Sebuah Pengantar
Deskripsi Mata Kuliah
• Mata kuliah Interaksi Sosial ini bertujuan mengembangkan pemahaman
mahasiswa mengenai konsep dan teori dasar psikologi sosial yang berkaitan
dengan proses sosial dalam interaksi antarmanusia. Mahasiswa akan dikenalkan
pada berbagai macam konsep dan teori yang berkaitan dengan interaksi
antarmanusia, seperti perilaku prososial, ketertarikan (attraction) dan close
relationship, prasangka dan diskriminasi, serta perilaku agresi. Mahasiswa juga
akan mengeksplorasi fungsi bahasa dan proses komunikasi dalam hubungan
antarmanusia. Selain itu, mata kuliah ini mengenalkan mahasiswa pada isu-isu
kontemporer dalam riset-riset psikologi sosial, khususnya mengenai persoalan
epistemologis dalam penelitian-penelitian psikologi sosial.
Capaian Pembelajaran
• Mendemonstrasikan pemahaman mengenai konsep dan teori utama interaksi
sosial antar manusia, seperti perilaku agresi, perilaku prososial serta ketertarikan
(attraction) dan close relationship.
• Menjelaskan proses terjadinya perilaku diskriminasi dan bentuk-bentuknya, serta
prasangka.
• Menjelaskan peran bahasa dan komunikasi non-verbal dalam interaksi
antarmanusia.
• Menunjukkan pemahaman mengenai isu-isu kontemporer dalam psikologi sosial.
Pokok Bahasan
• Pengaruh kehadiran orang lain terhadap psikologis individu
• Proses interpersonal dan perilaku individu dalam interaksi sosial beserta basis fisiologisnya
• Proses kognitif, motivasional dan behavioral dalam proses interpersonal
• Bahasa dan komunikasi
• Close relationship: Ketertarikan dan memulai membangun hubungan
• Close relationship: membangun dan memelihara close relationship
• Close relationship: Konflik, mengakhiri hubungan dan rekonsiliasi)
• Perilaku prososial: Mengapa dan kapan prososial muncul
• Perilaku prososial: Peran norma, nilai, motivasi serta respon indovidu
• Agresi:Teori dan pengukurannya
• Agresi: elemen agresi
• Perilaku diskriminatif dan prasangka
• Isu-isu komtemporer dalam kajian interaksi sosial
Metode Pembelajaran
• Pembelajaran jarak jauh sinkron (dengan video
conference melalui Zoom, Google Meet, Big Blue
Button, atau yang lainnya).
Pertemuan 1-8
MK INTERAKSI SOSIAL
Pertemuan 2
Departemen Psikologi Kepribadian dan Sosial
Rizqy Amelia Zein – Interaksi Sosial
Interaksi, keniscayaan?
• Kita menghabiskan rata-rata 2/3 waktu kita dalam sehari dengan merasakan
kehadiran orang lain
• Fungsi kognitif, afektif bahkan perilaku kita secara fundamental dipengaruhi oleh
relasi interpersonal
• “…humans and their brains and minds are shaped, and normally function, in
continuous interaction with other people” (Hari & Kujala 2009)
• …our”selves“ including our values, disposition, and behavioural tendencies – are
shaped by our interpersonal relation… (Reis & Rusbult 2004)
• Kita semua pasti pernah memiliki pengalaman dan cukup terampil dalam
membangun relasi interpersonal/melakukan interaksi dengan orang lain
Rizqy Amelia Zein – Interaksi Sosial
…cont’d
• Mempelajari interaksi sosial berarti mempelajari…
– Bagaimana memulai membangun relasi dengan orang lain
– Bagaimana menyikapi konflik yang terjadi dalam relasi interpersonal
– Bagaimana meresolusi konflik dan melakukan rekonsiliasi, termasuk
• Bagaimana melakukan kompromi
• Dengan…
– Orangtua
– Teman sebaya
– Tetangga…dll
• Relasi kita dengan orang lain sifatnya interdependen, artinya kita saling
membutuhkan satu sama lain
Rizqy Amelia Zein – Interaksi Sosial
Situasi sosial
• Merasakan kehadiran orang lain dan melakukan interaksi dengan orang
lain.
• Merasakan kehadiran orang lain, tanpa ada interaksi langsung.
• Mengimajinasikan kehadiran orang lain.
– “..not only the physical presence but also the mental image of another person can
affect the state of one’s brain, behavior, and attitude.. (Hari & Kujala 2009)
Rizqy Amelia Zein – Interaksi Sosial
Interacting minds
• Intersubjektivitas: “…implicit understanding of other people’s feelings and aims and
the sharing of a common world..” (Hari & Kujala 2009).
– Meskipun cara manusia mengklasifikasikan dan mengkategorisasikan informasi mengenai dunia
luar cenderung serupa (dan meskipun sumbernya sama – shared experience), persepsi, sikap,
intensi dan makna dari stimuli tersebut dapat bervariasi – realitas intersubjektif.
– Oleh karena itu, cara manusia memandang dunianya sangat dipengaruhi oleh konteks sosialnya.
• Self & others
– Konsep kita mengenai “yang lain” lebih dulu terbentuk daripada konsep diri.
– Dalam titik tertentu, kita membutuhkan “yang lain” untuk mengenali diri sendiri.
– Cara kita memilah antara “kita” dengan “yang lain” adalah melalui proses mentalizing, dimana
kita mampu melihat keterpisahan antara “diri kita” dengan “yang lain” dan menginternalisasi
bahwa “yang lain” memiliki perasaan, belief, intensi, sikap, dll yang independen dari diri kita.
Rizqy Amelia Zein – Interaksi Sosial
…cont’d
• Mentalizing (..cont’d)
– Membuat manusia bisa melakukan perspective taking – membayangkan dirinya seolah-olah
orang lain (walking with the other person) memungkinkan terjadinya social comparison.
– Membentuk empati, pemahaman terhadap humor, gosip, dll.
– Bagian otak yang berperan dalam proses ini adalah CMS (cortical midline structure) yang
merupakan bagian dari medial prefrontal cortex. Bagian otak ini terbentuk utamanya karena
pengaruh konteks sosial-budaya yang membentuk citra seseorang mengenai dirinya dan orang
lain.
• Kelekatan
– Gaya kelekatan: secure, anxious dan avoidant.
– Ventral striatum dan amygdala memiliki pola aktivasi yang berbeda pada orang dengan gaya
kelekatan yang berbeda pula membentuk pola perilaku dan trait yang berbeda pula.
– Affective bonding, selain dipengaruhi oleh kualitas relasi, juga dipengaruhi oleh produksi hormon
oksitosin dan vasopressin.
Rizqy Amelia Zein – Interaksi Sosial
…cont’d
• Komunikasi non-verbal dan proses tak sadar
– Dalam interaksi sosial, manusia dapat saling
‘bertukar’ informasi (sikap, perasaan, dll) yang
sifatnya implisit melalui gestur, postur dan
ekspresi wajah.
– Interaksi sosial yang sifatnya nonverbal meliputi
proses emosi dua-arah (two-way emotions) dan
motor mirroring (akan dibahas dibagian
selanjutnya).
– Dalam proses interaksi, seseorang dapat
mempengaruhi perilaku orang lain secara tak
sadar melalui komunikasi non-verbal
Rizqy Amelia Zein – Interaksi Sosial
Motor mirroring
• Ketika berinteraksi dengan seseorang, mungkin saja kita ‘meniru’ aksi dan intensi
orang lain secara tak sadar melalui proses motor mirroring.
• Pada manusia, bagian otak yang bertanggungjawab pada proses ini disebut MNS
(human Mirror-Neuron System) yang pusatnya ada pada area Broca (left inferior
frontal cortex).
• MNS juga bertanggungjawab atas proses imitasi (proses belajar, dimana sso
mereproduksi secara identik perilaku orang lain) contoh: bayi menirukan ekspresi
wajah orang dewasa.
– MNS dibentuk oleh pengalaman. Meskipun bayi sudah memiliki kapabilitas untuk mereproduksi
stimuli, pada perilaku yang lebih kompleks (misal: makan menggunakan sumpit), MNS
membutuhkan pengalaman sebelumnya untuk mereproduksi perilaku tsb.
Rizqy Amelia Zein – Interaksi Sosial
Penyimpangan fisiologis
• Spektrum autisme
– Merupakan gangguan perkembangan dengan komponen genetis yang cenderung dominan
sebagai etiologi gangguan.
– Anak dengan spektrum autisme memiliki defisiensi pada fungsi motor mirroring (sistem MNSnya)
sehingga kesulitan untuk mereproduksi perilaku yang ditampakkan oleh orang lain.
– Anak dengan spektrum autisme juga memiliki motivasi yang inadekuat untuk menjalin interaksi
dengan orang lain cenderung menghindar
• Skizofrenia
– Orang dengan gangguan skizofrenik sering melakukan kesalahan interpretasi atas situasi sosial
(dalam berbagai bentuk, termasuk halusinasi dan delusi).
– Pasien psikotik juga mendapati kesulitan dalam membedakan tindakannya sendiri dengan orang
lain.
PROSES INTERPERSONAL DAN
PERILAKU INDIVIDU DALAM
BERINTERAKSI SERTA BASIS
FISIOLOGISNYA
MK Interaksi Sosial
Pertemuan 3
Departemen Psikologi Kepribadian dan Sosial
Rizqy Amelia Zein – Interaksi Sosial
Interaksi, keniscayaan?
• Kita menghabiskan rata-rata 2/3 waktu kita dalam sehari dengan merasakan
kehadiran orang lain
• Fungsi kognitif, afektif bahkan perilaku kita secara fundamental dipengaruhi oleh
relasi interpersonal
• “…humans and their brains and minds are shaped, and normally function, in
continuous interaction with other people” (Hari & Kujala 2009)
• …our”selves“ including our values, disposition, and behavioural tendencies – are
shaped by our interpersonal relation… (Reis & Rusbult 2004)
• Kita semua pasti pernah memiliki pengalaman dan cukup terampil dalam
membangun relasi interpersonal/melakukan interaksi dengan orang lain
Rizqy Amelia Zein – Interaksi Sosial
…cont’d
• Mempelajari interaksi sosial berarti mempelajari…
– Bagaimana memulai membangun relasi dengan orang lain
– Bagaimana menyikapi konflik yang terjadi dalam relasi interpersonal
– Bagaimana meresolusi konflik dan melakukan rekonsiliasi, termasuk
• Bagaimana melakukan kompromi
• Dengan…
– Orangtua
– Teman sebaya
– Tetangga…dll
• Relasi kita dengan orang lain sifatnya interdependen, artinya kita saling
membutuhkan satu sama lain
Rizqy Amelia Zein – Interaksi Sosial
Situasi sosial
• Merasakan kehadiran orang lain dan melakukan interaksi dengan orang
lain.
• Merasakan kehadiran orang lain, tanpa ada interaksi langsung.
• Mengimajinasikan kehadiran orang lain.
– “..not only the physical presence but also the mental image of another person can
affect the state of one’s brain, behavior, and attitude.. (Hari & Kujala 2009)
Rizqy Amelia Zein – Interaksi Sosial
Interacting minds
• Intersubjektivitas: “…implicit understanding of other people’s feelings and aims and
the sharing of a common world..” (Hari & Kujala 2009).
– Meskipun cara manusia mengklasifikasikan dan mengkategorisasikan informasi mengenai dunia
luar cenderung serupa (dan meskipun sumbernya sama – shared experience), persepsi, sikap,
intensi dan makna dari stimuli tersebut dapat bervariasi – realitas intersubjektif.
– Oleh karena itu, cara manusia memandang dunianya sangat dipengaruhi oleh konteks sosialnya.
• Self & others
– Konsep kita mengenai “yang lain” lebih dulu terbentuk daripada konsep diri.
– Dalam titik tertentu, kita membutuhkan “yang lain” untuk mengenali diri sendiri.
– Cara kita memilah antara “kita” dengan “yang lain” adalah melalui proses mentalizing, dimana
kita mampu melihat keterpisahan antara “diri kita” dengan “yang lain” dan menginternalisasi
bahwa “yang lain” memiliki perasaan, belief, intensi, sikap, dll yang independen dari diri kita.
Rizqy Amelia Zein – Interaksi Sosial
…cont’d
• Mentalizing (..cont’d)
– Membuat manusia bisa melakukan perspective taking – membayangkan dirinya seolah-olah
orang lain (walking with the other person) memungkinkan terjadinya social comparison.
– Membentuk empati, pemahaman terhadap humor, gosip, dll.
– Bagian otak yang berperan dalam proses ini adalah CMS (cortical midline structure) yang
merupakan bagian dari medial prefrontal cortex. Bagian otak ini terbentuk utamanya karena
pengaruh konteks sosial-budaya yang membentuk citra seseorang mengenai dirinya dan orang
lain.
• Kelekatan
– Gaya kelekatan: secure, anxious dan avoidant.
– Ventral striatum dan amygdala memiliki pola aktivasi yang berbeda pada orang dengan gaya
kelekatan yang berbeda pula membentuk pola perilaku dan trait yang berbeda pula.
– Affective bonding, selain dipengaruhi oleh kualitas relasi, juga dipengaruhi oleh produksi hormon
oksitosin dan vasopressin.
Rizqy Amelia Zein – Interaksi Sosial
…cont’d
• Komunikasi non-verbal dan proses tak sadar
– Dalam interaksi sosial, manusia dapat saling
‘bertukar’ informasi (sikap, perasaan, dll) yang
sifatnya implisit melalui gestur, postur dan
ekspresi wajah.
– Interaksi sosial yang sifatnya nonverbal meliputi
proses emosi dua-arah (two-way emotions) dan
motor mirroring (akan dibahas dibagian
selanjutnya).
– Dalam proses interaksi, seseorang dapat
mempengaruhi perilaku orang lain secara tak
sadar melalui komunikasi non-verbal
Rizqy Amelia Zein – Interaksi Sosial
Motor mirroring
• Ketika berinteraksi dengan seseorang, mungkin saja kita ‘meniru’ aksi dan intensi
orang lain secara tak sadar melalui proses motor mirroring.
• Pada manusia, bagian otak yang bertanggungjawab pada proses ini disebut MNS
(human Mirror-Neuron System) yang pusatnya ada pada area Broca (left inferior
frontal cortex).
• MNS juga bertanggungjawab atas proses imitasi (proses belajar, dimana sso
mereproduksi secara identik perilaku orang lain) contoh: bayi menirukan ekspresi
wajah orang dewasa.
– MNS dibentuk oleh pengalaman. Meskipun bayi sudah memiliki kapabilitas untuk mereproduksi
stimuli, pada perilaku yang lebih kompleks (misal: makan menggunakan sumpit), MNS
membutuhkan pengalaman sebelumnya untuk mereproduksi perilaku tsb.
Rizqy Amelia Zein – Interaksi Sosial
Penyimpangan fisiologis
• Spektrum autisme
– Merupakan gangguan perkembangan dengan komponen genetis yang cenderung dominan
sebagai etiologi gangguan.
– Anak dengan spektrum autisme memiliki defisiensi pada fungsi motor mirroring (sistem MNSnya)
sehingga kesulitan untuk mereproduksi perilaku yang ditampakkan oleh orang lain.
– Anak dengan spektrum autisme juga memiliki motivasi yang inadekuat untuk menjalin interaksi
dengan orang lain cenderung menghindar
• Skizofrenia
– Orang dengan gangguan skizofrenik sering melakukan kesalahan interpretasi atas situasi sosial
(dalam berbagai bentuk, termasuk halusinasi dan delusi).
– Pasien psikotik juga mendapati kesulitan dalam membedakan tindakannya sendiri dengan orang
lain.
KELOMPOK 1
PROSES INTERPERSONAL &
PERILAKU INDIVIDU DALAM
INTERAKSI SOSIAL BESERTA
BASIS FISIOLOGISNYA
Anita Anggraini Tedjadipura - 112111133130
Thalitha Mhukti Kinasih - 112111133132
Gricelin Tristeny Letik - 112111133133
CONTENTS
1. INTRODUCTION
2. KERANGKA KOGNISI DAN INTERAKSI SOSIAL
3. INTERRACTING MINDS
4. MOTOR MIRRORING
5. EMOSI DALAM KONTEKS SOSIAL
6. GANGGUAN DARI INTERAKSI SOSIAL
INTERAKSI SOSIAL
PENGERTIAN
Interaksi antara dua atau lebih individu yang dapat
mempengaruhi satu sama lain
CONTOH
Kerja sama, kompetisi, saling membantu, tawar-menawar, dan
lain-lain.
Manusia dengan otak dan pikirannya sengaja dibentuk dan memiliki fungsi untuk
berinteraksi dengan otang lain
SOCIAL WORLD AND HUMANS AS STIMULI
Lingkungan membanbantu individu untuk
berkembang dari awal termasuk persepi dan
appreciation systemnya
Mentalizing
● Kemampuan melihat keterpisahan antara “diri sendiri” dengan “yang lain” &
menginternalisasi bahwa “yang lain” memiliki hal-hal yang independen dari diri sendiri
Cth : saat gosip, menonton film, akting
● Melihat dari 2 sudut pandang
INTERACTING MINDS
Kelekatan
● Adanya ikatan afektif → dipengaruhi kualitas relasi
● Dipengaruhi produksi hormon oxytocin dan vasopressin
● Gaya kelekatan : secure (positive + confident), anxious (afraid of rejection), avoidant (distance)
Schizophrenia
● Merupakan gangguan yang disebabkan oleh genetika dengan perkembangan
diri.
● Sulit menginterpretasikan situasi sosial dan sering memunculkan permasalahan
dalam interaksi sosial.
● Membuat penderitanya sulit memahami tindakannya sendiri dan
membedakannya dengan orang lain.
REFERENSI
Hari, R., & Kujala, M. V. (2009). Brain
basis of human social interaction:
from concepts to brain imaging.
Physiological reviews, 89(2), 453-479.
TERIMA KASIH
Proses Kognitif, Motivasional
dan Behavioral dalam Interaksi
Sosial
MK Interaksi Sosial
Pertemuan 4
Departemen Psikologi Kepribadian dan Sosial
Rizqy Amelia Zein – Interaksi Sosial
Interaksi sosial
Perceiver Target
Rizqy Amelia Zein – Interaksi Sosial
Ekspektasi…
• Outcome dari interaksi merupakan komponen yang penting, karena mencakup
keseluruhan tujuan interaksi.
– Sehingga kita cenderung memberikan sinyal terhadap target, apakah outcome
interaksi tercapai atau tidak.
– Sinyal yang dimaksud adalah ekspektasi; yang mencakup ekspektasi kita atas
perilaku target dan ekspektasi kita atas perilaku yang mungkin diharapkan oleh
target.
• Ekspektasi sumbernya ada pada;
– Pengalaman sebelumnya ketika berinteraksi dengan target atau dari pihak ketiga
yang mengenal target.
• Namun ekspektasi dapat cenderung overgeneralisasi/error, ketika kita berinteraksi
dengan orang asing atau dengan orang yang familiar namun pada konteks yang tidak
biasa.
Rizqy Amelia Zein – Interaksi Sosial
..cont’d
• Apabila perilaku kita dipengaruhi
oleh ekspektasi orang lain self-
fulfilling prophecy.
• Interaksi sosial pada dasarnya
berujung pada
konfirmasi/diskonfirmasi
ekspektasi.
• Bagaimana proses tsb terjadi?
Rizqy Amelia Zein – Interaksi Sosial
Self-fulfilling prophecy
• Merupakan fenomena ketika perceiver mengadopsi keyakinan (beliefs)
tertentu mengenai target, menunjukkan perilaku tertentu yang
menyebabkan target terlihat mengkonfirmasi keyakinan (beliefs) tsb.
• Self-fulfilling prophecy memiliki dua implikasi:
– Konfirmasi perseptual; dimana ekspektasi perceiver mengenai target terafirmasi
secara perseptual layer perseptual
– Konfirmasi behavioral; ketika target menunjukkan perilaku yang sesuai dengan
ekspektasi perceiver mengafirmasi ekspektasi secara empirik/behavioral
(diafirmasi pula oleh pihak ketiga diluar perceiver dan target).
Rizqy Amelia Zein – Interaksi Sosial
…cont’d
• Tipologi ekspektasi (Snyder & Stukas 1999)
– Positif vs negatif (dalam hal kemampuan dan/atau
moralitas)
• Pygmalion vs golem effect
• Mekanismenya… (Kelley 1992)
– Perceiver membentuk belief mengenai target.
– Perceiver bersikap/memperlakukan target seolah-olah
belief tersebut benar.
– Target menunjukkan perilaku yang mengafirmasi belief
perceiver.
– Perceiver menginterpretasi bahwa belief mereka atas target
benar dan dibuktikan dengan perilaku target yang
mengafirmasi belief tsb.
Rizqy Amelia Zein – Interaksi Sosial
…cont’d
Rizqy Amelia Zein – Interaksi Sosial
..cont’d
• Apa yang terjadi apabila target
menunjukkan perilaku yang berbeda
dengan belief perceiver?
Konsekuensinya…
• Apabila target menunjukkan perilaku yang mengafirmasi belief
perceiver, maka ’bukti’ tsb digunakan untuk menjustifikasi cara
perceiver memperlakukan target.
• Outcomenya – future social contact
• Kontak antara target dengan perceiver akan berlanjut apabila ekspektasi
yang terkonfirmasi, positif. Apabila negatif, kemungkinan besar perceiver
akan menghindari interaksi selanjutnya dengan target (Harris 1993).
– Termasuk apabila target menunjukkan perilaku yang asimetris dengan ekspektasi
positif perceiver. Kemungkinan perceiver akan mengalami kekecewaan dan
cenderung mengurangi kontak dengan target.
Rizqy Amelia Zein – Interaksi Sosial
Proses motivasional
• The interaction goals approach (Hilton & Darley 1985)
– Relasi antara target-perceiver dipengaruhi oleh motivasi dimana perceiver
termotivasi untuk memenuhi tujuan, yaitu membentuk impresi yang akurat
mengenai target.
– Lebih lanjut, Hilton (1995) membedakan motivasi tsb menjadi beberapa bagian;
explicit goals (membentuk impresi yang akurat); nonconscious goals (mengurangi
ancaman thd self-esteem); implicit goals (menyesuaikan perilaku dengan norma
tak tertulis); dan recursive goals (menebak/memprediksi tujuan interaksi target).
– Apabila perceiver termotivasi untuk memahami target secara akurat, maka
cenderung menuju pada diskonfirmasi.
– Perceiver yang menginginkan agar target menyukainya, cenderung tidak
berujung pada self-fulfilling prophecy.
Rizqy Amelia Zein – Interaksi Sosial
…cont’d
• The functional approach (Copeland &
Snyder 1995)
– Konfirmasi behavioral hanya akan terjadi
apabila perceiver termotivasi untuk
membentuk pengetahuan (getting to
know) mengenai target, sedangkan target
termotivasi untuk memfasilitasi
terjadinya interaksi (getting along).
Rizqy Amelia Zein – Interaksi Sosial
Relasi power
• Dalam sebagian besar riset mengenai self-fulfilling prophecy misalnya
antara….
– Guru dengan murid (Harris & Rosenthal 1985)
– Atasan dengan anak buah (Pelletier & Vallerand 1996)
– Terapis dengan klien (Copeland & Snyder 1995)
• ..menunjukkan adanya power imbalance antara target dengan perceiver.
Artinya, perceiver memiliki power untuk mempengaruhi perilaku target
baca disciplinary powernya Foucault.
Proses Kognitif,
Motivasional dan
Behavioral Dalam Proses
Interpersonal
slidesmania.com
1
Anggota Kelompok 2:
2
Topik :
Expectation ___________________________________ 6
3
The nature of social interaction
4
● Interaction rules (Snyder dkk. 1999) mempengaruhi persepsi kita atas target,
outcome atas interaksi dan probabilitas apakah interaksi tersebut akan
berlanjut atau tidak.
5
Expectation
● Interaksi sosial pada dasarnya berujung pada konfirmasi/diskonfirmasi ekspektasi.
● Sinyal yang dimaksud adalah ekspektasi; yang mencakup ekspektasi kita atas perilaku
target dan ekspektasi kita atas perilaku yang mungkin diharapkan oleh target.
target atau dari pihak ketiga yang mengenal target. Namun, ekspektasi dapat cenderung
overgeneralisasi/error
6
Self-fulfilling prophecy
● Merupakan fenomena ketika perceiver mengadopsi keyakinan (beliefs) tertentu
mengenai target, menunjukkan perilaku tertentu yang menyebabkan target terlihat
mengkonfirmasi keyakinan (beliefs) tersebut.
7
● Tipologi ekspektasi (Snyder & Stukas 1999)
8
● Konsekuensi
9
Proses Motivasional
● The interaction goals approach (Hilton & Darley 1985)
10
Relasi Power
● Dalam Sebagian riset mengenai self-fulfilling prophecy
11
Source
Michael Hogg, & Vaughan, G. (2021). Social Psychology 9th Edition. In Pearson Education Ltd.
slidesmania.com
12
13
TERIMAKASIH
slidesmania.com
Bahasa dan
Komunikasi
MK Interaksi Sosial
Pertemuan 5
Departemen Psikologi Kepribadian dan Sosial
Interaksi Sosial – Rizqy Amelia Zein
Bahasa
• “…a system of sounds that convey meaning because of shared grammatical and
semantic rules” (Hogg & Vaughan, 2012)
• Gerakan Psikologi Diskursif bahkan menjadikan Bahasa sebagai unit analisis
ontologi alternatif
• Searle (1979) mengidentifikasikan lima jenis makna yang dapat diakomodasi oleh
Bahasa:
– Untuk mendeskripsikan sesuatu/objek
– Untuk meminta orang lain melakukan sesuatu
– Untuk mengekspresikan sikap dan perasaan
– Untuk membuat komitmen
– Untuk mencapai/meraih sesuatu secara langsung
• Bahasa innate (LAD Chomsky) atau hasil belajar?
Interaksi Sosial – Rizqy Amelia Zein
..cont’d
• Ada species specificity dalam Bahasa mungkin ada komponen yang sifatnya
innate dalam Bahasa.
– Kera yang paling cerdas sekalipun tak bisa menandingi struktur Bahasa anak usia 3 tahun.
– Aturan gramatikal yang universal bersifat innate (?) dan diaktivasi oleh interaksi sosial LAD
Interaksi Sosial – Rizqy Amelia Zein
Relativitas Bahasa
• Hipotesis Sapir-Whorf relativitas Bahasa
– Individu yang berbicara dalam Bahasa tertentu memiliki sistem kognisi yang sangat dipengaruhi oleh sistem
Bahasa tersebut
– Oleh karena itu, kognisi manusia sangat tergantung dengan Bahasa.
– Kata ganti orang ketiga dalam Bahasa Indonesia (‘kami’ ‘mereka’ ‘kalian’) vs Bahasa Inggris (‘we’ ‘us’ ‘you’)
• Adakah Bahasa yang sifatnya universal?
Interaksi Sosial – Rizqy Amelia Zein
Social Marker
• Kita menyesuaikan gaya Bahasa dengan situasi sosial yang kita hadapi, misalnya
– Bahasa Indonesia formal
– Bahasa Indonesia campur Jawa Ngoko Suroboyoan
– Jawa Ngoko Suroboyoan
– Krama Inggil
• Bahasa (aksen/logat) yang digunakan juga dapat menunjukkan status sosial atau
identitas sosial (etnisitas), misal
– Posh
– Mancunian
– Cockney
– Scots
Interaksi Sosial – Rizqy Amelia Zein
Ethnoliguistic Vitality
Interaksi Sosial – Rizqy Amelia Zein
Komunikasi Non-Verbal
• …merupakan transfer atas informasi yang bermakna yang digunakan
untuk menambah makna komunikasi lisan dan tulis. Kita
menggunakan komunikasi non-verbal untuk menunjang kualitas
komunikasi
– Gestur
– Postur
– Kontak mata
– Ekspresi wajah sering digunakan untuk emotional recognition
– Sentuhan
• Fungsi komunikasi non-verbal
– Menangkap informasi mengenai intensi dan perasaan/emosi yang dirasakan oleh
lawan bicara
– Meregulasi interaksi (dapat digunakan sebagai petunjuk apakah sso mau diajak
bicara, dll)
– Mengekspresikan keintiman
– Meraih dominasi dan kendali atas orang lain
– Memfasilitasi pencapaian tujuan (menunjuk objek, dll)
Interaksi Sosial – Rizqy Amelia Zein
Facial Expression
Interaksi Sosial – Rizqy Amelia Zein
Computer-mediated communication
• Sebagai konsekuensi atas berkembangnya ICT dan informasi-informasi yang
diperoleh dari kanal-kanal baru, berkembang pula bentuk interaksi yang baru, yakni
interaksi yang dimediasi oleh perangkat elektronik
• Ada 5 temuan penelitian yang cukup menarik mengenai CMC
– CMC membatasi paralingua dan komunikasi nonverbal. Untuk komunikasi antara dua orang
asing, hal ini mungkin tidak akan mengurangi kualitas komunikasi. Namun pada dua orang yang
sudah mengembangkan hubungan yang lebih dekat, hal ini menjadi kendala (Hollingshead 1998).
Namun CMC dapat “menukar” ekspresi emosi dengan emoticon.
– CMC lebih efisien karena mampu mereduksi jumlah informasi yang dipertukarkan. Oleh karena
itu group discussion dan decision making akan sangat berbeda dengan konteks face-to-face
(Hollingshead 1996)
– Participation-equalization effect adanya deindividuasi. Orang akan cenderung mau terlibat
dalam komunikasi, karena mereka punya kesempatan menutupi identitas (menjadi anonim).
Interaksi Sosial – Rizqy Amelia Zein
..cont’d
• CMC secara gradual mulai dimaknai setara dengan interaksi
face-to-face. Misalnya dalam sebuah grup LINE, ada chat
seseorang yang tidak direspon orang lainnya dapat
dianggap sebagai gejala pengucilan (ostracism) yang sama
dengan interaksi face-to-face (Williams dkk. 2000).
• Penggunaan internet dapat menyebabkan kesepian dan
depresi adalah mitos. Tidak ada bukti yang meyakinkan yang
menunjukkan bahwa pengguna internet depresi, kesepian
atau menarik diri dari pergaulan. Meskipun begitu,
pengguna internet menghabiskan waktu yang lebih sedikit
untuk membaca atau menonto televisi (Bargh & McKenna
2004)
INTERAKSI DAN PENGARUH SOSIAL
BAHASA &
KOMUNIKASI
KELOMPOK 3
Nama Anggota Kelompok:
1. Nabila Fadhia Ulhaq (112111133005)
2. Rhein Sasi Kirana (112111133003)
3. Annisa Salsabila Aziz (112111133002)
4. Carrisa Yumna Nabila Bakti (112111133041)
Language and
Communication
Bahasa adalah sistem suara yang menyampaikan makna dengan aturan tata bahasa
dan semantik bersama. (Hogg & Vaughan, 2012) dan bahasa sama dengan sebuah
media komunikasi yang kuat
Komunikasi adalah transfer informasi dari satu orang ke orang lain. berkomunikasi
bisa melalui kata-kata, ekspresi wajah, tanda-tanda, gerakan dan sentuhan;
komunikasi juga bisa dilakukan dengan tatap muka atau melalui telepon, menulis,
SMS, email atau video.
Filsuf John Searle (1979) mengidentifikasi lima macam makna bahwa orang dapat
dengan sengaja menggunakan bahasa untuk berkomunikasi; mereka dapat
menggunakan bahasa untuk:
a. mengatakan bagaimana sesuatu yang ditandatangani
b. mendapatkan seseorang untuk melakukan sesuatu
c. mengungkapkan perasaan dan sikap
d. buat komitmen
e. menyelesaikan sesuatu secara langsung
Language, thought
and cognition
1. Bahasa adalah sosial dalam segala macam cara: sebagai sistem simbol,
itu terletak di jantung kehidupan sosial (Mead, 1934). Mungkin lebih
penting dari ini. Mungkin pikiran itu sendiri ditentukan oleh bahasa.
2. Relativitas linguistik memandang bahwa bahasa menentukan pemikiran
dan oleh karena itu orang-orang yang berbicara bahasa yang berbeda
melihat dunia dengan cara yang sangat berbeda
Kelompok berstatus lebih rendah : vitalitas Kelompok yang berstatus lebih rendah :
subjektif yang rendah + keyakinan pada social vitalitas subjektif tinggi + keyakinan akan
mobility. Terjadi Upward convergence sepihak
social change. Terjadi divergensi bilateral.
pada penutur berstatus lebih rendah dan
Kedua pembicara mengejar kekhasan
unilateral divergensi pada pembicara yang
berstatus lebih tinggi. psikolinguistik.
Speech convergent and divergent
2 Stereotyped speech
Stereotyped speech merupakan citra evaluatif dalam berbicara yang
disederhanakan dan kemudian dibagikan secara luas dari kelompok sosial
beserta anggotanya.
Hal tersebut linier dengan teori akomodasi pidato yang saat ini telah
diperluas untuk memasukkan komunikasi non-verbal dan kemudian
disebut sebagai teori akomodasi komunikasi
Display rules adalah aturan budaya dan situasional yang ditandai, yang mengatur
ekspresi emosi. Aturan ini ada karena kita juga menggunakan ekspresi wajah kita
untuk berkomunikasi dengan orang lain.
gerakan wajah lebih dari isyarat emosi kita; mereka juga digunakan dengan sengaja
untuk mendukung atau bahkan menggantikan bahasa lisan
Gaze and Eye Contact
Visual Dominance
mereka yang tidak berdaya cenderung lebih memperhatikan yang kuat daripada
sebaliknya, karena orang yang tidak memiliki kekuatan sangat termotivasi untuk belajar
tentang mereka yang berkuasa atas mereka.
COMPUTER-MEDIATED
COMMUNICATION
ledakan komunikasi yang dimediasi komputer selama menjadi salah
satu perkembangan terbesar dalam tiga puluh tahun terakhir
6 Aspek Psikologi Sosial
CMC dan Media Sosial
Tanpa adanya video, CMC membatasi saluran komunikasi sekaligus
1 menimbulkan persepsi bahwa kepercayaan itu penting dalam
membangun hubungan baru.
Menekan jumlah informasi yang dipertukarkan, sehingga aspek prosedural
diskusi kelompok yang umumnya meningkatkan pertukaran informasi
2 dalam pertemuan tatap muka mungkin tidak memiliki efek yang sama.
Pertemuan 6
Departemen Psikologi Kepribadian dan Sosial
Interaksi Sosial – Rizqy Amelia Zein
Interaksi Sosial – Rizqy Amelia Zein
Interaksi Sosial – Rizqy Amelia Zein
Interaksi Sosial – Rizqy Amelia Zein
Atrractive People
• Orang-orang yang atraktif (secara fisik) memiliki pengalaman yang berbeda dengan
orang-orang yang kurang atraktif, terutama mengenai bagaimana mereka dinilai,
diperlakukan dan bertindak.
• Menurut Langlois, dkk (2000), secara umum orang yang atraktif:
– Anak-anak mendapatkan nilai yang lebih baik di sekolah, menunjukkan derajat kecerdasan dan
kompetensi sosial yang lebih baik, lebih populer dan lebih mudah menyesuaikan diri.
– Dewasa lebih disukai oleh orang lain, lebih sukses dalam pekerjaannya, lebih bugar dan memiliki banyak
pengalaman seksual. Memiliki pengalaman berkencan lebih banyak, memiliki kepercayaan diri dan harga diri
yang lebih baik, serta memiliki derajat kecerdasan dan status kesehatan mental yang sedikit lebih baik.
• Attractiveness memiliki kaitan dengan kontur wajah yang feminin dan tubuh yang
langsing. Hal ini juga ditemukan pada laki-laki (Rhodes, Hickford & Jeffrey, 2000;
Gardner & Tockerman, 1994).
• Orang yang atraktif biasanya tampak muda (unsur ageism, Buss & Kenrick, 1998).
Interaksi Sosial – Rizqy Amelia Zein
Pendekatan Evolusi
• Pendekatan evolusi dalam menjelaskan interaksi sosial juga meliputi dan dimulai
dengan bagaimana kita memilih pasangan.
• Pendekatan evolusi memiliki konsep reproductive fitness, artinya kita cenderung
memilih pasangan dengan kombinasi genetis yang baik yang dapat ditinjau dari
kebugaran fisik, youthful appearance, dan bentuk wajah dan tubuh yang simetris.
• Gangstead & Simon (2000) menemukan bahwa wanita cenderung menyukai untuk
mencium bau tubuh laki-laki yang bertubuh lebih simetris dan kecenderungan ini
meningkat ketika wanita tsb berada dalam masa subur.
• Laki-laki cenderung memilih wanita yang memiliki WHR (waist-to-hip-ratio) sebesar
0.7 (bentuk tubuh seperti jam pasir). Meskipun begitu, ada beberapa preferensi
tertentu yang dipengaruhi oleh kultur dan efek ekologis.
Interaksi Sosial – Rizqy Amelia Zein
…cont’d
• Cod-damn gorgeous! The girl who works in a chip shop who has 'Britain's most
beautiful face'
• Are these the world's most beautiful faces? Woman Photoshopped in more than 25
countries to show how global beauty standards vary across globe
Interaksi Sosial – Rizqy Amelia Zein
…cont’d
• Karakteristik seseorang yang kita pilih untuk membangun hubungan jangka panjang
ditengarai juga dipengaruhi oleh informasi genetis.
• Karakteristik partner ideal (Fletcher, dkk., 2004) yang diturunkan melalui interaksi
gen adalah sebagai berikut:
– Warmth-trustworthiness menunjukkan kepedulian dan keintiman
– Vitality-attractiveness menunjukkan kebugaran fisik dan reproductive fitness
– Status-resources kita menyukai pasangan yang secara sosial diterima dan memiliki kemampuan finansial
yang baik
Interaksi Sosial – Rizqy Amelia Zein
Interaksi Sosial – Rizqy Amelia Zein
…cont’d
• Tahapan
– Orientation cenderung melibatkan small
talk, masih terikat pada norma sosial standar.
– Exploratory affective kedua belah pihak
mulai saling membuka diri. Mulai
mengekspresikan sikap personal casual
friendship
– Affective sudah mulai membicarakan hal-hal
yang privat dan personal.
– Stable relasi mencapai stagnasi, dimana
emosi dan respon perilaku orang lain sudah
mulai dapat diprediksi.
– Depenetration (tidak selalu terjadi) terjadi
ketika suatu relasi berakhir dan ada ‘hitung-
hitungan’ untung rugi. Masing-masing pihak
mulai menarik dan menutup diri.
Interaksi Sosial – Rizqy Amelia Zein
Attraction-rewards
• Memahami bahwa relasi dapat dibentuk karena relasi tersebut menimbulkan
efek/perasaan yang positif.
• Relasi sebagai proses pertukaran sosial Homans (1961)
– Cost-reward ratio individu menghitung keuntungan yang mungkin ia peroleh dalam
menjalin relasi dengan orang lain.
– Minimax strategy dalam menjalin relasi dengan orang lain, kita cenderung untuk
mencari cara untuk meminimalisasi cost dan memaksimalkan reward.
– Comparison level standar yang berkembang sesuai dengan berjalannya waktu dan
terbentuk oleh pengalaman sebelumnya. Kita menggunakan standar ini untuk
mengetahui apakah sebuah hubungan yang akan kita jalin dengan sso menguntungkan
atau merugikan.
Interaksi Sosial – Rizqy Amelia Zein
ANGGOTA KELOMPOK:
1. Regina Farah Hidayah_112111133049
2. Karina Rae Bilqis_ 112111133172
3. Fidela Elirica A_112111133187
4. Adib Muhammad Daffa_112111133009
Attractive People
Langlois, dkk (2000)
Anak-anak : Anak-anak yang mendapat nilai yang baik di
sekolah, menunjukkan derajat kecerdasan dan kompetensi
sosial yang lebih baik, lebih populer dan lebih mudah
menyesuaikan diri.
Dewasa : Lebih disukai oleh orang lain, lebih sukses dalam
pekerjaannya, lebih bugar dan memiliki banyak pengalaman
seksual.
Melihat Warna Merah: Pazda, Elliot, & Greitemeyer (2012) menyatakan bahwa
bagi pria, wanita yang mengenakan pakaian berwarna merah sangat menarik dan
menggairahkan.
Figur Jam Pasir: Marlowe & Wetsman (2001) Memaparkan bahwa laki-laki
cenderung memilih wanita yang memiliki WHR (waist-to-hip-ratio) sebesar 0.7
(bentuk tubuh seperti jam pasir). Meskipun begitu, ada beberapa preferensi
tertentu yang dipengaruhi oleh kultur dan efek ekologis.
Lanjutan Pendekatan Evolusi
Wajah yang Menarik
(Norman Li, dkk., 2013) telah mencatat bahwa pria lebih sering memilih pasangan yang
menarik secara fisik, sedangkan wanita lebih sering memilih pasangan yang memiliki status
sosial
→
sikap, nilai dan social skill
Self-disclosure kita cenderung membagi
informasi yang personal kepada orang terdekat
Social Penetration Theory
Merupakan konsep yang menggambarkan proses komunikasi interpersonal, yang
awalnya terkesan dangkal dan superfisial, menuju relasi yang lebih intim dan dekat.
Asumsi dasar
- Progres dalam relasi bergerak dari superfisial (dangkal) menuju keintiman
(dekat).
- Perkembangan dalam relasi dekat cenderung sistematis dan mudah diprediksi.
- Perkembangan dalam relasi dekat juga mencakup depenetrasi dan disolusi.
- Self-disclosure adalah poin kunci dari perkembangan relasi dekat.
Tahapan Social Penetration Theory
MK Interaksi Sosial
Pertemuan 7
Departemen Psikologi Kepribadian dan Sosial
Interaksi Sosial
Attachment
• It was firstly introduced to explain the dynamics of relation between the baby and
the caregiver.
• However, Bowlby (1969) argues that attachment is not limited to explaining the
relationship between the baby and the caregiver. Attachment is present in every
stage of human life.
• Furthermore, Hazan and Shaver (1987) classified several attachment styles based on
its pattern shown in the relationship between the baby and the caregiver. The
classification is subsequently used to explain the dynamics of relation between the
baby and the caregiver as well as between two adults.
– Secure attachment
– Avoidant attachment
– Anxious attachment
Interaksi Sosial
…cont’d
Interaksi Sosial
…cont’d
• Subsequent research had demonstrated that attachment style arisen from the
relationship between the baby and the caregiver affects how the baby develop
romantic relationships as an adult (Feeney & Noller, 1990).
– Same research also suggests that individual with secure attachment tend to choose to build romantic
relationship with another securely attached individual.
– Avoidant attached individual tend to be less satisfied and more susceptible to stress when building
relationship with others, as well as growing relationship with their children.
• A study conducted by Brennan and Shaver (1995) had showed that:
– Securely attached individual is easier to shape romantic/close relationship with others as well as enjoys a
long-term relationship.
– Avoidant attached individual tends to feel deep discomfort when shaping relationship with others and tends
to be jealousy and reserved.
– Anxiously attached individuals were reported to be too easy to fall in love, even though they are more
probable in developing a rocky relationship. Too much extreme conflicts contribute to their unhappiness.
Interaksi Sosial
What is Love?
• “….an intense feeling of deep affection” (Oxford English Dictionary)
• “…strong affection of for another arising out of kinship or personal ties.” (Merriam-
Webster)
• “…suka sekali, sayang benar” (KBBI)
• “…beginilah cinta, deritanya tiada akhir” (Cu Pat Kai)
• “…a combination of emotions, cognitions and behaviours that can be involved in
intimate relationship” (Hogg & Vaughan, 2012)
• Sexual arousal? Lust?
Interaksi Sosial
Kinds of Love
• Aristotle’s typology
– Eros: lust
– Philia: friendship
– Agape: unconditional love
• Fehr’s typology (1994)
– Passionate love → tenderness, sexuality, elation and pain, anxiety, altruism and jealousy.
– Companionate love → less intense, but combining feelings of friendly affection and deep attachment.
• Love as a labelling process → three-factor theory (Hatfield & Walster 1981)
Love is a product of three interacting determinant variables:
1. Cultural determinants that define love as a form/dimension of feelings.
2. The presence of love object – in certain culture, social norm is strictly applied in terms of love
objects (it has to be opposite sex or in the same cohorts)
3. Emotional arousal; a kind of feelings that appears when someone directly
meets/interacts/thinks about his/her love objects.
Interaksi Sosial
…cont’d
Interaksi Sosial
Equation 1
Equation 2
Equation 3
Equation 4
Extrinsic investment
Intrinsic investment
Interaksi Sosial
Equation 5
Maintaining relationships
• Research carried out by Cotton, Cunningham and Antill (1993) reported that:
– Husbands and wives reported high level of marital satisfactions if they have known/maintained
relationships with their partners’ significant others.
• Marital commitment
• Readjustment
• To err is human, to forgive is divine
• Adam & Jones (1997) argued that there are three main factors that are capable of
keeping relationships strong:
– Personal dedication: positive attractions to partners
– Moral commitment: a sense of obligation
– Constraint commitment: other factors that make us think twice before deciding to leave
Close Relationship:
Membangun dan
Memelihara Hubungan
Interaksi dan Pengaruh Sosial
Kelompok 5
ANGGOTA
Hanna Azfa Sadida
112111133065
Banyak studi yang mengira bahwa wanita lebih mudah jatuh cinta.
Fakta sebenarnya adalah pria yang cenderung lebih mudah jatuh cinta.
Dalam kebanyakan hubungan, pria-lah yang paling sering pertama kali
mengatakan “Aku Mencintaimu”. (Ackerman & others, 2011).
Namun, begitu jatuh cinta, wanita biasanya lebih terlibat secara
emosional dari pasangan mereka. Wanita juga agak lebih mungkin
daripada pria untuk fokus pada keintiman dan perhatian mereka
terhadap pasangannya. Sedangkan pria lebih mungkin untuk berpikir
tentang fisik dan hal-hal menyenangkan dari sebuah hubungan
(Hendrick & Hendrick, 1995).
Companionate love
Cinta akan membara ketika hubungan berada di orbit yang stabil.
Tingginya perasaan mencintai dapat dipertahankan berbulan-bulan,
bahkan bertahun-tahun. Tapi sayang, cinta tidak selamanya bertahan.
Companionate love
manfaat self
disclosure
Seseorang cenderung tidak hanya menyukai pengungkapan diri
dari orang lain, tetapi mereka juga mengungkapkan diri kepada
orang yang mereka sukai (Collins & Miller, 1994). Kurangnya
kesempatan untuk mengungkapkan diri secara intim atau
menyembunyikan informasi menyedihkan dapat menyebabkan
kita rasa kesepian (Berg & Peplau, 1982; Solano & lain-lain, 1982;
Uysal & lain-lain, 2010).
pentingnya self
disclosure
efek timbal balik
dari self disclosure
Temuan yang paling dapat diandalkan
adalah efek timbal balik pengungkapan
(Berg, 1987; Miller, 1990; Reis & Shaver,
1988). Seseorang akan mengungkapkan
lebih banyak kepada mereka yang
telah terbuka dengan orang lain, tetapi
pengungkapan intim jarang instan.
self disclosure
pada wanita
Kebanyakan wanita membuka diri dengan lebih
terampil karena mereka dengan mudah
mendapatkan pengungkapan yang intim dari orang
lain (Miller & others, 1983; Pegalis & others, 1994;
Shaffer & others, 1996). Psikolog Carl Rogers (1980)
menyebut mereka sebagai pendengar yang tulus
dalam mengungkapkan perasaan mereka sendiri
dan menerima perasaan orang lain.
kecenderungan
dalam
mengungkapkan rasa
Para peneliti juga menemukan bahwa wanita seringkali
lebih bersedia untuk mengungkapkan ketakutan dan
kelemahan mereka daripada pria (Cunningham, 1981).
Namun, pria dewasa saat ini tampaknya semakin
bersedia mengungkapkan perasaan intim dan
menikmati kepuasan yang menyertai hubungan saling
percaya dan keterbukaan diri.
studi tentang self
disclosure
Pasangan kencan dan menikah yang paling
mengungkapkan diri cenderung menikmati hubungan
yang paling memuaskan dan bertahan lama (Berg &
McQuinn, 1986; Hendrick & others, 1988; Sprecher, 1987).
Misalnya, dalam sebuah studi tentang pasangan
pengantin baru yang semuanya sama-sama jatuh cinta,
mereka yang paling dalam dan paling akurat mengenal
satu sama lain kemungkinan besar akan menikmati cinta
yang bertahan lama (Neff & Karney, 2005).
percobaan tentang
manfaat self disclosure
Keluarga Arons dan kolaborator mereka (1997)
mempertanyakan apakah kita dapat memupuk kedekatan
melalui dari persahabatan yang baru tumbuh. Mereka
memasangkan siswa yang asing satu sama lain selama 45
menit yang dipantau tiap 15 menit sekali. Hasilnya
ditemukan bahwa mereka yang mengalami peningkatan
pengungkapan diri mengakhiri jam dengan merasa sangat
dekat dengan mitra percakapan mereka. Namun demikian,
eksperimen tersebut memberikan demonstrasi yang
mencolok tentang betapa mudahnya rasa kedekatan
dengan orang lain dapat tumbuh dengan keterbukaan diri.
Referensi:
Myers, D. (2012). Social Psychology 11th Edition. New York: McGraw-Hill.
sekian dan
terima kasih