Anda di halaman 1dari 7

PSIKOLOGI KEPRIBADIAN

” Tipologi Temprament ”
Disusun oleh:

Laila Syaharani (A1E120035)

Dosen Pengampu:

Dr. Siti Amanah, S.Pd., M.Pd.

BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
Definisi Tipologi Temprament

Temperamen adalah kombinasi sifat-sifat yang diwarisi dari orang tua kepada anak. Tidak ada
seorangpun yang tahu di mana letak temperamen, tetapi tampaknya ia ada di suatu tempat dalam
pikiran atau pusat emosi (sering dirujuk sebagai hati). Dari sana, bersama-sama dengan ciri-ciri
manusia lainnya, dihasilkan penampakan dasar. Temperamen adalah konstitusi psikis, yang
berhubungan dengan konstitusi jasmani. Jadi di sini keturunan atau dasar memainkan peranan
penting, sedang pengaruh pendidikan dan lingkungan boleh dikata tidak ada. Selanjutnya Ewald
berpendapat bahwa temperamen itu sangat erat hubungannya dengan biotonus (tegangan hidup,
kekuatan hidup dan tegangan energi), yaitu intensitas serat irama hidup. Temperamen adalah
konstitusi psikis, yang berhubungan dengan konstitusi jasmani. Jadi di sini keturunan atau dasar
memainkan peranan penting, sedang pengaruh pendidikan dan lingkungan boleh dikata tidak ada.
Tipologi Heymans

Dalam teorinya, ia menggolongkan tiga prinsip dasar yaitu:


a. Emosionalitas, artinya banyak sedikitnya seseorang dipengaruhi oleh kehidupan perasaanya. Orang yang
memiliki emosionalitas yang kuat memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a) Lekas memihak
b) Fantasinya kuat
b. Aktivitas, yaitu banyak sedikitnya seseorang menyatakan isi jiwanya dalam bentuk perbuatan. Orang yang
aktivitasnya kuat memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a) Suka bekerja
b) Mudah bertindak
c. Fungsi sekonder, artinya kuat atau tidaknya seseorang menyimpan kesan-kesan di dalam jiwanya. Orang
yang berfungsi sekonder memiliki cii-ciri sebagai berikut:
a) Betah dirumah
b) Taat kepada adat
Tipologi Ewald

Ia mengasumsikan bahwa “ bila kita menerima rangsangan dari luar, maka rangsangan tersebut di dalam diri kita lalu
diolah kemudian direaksikan keluar dalam bentuk perbuatan atau kelakuan”. Dasar pembagian tipologi menurut Ewald
adalah:

a) Penerimaan rangsang , Ewald membedakan antara kepekaan bagi gejala jiwa yang rendah (instink, refleks, nafsu,dll)
dan kepekaan bagi gejala jiwa yang tinggi (fikiran, kemauan, perasaan, dll)
b) Penyimpanan kesan, Adanya bekas-bekas yang ditinggalkan oleh kesan. Bekas itu berpengaruh kepada perbuatan
orang di waktu kemudian. Orang yang satu lebih lama dari pada yang lain.
c) Pengolahan rangsang , Dalam hal ini Ewald membedakan pengolahan rangsang oleh kesadaran dan pengolahan
rangsang oleh pengaruh. Ini masih dibedakan lagi atas cepat dan lambatnya rangsang hilang kembali.
d) Reaksi balik, dari pada rangsang Kemampuan mengadakan reaksi balik terhadap rangsangan ini, akan nampak dalam
perbuatan atau kelakuan seseorang.
Tipologi George Kerschensteiner

Ia menyusun tipologinya berdasarkan empat prinsip, yaitu :


a) Kekuatan kemauan.
b) Ketajaman pendapat.
c) Kepekaan yang halus dalam perasaan.
d) Aufwulbarkait (lama dan mendalamnya getaran jiwa)Aufwulbarkait, adalah unsur tambahan
dari George Kerschensteiner sendiri, sedangkan tiga unsur yang pertama adalah pengaruh dari
John Dewey.
Tipologi Plato

Plato membedakan adanya tiga fungsi/bagian jiwa, yaitu; Pikiran (logos), yang berkedudukan di kepala, Kemauan
(thumos) yang berkedudukan di dada, Hasrat (epithumid) yang berkedudukan diperut. Kemudian Plato menjelaskan
sumber dari pada ketiga fungsi jiwa tersebut di atas yang mengacu pada kebajikan, di antaranya adalah :Pikiran
(logos), yang bersumber atas kebijaksanaan, Kemauan (thumos) yang bersumber atas keberanian, hasrat
(epithumid) yang bersumber atas penguasaan diri. Keselarasan atas macam kebajikan tersebut akan mewujudkan
kebenaran atau keadilan. Menurut Plato kemampuan jiwa manusia terdiri dari 3 macam, yaitu pikiran, kemauan,dan
hasrat. Dominasi salah satu kemampuan inilah yang menyebabkan kekhasan pada diri manusia. Atas dasar hal ini
Plato menggolongan manusia ke dalam 3 tipe yaitu sebagai berikut.
1. Tipe manusia yang terutama dikuasai oleh pikirannya, yang sesuai untuk menjadi pemimpin dalam pemerintahan.
2. Tipe manusia yang terutama dikuasai oleh kemauannya, sesuai untuk menjadi tentara.
3. Tipe manusia yang dikuasai oleh hasratnya, cocok menjadi pekerja tangan.
Tipologi Queyrat

Tipologi Queyrat Queyrat (1896) menyusun tipologi atas dasar dominasi daya-daya jiwa, yaitu daya
kognitif, daya afektif dan daya konatif. Berdasarkan atas daya-daya tersebut, mana yang lebih dominan,
maka dikemukakan tipe-tipe sebagai berikut
a) Salah satu daya yang dominan, yaitu :Tipe meditatif, atau intelektual di mana daya kognitif dominan,
Tipe emosional, di mana daya afektif dominan, Tipe aktif, di mana daya konatif dominan.
b) Dua daya yang dominan yaitu :Tipe meditatif-emosional atau sentimental, dimana daya kognitif dan
daya afektif dominan, Tipe aktif-emosional atau orang garang, dimana daya konatif dan daya afektif
dominan, Tipe aktif-meditatif atau orang kemauan, dimana daya konatif dan daya kognitif dominan.
c) Ketiga daya dalam proporsi yang seimbang yaitu: Tipe seimbang, Tipe amoroph, Tipe apathies.

Anda mungkin juga menyukai