Anda di halaman 1dari 3

Assessment

Gangguan depresi mayor: Gejala-gejala dari gangguan depresi mayor berupa perubahan
dari nafsu makan dan berat badan, perubahan pola tidur dan aktivitas, kekurangan energi,
perasaan bersalah, dan pikiran untuk bunuh diri yang berlangsung setidaknya 2 minggu
(Kaplan, et al, 2010).
Pada pasien ini termasuk deprisi mayor yang atipikal karena terdapat 2 gejala yaitu nafsu
makan yang meningkat signifikan atau peningkatan berat badan, hipersomnia, paralisis, sejak
lama sensitif penolakan interpersonal yang mengarah ke masalah sosial / kerja; yang pada Ny.
GF mengalami peningkatan berat badan, hipersomnia, sejak lama sensitif penolakan
interpersonal yang mengarah ke masalah sosial.
Berdasarkan gejala yang dialami px, maka dapat digolongkan px mengalami severe MDD.
Digolongkan depresi mayor karena pada px terjadi perubahan dari nafsu makan dan berat
badan, perubahan pola tidur dan aktivitas, kekurangan energi, perasaan bersalah, dan pikiran
untuk bunuh diri yang berlangsung setidaknya 2 minggu (Kaplan, et al, 2010).
Digolongkan depresi mayor yang severe karena muncul 3 gejala utama yaitu mood
depresi terjadi sepanjang hari/setiap hari (dilihat dari kondisi sedih dan murung pada px) ;
hilangnya minat dan kegembiraan dengan hampir semua hal (dilihat dari tidak adanya semangat
hidup dari px) dan berkurangnya energy sehingga aktivitasnya menurun. Selain itu gejala
tambahan lainnya adalah adanya peningkatan nafsu makan hampir setiap hari (dilihat dari
peningkatan BB pada px) ; insomnia (dilihat dari gangguan tidur yang dialami px dan
penggunaan kafein setiap hari oleh px) ; merasa bersalah yang berlebihan hampir setiap hari
tidak dapat berkonsentrasi dengan baik ; terdapat kemungkinan cenderung bunuh diri
Berdasarkan studi-studi yang dilakukan sebelumnya, factor risiko terjadinya depresi pada
lansia dapat dikelompokkan menjadi beberapa faktor, antara lain: factor psikososial, factor
biologis, karakteristik personal, factor medikasi, dan factor sosiodemografi. Faktor psikososial
dapat meliputi stress kehidupan seperti: kesedihan, masalah finansial, kesepian, dan lain-lain.
Faktor biologis atau genetic dapat meliputi: jenis kelamin perempuan, defisiensi folat dan
vitamin B12, dan penyakit kronis. Karakteristik personal antara lain : sifat ketergantungan,
pesimis, dan rendah diri. Sedangkan factor medikasi dapat meliputi penggunaan obat-obatan
anxiolytics, tranquilizers, anti inflamasi, dan sebagainya. Selain itu status sosioekonomi yang
rendah, latar belakang pendidikan yang rendah, status pernikahan, merupakan beberapa factor
sosio demografi yang turut berperan dalam terjadinya depresi.
Ny. GF ini mengalami gejala-gejala depresi seperti merasa tertekan dan sedih, berbicara
dengan menangis, gangguan tidur insomnia, peningkatan frekuensi makan weight gain
yang diakibatkan karena ES mirtazapine, depresi, gangguan konsentrasi dan lemas. Selain itu,
Ny. GF cenderung melakukan bunuh diri. Faktor resiko yang dapat memperparah keadaan pasien
adalah faktor genetik, faktor psikososial yang meliputi stress kehidupan yaitu masalah dengan
anak maupun masalah finansial, lalu faktor biologis yaitu perempuan yang memiliki resiko lebih
tinggi daripada lelaki untuk mengalami depresi, dan faktor sosiodemografi yang termasuk
didalamnya status pernikahan (perceraian). Pasien juga mengkonsumsi kopi berkafein 3-4 kali
sehari (kondisi personal ketergantungan) yang hal ini dapat memperburuk gangguan tidur
pasien.
Pada penggunaan obat Mirtazapine, pasien tidak efek terapi justru mengalami efek
samping yaitu peningkatan nafsu makan sehingga berat badan pasien menjadi meningkat.
Mirtazapine merupakan antidepresan tetrasilklik yang tidak terkait dengan antidepresan
trisiklikdan SSRI. Mirtazapine efektif dalam mengobati depresi dalam setiap tingkat keparahan,
juga terbukti efektif mengatasi depresi sedang dan berat, terutama pasien dengan ansietas,
gangguan tidur, agitasi, dan pasien dengan keterbelakangan mental.
- Mekanisme Kerja : Mirtazapine bertindak sebagai sebagai antagonis reseptor alpha2
adrenergic, sekaligus juga sebagai antagonis poten reseptor postsynaptic 5HT2 dan 5HT3
sehingga dapat menstimulasi pelepasan norephinephrine dan serotonin.
- Indikasi : Antidepresan
- Kontra Indikasi : Hipersensitivitas
- Efek samping : mengantuk, pusing, mengalami kebingungan, mulut kering, nafsu makan
meningkat, sebelit, gejala flu, sakit punggung, myalgia, peningkatan buang air kecil,
edema perifer, takikardi, hipotensiortostatik, hipertensi.
- Mirtazapine 30 mg sebelum tidur (pada awal terapi, dosis mirtazapine sebesar 15 mg
selama 3 bulan)
Pasien merasa tidak ada perbaikan pada semangat hidupnya dan obat yang diberikan
membuat berat badannya meningkat.
- advers reaction terjadisebanyak>10% yaitu naiknya berat badan
- Tidak ada obat yang memperburuk keadaan pasien
Kaplan, Robert S., (2010), Conceptual Foundation of The Balanced Scorecard, Working
Paper, Paper originally prepared for C. Chapman, A. Hopwood, and M. Shields (eds.),
Handbook of Management Accounting Research: Volume 3.

Anda mungkin juga menyukai