Hans Eysenck lahir di Jerman pada tanggal 4 Maret 1916. Ayahnya adalah seorang
aktor dan bercerai dengan ibunya saat dia baru berusia 2 tahun. Eysenck kemudian dirawat
oleh neneknya. Dia hidup bersama neneknya sampai usia 18 tahun, ketika Nazi mulai
berkuasa. Sebagai seorang simpatisan Yahudi, terang saja kehidupannya terancam.
Dia kemudian pindah ke Inggris guna melanjutkan pendidikanya. Dia menerima gelar
doktor di bidang psikologi dari University of London tahun 1940. Selama Perang Dunia II, dia
bekerja sebagai psikolog di bagian gawat darurat perang. Di sinilah dia melakukan penelitian
tentang kevalidan diagnosis-diagnosis psikiatri. Hasil penelitian inilah yang kemudian
membuatnya sangat menentang psikologi klinik sepanjang kariernya.
Setelah Perang usai, dia mengajar di University of London dan menjadi ketua bagian
psikologi pada The Institute of Psychiatry di Bethlehem Royal Hospital. Karena dia telah
menulis 75 buku dan sekitar 700 artikel, tidak salah kalau dia merupakan salah satu penulis
psikologi paling terpandang. Eysenck pensiun tahun 1983 dan terus berkarya sampai dia
meninggal pada tanggal 4 September 1997.
Kepribadian sebagai organisasi tingkah laku oleh Eysenck dipandang memiliki empat
tingkatan hirarkis, beturut-turut dari hirarki yang tinggi ke hirarki yang rendah:
1.2.1 Type Organisasi di dalam individu yang lebih umum. Kumpulan dari trait, yang
mewadahi kombinasi trait dalam suatu dimensi yang luas.
1.2.2 Trait Kumpulan habitual response yang saling berkaitan dan memiliki persamaan
tertentu. Ini adalah disposisi kepribadian yang penting dan permanen.
1.2.3 Habitual Response Specific response yang dilakukan secara berulang – ulang.
Tingkah laku/pikiran yang muncul kembali untuk merespon kejadian yang mirip.
1.2.4 Specific Response Tingkah laku yang secara aktual dapat diamati, yang berfungsi
sebagai respon terhadap suatu kejadian tertentu. Sehingga sangat spesifik.
Eysenck berpendapat dasar umum sifat-sifat kepribadian berasal dari keturunan, dalam
bentuk tipe dan trait. Dia juga berpendapat bahwa semua tingkah laku dipelajari dari
lingkungan. Menurut Eysenck kepribadian adalah keseluruhan pola tingkah laku aktual maupun
potensial dari organisme, sebagaimana ditentukan oleh keturunan dan lingkungan. Eysenck
menemukan dan mengelaborasikan tiga tipe tanpa menyatakan secara eksplisit peluang untuk
menemukan dimensi yang lain pada masa yang akan datang. Masing-masing tipe merupakan
kumpulan dari 9 trait, sehingga semuanya ada 27 trait.
Neurotitisme dan Psikotisme itu bukan sifat patologis, walaupun tentu individu yang
mengalami gangguan akan memperoleh skor yang ekstrim. Tiga dimensi itu adalah bagian
normal dari struktur kepribadian. Semuanya bersifat bipolar; ekstraversi lawannya introversi,
neurotisisme lawannya stabilita, dan psikotisme lawannya fungsi superego. Semua orang
berada dalam rentangan bipolar itu mengikuti kurva normal, artinya sebagian besar orang
berada ditengah-tengah polarisasi, dan semakin mendekati titik ekstrim, jumlahnya semakin
sedikit.
1.3.1 Ekstraversi (E) Konsep Eysenck mengenai ekstraversi mempunyai sembilan sifat
sebagaimana ditunjukkan oleh trait - trait di bawahnya:
- Sociable
- Lively
- Active
- Assertive
- sensation seeking
- carefree
- dominance
- surgent
- venture some
- Anxious
- Depressed
- Guilt feeling
- Low self esteem
- Tension
- Irrational
- Shy
- Moody
- Emotional
Dasar biologis dari neurotisisme adalah kepekaan reaksi sistem syaraf otonom
(ANS=Automatic Nervous Reactivity). Orang yang kepekaan ANS-nya tinggi, pada kondisi
lingkungan wajar sekalipun sudah merespon secara emosional sehingga mudah
mengembangkan gangguan neurotik. Neurotisisme dan ekstraversi dapat digabung dalam
bentuk hubungan CAL dan ANS, dan dalam bentuk garis absis ordinat. Kedudukan setiap orang
pada bidang dua dimensi itu tergantung kepada tingkat ekstraversi dan neurotisismenya. Pada
gambar 11, A adalah orang introvert-neurotik (ekstrim introvers dan ekstrim neurotisisme) atau
orang yang memiliki CAL tinggi dan ANS tinggi. Orang itu cenderung memiliki simpton-simpton
kecemasan, depresi, fobia, dan obsesif-kompulsif, yang oleh Eysenck disebut mengidap
gangguan psikis tingkat pertama (disorders of the first kind). B adalah orang ekstravers-neurotik
atau orang yang memiliki CAL rendah dan ANS tinggi. Orang itu cenderung psikopatik, kriminal
dan delingkuen, atau mengidap gangguan psikis tingkat kedua (disorders of the second kind). C
adalah orang normal yang introvers; tenang, berfikir mendalam, dapat dipercaya. D adalah
orang yang normal-ekstravers; riang, responsif, senamg bicara/bergaul.
Subyek
(C) Introver-Stabilita Tinggi Rendah Normal introvers
(A) Introver-Neurotik Tinggi Tinggi Gangguan psikis tingkat pertama
(D) Ekstravers-Stabilitas Rendah Rendah Normal ekstravers
(B) Ekstraver-Neurotik Rendah Tinggi Gangguan psikis tingkat kedua
Orang yang variabel psikotismenya tinggi tidak harus psikotik, tetapi mereka
mempunyai predisposisi untuk mengidap stress dan mengembangkan gangguan
psikotik. Pada masa orang hanya mengalami stress yang rendah, skor P yang tinggi
mungkin masih bisa berfungsi normal, tetapi ketika mengalami stress yang berat, orang
menjadi psikotik yang ketika stress yang berat itu sudah lewat fungsi normal kepribadian
sulit untuk diraih kembali.
Menurut Eysenck dan Gudjonsson, ada korelasi negatif antara androgen (testoterone)
dengan CAL. Androgen dihasilkan oleh kelenjar adrenal kelamin laki-laki (testis) dan
kelenjal adrenal perempuan (ovarium). Semakin tinggi androgen anak, semakin rendah
CAL. Akibatnya muncul sifat-sifat maskulinitas, seperti tingkah laku agresi. Secara
hipotesis, hormon androgen menjadi mediator hubungan antara CAL yang rendah
dengan kriminalitas.
Teori kepribadian Eysenck menekankan peran herediter sebagai faktor penentu dalam
perolehan trait ekstraversi, neurotisisme, dan psikotisisme (juga kecerdasan). Sebagian
didasarkan pada bukti hubungan korelasional antara aspek-aspek biologis, seperti CAL dan
ANS dengan dimensi-dimensi kepribadian.
Eysenck juga berpendapat, bahwa semua tingkah laku yang tampak –tingkah laku pada
hirarki kebiasaan dan respon spesifik- semuanya (termasuk tingkah laku neurosis) dipelajari
dari lingkungan. Eysenck berpendapat inti fenomena neurotis adalah reaksi takut yang dipelajari
(terkondisikan). Hal itu terjadi manakala satu atau dua stimulus netral diikuti dengan perasaan
sakit/nyeri fisik maupun psikologis. Kalau traumanya sangat keras, dan mengenai seseorang
yang faktor hereditasnya rentan menjadi neurosis, maka bisa jadi cukup satu peristiwa
Menurut Eysenck, stimulus baru begitu saja dapat diikatkan dengan stimulus asli,
sehingga orang mungkin mengembangkan cara merespon stimuli yang terjadi serta merta
akibat adanya stimulis itu, tanpa tujuan fungsional. Eysenck menolak analisis psikodinamik
yang memandang tingkah laku neurotik dikembangkan untuk tujuan mengurangi kecemasan.
Menurutnya, tingkah laku neurotik sering dikembangkan tanpa alasan yang jelas, sering
menjadi kontraproduktif, semakin meningkatkan kecemasan dan bukannya menguranginya
Jika tingkah laku itu diperoleh dari belajar, logikanya tingkah laku itu juga bisa
dihilangkan denagn belajar. Eysenck memilih model terapi tingkah laku, atau metode
menangani tekanan psikologis yang dipusatkan pada pengubahan tingkah laku salahsuai alih-
alih mengembangkan pemahaman mendalam terhadap konflik di dalam jiwa.
1.5 APLIKASI
ASESMEN KEPRIBADIAN
1. Maudley Personality Inventory (MPI), mengukur E dan N dan korelasi antara keduanya.
2. Eysenck Personality Inventory (EPI), mengukur E dan N secara independen.
1.6 EVALUASI
Teori Trait faktor dari Eysenck (dan Cattell) merupakan contoh penelitian kepribadian
yang dengan pendekatan yang sangat empirik. Teori itu dikembangkan melalui pengumpulan
data dari responden yang jumlahnya sangat besar, mengkorelasikan skor-skor yang diperoleh,
dilakukan analisis faktor terhadap matriks korelasinya, dan memakai simpulan faktornya
sebagai aspek penting dalam psikologi. Dengan kata lain, teori trait-faktor mendasarkan diri
kepada psikometrik alih-alih penilaian klinik. Beberapa pakar, pada dasarnya telah menyadari
dan meyakini adanya hubungan antara kepribadian dengan sistem neurologis manusia.
Apa perbedaan antara istilah Big Five, Five-Factor Model, dan Five-Factor Theory?
Big Five adalah taksonomi kepribadian (seperti hirarki Eysenck). Big Five didapat
melalui prosedur statistik yang disebut analisis faktor. Analisis faktor digunakan untuk
menganalisis bagaimana berbagai karakter kepribadian berkorelasi.
Five Factor Model (FFM) diciptakan oleh Goldberg dan dikaitkan dengan studi tentang
ciri kepribadian.
Five-Factor Theory dirumuskan oleh Robert (Jeff) McCrae dan Paulus Costa. Five-
Factor Theory adalah penjelasan tentang peran Big Five Factor dalam kepribadian.
Ahli teori Ciri Raymond Cattell mengurangi banyaknya ciri kepribadian utama dari Awal
Allport's daftar (di) atas 4,000 hingga [menuju] ke 171,3 kebanyakan dengan penghapusan ciri
luar biasa dan mengkombinasikan karakteristik umum. Berikutnya, Cattell menilai suatu contoh
besar individu untuk ciri berbeda 171 ini. Kemudian, menggunakan suatu teknik statistik
mengenal sebagai analisis faktor, ia mengenali terminologi berhubungan erat dan secepatnya
mengurangi menurunkan daftar nya [hanya;baru saja] 16 ciri kepribadian kunci. Menurut
Cattell, ini 16 ciri adalah sumber dari semua kepribadian manusia. Ia juga mengembang;kan
salah satu [dari] paling secara luas menggunakan penilaian kepribadian mengenal sebagai
yang Enambelas Daftar pertanyaan Faktor Kepribadian ( 16Pf).
Kedua-Duanya Teori Eysenck's Dan Cattell's menjadi pokok riset. Beberapa ahli teori
percaya bahwa Cattell terlalu banyak ciri, Eysenck terlalu sedikit. Hasilnya, suatu teori ciri baru
dikenal sebagai "Lima Besar" muncul. This five-Factor Model kepribadian menghadirkan lima
ciri inti yang saling berhubungan untuk membentuk kepribadian manusia.
2. Dapat disetujui: Dimensi Kepribadian ini meliputi atribut seperti kepercayaan, azas
mengutamakan orang lain, kebaikan, kasih sayang, dan lain prosocial perilaku.
5. Keterbukaan: Ciri ini menonjolkan karakteristik seperti imajinasi dan pengertian yang
mendalam, dan mereka yang tinggi ciri ini juga cenderung mempunyai minat yang luas.
Raymond Bernard Cattell lahir di Staffordshire, inggris pada tahun 1905 dan
menyelesaikan pendidikan di inggris. Ia mendapatkan gelar B.Sc dari Universitas London pada
tahun 1924 dalam bidang kimia, dan P.Hd dalam bidang psikologi dibawah bimbingan
Spearmandi institut yang sama pada tahun 1929.
Dalam diri Raymond Cattell kita menemukan sosok seorang peneliti yang minat
besarnya pada metode-metode kualitatif tidak mempersempit spektrum perhatiannya terhadap
data dan masalah-masalah psikologis. Ia menaruh perhatian pada penemuan peneliti yang
menggunakan metode-metode penelitian lainya, meskipun intisari pandangan didasarkan pada
hasil-hasil analisis faktor karena dari sinilah ia mendapatkan variabel-variabel yang di anggap
sangat penting untuk menerangkan tingkah laku manusia. Kemampuan menerjemahkan ide-ide
psikoligis kedalam rumusan-rumusan matematis yang jelas, akan tetapi dari sekalian teoritikus
yang dibicarakan dalam buku ini, mungkin Cattell paling menyerupai Henry Murray.
Kedua teoritikus itu sangat menekankan konstruk-konstruk motivasi : Murray menyebut
“needs” atau kebutuhan-kebutuhan, sedangkan Cattell menyebut “dynamic traits” atau sifat-sifat
dinamik; keduanya banyak menggunakan perumusan psikoanalitis.
Perkembangan Kepribadian
Perkembangan kepribadian pada taraf deskriptif semata-mata, dengan memetakan
perubahan struktur-struktur kepribadian selama kehidupan seseorang. Dalam penelitian-
penelitian tentang temperamen dan sifat dinamik, Cattelldean kawan-kawannya telah
mengadakan penelitian analisis faktor pada tingkat orang dewasa dan kanak-kanak, dalam
rangka mengembangkan alat-alat yang mampu mengukur faktor-faktor kepribadian yang sama
pada usia yang berberda-beda.
Cattell telah mengemukakan bahwa salah satu cara untuk mengatasi kesulitan ini ialah
melakukan penelitian-penelitian perantara terhadap kelompok-kelompok usia menengah; maka,
dibandingkannyalah versi orang dewasa dan versi anak berusia 11 tahun dari koesioner
kepribadian yang dianalisis faktor secara terpisah dengan memberikan kedua-duanya kepada
kelompok menengah yang berusia 16 tahun(Cattell dan Beloff, 1953).
Cattell telah membahas bukti akan adanya kecendrungan-kecendrungan akibat
pengaruh usia pada berbagai faktor temperamen, seperti misalnya meningkatkan H
( petualang) C ( kekuatan ego) serta menurunkan O ( kecenderungan merasa salah) dan L
( kecurigaan) antara usia 11 sampai 23 tahun ( Sealy dan Cattell,1966).
Analisa Hereditas dan Lingkungan
Selama beberapa tahun , Cattell sangat tertarik menyelidiki bobot relatif pengaruh genetik dan
pengaruh lingkungan terhadap sifat-sifat sumber. Untuk mengembangkan suatu metode yang
dinamakannya Analisis Verians Abstrak Ganda ( Multiple Abstact Variance Analysis). Cattell
menginterpretasikan ini sebagai bukti apa yang disebut Hukum pemaksaan kearah terata
biososial yakni suatu kecenderuangan dari pengaruh-pengaruh lingkungan untuk secara
sistematis melawan munculnya variasi genetik.
Konteks Sosial
Memusatkan perhatian pada individu dalam interaksi dengan lignkungan dekat mereka.
Pada bagian ini kita akan meninggalkan pembatasan itu dan meninjau usaha-usaha yang telah
dilakukan Cattell untuk memberikan tekanan yang memadai pada faktor-faktor pembentuk
tingkah laku yang bersifat sosiokultural. Ada banyak peranan sosial yang dapat berperan
sebagai sumber yang membentuk atau mempengaruhi kepribadian namun yang peling penting
ialah keluarga. Disamping sumber pengaruh utama ini, ada pun pranata-pranata lain yang
peranannya patut dipertimbangkan, seperti pekerjaan, sekolah,kelompok sebaya, agama, partai
politk,dan bangsa. Ternyata analisis faktor memainkan peranan yang sama
menentukannyadalam mendeskripsikan kepribadian individu.
DAFTAR PUSTAKA:
Boeree, George. C., Dr. 2006. Personality Theories. Jogjakarta: Prisma Sophie
Srivastava, S. ([ this year ]). Measuring the Big Five Personality Factors. Retrieved [October
12th, 2009] from http://www.uoregon.edu/~sanjay/bigfive.html