Anda di halaman 1dari 5

REVIEW FILM “ORPHAN”

Tanggal Rilis Film : 24 Juli Tahun 2009


Tamara Tiastika (202060039)

A. Sinopsis Film “ORPHAN”


Orphan adalah salah satu judul film yang bertema psikopat, thriller, dan
psikologi yang disutradarai oleh Jaume Collet Serra.
Film ini dirilis tahun 2009, namun hingga saat ini Orphan masih menjadi
rekomendasi tontonan yang seru. Sebab, penonton akan dibuat tegang di setiap
scene nya.
Dikisahkan sepasang suami istri yang tengah berduka atas kehilangan
anak ketiganya akibat keguguran. Sang istri, Kate menjadi sangat tertekan dan
depresi hingga kecanduan alkohol.
Tak tega melihat apa yang dialami Kate, Jack sebagai suami menyarankan untuk
adopsi anak perempuan dari panti asuhan.
Kate setuju atas saran Jack, mereka pun pergi ke panti asuhan.
Sesampainya disana, Jack berkeliling sendirian dan menemukan gadis manis
bernama Esther berada dalam ruangan sedang melukis.
Singkat cerita, Jack selesai mengurus proses administrasi adopsi dan membawa
pulang Esther. Anak pertama mereka, Daniel kurang menyukai Esther karena
menganggap Ia aneh.
Sedangkan Max, anak perempuan Kate yang mempunyai kekurangan
tidak bisa mendengar, Ia menyukai Esther. Sebab Max jadi mempunyai teman.
Kate merasa ada yang tidak beres sejak kedatangan Esther, keluarga mereka selalu
terlibat masalah. Sikapnya aneh, tidak seperti anak pada umumnya.
Membunuh hewan dengan kejam, mendorong temannya hingga patah tulang,
hingga upaya mencelakai Max dan Daniel.
Kate memberi tahu apa yang terjadi pada suaminya, namun Jack tidak
menghiraukannya. Sebab Kate mempunyai riwayat depresi.
Hal serupa dialami seseorang yang bekerja di panti asuhan, Suster Abigail.
Setelah Ia telaah berkas dokumen milik Esther, nampaknya ada beberapa
kejanggalan. Suster Abigail mengunjungi kediaman Jack dan Kate untuk
menanyakan apa yang terjadi selama ada Esther dan mendiskusikannya. Hal naas
terjadi saat Suster Abigail hendak kembali ke panti asuhan. Esther melakukan hal
keji dan memaksa Max untuk ikut turut serta.
Suster Abigail tewas dibunuh Esther menggunakan martil. Melihat hal itu
Max menangis. Ia sadar tidak bisa melaporkan hal ini pada orangtuanya, sebab
Esther mengancam akan membunuhnya. Jack dan Kate membawa Esther ke
Psikiater, namun Esther pandai berbohong sehingga menyudutkan Ibu adopsinya.
Alih-alih bahagia mendapat hadiah, Kate malah semakin histeris melihat Esther
membawa mawar putih yang Ia potong dari atas makam bayinya yang sangat Ia
jaga dan rawat dengan baik.
B. Dinamika Psikologis
Esther mengidap Hypopituitarism. Penyakit tersebut membuatnya terlihat
seperti anak berusia 9 tahun secara fisik. Tetapi psikis dia normal seperti wanita
berusia 33 tahun, dengan adanya perasaan suka terhadap lawan jenis dan
kebutuhan biologis. Terlihat dari sikapnya yang selalu berusaha dekat dengan
ayah angkatnya yaitu ketika dia berdandan layaknya orang dewasa lalu menggoda
ayah angkatnya.
Esther yang sebenarnya tidak berusia 9 tahun sangat pantai memanipulasi
keadaan semua orang hampir tidak ada yang curiga terhadapnya. Dia juga sering
melakukan self injury. Ia sering menyakiti dirinya sendiri apabila keinginannya
tidak tercapai, selain itu juga untuk mendapatkan belas kasihan dari sang ayah
meskipun pada akhirnya luka-luka tersebut di sembunyikan nantinya.
Pikiran dan otak Esther bekerja selayaknya orang berusia 33 tahun. Di
rumah keluarga yang mengadopsinya pertama kali, ia merasa tidak nyaman. Ia
tidak bisa beradaptasi dengan lingkungannya, sehingga Esther mulai berubah
menjadi beringas, walaupun tak nampak dari wajahnya. Ia mulai membalas
dendam kepada orang-orang disekitarnya dengan membunuhnya satu-persatu.
Sudah terhitung ia telah membunuh 7 orang yang juga adalah keluarga yang
mengadopsinya itu. Esther sempat masuk ke rumah sakit jiwa karena kelainannya
ini namun ia berhasil melarikan diri dari rumah sakit dan pergi ke kota serta masuk
ke tengah-tengah masyarakat yang tidak mengenalinya sama sekali. Semasa di
rumah sakit, Esther sering berteriak-teriak, memukul-mukulkan tangannya ke
tembok, melukai pergelangan tangannya dan lehernya dengan silet hingga
membekas. Bilapun begitu, namun esther selalu merasa puas dan senang seusai ia
melakukan hal tersebut.
Esther termasuk anak yang sangat tertutup (introvert), sehingga jadi diri
yang sebenarnya benar-benar tidak diketahui oleh orang lain.
Esther merupakan psikopat, gejala-gejala psikopat terhadap pada diri Esther yaitu
sebagai berikut:
1. Eshter fasih dalam berbohong. Dalam film ini ditunjukkan bahwa Esther
berbohong dengan berpura-pura menjadi anak usia 9 tahun, dan Esther juga
mengganti namanya sendiri.
2. Esther juga teguh dalam bertindak agresif, menantang nyali dan
perkelahian. Ditunjukkan dengan kejadian saat Esther mendorong temannya yang
selalu mengucilkannya dari atas perosotan hingga kakinya patah.
3. Impulsif dan sulit mengendalikan diri. Ditunjukkan ketika Esther
membunuh suster Abigail menggunakan palu.
4. Manipulatif dan curang. Ditunjukkan ketika Esther
mengambinghitamkan ibu angkatnya, dengan membuat ibunya marah sehingga
menarik tangannya, lalu Esther lari dan mematahkan tangannya sendiri agar
terlihat seperti ibunyalah yang mematahkan tangannya.
5. Memiliki perkiraan dengan akurasi yang tinggi. Ditunjukkan ketika
Esther mengetahui Daniel akan membongkar barang bukti bahwa Esther
membunuh suster Abigail, Esther langsung sigap dan terlebih dahulu berada di
rumah pohon sebelum Daniel.
C. Pembahasan
Kaitannya film ini dengan materi psikologi perkembangan adalah bahwa
dalam film ini menceritakan kisah yang mengalami kelainan hormon langka.
Sehingga dalam menjalani kehidupannya ia cenderung berbeda dengan manusia
lainnya. Karena mengalami keterlambatan perkembangan psikologis.
Kelainan hormon langka yang di maksud adalah Hypopituitarism,
Hipopituitarisme adalah sindrom klinis kekurangan satu atau lebih hormon
hipofisis di mana defisiensi hormon adrenokortikotropik (ACTH) yang
mengakibatkan kegagalan adrenal merupakan gambaran yang paling serius dan
berpotensi mengancam jiwa.
Hipopituitarisme pada orang dewasa, kehilangan fungsi hipofisis sering
mengikuti kronologi sebagai berikut: defisiensi GH (Growth hormone),
hipogonadisme, hipotioidisme, dan insufisiensi adrenal. Karena orang dewasa
telah menyelesaikan pertumbuhan somatisnya, maka tinggi tubuh pasien dewasa
dengan hipopitutarisme adalah normal. Manifestasi defisiensi GH mungkin
dinyatakan dengan timbulnya kepekaan yang luar biasa terhadap insulin dan
terhadap hipoglikemia puasa. Bersamaan dengan terjadinya hipogonadisme, pria
menunjukkan penurunan libido, impotensi dan pengurangan progresif
pertumbuhan rambut dan bulu di tubuh, jenggot dan berkurangnya perkembangan
otot. Pada wanita, berhentinya siklus menstruasi atau ammanorea, merupakan
tanda awal dari kegagalan hipofisis. Kemudian diikuti oleh atrofi payudara dan
genitalia eksterna. Baik laki-laki maupun perempuan menunjukkan berbagai
tingkatan hipopiturisme dan insufisieni adrenal. Kurangnya MSH akan
mengakibatkan kulit pasien ini kelihatan pucat.
Gejala-gejala yang dilakukan Esther merujuk pada sifat psikopat. Psikopat
adalah suatu gejala kelainan yang sejak dulu dianggap berbahaya dan
mengganggu masyarakat. Istilah psikopat yang sudah sangat dikenal masyarakat
justru tidak ditemukan dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental
Disorder (DSM) IV. Artinya, psikopat tidak tercantum dalam daftar penyakit,
gangguan atau kelainan jiwa di lingkungan ahli kedokteran jiwa Amerika Serikat.
Psikopat dalam kedokteran jiwa masuk dalam klasifikasi gangguan kepribadian
dissosial. Selain psikopatik, ada gangguan antisosial, asosial, dan amoral yang
masuk dalam klasifikasi gangguan kepribadian dissosial.

D. Kesimpulan
Esther yang sebenarnya tidak berusia 9 tahun sangat pantai memanipulasi
keadaan semua orang hampir tidak ada yang curiga terhadapnya. Esther sempat
masuk ke rumah sakit jiwa karena kelainannya ini namun ia berhasil melarikan
diri dari rumah sakit dan pergi ke kota serta masuk ke tengah-tengah masyarakat
yang tidak mengenalinya sama sekali. Semasa di rumah sakit, Esther sering
berteriak-teriak, memukul-mukulkan tangannya ke tembok, melukai pergelangan
tangannya dan lehernya dengan silet hingga membekas. Dalam film ini
ditunjukkan bahwa Esther berbohong dengan berpura-pura menjadi anak usia 9
tahun.
Kaitannya film ini dengan materi psikologi perkembangan adalah bahwa
dalam film ini menceritakan kisah yang mengalami kelainan hormon langka.
Kelainan hormon langka yang di maksud adalah Hypopituitarism,
Hipopituitarisme adalah sindrom klinis kekurangan satu atau lebih hormon
hipofisis di mana defisiensi hormon adrenokortikotropik (ACTH) yang
mengakibatkan kegagalan adrenal merupakan gambaran yang paling serius dan
berpotensi mengancam jiwa.
E. Daftar Pustaka
Garrahy, A., & Agha, A. (2016). How should we interrogate the hypothalamic-
pituitary-adrenal axis in patients with suspected hypopituitarism?. BMC
Endocrine Disorders, 16, 1-8.
Estefan, G., & Wijaya, Y. D. (2014). Gambaran proses regulasi emosi pada pelaku
self injury. Jurnal Psikologi Esa Unggul, 12(01), 126410.
Nisa, K., & Mirawati, M. (2022). Kepribadian Introvert Pada Remaja. Educativo:
Jurnal Pendidikan, 1(2), 606-613.
Sue Hinchliff, Kamus KeperawatanEdisi 17 (Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC, 1999), h. 221.
Kelas Santa Teresa, Askep Gangguan Kelenjar Hipofise (D II Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Santo Borromeus, 2010), h. 13-14.
Dr. Widodo Judarwanto, SpA, Psikopat Hidup di Sekitar Kita
(www.cybermed.net.id, 11 Agustus 2008).

Anda mungkin juga menyukai