Oleh :
Preseptor :
BAGIAN PSIKIATRI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS RSUP DR. M.
DJAMIL PADANG
2023
KATA PENGANTAR
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................................
2.1 Definisi.........................................................................................................
2.2 Epidemiologi................................................................................................
2.3 Etiologi.........................................................................................................
2.7 Prognosis....................................................................................................
BAB 3 KESIMPULAN.............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
Tujuan penulisan Clinical Science Session ini adalah untuk mengetahui dan
menambah pengetahuan mengenai narkolepsy.
4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
2.2 Epidemiologi
5
2.3 Etiologi
2.4 Diagnosis dan Gambaran Klinis
2.5 Diagnosis Banding
2.6 Tatalaksana
a. Sadock, Kaplan. Buku ajar psikiatri. Ed. 2. Jakarta: EGC; 2010. P561-563
Terapi tatalaksana dari narkolepsi terdiri atas terapi farmakologi dan non
farmakologi. Terapi farmakologi bertujuan untuk mengatur gejala dan
meningkatkan kualitus hidup dari pasien. Gejala yang akan diatur dengan
terapi tersebut umumnya adalah EDS (excessive daytime sleeping) atau
jumlah tidur siang, katapleksi, dan tidur malam yang terganggu.
Modafinil
6
dititrasi hingga 200mg dalam dosis terbagi (saat bangun dan saat makan
siang). Setelah bebrapa minggu, dosis dapat dinaikkan hingga 400mg. Efek
samping dan efek adiksinya tergolong ringan, Diantaranya sakit kepala,
nausea, kecemasan, dan insomnia.
Armodafinil
Metilfenidat
Amfetamin
7
Lini Pertama
Natrium Oksibat
Natrium oksibat untuk pasien narkolepsi dewasa dan anak-anak diatas usia 7
tahun untuk pengobatan EDS atau katapleksi. Dosis harian 4,5-9g dosis
terpisah pada malam hari.
Pitolisant
FDA telah menyetujui pitolisant dengan dosis yang lebih rendah: mulai dari
8,9 mg/hari mencapai 17,8 mg per hari setelah 1 minggu. Dosis harian
maksimum untuk FDA adalah 35,6 mg, setelah 2 minggu. Pitolisant
umumnya ditoleransi dengan baik dan menunjukkan potensi
penyalahgunaan yang rendah. Efek samping yang sering dilaporkan adalah
sakit kepala, insomnia, perut tidak nyaman, mual, dan lekas marah.
Tatalaksana non-farmakologi
8
malam yang cukup, membiasakan tidur dan bangun diwaktu yang sama, dan
menjadwalkan tidur siang. Sebagai tambahan, alkohol, kafein, tembakau,
dan makanan berat harus dihindari beberapa jam sebelum tidur. Penderita
juga harus membuat suasana yang nyaman saat tidur seperti menghindari
adanya suara-suara yang ribut dan mematikan lampu saat tidur.
Tidur siang mulai dari 15 hingga 20 menit yang dijadwalkan sekitar dua
hingga tiga kali per hari sangat efektif dalam mengobati EDS dan
meningkatkan kewaspadaan. Namun, tidur siang tidak boleh lebih dari 30
menit karena tidur siang yang lebih lama mungkin tidak menyegarkan dan
mengakibatkan kantuk yang meningkat. Tidur siang terencana,
bagaimanapun, tidak praktis bagi banyak orang karena tuntutan kontemporer
yang dimiliki orang di tempat kerja atau di rumah. Akibatnya, sejumlah
besar individu dengan narkolepsi, dan keluarga mereka, menghadapi beban
sosial ekonomi yang signifikan yang melibatkan masalah terkait pekerjaan,
seperti tingkat absen kerja yang lebih tinggi, tingkat pekerjaan yang lebih
rendah, dan pendapatan yang lebih rendah dari pekerjaan
9
Berikut ini adalah teknik perilaku kognitif yang efektif untuk pengelolaan
gejala narkolepsi: (1a) tidur kenyang dan (1b) tidur siang terjadwal untuk
mengurangi serangan tidur siang hari; (2a) desensitisasi sistematis dan (2b)
kontrol stimulus untuk mengurangi episode cataplexy; (3) terapi latihan
imagery untuk mengurangi frekuensi dan mengatasi halusinasi hypnagogic;
(4) hipnosis untuk mengurangi keparahan kelumpuhan tidur; (5) terapi
kognitif untuk mengurangi efek samping yang berasal dari disfungsi
kognisi; (6) relaksasi otot untuk mengelola kecemasan yang dapat
memperburuk gejala narkolepsi; dan (7) jadwal diet yang mengoptimalkan
kewaspadaan dan fungsi sepanjang hari serta kualitas tidur malam
Edukasi Pasien
10
11
Tabel 2. X Tinjauan Pendekatan Perilakuc
2.7 Prognosis
Pasien yang terdiagnosa dengan narkolepsi tipe 2 kadang-kadang dapat muncul gejala
katapleksi sehingga diagnosis berubah menjadi narkolepsi tipe 1. Gejala yang dialami
oleh pasien dapat memburuk sewaktu-waktu, tetapi apabila diberikan terapi kombinasi
antara farmakoterapi dengan intervensi kebiasaan gejala dapat. Pada anak-anak sering
disertai dengan performa sekolah dan interaksi sosial yang buruk. Keterbatasan dalam
pekerjaan juga dapat dialami bagi sebagian besar pasien. d
Slowik JM, Collen JF, Yow AG. Narcolepsy. [Updated 2022 Jun 21]. In:
StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022
Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK459236/
13
BAB 3
KESIMPULAN
Narkolepsi adalah gangguan tidur neurologis kronis dengan gejala yang berpotensi
melumpuhkan mulai dari masalah pekerjaan hingga kesulitan kesehatan mental.
Narkolepsi ditandai dengan kantuk disiang hari yang berlebihan atau excessive day
sleeping (EDS), katapleksi. Perawatan untuk narkolepsi ditujukan untuk meningkatkan
kesadaran (misalnya modafnil, armodafnil, stimulan), mengurangi serangan cataplexy
(misalnya sodium oxybate, venlafaxine), dan mengobati gejala tidur malam yang
terganggu, kelumpuhan tidur dan halusinasi terkait tidur (misalnya sodium oxybate) .
Secara umum, obat-obatan yang meningkatkan pelepasan, atau menghambat reuptake,
norepinefrin atau dopamin memiliki efek pemicu bangun dan berguna dalam mengelola
EDS, sedangkan obat yang menghambat reuptake serotonin atau norepinefrin memiliki
efek anticataplektik. Selain dengan terapi farmakologis, narkolepsi juga perlu tatalaksana
terapi perilaku dan memperbaiki sleep hygiene.
14
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
15