Anda di halaman 1dari 9

DASAR EPISTEMOLOGY

OPERASIONISM DAN
BEHAVIORISME
NAMA KELOMPOK :

1. RIZKY EL HAKIM  111611133183

2. ANAZSTASYA PUTRI   111711133079

3. NISRINA DWI NUR R.   111711133171

4. SHAFIRRA NUR JANNAH   111711133194

5. TASYA NABILAH N. A.   111711133209

6. BAIQ YENI R.   111811133056


OPERASIONALISM
DALAM PSIKOLOGI

Sebagian besar eksperimentalis dalam semua disiplin

ilmu diam-diam atau secara aktif menerima definisi

operasional sebagai sarana menentukan dasar empiris

dari suatu disiplin ilmu (Mills, 1992).

Mereka menggunakan definisi operasional untuk

mendefinisikan fenomena alam yang menjadi perhatian

disiplin ilmu sendiri (Mills, 1992).


cont.
Dalam psikologi, mereka yang mendukung definisi operasional biasanya percaya bahwa semua

konstruksi psikologis harus didefinisikan secara operasional. Mereka yang menganut kepercayaan itu

adalah penganut operasionis.

Operasionisme adalah doktrin yang khas psikologi dan terkait erat dengan pengaruh perilaku yang

terus-menerus hingga mendasar (Mills, 1992).

Perlakuan sebab akibat tertentu juga terkait erat dengan operasionis.

Seperti halnya para penganut operasionis bersikeras bahwa bagian batin, pribadi, dan subyektif harus

selalu dinyatakan dalam hal perilaku yang dapat diamati, demikian pula mereka bersikeras bahwa

pernyataan kausal harus selalu dinyatakan dalam hal hubungan fungsional yang dapat diukur antara

variabel yang ditetapkan secara operasional. Sebab, dalam psikologi, kami tidak pernah menemukan

hubungan langsung antara variabel independen dan dependen, seorang operasionis harus

memasukkan variabel intervening ke dalam model teoritis.


cont.
Dalam kerangka operasionis, kesimpulan dari perilaku dapat dikonversi menjadi variabel

intervening

Pengenalan definisi operasional ke dalam psikologi adalah bahwa, pada 1930-an,

sebuah aliansi dibentuk antara positivism logis dan psikologi

Pemimpin neobehavioris menggeneralisasikan prinsip - prinsip konstruksi teori  positivis

logis disusun untuk psikologi

Tiga neobehavioris terkemuka (Hull, Tolman, dan Skinner) masing-masing

mengembangkan versi positivisme mereka sendiri, dan ketiganya memiliki kemiripan

dengan positivisme logis


DASAR FILOSOFI OPERASIONISM

Menjelaskan bagaimana kejelasan sebuah konsep yang akan diteliti. Operationism berfokus pada

penjelasan secara pasti pada setiap bagian atau variabel yang akan diteliti. Operationism

muncul sebagai ilmu pasti yang dapat membuktikan sebuah hasil, layaknya sebuah rumus pasti

yang dapat membuktikan bagaimana hasilnya. Adapun dua kriteria dalam penelitian

operationisme yaitu:

a. Validitas

Merupakan derajat ketepatan observasi dalam mengukur apa yang semestinya diukur.

b. Reliabelitas

Merupakan derajat yang mengukur konstruksi secara akurat dan paling sering diniliai berdasarkan

konsistennya
BEHAVIORISM
WATSON

Teori belajar behavioristik adalah sebuah teori yang mempelajari tingkah laku manusia. Teori belajar

behavioristik merupakan teori belajar memahami tingkah laku manusia yang menggunakan

pendekatan objektif, mekanistik, dan materialistik, sehingga perubahan tingkah laku pada diri

seseorang dapat dilakukan melalui upaya pengkondisian.

Teori behavioristik menekankan pada kajian ilmiah mengenai berbagai respon perilaku yang dapat

diamati dan penentu lingkungannya.

Teori behavioristik adalah sebuah aliran dalam pemahaman tingkah laku manusia yang

dikembangkan oleh John B. Watson (1878-1958), seorang ahli psikologi Amerika pada tahun 1930,

sebagai reaksi atas teori psikodinamika. Perspektif behavioristik berfokus pada peran dari belajar

dan menjelaskan tingkah laku manusia.


CONT.

Untuk membuktikan kebenaran teori behaviorismenya terhadap manusia, Watson mengadakan

eksperimen terhadap Albert seorang bayi berumur 11 bulan.

Dalam pembelajaran yang didasarkan pada hubungan stimulus – respons ini, Watson mengemukakan

dua prinsip penting yaitu recency principle ( prinsip kebaruan) dan frequency principle (prinsip

frekuensi).

Terdapat 3 Prinsip dalam aliran behaviorisme :

1. Menekankan respon terkondisi sebagai elemen atau pembangun pelaku.

2. Perilaku adalah dipelajari sebagai konsekuensi dari pengaruh lingkungan maka sesungguhnya

perilaku terbentuk karena dipelajari.

3. Memusatkan pada perilaku hewan. Manusia dan hewan sama, jadi mempelajari perilaku hewan

dapat digunakan untuk menjelaskan perilaku manusia.


DASAR FILOSOFI BEHAVIORISM

Behaviorisme adalah salah satu kajian ilmu psikologi yang bertujuan untuk menjelaskan

perilaku manusia dan hewan dalam stimulus fisik yang bersifat eksternal.

Behaviorisme juga menjelaskan perilaku melalui respon-respon yang diterima otak,

bagaimana proses belajar individu, serta reinforcement yang diterima individu dapat

membentuk sebuah perilaku.

Behaviorisme juga tidak lepas dari para penganut empirisme, yaitu John Locke (1632-

1704) dan David Hume (1711-1776).

Sebagai hasil dari proses asosiasi atau membandingkan antara pengalaman perseptual

(stimulus, ide, dan pikiran), manusia dan hewan memperoleh pengetahuan mengenai

lingkungan dan bagaimana cara mereka bertindak (Smith, 1986).

Pendekatan behaviorisme pertama kali digunakan oleh Lindzey pada tahun 1954 dan

kemudian dikenalkan oleh Lazarus pada tahun 1958.


REFERENSI

Chaer, A. (2009). Psikolinguistik kajian teoritik. jakarta: rineka cipta.

Mills, J. A. (1992). Operationism, Scientism, and the Rhetoric of Power . In C. W. Tolman, Positivism in

Psychology Historical and Contemporary Problems (pp. 67-82). Springer, New York, NY.

Nahar, N. I. (2016). PENERAPAN TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK. Nusantara.

Smith, L. 1986. Behaviorism and Logical Positivism: A Reassessment of Their Alliance. California:

Stanford.

Anda mungkin juga menyukai