Anda di halaman 1dari 17

Defense Mechanism

Minggu, 16 Mei 2010


Defense Mechanism (Mekanisme Pertahanan Diri)

Sigmund Freud menyatakan mekanisme pertahanan diri adalah strategi yang dipakai individu untuk bertahan melawan ekspresi impuls
id serta menentang tekanan superego. Menurutnya, Ego mereaksi bahaya munculnya impuls Id memakai dua cara:

1. Membentengi impuls sehingga tidak dapat muncul menjadi tingkah laku sadar.

2. Membelokkan impuls itu sehingga intensitas aslinya dapat dilemahkan atau

diubah.

Ada beberapa jenis mekanisme pertahanan diri yang diungkapkan Sigmund Freud dan para pengikutnya:

a. Identifikasi (identification)
Cara mereduksi tegangan dengan meniru (mengimitasi) atau mengidentifikasikan diri dengan orang yang dianggap lebih berhasil
memuaskan hasratnya dibanding dirinya. Identifikasi itu umumnya tidak disadari, dan tidak perlu total. Diri orang lain diidentifikasi
tetapi cukup hal-hal yang dianggap dapat membantu mencapai tujuan diri. Terkadang sukar menentukan sifat mana yang membuat
tokoh itu sukses sehingga orang harus mencoba mengidentifikasi beberapa sifat sebelum menemukan mana yang ternyata membantu
meredakan ketegangan.
Mekanisme pertahanan identifikasi umumnya dipakai untuk tiga macam tujuan: (1) Cara orang untuk memperoleh kembali sesuatu
(obyek) yang telah hilang. Anak yang merasa ditolak orangtuanya cenderung membentuk identifikasi yang kuat dengan orangtuanya
itu dengan harapan dapat memperoleh penerimaan orangtuanya; (2) Untuk mengatasi rasa takut. Anak mengidentifikasi larangan-
larangan orangtuanya agar terhindar dari hukuman; (3) Memperoleh informasi baru dengan mencocokkan khayalan mental dengan
kenyataan. Berarti orang menghemat waktu dan enerji dengan mengambil tingkah laku, sikap, dan gaya orang lain yang telah terbukti
berguna.

b. Pemindahan/Reaksi Kompromi (Displacement/Reactions Compromise)


Saat obyek kateksis asli yang dipilih oleh insting tidak dapat dicapai karena ada rintangan dari luar (sosial, alami) atau dari dalam
(antikateksis), insting itu direpres kembali ke ketidaksadaran atau Ego menawarkan kateksis baru, yang berarti pemindahan enerji dari
obyek satu ke obyek lain, sampai dapat ditemukan obyek yang mampu mereduksi tegangan. Sumber dan tujuan insting selalu tetap,
hanya obyeknya yang berubah-ubah melalui displacement. Obyek pengganti jarang memberikan kepuasan atau mereduksi tegangan
seperti yang aslinya, dan semakin obyek pengganti itu berbeda dengan yang asli maka semakin sedikit tegangan yang dapat direduksi.
Akibatnya akan ada tegangan yang tak teredakan, jumlahnya menumpuk semakin banyak yang terus-menerus menuntut Ego mencari
cara meredakannya. Penumpukan tegangan itu menjadi sumber motivasi yang permanen tetapi juga dapat menimbulkan kegelisahan
dan gangguan syaraf.
Proses mengganti obyek kateksis untuk meredakan ketegangan adalah dengan menggunakan cara reaksi kompromi. Ada tiga macam
reaksi kompromi yaitu: - Sublimasi: kompromi yang menghasilkan prestasi budaya yang lebih
tinggi diterima masyarakat sebagai kulturaf kreatif.
- Substitusi: pemindahan atau kompromi di mana kepuasan yang diperoleh
masih mirip dengan kepuasan aslinya.
- Kompensasi: kompromi dengan mengganti insting yang harus dipuaskan.
Gagal memuaskan insting yang satu diganti dengan memberi kepuasan
insting yang lain.

c. Represi (Repression)
Represi adalah proses Ego memakai kekuatan anticathexes untuk menekan segala sesuatu (ide, insting, ingatan, pikiran) yang dapat
menimbulkan kecemasan keluar daerah kesadaran. Represi bisa sangat kuat, menekan menuju ketaksadaran menjadi kompleks
tertekan (repressed complex). Namun kalau Ego tidak mampu menekan impuls kompleks tertekan yang mengganggu, impuls itu
mencari jalan keluar melalui celah-celah antikateksis-antikateksis yang saling berlawanan, atau muncul dalam bentuk displasement.
Agar tidak memicu kecemasan, displasement itu disembunyikan dalam bentuk sublimasi, substitusi, dan kompensasi.

d. Fiksasi (Fictation)
Dalam menghadapi kehidupannya individu dihadapkan pada suatu situasi menekan yang membuatnya frustrasi dan mengalami
kecemasan, sehingga membuat individu tersebut merasa tidak sanggup lagi untuk menghadapinya dan membuat perkembangan
normalnya terhenti untuk sementara atau selamanya. Dengan kata lain, individu menjadi terfiksasi (berhenti) pada satu tahap
perkembangan karena tahap berikutnya penuh dengan kecemasan. Individu yang sangat tergantung dengan individu lain merupakan
salah satu contoh pertahanan diri dengan fiksasi, kecemasan menghalanginya untuk menjadi mandiri.
(http://kebijakansosial.wordpress.com/2010/01/25/mekanisme-pertahanan-diri-
defence-mechanism/)
e. Regresi (Regression)
Frustasi, kecemasan dan pengalaman traumatik yang sangat kuat pada tahap perkembangan tertentu dapat mengakibatkan individu
mengalami regesi; mundur ke tahap perkembangan yang terdahulu, di mana ia merasa puas di sana. Arah regresi biasanya ditentukan
oleh fiksasi-fiksasi yang pernah dilakukan, yakni orang cenderung regresi ke tahap perkembangan di mana ia pernah terfiksasi.

f. Pembentukan Reaksi (Reaction Formation)


Tindakan defensif dengan cara mengganti impuls atau perasaan yang menimbulkan kecemasan dengan impuls atau perasaan
lawan/kebalikannya dalam kesadaran, seperti benci diganti cinta, rasa permusuhan diganti ekspresi persahabatan. Dari hal ini dapat
menimbulkan kesulitan dalam membedakan ungkapan asli/tulus suatu impuls dengan ungkapan yang hanya semata sebagai reaksi
formasi. Tetapi biasanya reaksi formasi ditandai dengan sifat serba berlebihan, ekstrim, dan kompulsif.

g. Proyeksi (Projection)
Proyeksi adalah mekanisme mengubah kecemasan neurotik/moral menjadi kecemasan realistik, dengan cara melemparkan impuls-
impuls internal yang mengancam dipindahkan ke obyek diluar, sehingga seolah-olah ancaman itu terproyeksi dari obyek eksternal
kepada diri orang itu sendiri. Pengubahan ini mudah dilakukan karena sumber asli kecemasan neurotik/moral itu adalah ketakutan
akan hukuman dari luar.

h. Reaksi agresi (Agressive Reactions)


Ego memanfaatkan drive agresif untuk menyerang obyek yang menimbulkan frustrasi. Menutupi kelemahan diri dengan
menunjukkan kekuatan drive agresinya, baik yang ditujukan kepada obyek yang asli, obyek pengganti, maupun yang ditujukan kepada
diri sendiri. Ego membentuk antikateksis yang mempertentangkan insting-insting agar insting yang menjadi sumber tegangan frustrasi
atau anxiety tetap berada di bawah sadar

i. Intelektualisasi (Intelectualzation)
Ego menggunakan logika rasional untuk menerima kateksis obyek sebagai realitas yang cocok dengan impuls asli. Mengatasi
frustrasi dengan memutarbalikkan realitas untuk mempertahankan harga diri. Ada lima macam intelektualisasi:
a. Rasionalisasi (rationalization): Menerima, puas dengan obyek kateksis dengan mengembangkan alasan rasional yang
menyimpangkan fakta. Ada dua macam rasionalisasi: - Sour grape rationalization: Menganggap kateksis obyek yang tidak
dapat dicapai sebagai sesuatu yang jelek.
- Sweet lwmon rasionalization: Menganggap kateksis obyek yang
dapat diperoleh sebagai yang terbaik.
b. Isolasi (Isolation): Mempertentangkan antara komponen afektif dengan kognitif, gejala neurosis obsesi kompulsi, di mana dorongan
insting (yang tidak dapat diterima Ego) bertahan di kesadaran, tetapi tanpa perasaan puas/senang. Ketika pikiran bekerja mengikuti
dorongan insting itu, perasaan dan dorongan aksi menjadi inaktif, menjadi obsesi pikiran, obsesi perasaan, atau obsesi perbuatan.
c. Undoing: kecemasan yang diakibatkan kegiatan negatif, ditutupi atau dihilangkan dengan perbuatan positif sebagai penebus dosa
dalam bentuk tingkah laku ritual. Setiap kali impuls yang menimbulkan kecemasan muncul, tingkah laku ritual dilakukan menjadi
gejala obsesif kompulsif, untuk menghilangkan kecemasan moral, untuk meredakan konflik, atau untuk menghakimi pelampiasan
impuls yang terlanjur terjadi.

d. Denial: Menolak kenyataan, menolak stimulus/persepsi realistik yang tidak menyenangkan dengan menghilangkan atau mengganti
persepsi itu dengan fantasi dan halusinasi. Denial menghilangkan bahaya yang datang dari luar dengan mengingkari (menganggap
bahwa bahwa itu tidak ada).

(Psikologi Kepribadian: Alwisol, 2007)

Diposkan oleh psypurple di 21.21 Tidak ada komentar:


Beranda
Langganan: Entri (Atom)

Pengikut
Arsip Blog
2010 (1)
o Mei (1)
Defense Mechanism (Mekanisme Pertahanan Diri)

Mengenai Saya
psypurple
Lihat profil lengkapku

http://psypurple-defensemechanism.blogspot.co.id/
Macam-macam Defense Mechanism:

1. Proyeksi adalah perbuatan untuk mengurangi frustrasi/cemas dengan cara pelampiasan keluar sentimen-sentimen dan
dorongan-dorongan ke luar dirinya.

2. Represi adalah perbuatan untuk mengurangi frustrasi/cemas dengan cara menekan kembali keinginan-keinginannya.

3. Reaksi Formasi adalah perbuatan untuk mengurangi frustrasi/cemas dengan cara melakukan perbuatan yang sebaliknya
atau berlawanan dengan kondisi saat sedang mengalami stress.

4. Regresi adalah perbuatan untuk mengurangi frustrasi/cemas dengan cara mundur pada tahap perkembangan yang
sebelumnya.

5. Transkulphasi adalah perbuatan untuk mengurangi frustrasi/cemas dengan cara mengkambing hitamkan orang lain atau
menyalahkan orang lain.
6. Fiksasi adalah perbuatan untuk mengurangi frustrasi/cemas dengan cara berdiam diri/stag, tidak mau menyelesaikan
masalahnya.

7. Rasionalisasi adalah perbuatan untuk mengurangi frustrasi/cemas dengan cara memberikan alasan-alasan yang bersifat
rasional.

8. Denial adalah perbuatan untuk mengurangi frustrasi/cemas dengan cara menyangkal semua perbuatannya.

9. Displacement adalah perbuatan untuk mengurangi frustrasi/cemas dengan cara mengalihkan perbuatan ke perbuatan yang
negatif.

10. Sublimasi adalah perbuatan untuk mengurangi frustrasi/cemas dengan cara melakukan perbuatan yang bersifat positif
atau perbuatan sosial.

11. Identification adalah perbuatan untuk mengurangi frustrasi/cemas dengan cara meniru perbuatan orang lain.

12. Compentation adalah perbuatan untuk mengurangi frustrasi/cemas dengan cara menyibukkan diri atau melakukan satu
perbuatan/kegiatan.

13. Over Compentation adalah perbuatan untuk mengurangi frustrasi/cemas dengan cara melakukan banyak
perbuatan/kegiatan.

14. Fantasi adalah perbuatan untuk mengurangi frustrasi/cemas dengan cara mengkhayal atau membayangkan tentang hal-
hal yang belum bisa dicapai.

15. Procastination adalah perbuatan untuk mengurangi frustrasi/cemas dengan cara menunda-nunda pekerjaan.

16. Acting-Out adalah perbuatan untuk mengurangi frustrasi/cemas dengan cara berperilaku yang berlebihan.

http://aiya-megumi.blogspot.co.id/2013/01/macam-macam-defense-mechanism.html
Menulis selalu lebih menyenangkan daripada kerja tugas!
DEFENSE MECHANISM

Defense mechanism (Alwisol, 2009, 23) adalah suatu strategi pertahanan yang diperankan oleh ego yang dimiliki suatu individu untuk
melawan impuls id dan menentang tekanan super ego pada realitas eksternal. Defense mechanism membantu individu dalam melakukan fungsi
penolakan dari impuls instingtif yang tidak dikehendaki dan melindungi dari kecemasan yang berlebihan. Cara yang digunakan oleh ego untuk
mereaksi bahaya impuls id yang tidak dihendaki terswbut dibagi menjadi dua, yaitu:

1. Berusaha menjaga impuls agar tidak goyah dan tidak keluar sebagai tingkah laku yang sadar.
2. Berusaha mengalihkan atau membelokkan impuls ke arah yang lain sehingga tidak terlihat sebagai wujud aslinya.
Alwisol (2009, 24-29) membagi defense mechanism dalam beberapa bagian, yaitu:

1. Identifikasi (Identification)tycgv
Identifikasi merupakan cara yang digunakan untuk tr/oolv,mengurangi tegangan yang terjadi dengan meniru, mengadopsi atau
mengindetifikasi diri terhadap individu lain yang dianggap telah sukses dalam melampiaskan hasratnya. Identifikasi yang bersifat positif disebut
sebagai introyeksi, yaitu suatu proses pengembangan superego dalam diri dengan melakukan identifikasi nilai-nilai dari orangtua. Contohnya,
Dian adalah seorang remaja yang begitu mengidolakan artis K-POP bernama Park Jiyeon. Menurutnya, Park Jiyeon adalah sosok yang begitu
sempurna, cantik dan kompeten dan bernyanyi. Dian kemudian mengidentifikasi Park Jiyeon dan melakukan peniruan terhadap artis idolanya
tersebut, peperti gaya rambut, gaya dalam berfoto, hobi menyanyi dan juga hobi nge-dance.

2. Pemindahan/reaksi kompromi (Displacement/reaction compromise)


Displacement adalah suatu proses pertahanan diri dengan mengalihkan emosi kepada orang lain yang dianggap lebih lemah (objek yang
dapat mereduksi tegangan) karena tidak mampu melampiaskan emosi kepada individu yang dianggap memiliki kekuatan lebih besar, meskipun
individu tersebut yang telah memuncul emosi dalam dirinya. Contohnya, Andi adalah seorang mahasiswa pada suatu PTN di Makassar. Suatu
hari, Andi diberi tugas oleh dosennya, Andi mengerjakannya dengan maksimal namun dosen mengatakan bahwa tugas Andi sangat buruk. Andi
kemudian mendapat omelan dan ceramah dari dosennya namun Andi hanya diam saja. Sesampai di rumah, Andi bertemu dengan adiknya,
ketika adik Andi bertanya sesuatu kepadanya, Andi langsung memarahi adiknya dan memberikan omelan seperti dosennya tadi. Andi
melampiaskan emosi kepada adiknya sebagai bentuk mereduksi tegangan.

Reaction compromise terbagi menjadi tiga, yaitu:p-[=]

a. Sublimasi adalah suatu reaksi kompromi yang dilakukan oleh individu ke arah yang lebih positif dan menghasilkan prestasi budaya dan kultural.
Contohnya, Iwan Fals gemar menciptakan lagu yang bernuansa politik dan keadaan rakyat Indonesia sebagai sublimasi terhadap kekecewaan
dan harapannya terhadap negeri Indonesia.
b. Substitusi adalah suatu reaksi kompromi yang dilakukan oleh individu untuk mendapatkan kepuasan yang hampir sama dengan dorongan idnya.
Contohnya, Alim adalah seorang anak ustad yang gemar bermain band dan bernyanyi. Alim cemas untuk menyalurkan bakat tersebut sehingga
dia menggantinya dengan bergabung ke dalam qasidah Islam.
c. Kompensasi adalah suatu reaksi kompromi yang dilakukan oleh individu untuk mendapatkan kepuasan dengan mengganti isnting yang harus
dipuaskan tersebut. Contohnya, Firman adalah siswa yang menduduki peringkat paling bawah di kelasnya sehingga dia merasa sangat malu.
Namun, Firman memiliki kegemaran yang besar di bidang computer sehingga dia kemudian belajar dengan tekun agar menjadi ahli komputer
yang dapat memuaskan impuls berkuasanya dalam bidang tersebut.
3. Represi (Repression) adalah suatu proses perlawanan yang dilakukan oleh individu untuk menghilangkan segala frustasi, konflik batin, ide,
insting, ingatan dan fikiran yang dapat menimbulkan kecemasan dengan cara menekan segala impuls yang dianggap mengganggu. Gabungan
antara represi dan pemindahan yaitu:
a. Represi + displacement, contohnya seorang anak bernama Yoga memiliki hidup yang begitu ditekan dan dikekang oleh orangtuanya sehingga di
rumah Yoga menjadi anak yang tidak begitu berbaur dengan keluarga. Namun di sekolah, Yoga selalu memberontak dan senang mengamuk
kepada gurunya sebagai bentuk kemarahan yang dipindahkan dari orangtuanya.
b. Represi + symptom histerik, contohnya Mike dan Jessi adalah sepasang suami istri yang akan liburan dan melakukan perjalanan menggunakan
mobil. Di perjalanan, mereka mengalami kecelakaan sehingga membuat Mike meninggal dunia. Setelah kecelakaan tersebut, Jessi tidak dapat
berjalan lagi meskipun secara fisiologik kaki Jessi tidak mengalami kerusakan.
c. , Represi + psychophysiogical disordercontohnya Nina adalah seorang remaja yang selalu berusaha menekan rasa marahnya. Suatu hari, Nina
merasa sakit di bagian dada ketika sedang menahan amarah, kemudian rasa sakit tersebut terjadi terus menerus setiap kali dia melakukan hal
tersebut. Nina kemudian berusaha mengikuti keputusan orang lain atau keputusan bersama alih-alih mengikuti kemauan sendiri sehingga Nina
tidak akan menekan amarahnya lagi.
d. Represi + fobia, contohnya Yunita adalah seorang mantan atlet renang yang phobia terhadap kolam renang. Suatu hari, Yunita sedang bercanda
dengan Nina teman atletnya, dan tanpa sengaja Yunita mendorong Nina hingga terpeleset ke kolam renang dan kaki Nina keseleo. Pada saat itu,
Yunita mendapat hukuman yang berat dari pelatih mereka. Hingga kini, kolam renang menjadi pemicu munculnya hukuman yang diterimanya
dahulu serta harapan masa kecilnya agar Nina mati.
e. Represi + nomadisme, contohnya Radit adalah seorang narapidana. Setelah keluar dari penjara, Radit memilih tinggal di suatu daerah yang tidak
ada seorangpun mengenalnya. Setelah cukup lama bermukim di tempat tersebut, Radit kembali mencari tempat tinggal lain karena tidak senang
dengan suasa di tempat barunya. Namun, perpindahan yang dilakukan Radit menjadi intens tergantung bagaimana interesnya saat itu.

4. Fiksasi dan Regresi (Fixation and Regression)


- Fiksasi adalah suatu proses pertahanan ego yang dilakukan oleh individu dengan berhenti di tahap tertentu pada suatu perkembangan normal
karena tidak mampu atau menganggap tahap selanjutnya begitu berat dan sukar sehingga menimbulkan frustasi dan kecemasan. Contohnya,
Nita adalah seorang siswa kelas tiga SMA yang tinggal dengan orangtuanya di daerah. Ketika tamat SMA, Nita diminta untuk melanjutkan
pendidikan di kota. Namun karena cemas tinggal sendiri, Nita kemdian minta untuk dikuliahkan di daerah saja agar tetap bisa tinggal bersama
orangtuanya.
- Regresi adalah suatu proses pertahanan ego yang dilakukan oleh individu dengan cara kembali ke tahap perkembangan sebelumnya karena
individu merasa nyaman dan puas pada tahap tersebut. Contohnya, seorang anak yang akan memiliki adik. Meskipun secara usia anak tersebut
sudah cukup besar, dia akan memperlihatkan tingkah laku seperti anak kecil dengan cara buang air sembarangan, dll., demi mendapatkan
perhatian dari orangtuanya meski kebiasaan tersebut telah lama dia tinggalkan.

5. Pembentukan reaksi (Reaction formulation) adalah suatu proses pertahanan ego yang dilakukan oleh individu dengan cara mengganti impuls
perasaan yang datang dengan impuls kebalikan dari yang sebenarnya (menyembunyikan perasaan yang sesungguhnya), seperti rasa cinta diganti
benci, rasa ragu diganti percaya, tertatik diganti acuh, dll. Contohnya, seorang remaja pria bernama Anto memiliki dorongan seksual yang cukup
besar terhadap lawan jenisnya. Namun, karena tidak ingin merusak imagenya, Anto berusaha tampil sebagai sosok yang agamis dan tidak
memiliki ketertarikan yang besar terhadap seksual.

6. Pembalikan (Reversal) adalah suatu proses pertahanan ego dengan mengubah dan membalikkan perasaan impuls kepada diri sendiri, bukan
kepada objek yang dimaksud maupun kepada orang lain. Pada pertahanan ini, status ego diubah dari aktif menjadi pasif. Contohnya, seorang
anak bernama Dian tidak menyukai guru biologinya karena menganggap gurunya pilih kasih dalam pemberian nilai. Namun untuk
mempertahankan ego, Dian membalik perasaannya menjadi benci terhadap dirinya sendiri karena tidak mampu mengambil hati gurunya.

7. Projeksi (Projection) adalah suatu proses pertahanan ego yang dilakukan oleh individu dengan mengubah kecemasan neurotik (moral) menjadi
kecemasan realistik. Pada pertahanan ini, individu melemparkan impuls-impuls (kesalahan) yang datang pada dirinya ke objek luar untuk
mengurangi beban moral yang didapatkan. Contohnya, Nadya adalah seorang remaja yang menyukai Alam teman sekelasnya. Namun karena
malu jika perasaannya akan ditolak oleh Alam, Nadya memproyeksikan diri bahwa Alam lah yang menyukai dirinya sehingga Alam yang akan
malu karena takut ditolak oleh Nadya.

8. Reaksi agresi (Aggressive reaction) adalah suatu proses pertahan diri yang dilakukan individu dengan cara melakukan tindakan agresi seperti
menyerang lawan untuk menutupi kelemahan yang ada pada dirinya. Reaksi agresi dibagi menjadi lima macam yang akan dijelaskan dengan
contoh, yaitu:
a. Agresi primitif adalah tindakan agresi yang dilakukan oleh individu secara langsung kepada objek sasaran. Contohnya, Alam adalah seorang
remaja yang menyukai Nadya teman sekelasnya. Suatu hari Alam menyatakan perasaannya kepada Nadya, namun dia ditolak. Karena tidak
terima dengan pernyataan dari Nadya, Alam kemudian melakukan tindakan agresi dengan menghina dan mengancam Nadya.
b. Scapegoatin adalah tindakan agresi yang dilakukan individu kepada benda-benda karena tidak mampu melampiaskan kemarahan kepada lawan.
Contohnya, Niken adalah seorang pelajar SMA yang tinggal dengan orangtuanya. Suatu hari Niken meminta untuk dibelikan gadget baru pada
orangtuanya namun permintaannya tidak dipenuhi. Karena marah, Niken melemparkan semua barang-barang yang ada di kamarnya sebagai
bentuk dari tindakan agresinya.
c. Free-floating-anger adalah tindakan agresi yang dilakukan oleh individu secara bebas dan tidak terarah sasaran kemarahannya. Contoh, Niken
adalah seorang pelajar SMA yang tinggal dengan orangtuanya. Suatu hari Niken mendapat omelan dari gurunya karena tidak mengerjakan tugas
dengan baik. Karena marah, Niken kemudian melampiaskan kemarahannya kepada semua objek, baik itu benda maupun orang-orang
disekitarnya.
d. Suicide adalah tindakan agresi yang dilakukan kepada diri sendiri sebagai bentuk kemarahan pada dirinya. Contoh, Firman adalah seorang
pelajar SMA yang tinggal dengan orangtuanya. Suatu hari Firman berkelahi dengan teman sekelasnya hingga mengakibatkan temannya masuk
rumah sakit. Karena marah pada dirinya, Firman kemudian mencoba untuk menggantung diri di kamar sebagai bentuk dari tindakan agresinya.
9. Intelektualisasi (Intellectualization) adalah suatu proses pertahanan diri dengan berusaha mempelajari dan mencari tahu permasalahan yang
sedang dihadapinya saat itu agar individu tidak terlibat lebih dalam secara emosional. Intelektualisasi dibagi menjadi empat macam, yaitu:
a. Rasionalisasi (rationalization) adalah suatu proses pertahanan diri dengan menerima secara rasional alasan-alasan yang dikemukakan oleh
lawan dengan menyimpangkan fakta. Contohnya, seorang hakim akan mengadili nenek tua miskin yang mencuri singkong tetangga untuk
diberikan kepada cucunya yang kelaparan. Setelah mendengar alasan nenek tua, hakim kemudian menerima secara rasional alasan nenek tua
mencuri, walaupun menyimpang dari fakta nenek sebagai pencuri.
1) Sour-grape rationalization adalah suatu pertahan ego dengan menganggap objek yang begitu diinginkan namun sulit dicapai sebagai sesuatu
yang buruk. Contohnya, Nina sangat terobsesi kuliah di jurusan kedokteran namun dia tidak diterima di jurusan tersebut. Nina kemudian
menganggap bahwa jurusan kedokteran adalah jurusan mahal yang membutuhkan banyak uang.
2) Sweet-lemon rationalization adalah suatu pertahanan ego dengan menganggap objek yang dicapai sebagai hal yang paling baik di dunia ini.
Contohnya, Nina adalah mahasiswa keperawatan namun dulunya sangat terobsesi untuk kuliah di kedokteran. Nina kemudian berasumsi bahwa
jurusan keperawan memiliki lapangan kerja yang lebih luas dari kedoteran dan biaya kuliah yang lebih murah.
b. Isolasi (Isolation) adalah suatu keadaan yang dimiliki oleh individu dimana komponen afektif dan kognitif saling bertentangan, namun insting
tersebut tetap bertahan di kesadaran meskipun tidak ada perasaan puas dan senang yang dimiliki oleh individu tersebut. Contohnya, seorang
pembunuh bayaran ketika berhasil membunuh target akan mendapatkan uang yang banyak dari klien, dan tidak akan merasa kasihan sedikitpun
karena insting tak sadar yang dimilikinya tidak berfungsi lagi (terisolasi).
c. Undoing adalah suatu keadaan dimana individu melakukan perbuatan baik untuk menutupi dan menghilangkan tindakan negatif yang pernah
dilakukan sebelumnya dan menganggap dengan berbuat kebaikan dapat menebus kesalahannya. Contohnya, ketika sedang ujian statistik, Irwan
dengan sengaja membuat contekan. Namun karena takut berdosa, Irwan kemudian membagi jawaban yang didapatkan kepada teman-
temannya karena karena menganggap akan mengurangi dosanya dalam menyontek.
d. Denial adalah suatu keadaan dimana individu secara sengaja menolak stimulus yang dianggap tidak menyenangkan dengan berfantasi atau
berhalusinasi. Contohnya, Irwan adalah seorang remaja yang baru saja putus cinta. Setiap akan berangkat ke kampus, Irwan selalu mengirimkan
pesan singkat kepada Silvia (mantan pacarnya) dengan kalimat, Sayang, saya kuliah dulu ya walaupun hubungan mereka telah berakhir dan
pesan singkat tersebut tidak pernah direspon oleh Silvia. Irwan menganggap bahwa hubungan mereka masih baik-baik saja.
10. Penolakan (Escaping-avoiding) adalah suatu proses penolakan yang dilakukan oleh individu dengan menolak atau menghindari stimulus yang ada
secara fisik. Contohnya, Dewi adalah seorang anak yang phobia terhadap gelap. Ketika mati lampu, Dewi menyalan lampu HP dan pindah ke
kamar ibunya untuk mengurangi kecemasan.

11. Pengingkaran (Negation) adalah suatu proses penolakan yang dilakukan oleh individu dengan merepres impuls-impuls dalam bentuk negatif dan
melakukan pengingkaran dengan memikirkan hal yang tidak ada atau tidak sama. Contohnya, Isma dan Arman adalah sepasang kekasih. Suatu
hari Arman terlambat menjemput Isma selama dua jam ketika mereka akan menonton bersama. Walaupun Isma sangat marah dan jengkel
kepada Arman, dia tetap berkata Siapa yang marah? Saya tidak marah! ketika Arwan meminta maaf kepadanya.

12. Penahanan diri (Ego Restriction) adalah suatu proses penolakan yang dilakukan oleh individu dengan menolak usaha untuk berprestasi karena
takut menghadapi kegagalan atau hal-hal negatif yang lainnya. Contohnya, Arini adalah seorang siswa SMA yang mencalonkan diri sebagai ketua
OSIS. Salama masa survey, Arini merasa akan kalah dengan lawannya sehingga dia mengundurkan diri sebagai kandidat calon ketua OSIS
sebelum dilakukan pemilihan tersebut.443

Sumber:

Alwisol. (2009). Psikologi Kepribadian (edisi revisi). Malang: UMM Press.

Posted by Sri Utami Halman at 10/09/2014 04:11:00 am


Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to Facebook

Labels: Psikologi, Psikologi Kepribadian

0 comments:

Post a Comment

Links to this post

Create a Link

Newer Post Older Post Home

Translate
Pilih Bahasa

Statistic
896471

About Me

Sri Utami Halman


Mahasiswi Fakultas Psikologi UNM 2011; IKA Smansa Binamu 2011; Serenaders Makassar; Find me on twitter: @sriutamihalman, fb: Sri
Utami Halman; any question? http://ask.fm/sriutamihalman #ViscaBarca

View my complete profile

Labels
Admin
Coretan
Dari Mereka
Dari Saya
Kode Etik Psikologi
Modifikasi Perilaku
Musik
Psikodiagnostik
Psikologi
Psikologi Abnormal
Psikologi Faal
Psikologi Industri dan Organisasi
Psikologi Kelompok
Psikologi Kepribadian
Psikologi Klinis
Psikologi Perkembangan Dewasa dan Lansia
Psikometri
Psychofren
Serenaders
Umum

Blog Archive
2016 (1)

2015 (1)
2014 (16)
o November (1)
o October (12)
Cara Meriview Jurnal
Selamat Datang Kembali :)
Perbedaan Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantit...
Teknik Pengumpulan Data Kualitatif
Analisis Data Kualitatif Model Strauss dan Corbin ...
Analisis Data Kualitatif Model Miles dan Huberman
Analisis Data Kualitatif Model Bogdan dan Biklen
CONTOH KASUS PELANGGARAN KODE ETIK PSIKOLOGI
TEORI KEPRIBADIAN ERIK H. ERIKSON
Contoh Kasus Neurotisme dalam Big Five Personality...
Studi Kasus Teori Skinner dalam Film The Miracle W...
DEFENSE MECHANISM
o March (1)
o February (2)

2013 (29)

2012 (37)

2011 (1)

Followers Google+
Followers
Powered by Blogger.

Menulis selalu lebih menyenangkan daripada kerja tugas! Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang
http://utamitamii.blogspot.co.id/2014/10/defense-mechanism.html

Anda mungkin juga menyukai