Anda di halaman 1dari 32

EMOSI DASAR,

PERKEMBANGAN DAN
PENGARUHNYA PADA
KESEHATAN

CHAIRUNNISA
TOPIK
1.Nafsu/emosi menurut al-quran
2.Pengertian emosi
3.Emosi dasar manusia dan teori emosi
4.Bentuk-bentuk perilaku/respon emosi
5.Emosi dan perasaan
6.Perkembangan emosi dan perubahan psichologis saat terjadi
emosi
7.Pengaruh emosi terhadap kesehatan
8.Kecerdasan emosional
NAFSU (EMOSI) MANUSIA MENURUT AL-QUR’AN

Tiga sifat jiwa dalam diri yang disebutkan dalam Alquran


• Al Ammarah bi suu’, yaitu suka menyuruh kepada keburukan. Nafsu yang selalu mengajak
pemiliknya untuk berbuat dosa, melakukan yang haram dan memotivasi pemiliknya untuk
melakukan perbuatan hina. “Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena
sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh
Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang.” (QS. Yusuf: ayat 53).
• Nafsu Lawwamah, yaitu menyesali diri (Nafsu ini sudah mengenal baik dan buruk) . Dalam sifat
ini, manusia sangat wajar ketika merasa menyesal atas diri sendiri dan cenderung mencela dirinya,
karena melakukan kesalahan, baik dosa besar, dosa kecil, atau meninggalkan perintahnyaNya.
Dan aku bersumpah demi jiwa yang selalu menyesali (dirinya sendiri) (QS. Alqiyamah: ayat 2)
• Nafsu Muthmainnah, yaitu sifat jiwa yang memperoleh ketenangan. jiwa merasa tenteram
dengan mengingat-Nya, dan bertobat kepada-Nya, rindu bertemu dengan-Nya, dan menghibur
diri dengan dekat kepada-Nya, maka ialah jiwa yang dalam keadaan muthmainnah. “Hai jiwa yang
tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang ridha lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke
dalam golongan hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam surga-Ku.”  QS al-Fajr ayat 27-30.

PANDANGAN PSIKOANANALISA mankind.”

1.
Id: nafsu rendah yang
ditandai dengan
selalu terpenuhinya
keinginannya (seperti
kanak-kanak) Sigmund Freud (Tokoh 3.
Psichoanalisa) Ego: Nafsu yang berada
Jiwa Manusia terdiri dari di tengah, ditandai
tiga lapisan dengan adanya
pertimbangan untuk
2. merealisasikan
Super Ego: kondisi keinginan/kondisi
paripurna, bijaksana ambivalensi (remaja)
dalam pengambilan
keputusan untuk
memanuhi Ke tiga lapisan ini dimiliki oleh setiap individu,
keinginan/kemauannya dan dapat muncul sebagai respon terhadap
(dewasa) stimulus yang mendukungnya
PENGERTIAN EMOSI
• Emosi adalah motus anima, yg berarti “Jiwa yg menggerakkan kita”
• Santrock 2001 : feeling or affect that can involve physiological arousal,
concius experience and behavioral expression
• Atkinson : Emosi menggambarkam perasaan manusia menghadapi
berbagai situasi yang berbeda
• Menurut Chaplin (1972): keadaan individu sebagai akibat dari persepsi
terhadap stimulus baik internal maupun eksternal .
• Oxford English Dictionary: setiap kegiatan atau pengolahan pikiran, perasaan,
nafsu setiap keadaan mental yang hebat dan meluap-luap
• Suatu keadaan perasaan yang hebat dan meluap-luap, seperti kegembiraan,
ketakutan, kebencian dsb, yang menggerakkan seseorang bertindak lebih jauh.
• Berlaku sebagai sumber energi, autentisitas dan semangat manusia yang paling
kuat, sumber kebijakan intuitif.
Clifford Morgan, Richard King (1956):
Daniel Goleman:
Gembira
Takut Amarah
Marah Kesedihan
Atkinson (1983) Rasa takut
 Menyenangkan Kenikmatan
Tidak menyenangkan
Cinta
Paul Ekman, Richard Lazarus: Terkejut
Bahagia Jengkel
Sedih
Kaget Malu
Jijik
Marah
Takut
BENTUK PERILAKU SEBAGAI RESPON EMOSI
TEORI – TEORI EMOSI

Teori yang berpijak pada hubungan emosi dengan gejala


kejasmanian :
Adanya hub emosi dengan gejala kejasmanian.
Mis : ketakutan – muka menjadi pucat, jantung berdebar.

Lie detector (polygraph) : alat digunakan dalam lapangan


psikologi kriminal/psikologi forensik yang memberikan bantuan
positif. (Diciptakan oleh : John. A. Larson disempurnakan oleh L.
Keeler)
Teori James – Lange :

Ditemukan oleh : James (American Psychologist) juga dikemukakan


oleh : Lange (Danish Psychologist) teori James – Lange.

 Emosi : akibat/hasil persepsi dari keadaan jasmani. Mis : orang


menangis karena sedih, gemetar karena takut.

 Gejala kejasmanian disebabkan emosi (emosi akibat gejala


kejasmanian).

 Teori dengan pendekatan fisilogis


Teori Cannon Bard :
 Emosi bergantung pada aktivitas otak bagian bawah (Cannon : atas
dasar penelitian Bard).

 Berlawanan dengan teori James – Lange : emosi tidak bergantung


pada gejala kejasmanian (bodily states), atau reaksi jasmani bukan
merupakan dasar dari emosi, justru emosi bergantung pada
aktivitas otak/sentral. Disebut teori sentral dalam emosi.

 Peterson menyebut teori dengan pendekatan neurologis.


Teori Schachter – Singer :
 Emosi merupakan ‘the interpretation of bodily arousal. Emosi yg
dialami adalah hasil interpretasi dari aroused atau stirred up dari
keadaan jasmani (bodily states).

 Schachter & Singer : keadaan jasmani dari timbulnya emosi pd


umumnya sama untuk sebag besar emosi yg dialami. Bila ada
perbedaan fisiologis dlm pola otonomik pd umumnya orang tak dpt
mempersepsi hal ini krn perub jasmani merupakan hal yg ambigious
(tiap emosi dapat dirasakan dari stirred up kondisi jasmani & individu
akan memberikan interpretasinya).

 Emosi bersifat subjektif, karena dalam mengadakan interpretasi


terhadap keadaan jasmani berbeda satu orang dengan orang lain.
Teori hubungan antar emosi :
 Robert Plutchik (Morgan dkk, 1984) mengajukan teori mengenai
deskripsi emosi yg berkaitan dengan emosi primer (primary emotion)
dan hubungannya satu dengan yang lain.

 Emosi berbeda dalam tiga dimensi :


1. Intensitas: grief, sadness, persiveness (grief paling kuat) digambarkan ke bawah.
2. Kesamaan (similarity): Grief & Loatching digambarkan yang
berdekatan
3. Popularitas/pertentangan (popularity): Grief dan Ecstasy
digambarkan arah berlawanan
 Adanya kaitan emosi dan typical behaviour tidak hanya
melihat/mengklasifikasikan emosi semata-mata tetapi mengaitkan emosi
dengan perilaku.
 Millenson : 3 dimensi sebagai dasar emosi :
 Fear (takut)
 Anger (marah)
 dan Pleasure.
Berkaitan dengan kemampuan stimulus yang akan memperkuat (reinforce) atau
memperlemah (punish) perilaku.
Mis : fear (takut) timbul karena antisipasi dari aversive stimuli, Anger
(marah) oleh removal dari reinforcement. Pleasure oleh antisipasi
reinforcement atau aliminasi Aversive stimuli.
Teori emosi berkaitan dengan motivasi :
 Ditemukan oleh Leeper : garis pemisah emosi dengan motivasi
sangat tipis.
Misal : takut adalah emosi tapi juga motif pendorong perilaku,
karena kalau orang takut akan terdorong berperilaku kearah tujuan
tertentu (goal directed).
Perilaku yg goal directed diwarnai oleh emosi.
 Tomkins : emosi menimbulkan energi & motivasi. Motif/drive
hanya memberikan informasi mengenai kebutuhan sementara. Mis
: dorongan memberitahukan bahwa makanan, air, dsb, dibutuhkan
• Berkaitan dg dorongan ini adalah emosi yg menimbulkan energi
untuk dorongan sehingga timbul motivational power.
 Tomkins mengemukakan 9 macam Innate emotions (berdasarkan gerak & ekspresi
yang nampak pada seseorang).
3 macam bersifat positif :
1. Interest/excitement
2. Enjoyment/joy
3. Surprise/startie
6 macam bersifat negatif :
4. Distress/anguish
5. Contempt
6. Fear/terror
7. Disgust
8. Shame/humilitation
9. Anger/rage
 Teori Arousal : teori hubungan emosi dengan perilaku disebut juga Optimal level
theory
EMOSI DAN PERASAAN

Emosi dan perasaan : suatu keadaan (state) pada


individu/organisme pada suatu waktu atau suatu keadaan kejiwaan
pada organisme sebagai akibat adanya peristiwa/persepsi yang
menimbulkan kegoncangan dalam diri yang bersangkutan.

Emosi merupakan reaksi kompleks yang mengandung aktivitas


dengan derajat tinggi dan adanya perubahan dalam kejasmanian
serta berkaitan dengan perasaan yang kuat.
Perasaan : suatu keadaan dalam diri individu sebagai akibat dari
apa yang dialami/dipersepsi.

Emosi berlangsung dalam waktu yang relatif singkat.

Mood (suasana hati) berlangsung dalam waktu yang relatif lebih


lama dari pada emosi, tapi intensitasnya kurang dibanding emosi
misal : Seorang mengalami marah (emosi), kemarahan tak
segera hilang, masih terus berlangsung dalam jiwa seseorang
(mood).
SIFAT-SIFAT PERASAAN
(Wundt & Woodworth, Marquis – 1957).

1. Berkaitan dengan persepsi/reaksi terhadap stimulus yang


mengenainya.

2. Subjektif : perasaan yang muncul berbeda untuk masing-masing


individu (sangat senang. senang, tidak senang, sangat tidak
senang) walaupun stimulusnya sama.

3. Perasaan yang dialami senang dan tidak senang sekalipun


tingkatnya berbeda senang bukan satu-satunya dimensi dari
perasaan
4.Perasaan disebut juga warna afektif (kuat – lemah –
samar – samar).

5.Warna afektif kuat, maka perasaan menjadi lebih


mendalam/luas dan terarah emosi

6.Macam bentuk respon emosi : gembira, bahagia,


terkejut, jemu, benci, was-was, dsb.
JENIS PERASAAN

Wundt menyatakan perasaan dikaitkan dengan waktu yaitu perasaan


yang masih dalam jangkauan waktu yang akan datang dan
perasaan yang telah nyata.
Stern ada 3 golongan perasaan :
1. Perasaan presens : timbul dalam keadaan sekarang nyata dihadapi
(situasi aktual).
2. Perasaan yang menjangkau maju (jangkauan kedepan, dalam kejadian
yang akan datang–masih dalam pengharapan)
3. Perasaan berkaitan dengan waktu yang telah lampau (timbul dengan
melihat kejadian masa lalu).
Mis : sedih karena teringat keadaan lalu.
Bigot dkk (1950) klasifikasi perasaan sbb

1. Perasaan keinderaan : berkaitan dengan alat indera (pengecapan : asin,


pahit, manis, dsb) termasuk : lapar, haus, lelah, dsb.

2. Perasaan psikis/kejiwaan:
 Intelektual – dapat memecahkan soal, menciptakan hal baru
 Perasaan kesusilaan – mengalami hal baik/buruk
 Perasaan keindahan – mengalami sesuatu indah/tak indah
 Perasaan sosial/kemasyarakatan – hubungan dengan interaksi sosial
 Perasaan harga diri – menyertai harga diri (positif – negatif)
 Perasaan keTuhanan – kepercayaan terhadap sang Pencipta
PERUBAHAN FISIOLOGIS SAAT TERJADI EMOSI

ANGGOTA TUBUH GEJALA/REAKSI PENYEBAB/


STIMULUS
Kulit Reaksi elektris Terpesona
Peredaran darah Bertambah cepat Amarah
Jantung Berdenyut lebih cepat Terkejut
Pernapasan Bernafas lebih panjang Kecewa
Pupil mata Membesar Sakit/amarah
Liur Mengering Takut/tegang
Bulu Roma Beridiri/merinding Takut
Pencernaan Mencret/diare Tegang

Otot Tegang/tremor Ketakutan


Komposisi darah Kelenjar lebih aktif Ketegangan
PENGARUH EMOSI TERHADAP KESEHATAN

Contoh kondisi emosi yang berpengaruh pada kesehatan


•Sedih: Jika hal ini terjadi berlarut-larut, bisa depresi yang dapat berdampak pada seluruh tubuh, seringkali dibarengi dengan gejala fisik
seperti sembelit, menstruasi tidak teratur, penurunan libido, insomnia, perubahan nafsu makan, dan tubuh yang tampak selalu lemas
atau lesu.

•Amarah: Saat kita merasa marah, tubuh melepaskan adrenalin yang dapat meningkatkan ketegangan otot dan mempercepat
pernapasan. Marah yang tidak disalurkan dengan tepat akan mengakibatkan berbagai kosekuensi fisik jangka panjang, marah dapat
meningkatkan berbagai risiko kesehatan, seperti hipertensi, irama jantung jadi abnormal, dan proses metabolik tubuh.

•Cemas: bisa menyebabkan banyak tekanan pada perut, termasuk asam lambung, dapat berpengaruh terhadap proses pencernaan
makanan dan air dalam tubuh, kecemasan juga bisa melemahkan sistem kekebalan tubuh yang membuat kita rentan jatuh sakit.

•Rasa malu dan bersalah: seringkali membuat perut terasa berat. Jika terjadi secara terus-menerus, hal ini tentu menganggu
pencernaan, rasa malu atau bersalah yang berlebihan membuat tubuh menjadi stres yang memicu gangguan fisik seperti sakit kepala
dan sakit punggung. Selain itu, rasa malu atau bersalah yang berlebihan juga membuat kita berisiko mengalami gangguan
kardiovaskular.
PERKEMBANGAN EMOSI

 Pertumbuhan & perkembangan emosi, seperti pada tingkah


laku lain ditentukan oleh proses pematangan & proses belajar.
 Bayi : dapat menangis setelah mencapai kematangan tertentu
sebelum tertawa.
Bila sudah besar : anak belajar bahwa menangis dan tertawa
dapat digunakan untuk maksud tertentu pada situasi tertentu.
 Bayi baru lahir : satu-satunya emosi yg nyata adalah
kegelisahan (sebagai ketidak senangan) dalam bentuk
menangis & meronta. Keadaan tenang : tidak menunjukkan
perbuatan apapun (emosi netral).
 Tiga bulan kemudian nampak perbedaan. Ada 2 ekstrimitas : rasa
tertekan/terganggu dan rasa senang/gembira (sebagai perkemb
emosi lebih lanjut)

 Usia 5 bulan : marah, benci mulai dipisahkan dari rasa


tertekan/terganggu

 Usia 7 bulan : nampak rasa takut


 Usia 10 – 12 bulan : perasaan bersemangat & kasih sayang mulai
terpisah dari rasa senang.
 Semakin besar : makin besar kemampuan untuk belajar sehingga
perkembangan emosi semakin rumit.

 Perkembangan emosi melalui proses kematangan terjadi sampai


usia satu tahun, selanjutnya ditentukan oleh proses belajar.

 Pengaruh budaya besar terhadap perkembangan emosi, tiap


budaya mengajarkan emosi konvensional & khas.
Mis : menjulurkan lidah – kalau keheranan
betepuk tangan – jika gembira
menggaruk kuping & pipi - bahagia
KLASIFIKASI EMOSI

Menurut Plutchik emosi memiliki 4 dimensi


• Emosi bisa positif atau negatif
• Emosi bisa primary atau gabungan
• Emosi bisa berseberangan
• Bervariasi dalam intensitas
KECERDASAN EMOSIONAL

Didefinisikan sebagai : “Kemampuan untuk mengidentifikasi, memahami,


mempergunakan serta mengatur emosi di dalam kehidupan”

Istilah ini pertama kali dipakai tahun 1990 oleh:


Peter Solevey (Yale University)
John Meyer University of New Hamshire)

Menjadi populer berkat buku Daniel Goleman: “Emotional Intelligence: Why It Can Matter
More Than IQ” (1995)

Cooper : Kemampuan merasakan , memahami dan menerapkan secara efektif daya dan
kepekaan emosi sebagai sumber energi, informasi, koneksi dan pengaruh yang manusiawi
Daniel Goleman
Teori Emotional Inteligence

IQ bukan satu satunya kecerdasan


Beragam konsep kecerdasan
1. Emotional Inteligence ( EI) ; Emotional Quoetient(EQ)
2. Creative quotient(CQ)
3. Adversity quotient(AQ)
4. Spiritual quotient(SQ)
Zohar dan Marshall (2001)
SQ merupakan kecerdasan tertinggi dan
Yang dibutuhkan untuk menfungsikan
IQ dan EQ merupakan landasan
PERBEDAAN IQ DAN EQ

IQ
Relatif permanen
EQ:
Titik berat pada
logika dan analisis Dapat dipelajari dan berubah
menjadi baik
Berperan sekitar
Titik berat pada emosi dan biologis
4% keberhasilan
Berperan lebih dari 40 % thd
keberhasilan bersama bentuk
kecerdasan lain
CIRI-CIRI IQ dan EQ

IQ EQ

Perspective listening
• Information collection Sensitivity
• Problem analysis Flexibility
Achievement Orientation
• Numerical interpretation
Stress tolerance
• Judgment Resilience (kemampuan unt bangkit kembali)
• Detail consciousness Persuasiveness
• Planning Negotiating

• Organizing Adaptability
Decisiveness
• “Helicopter” perspective
Ascendency (keinginan unt maju, menguasai)
• Organizational perspective Energy
• External awareness Impact
• Creativity Integrity


31
DEPDIKNAS RI, 2007
Risk taking Motivating others 09/13/2021

Leadership
LETAK PERSAMAAN IQ DAN EQ

IQ EQ

Fungsi yang sama penting


Saling berhubungan
Saling melengkapi
Tidak ada yg lebih baik/jelek, sama penting ,tergantung fungsinya
Frekuensi penggunaan IQ dan EQ adalah situasional

Anda mungkin juga menyukai