociable Moody Systematic Kind Artistic
Impulsive Anxious Meticulous Helpful Creative
Assertive Unstable Efficient Sympathetic Complex
Low Quiet Calm Disorganized Cold Simple
Restrained Relaxed Careless Rude Shallow
Withdrawn Content Lazy unpleasand Practical

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Sitawaty Tjiptorini MBA, PSIKOLOGI KEPRIBADIAN I 7


M.PSi
Raymond Cattell

Ahli teori Ciri Raymond Cattell mengurangi banyaknya ciri kepribadian utama dari Awal
Allport's daftar (di) atas 4,000 hingga [menuju] ke 171,3 kebanyakan dengan penghapusan ciri
luar biasa dan mengkombinasikan karakteristik umum. Berikutnya, Cattell menilai suatu contoh
besar individu untuk ciri berbeda 171 ini. Kemudian, menggunakan suatu teknik statistik
mengenal sebagai analisis faktor, ia mengenali terminologi berhubungan erat dan secepatnya
mengurangi menurunkan daftar nya [hanya;baru saja] 16 ciri kepribadian kunci. Menurut
Cattell, ini 16 ciri adalah sumber dari semua kepribadian manusia. Ia juga mengembang;kan
salah satu [dari] paling secara luas menggunakan penilaian kepribadian mengenal sebagai
yang Enambelas Daftar pertanyaan Faktor Kepribadian ( 16Pf).

Kedua-Duanya Teori Eysenck's Dan Cattell's menjadi pokok riset. Beberapa ahli teori
percaya bahwa Cattell terlalu banyak ciri, Eysenck terlalu sedikit. Hasilnya, suatu teori ciri baru
dikenal sebagai "Lima Besar" muncul. This five-Factor Model kepribadian menghadirkan lima
ciri inti yang saling berhubungan untuk membentuk kepribadian manusia.

Lima kategori pada umumnya diuraikan sebagai berikut:


1. Extraversion: Ciri ini meliputi karakteristik seperti sifat dapat dirangsang, keramahan, banyak
bicara, ketegasan, dan sejumlah ekspresi emosional.

2. Dapat disetujui: Dimensi Kepribadian ini meliputi atribut seperti kepercayaan, azas
mengutamakan orang lain, kebaikan, kasih sayang, dan lain prosocial perilaku.

3. Ketelitian: dimensi ini meliputi tingkat keprihatinan tinggi dengan dorongan/gerakan


mengendalikan dan perilaku goal-directed. Mereka yang tinggi tingkat ketelitian cenderung
untuk terorganisir dan ingat akan detil.

4. Neuroticism: Individu tinggi ciri ini cenderung mengalami ketidakstabilan emosional,


ketertarikan, kemurungan, sifat lekas marah, dan kesedihan.

5. Keterbukaan: Ciri ini menonjolkan karakteristik seperti imajinasi dan pengertian yang
mendalam, dan mereka yang tinggi ciri ini juga cenderung mempunyai minat yang luas.

Raymond Bernard Cattell lahir di Staffordshire, inggris pada tahun 1905 dan
menyelesaikan pendidikan di inggris. Ia mendapatkan gelar B.Sc dari Universitas London pada
tahun 1924 dalam bidang kimia, dan P.Hd dalam bidang psikologi dibawah bimbingan
Spearmandi institut yang sama pada tahun 1929.
Dalam diri Raymond Cattell kita menemukan sosok seorang peneliti yang minat
besarnya pada metode-metode kualitatif tidak mempersempit spektrum perhatiannya terhadap
data dan masalah-masalah psikologis. Ia menaruh perhatian pada penemuan peneliti yang
menggunakan metode-metode penelitian lainya, meskipun intisari pandangan didasarkan pada
hasil-hasil analisis faktor karena dari sinilah ia mendapatkan variabel-variabel yang di anggap
sangat penting untuk menerangkan tingkah laku manusia. Kemampuan menerjemahkan ide-ide
psikoligis kedalam rumusan-rumusan matematis yang jelas, akan tetapi dari sekalian teoritikus
yang dibicarakan dalam buku ini, mungkin Cattell paling menyerupai Henry Murray.
Kedua teoritikus itu sangat menekankan konstruk-konstruk motivasi : Murray menyebut
“needs” atau kebutuhan-kebutuhan, sedangkan Cattell menyebut “dynamic traits” atau sifat-sifat
dinamik; keduanya banyak menggunakan perumusan psikoanalitis.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Sitawaty Tjiptorini MBA, PSIKOLOGI KEPRIBADIAN I 8


M.PSi
Sama semua teoritikus lain yang menekankan metode analisis faktor, Cattell sangat
berhutang budi pada karya rintisan Spearman dan pengembangan-pengembangan luas yang
dilakukan oleh Thurstone, dalam menelusuri dimensi-dimensi yang mendasari tingkah laku dan
penekanannya pada self- regarding sentimen ( dorongan untuk mempertahankan harga diri ).
Dalam jangka 40 tahun, Cattell telah menerbitkan buku-buku dan artikel-artikel dala jumlah
yang menakjubkan, meliputi tidak hanya dalam bidang penelitian kepribadian dan pengukuran
jiwa ( mental measurement) tetapi juga dalam topik-topik dalam bidang-bidang dari psikologi
eksperimental, psikologi sosial dan ilmu genetika manusia.
Pandangan sekilas tentang perkembangan berbagai minat Cattell dalam bidang
psikologi dapat diperoleh dari 62 makalah yang dikumpulkan dalam personality and social
psychology( 1964 ). Cattell adalah juga pencipta banyak tes psikologi, termasuk The culture
free test of intelegence ( 1944 ), The O-A pesonality test batter (1954), dan The 16 pesonality
factor questionnaire ( bersama D.R Saunders dan G.F. Stice,1950 )

Hakikat Kepribadian: Struktur Sifat-sifat


Sistem konstruk-konstruk yang dikemukakan Cattell merupakan salah satu dari yang
paling kompleks dari teori yang kita bahas dalam buku ini. Akan tetapi keadaan ini oleh Cattell
hanya dianggap sebagai keadaan sementara, sebagaimana terungkap dari kutipan berikut:
“pengetahuan kami tenyang psikologi dinamik sebagian besar berasal dari metode klinis dan
metode naturalistik dan baru yang kedua berasal dari eksperimen terkontrol, sedangkan dalam
proses penempatan pada sebuah basis yang lebih kokoh dengan memakai metode-metode
statistikyang lebih canggih”
Cattell melihat kepribadian sebagai suatu struktur sifat-sifat (traits) yang komleks dan
terdiferensiasi, yang motivasinya sebagai besar tergantung pada salah satu gugus dari sifat-
sifat ini, yang disebut dinamic traits atau sifat-sifat dinamik.
Sifat-sifat
Sifat merupakan yang terpenting dari sekalian konsep Cattell. Sifat adalah suatu “
struktur mental” , suatu penyimpulan yang didasarkan pada tingkah-laku yang dapat di
observasi untuk menjelaskan keteraturan atau regularitas dan ketetapan atau konsisten dalam
tingkah laku ini.
Cattell menyatakan bahwa jika sifat-sifat campuran memang harus merupakan hasil
campuran dari kedua faktor ini, maka sekurang-kurangnya ada kemungkinan bahwa sifat-sifat
sumber dapat dibagi atas sifat-sifat yang merupakan hasil pengaruh hereditas, dan sifat-sifat
yang berasal dari faktor-faktor lingkungan.

Sifat-sifat Abilitas dan Temperamen


Dalam pandangan Cattell, ada tiga sumber data utama tentang keptibadian, yakni: life
record atau catatan riwayat hidup atau data –L; self-rating queslionncire atau kuesioner
penelitian-diri atau data-Q; dan objective test atau tes objektif atau data-T.
Hal penting yang menetukan hasil analisis faktor adalah titik tolaknya, yakni variabel-veriabel
permukaan dengan mana seorang peneliti mulai, dan Cattell sangat menekankan pentingnya
mentepkan sampel yang memadai dari seluruh bidang kepribadian pada awal penelitian
penjajakan.
Faktor-faktor kepribadian utama oleh Cattell dipandang terdapat secara mantap baik
pada data-L maupun data-Q perlu dicatat bahwa banyak dari nama-nama faktor
mengambarkan kegemaran khas Cattell untuk menciptakan istilah-istilah baru,
Parmia,Premsia,Autin.
Tentang kepribadian Cattell memberikan definisi yang sangat umum yaitu bahwa
kepribadian adalah sesuatu yang memungkinkan prediksi tentang apa yang akan dikerjakan
seseorang dalam situasi tertentu. Cattell melihat kepribadian sebagai suatu struktur sifat-sifat

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Sitawaty Tjiptorini MBA, PSIKOLOGI KEPRIBADIAN I 9


M.PSi
yang kompleks dan terdiferensiasi yang motivasinya sebagian besar tergantung pada salah
satu gugus dari sifat-sifat ini, yang disebut sifat-sifat dinamik.
 
Contoh: Faktor data-T, (T) 24, Kecemasan”
muatan pengukuran
Kesediaan untuk mengakui kelemahan-kelemahan biasa.
Kecendrungan untuk setuju.
Sifat rendah hati dalam melakukan perbuatan yang belum pernah dicoba.
Sifat keras serba mencari kesalahan yang tertinggi.
Sedikit kegemaran terhadap bacaan yang patut dipertanyakan.
Emosionalitas yang tinggi dalam menyatakan pendapat.
Banyak simtom ketegangan kecemasan yang tertahan.
 
Cattell berpendapat bahwa sebagian dari langkah kecocokan antar sumber-sumber
data mungkin hanya berati bahwa pendekatan-pendekatan pengukuran yang berbeda
mengambil sampel data pada tingkat generalitas yang berlainan, akibatnya kesesuaian satu-
lawan –satu antar faktor tidak berhasil ditemukan, sebaliknya hanya terdapat kecocokan antar
tingkat pada taraf sedang.
Persamaan Spesifikasi
Andaikan orang bisa menggambarkan kepribadian berdasarkan abilitas, temperamen,
dan bermacam-macam sifat lainnya, untuk memprediksi respon seorang individu dalam suatu
situasi khusus tertentu. Atau dalam dunia akademik, sebuah persamaan sepesifikasi dapat
dikembangkan untuk memprediksi prestasi akademik berdasarkan variabel-veriabel abilitas dan
keperibadian ( bdk,Cattell dan Butcher,1968 )
Sifat-sifat Dinamis
Dalam sistem Cattellada 3 macam sifat-sifat dinamik yang penting yakni, sikap, Erg dan
sentimen. Erg kira-kira serupa dengan dorongan-dorongan biologis, sedangkan sentimen
serupa dengan struktur-struktur sikap yang dipelajari. Sikap. Bagi Cattell, sikap adalah variabel
dinamik yang menjelma, ungkapan struktur dinamik dasar yang dapat diamati, dari mana erg
dan sintimen serta hubungannya satu sama lain dapat disimpulkan. Intensitas tertentu untuk
melakukan serangkaian tindakan terhadap suatu objek. Jadi, “saya ingin sekali mengawini
seorang wanita” menunjukan suatu intensitas minat (“ingin sekali”) untuk melakukan suatu
tindakan (“kawin”) terhadap suatu objek (“seorang wanita”).
Erg. Secara sangat sederhana, erg adalah suatu sifat sumber yang ditentukan oleh
pengaruh konstitusi dan dinamik. Tekanan yang luar biasa pada motivasi energik
mencerminkan keyakinannya bahwa faktor-faktor hereditas tingkah laku telah diremehkan oleh
para psikolog amerika masa kini.
Sentimen. Sentimen adalah sifat sumber dinamik yang dibentuk oleh lingkungan. Jadi,
sentimen sama dengan Erg, kecuali bahwa sentimen adalah akibat pengaruh faktor-faktor
pengalaman dan sosio-kultural, bukan faktor-faktor konstitusi. Dari divinisi maupun pemakaian
konsep sangat sesuai dengan konsep serupa dalam teori McDougall, yang juga disebut
sentimen.
Dalam pandangan Cattell, sentimen cendrung terorganisasi sekitar objek-objek budaya
yang penting, seperti pranata-pranata sosial atau tokoh-tokoh. Ke arah mana berbagai
konstelasi sikap yang rumit tumbuh dan terfokus selama pengalaman hidup individu.
Kisi-kisi Dinamika. (dinamic traits) saling berhubungan dalam satu pola subsidiation
(Cattell meminjam istilah tersebut dari Murray). Hal ini berati bahwa unsur-unsur tertentu
bersifat subsider terhadap unsur-unsur lainnya, atau berfungsi sebagai sarana bagi tercapainya
tujuan dari unsur-unsur lainnya itu. Jalur-jalur yang beraneka ragam dan tumpang tindih antara
erg dan sentiman serat sikap-sikap yang di ungkapnnya ini merupan dasar untuk menyimpulkan
erg dari sentimen. Apabila kita amati bahwa sekumpulan sikap tertentu cenderung berlainan

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Sitawaty Tjiptorini MBA, PSIKOLOGI KEPRIBADIAN I 10


M.PSi
dalam hal kekuatan antara orang yang satu dengan yang lain, atau dalam diri seseorang dari
waktu ke waktu, maka kita dapat menyimpulkan adanya suatu struktur erg atau sentimen yang
mendasarinya.
Diri. Diri ( self)  merupakan salah satu sentiman, tetapi yang istimewa yang penting,
karena hampir semua sikap kurang lebih cenderung mencerminkan sentimen-diri. Dalam
beberapa penelitian ( lihat misalnya, Cattell dan Horn,1963) sentimen-sentimen superego dan
sentimen diri ideal yang berhubungan tetapi berbeda itu bahkan juga muncul, Cattell dipandang
memainkan peranan menentukan dalam rangka integrasi kepribadian, dengan saling
menghubungkan pengungkapan dari berbagai erg dan sentimen.
Konflik dan Penyesuaian diri. Cattell telah mengemukakan bahwa suatu cara praktis
untuk menyatakan tingkat konflik yang dimunculkan oleh suatu tindakan tertentu terhadap
seseorang ialah dengan menggunakan persamaan spesifikasi ( specification equation ) yang
menunjukkan  keterlibatan sifat-sifat sumber dinamik orang itu ( erg dan sentimen ) dalam
tindakan tersebut. Misalnya minat pemuda untuk kawin memiliki persamaan spesifikasi erg
seks, sifat suka berteman, dan rasa ingin tahuannya; ia berfikir bahwa orang tuanya akan
merestui dan hal itu akan berpengaruh baik bagi harga dirinya.
Pemecahan teoritis yang dikemukakan Cattell ialah membagi situasi ( dan indeks-indeks
situasi dari unsur-unsur yang teletak pada belakan persamaan ) menjadi dua komponen;
komponen pertama menunjukan stimulasi pokok, (focal stimulus),yakni aspek situasi yang
direspon secara langsung oleh orang yang bersangkutan, sedangkan komponen lainnya
menunjukan kondisi-kondisi latar belakang(background conditions) ,yang menetukan keadaan
organisme pada saat sedang berlangsung. Kondisi-kondisi latar belakang ini memainkan
peranan formal modulator-modulator,yang untuk sementara waktu mengubah makna psikologis
sesuai secara sistematis, sehingga respon individu bisa berubah.

Perkembangan Kepribadian
Perkembangan kepribadian pada taraf deskriptif semata-mata, dengan memetakan
perubahan struktur-struktur kepribadian selama kehidupan seseorang. Dalam penelitian-
penelitian tentang temperamen dan sifat dinamik, Cattelldean kawan-kawannya telah
mengadakan penelitian analisis faktor pada tingkat orang dewasa dan kanak-kanak, dalam
rangka mengembangkan alat-alat yang mampu mengukur faktor-faktor kepribadian yang sama
pada usia yang berberda-beda.
Cattell telah mengemukakan bahwa salah satu cara untuk mengatasi kesulitan ini ialah
melakukan penelitian-penelitian perantara terhadap kelompok-kelompok usia menengah; maka,
dibandingkannyalah versi orang dewasa dan versi anak berusia 11 tahun dari koesioner
kepribadian yang dianalisis faktor secara terpisah dengan memberikan kedua-duanya kepada
kelompok menengah yang berusia 16 tahun(Cattell dan Beloff, 1953).
Cattell telah membahas bukti akan adanya kecendrungan-kecendrungan akibat
pengaruh usia pada berbagai faktor temperamen, seperti misalnya meningkatkan H
( petualang) C ( kekuatan ego) serta menurunkan O ( kecenderungan merasa salah) dan L
( kecurigaan) antara usia 11 sampai 23 tahun ( Sealy dan Cattell,1966).
 
Analisa Hereditas dan Lingkungan
Selama beberapa tahun , Cattell sangat tertarik menyelidiki bobot relatif pengaruh genetik dan
pengaruh lingkungan terhadap sifat-sifat sumber. Untuk mengembangkan suatu metode yang
dinamakannya Analisis Verians Abstrak Ganda ( Multiple Abstact Variance Analysis). Cattell
menginterpretasikan ini sebagai bukti apa yang disebut Hukum pemaksaan kearah terata
biososial yakni suatu kecenderuangan dari pengaruh-pengaruh lingkungan untuk secara
sistematis melawan munculnya variasi genetik.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Sitawaty Tjiptorini MBA, PSIKOLOGI KEPRIBADIAN I 11


M.PSi
Belajar
Cattell membedakansekurang-kurangnya tiga jenis belajar yang memainkan peranan
penting dalam perkembangan kepribadian. Dua yang pertama adalah pengkondisian klasik
(clasical conditional )dan pengkondisian instrumenal/ operan ( instrumental
conditioning/operant) dari psikolog eksperimen yang sudah terkenal luas.
Jenis belajar yang ketiga dinamakan integration learning jenis belajar ini pada dasarnya
merupakan sejenis belajar instrumental yang lebih canggih. Menurut Cattell, personality
learning paling tepat dilukiskan sebagai suatu perubahan berdimensi ganda sebagai respon
terhadap pengalaman dalam situasi yang berdimensi ganda, personality learning secara empiris
ialah melalui prosedur yang disebut analisis jalan penyesuaian diri ( adjustment path analysis).

Integrasi antara pematangan dan belajar


Cattell mencoba memadukan perubahan-perubahan kepribadian yang disebabkan oleh
pengaruh-pengaruh lingkungan dan pematangan yang memiliki dasar genetik kedalam bagian
teoretis( Cattell,1973b) istilah treptik yang disebabkan oleh agen-agen yang bersifat eksternal
seperti stimulasi,dietobat-obatan dan sebagainya. Tujuannya adalah membagi atau
membedakan kurva-kurva perubahan perkembangan berbagai sifat kedalam komponen-
komponen genetik dan treptik.

Konteks Sosial
Memusatkan perhatian pada individu dalam interaksi dengan lignkungan dekat mereka.
Pada bagian ini kita akan meninggalkan pembatasan itu dan meninjau usaha-usaha yang telah
dilakukan Cattell untuk memberikan tekanan yang memadai pada faktor-faktor pembentuk
tingkah laku yang bersifat sosiokultural. Ada banyak peranan sosial yang dapat berperan
sebagai sumber yang membentuk atau mempengaruhi kepribadian namun yang peling penting
ialah keluarga. Disamping sumber pengaruh utama ini, ada pun pranata-pranata lain yang
peranannya patut dipertimbangkan, seperti pekerjaan, sekolah,kelompok sebaya, agama, partai
politk,dan bangsa. Ternyata analisis faktor memainkan peranan yang sama
menentukannyadalam mendeskripsikan kepribadian individu.

 
DAFTAR PUSTAKA:

Alwisol. 2006. Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press

Boeree, George. C., Dr. 2006. Personality Theories. Jogjakarta: Prisma Sophie

Srivastava, S. ([ this year ]). Measuring the Big Five Personality Factors. Retrieved [October
12th, 2009] from http://www.uoregon.edu/~sanjay/bigfive.html

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Sitawaty Tjiptorini MBA, PSIKOLOGI KEPRIBADIAN I 12


M.PSi

Anda mungkin juga menyukai